Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh
mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Komponen biogas antara lain
sebagai berikut : 60 % CH4 (metana), 38 % CO2 (karbon dioksida) dan 2 % N2, O2,
H2, & H2S. Biogas dapat dibakar seperti elpiji, dalam skala besar biogas dapat digunakan
sebagai pembangkit energi listrik, sehingga dapat dijadikan sumber energi alternatif yang
ramah lingkungan dan terbarukan. Sumber energi Biogas yang utama yaitu kotoran ternak
Sapi, Kerbau, Babi dan Kuda. Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain 1 m3 Biogas
setara dengan :
Tabel kesetaraan biogas dengan sumber bahan bakar lain
Di negara Cina Sejak tahun 1975 "biogas for every household". Pada tahun 1992, 5
juta rumah tangga di China menggunakan biogas. Reaktor biogas yang banyak digunakan
adalah model sumur tembok dengan bahan baku kotoran ternak & manusia serta limbah
pertanian. Kemudian di negara India Dikembangkan sejak tahun 1981 melalui "The National
Project on Biogas Development" oleh Departemen Sumber Energi non-Konvensional. Tahun
1999, 3 juta rumah tangga menggunakan biogasReaktor biogas yang digunakan model sumur
tembok dan dengan drum serta dengan bahan baku kotoran ternak dan limbah pertanian. Dan
yