Anda di halaman 1dari 5

First Resources

1. First resources berdiri pada tahun 1992 dan bergabung pada bursa Singapura 2007
2. Luas perkebunan sawit yang di kelola perusahaan mencapai 211.823 hektar yang terdiri dari
181.451 hektar lahan inti (perusahaan) dan 30.372 hektar lahan plasma (petani mitra)
3. Memiliki 15 pabrik pengolahan kelapa sawit
4. Luas perkebunan karet 6.321 hektar
5. Prinsip dan kriteria ditetapkan oleh roundtable of sustainable palm oil sejak 2008

Pengelolaan Lingkungan
1. Stok karbon tinggi
2. Nilai konservasi tinggi
3. Pengelolaan gambut, tanah dan air
a. Pengelelolaan Gambut
Sejak kebijakan minyak sawit pada tahun 2015, FR belum melaksanakan penanaman
baru di lahan gambut pada kedalaman berapa pun. Untuk perkebunan menerapkan
manajemen terbaik dimana setiap area gambut yang dinilai tidak cocok untuk penanaman
kembali, akan mengeksplorasi opsi untuk restorasi atau penggunaan alternatif yang
bermanfaat bagi lingkungan.

Tanah gambut merupakan tanah dengan bahan organik lebih dari 65%. Gugus tugas
khusus gambut kami berfokus pada pelaksanaan survei dan penilaian gambut rinci di
perkebunan kami. Gugus tugas ini dipimpin oleh departemen penelitian dan
pengembangan kami dan didukung oleh departemen agronomi dan keberlanjutan kami.
Sejak 2019, survei gambut di semua perkebunan telah diselesaikan. Hasil dari survei
gambut menginformasikan perencanaan penggunaan lahan kami dan memandu
peningkatan rencana pengelolaan air untuk perkebunan kami di lahan gambut. 

Untuk perkebunan yang ada di lahan gambut, FR menjaga tingkat air tanah pada tingkat
yang optimal untuk meminimalkan penurunan tanah gambut dan pelepasan karbon
dioksida. Dengan cara memblokir kanal dan membangun pintu air di perkebunan terpilih
sesuai dengan pedoman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, dan
Badan Restorasi Gambut Indonesia.

Kami juga telah mulai melakukan penilaian drainase gambut. Penilaian ini disyaratkan
oleh Roundtable of Sustainable Palm Oil (RSPO) dan dilakukan setidaknya 5 tahun
sebelum penanaman kembali kelapa sawit yang ada di lahan gambut. Hasil penilaian
digunakan untuk menetapkan jangka waktu penanaman kembali di masa mendatang serta
penghentian budidaya kelapa sawit secara bertahap.

b. Pengelolaan Tanah
bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi risiko
degradasi tanah yang ditimbulkan oleh kegiatan PKS dan memungkinkan kelapa sawit
mencapai potensi produktif penuhnya, tetapi melalui penggunaan pupuk anorganik yang
minimal.
Untuk area pengembangan baru, kami secara mekanis membersihkan lahan dan
memanfaatkan kandungan organik di dalam yang tumbang, menguraikan biomassa untuk
mengisi kembali tanah perkebunan. Ini menyediakan substrat yang kaya untuk
penanaman baru dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Di perkebunan
bergelombang, kami membangun teras dan lubang lumpur untuk meminimalkan erosi
tanah dan pencucian pupuk dan pestisida ke badan air. Zona penyangga dipertahankan di
sepanjang jalur riparian untuk melindungi tepian sungai dan menjaga kualitas air.
Sebelum penanaman atau selama fase kelapa sawit yang belum menghasilkan,
perkebunan kami ditanami dengan tanaman penutup tanah legum untuk melestarikan dan
meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki nitrogen atmosfer untuk pohon. Legum
merupakan tanaman yang memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi sebagai pensuplai
nitrogen. Dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan berkembang biak
serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara, bakteri yang dimaksud adalah
bakteri rhizobium yang melakukan simbiosis dengan tanaman legum.
kami mendaur ulang semua biomassa dan produk sampingan organik yang dihasilkan di
perkebunan dan pabrik kami seperti pelepah yang dipangkas, EFB dan POME dan
menggunakannya sebagai pupuk organik. Namun, penggunaan pupuk organik tersebut
saja tidak cukup untuk memaksimalkan potensi sawit. Oleh karena itu, tim peneliti kami
melakukan analisis daun dan tanah spesifik lokasi untuk merekomendasikan jumlah
pupuk anorganik yang dibutuhkan untuk membuat program nutrisi seimbang untuk
perkebunan kami.
c. Pengelolaan Air
Perusahaan mengadopsi praktik pengelolaan air terbaik untuk memastikan penggunaan
air yang efisien, untuk mencegah polusi saluran air dan untuk meminimalkan gangguan
pasokan air dalam operasi kami. Upaya yang kami lakukan antara lain:

a) Pembuatan parit, saluran air dan lubang lumpur untuk memastikan drainase yang baik
dan mencegah banjir saat musim hujan. Ini juga melayani tujuan penahanan air untuk
menjaga kelembaban tanah di perkebunan selama musim kemarau.
b) Menabur dan menumpuk pelepah kelapa sawit yang telah dipangkas sesuai kontur
lahan untuk mengurangi limpasan permukaan dan memaksimalkan retensi air.
c) Melestarikan zona penyangga terukur di sepanjang jalur sungai di semua operasi
untuk melindungi tepian sungai dan menjaga kualitas air.
d) Membangun sumur dan bendungan di area perumahan untuk memastikan pasokan air
yang stabil bagi karyawan kami serta masyarakat setempat.
e) Mengidentifikasi dan melindungi sumber air yang penting bagi satwa liar setempat
dan masyarakat sekitar dengan melakukan penilaian NKT sebelum pengembangan.
f) Menargetkan untuk menggunakan kurang dari 1m3 air untuk setiap ton tandan buah
segar yang diproses di pabrik.
g) Mengolah limbah cair pabrik kelapa sawit dan limbah penyulingan untuk memastikan
tingkat Permintaan Oksigen Biologis (BOD) dan tingkat Permintaan Oksigen Kimia
(COD) berada dalam batas-batas hukum sebelum dibuang atau digunakan untuk
aplikasi lahan.
h) Memastikan bahwa semua air limbah dari pabrik dan penyulingan minyak sawit kami
diolah dan dibuang sesuai dengan hukum dan peraturan setempat.
4. Kebijakan tanpa pembakaran
5. Gas rumah kaca
6. Pengelolaan hama terintegrasi
7. Pengelolaan limbah
- Produk limbah utama dari PKS meliputi kulit buah kelapa sawit, serat, cangkang inti
sawit dan limbah pabrik kelapa sawit. Yang sebagian besar digunakan kembali,
dipulihkan da didaur ulang.
a. Kulit buah kelapa sawit : Sekitar 94% digunakan sebagai mulsa di perkebunan,
dan sisanya untuk menghasilkan listrik di fasilitas perusahaan
b. Serat : Sekitar 99% digunakan untuk menghasilkan listrik di fasilitas perusahaan
c. Cangkang inti Kelapa sawit : Sekitar 63% digunakan untuk menghasilkan listrik
di fasilitas perusahaan
d. Limbah pabrik : Sekitar 95% dirawat dan digunakan sebagai pupuk organik
e. Batang kelapa sawit : 100% tersisa di perkebunan untuk terurai secara alami,
bertindak sebagai pupuk organik

8. Visi dan Misi

Visi First Resources adalah menjadi agribisnis terkemuka yang berfokus pada kelapa sawit yang
dikenal dengan keunggulannya.
 
Misi kami adalah:
a. Untuk terus meningkatkan nilai pemegang saham melalui pertumbuhan dan profitabilitas
b. Menjadi perusahaan pilihan dengan tim berkinerja tinggi yang diarahkan pada
keunggulangbisnis.
c. Menjadi produsen yang efisien dengan tingkat produktivitas tertinggi dan biaya produksi
terendah
d. Menjadi warga korporat yang bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial

Nilai penting :
a. Lolalty (loyalitas)
b. Integrity (integritas)
c. Diligence (ketekukan)
d. Persistence (kegigihan)
e. Care (peduli)
9. Strategi

Strategi kami sejak awal adalah menjadi agribisnis yang berfokus pada hulu yang memiliki dan
mengoperasikan aset perkebunan berkualitas baik dan memiliki kemampuan pemrosesan untuk
menambah nilai produk hulu kami. Strategi ini akan memberikan hasil terbaik bagi pemegang
saham dalam jangka panjang.

10. Direktur-direktur

Anda mungkin juga menyukai