Anda di halaman 1dari 5

PROJECT PROPOSAL

BADAN LINGKUNGAN HIDUP YAYASAN PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL


QURAN ROUDLOTUL MAGHFURIN
KABUPATEN HALMAHERA TIMUR
PROPINSI JAWA TENGAH

I. NAMA PROGRAM
BANTUAN PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
BIOGAS FIBER KOTORAN SAPI PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL MAGHFURIN
KABUPATEN HALMAHERA TIM

II. SASARAN PROGRAM

Sasaran dari kegiatan ini adalah membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Biogas Fiber kotoran sapi di Pondok Pesantren Roudlotul maghfurin di Kabupaten Halmahera
Timur, serta mengkaji karakteristik dan efisiensi pengolahan terhadap beberapa parameter
kualitas limbah/kotoran sapi serta mengkaji kelayakan alat secara ekonomis sehingga dapat
digunakan sebagai alternatif pengelolaan lingkungan di kabupaten Halmahera Timur dan
Sekitarnya

III. LATAR BELAKANG

Salah satu permasalahan nasional yang kita hadapi dan harus dipecahkan serta dicarikan
jalan keluarnya pada saat ini adalah masalah energi, baik untuk keperluan pondok pesantren,
maupun untuk industri dan transportasi. Terkait dengan masalah tersebut, salah satu kebijakan
pemerintah ialah pengurangan penggunaan bahan bakar minyak tanah dan Gas LPG untuk
keperluan pondok pesantren

Sejalan dengan hal itu pemerintah juga mendorong upaya-upaya untuk penggunaan
sumber-sumber energi alternatif lainnya yang dianggap layak dilihat dari segi teknis, ekonomi,
dan lingkungan, bisa berupa biofuel, Biogas/gas bio, briket arang dan lain sebagainya. Beberapa
waktu yang lalu sempat menjadi wacana kemungkinan digunakannya briket batu bara. Namun,
belakangan upaya ke arah itu agaknya tidak diteruskan atau sementara dihentikan dulu karena
dianggap belum layak dari segi lingkungan khususnya jika digunakan untuk energi pondok
pesantren.

1
Dalam rangka pemenuhan keperluan energi pondok pesantren khususnya di pondok
Pesantren maka perlu dilakukan upaya yang sistematis untuk menerapkan berbagai alternatif
energi yang layak bagi masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut maka salah satu upaya
terobosan yang dilakukan adalah melaksanakan program Bio Energi Perdesaan (BEP). Secara
garis besar tujuan program BEP adalah berkembangnya swadaya para santri dan santriwati
Pesantren dalam penyediaan dan penggunaan bio energi (bio gas, bio massa, dan bio fuel) bagi
keperluan pondok pesantren termasuk untuk kegiatan usaha industri pondok pesantren
khususnya di perdesaan. Selain itu didukung oleh ketersediaan bahan baku kotoran sapi yang
terdapat di pondok pesantren dimana, jumlah hewan sapi yang terdapat di pondok pesantren
Roudlotul maghfurin ada 7 ekor pada tahun 2023. Dengan jumlah tersebut Kabupaten Sragen
masih mengemangkan lagi untuk tahun berikutnya antara lain jenis sapi Brahman. Dengan
pertimbangan tersebut pemerintah Kabupaten Sragen melalui Badan Lingkungan Hidup
mempunyai gagasan pemanfaatan energy alternative yang ramah lingkungan.

IV. MANFAAT YANG DIHARAPKAN/DAMPAK PROGRAM


1. Dapat memberikan sumbangan peran serta terhadap lingkungan dalam upaya
penanggulangan pencemaran lingkungan yang di akibatkan oleh limbah/kotoran sapi yang
berada di Kabupaten Sragen.
2. Mengurangi timbulnya konflik sosial yang disebabkan adanya pencemaran dari proses
produksi hewan ternak sapi
3. Memberi masukan kepada para pelaku peternak sapi khususnya di wilayah Kabupaten
Sragen sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan limbah/kotoran hewan ternak sapi
yang dihasilkannya sehingga pencemaran lingkungan akibat limbah ternak sapi dapat
dikurangi.
4. Teknologi tersebut dapat disebarluaskan dan dapat dimanfaatkan atau ditiru oleh
masyarakat.

V. MAKSUD DAN TUJUAN PROGRAM

A. Maksud
1. Membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Biogas Fiber dari kotoran sapi
untuk di Kabupten Sragen serta mengkaji karakteristik dan efisiensi pengolahan
terhadap beberapa parameter kualitas limbah/kotoran sapi serta mengkaji kelayakan
alat secara ekonomis sehingga dapat digunakan sebagai alternative pengelolaan
lingkungan di daerah lainnya.

2
B. Tujuan :
1. Tersedianya lahan dengan luasan yang cukup dan berada di lokasi yang secara
teknis dapat dikatakan strategis untuk dibangun fasilitas IPAL Biogas Fiber
2. Mengurangi pencemaran lingkungan dan mengembangkan teknologi pengolahan
limbah ramah lingkungan penghasil energy alternative khususnya pengolahan
limbah/kotoran sapi yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi di Kabupaten
Sragen, sehingga dapat digunakan langsung oleh masyarakat.
3. Menumbuhkan kesadaran para peternak sapi pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya untuk mengelola dan menjaga kualitas lingkungan sekitarnya terlebih
terhadap limbah/kotoran sapi untuk mengolah limbahnya sebagai energi aternatif
yang ramah lingkungan.

VI. PENERIMA MANFAAT


1. Masyarakat peternak sapi di wilayah Kabupaten Sragen
2. Masyarakat sekitar lokasi ternak api
3. Lingkungan sekitar lokasi ternak sapi

VII. GAMBARAN UMUM PROGRAM


A. Wilayah Perencanaan
Lokasi kegiatan direncanakan di wilayah Kabupaten Sragen sebanyak 20 (dua puluh)
Kecamatan.
B. Alternatif Teknologi
Salah satu cara untuk mengatasi masalah limbah/kotoran ternak sapi tersebut adalah
dengan pemanfaatan kotoran sapi sebagai alternatif energi terbarukan yaitu Biogas.
Dipilih Biogas Fiber dengan pertimbangan dari segi safety aman dan awet, selain itu
kondisi wilayah Kabupaten Sragen mempunya suhu panas, sehingga proses produksi
akan berjalan lancar karena plat baja tidak terganggu oleh hawa dingin. Direncanakan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Biogas Fiber Kotoran Sapi dengan digester
berkapasitas 9.000 liter dengan estimasi biaya Rp.30.000.000,-

Komponen instalasi direncanakan terdiri dari :

1. Reaktor utama (digester)- Reaktor ini sebagai tempat terjadinya proses fermentasi
pembentukan gas bio (Biogas) atau gas methane. Reaktor ini terbuat dari semen,
batu bata, batu kerikil (cor beton).
2. Saluran masuk Slurry (kotoran segar) - Saluran ini digunakan untuk memasukkan
slurry (campuran kotoran ternak dan air) ke dalam reaktor utama. Pencampuran ini

3
berfungsi untuk memaksimalkan potensi Biogas, memudahkan pengaliran, serta
menghindari terbentuknya endapan pada saluran masuk.
3. Saluran keluar residu – Saluran ini digunakan untuk mengeluarkan kotoran yang
telah difermentasi oleh bakteri. Saluran ini bekerja berdasarkan prinsip
kesetimbangan tekanan hidrostatik. Residu yang keluar pertama kali merupakan
slurry masukan yang pertama setelah waktu retensi. Slurry yang keluar sangat baik
untuk pupuk karena mengandung kadar nutrisi yang tinggi.
4. Katup pengaman tekanan (control valve) – Katup pengaman ini digunakan sebagai
pengatur tekanan gas dalam biodigester. Katup pengaman ini menggunakan prinsip
pipa T. Bila tekanan gas dalam saluran gas lebih tinggi dari kolom air, maka gas
akan keluar melalui pipa T, sehingga tekanan dalam biodigester akan turun.
5. Sistem pengaduk – Pengadukan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu pengadukan
mekanis, sirkulasi substrat biodigester, atau sirkulasi ulang produksi Biogas ke atas
biodigester menggunakan pompa. Pengadukan ini bertujuan untuk mengurangi
pengendapan dan meningkatkan produktifitas biodigester karena kondisi substrat
yang seragam.
6. Saluran gas – Saluran gas ini disarankan terbuat dari bahan polimer untuk
menghindari korosi. Untuk pembakaran gas pada tungku, pada ujung saluran pipa
bisa disambung dengan pipa baja antikarat.
7. Tangki penyimpan gas –, yaitu terpisah dengan reaktor (fixed dome). Untuk tangki
terpisah, konstruksi dibuat khusus sehingga tidak bocor dan tekanan yang terdapat
dalam tangki seragam, serta dilengkapi H2S Removal untuk mencegah korosi.

Secara garis besar proses pengolahan IPAL Biogas Fiber ditunjukkan seperti pada
Gambar di bawah ini.

VIII. ANGGARAN

Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Biogas Fiber Kotoran Sapi
direncanakan sebanyak 50 unit yang akan dibangun di masing-masing kecamatan se Kabupaten

4
Sragen dengan mengacu data jumlah peternak sapi yang ada di Kabupaten Sragen. Biaya yang
dibutuhkan untuk kegiatan tersebut untuk masing – masing unit Rp. 30.000.000,- ( Tiga puluh
juta rupiah ), sehingga total anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp. 1,5 M ( Satu setengah milyar
rupiah ).

VIII. PENUTUP

Dengan dibuatnya IPAL Biogas Fiber Kotoran Sapi ini diharapkan dapat memberikan
manfaat yang besar baik dari pihak pesantren dan masyarakat sekitar antara lain dapat
memberikan sumbangan peran serta terhadap lingkungan dalam upaya penanggulangan
pencemaran lingkungan yang di akibatkan oleh limbah/kotoran sapi dan memberi masukan
kepada para pelaku peternak sapi sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan
limbah/kotoran hewan ternak sapi yang dihasilkannya sehingga pencemaran lingkungan akibat
limbah ternak sapi dapat dikurangi.

Sragen, Februari 2013

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP


KABUPATEN SRAGEN

Ir. ISMANTO, MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19571223 198703 1 003

Anda mungkin juga menyukai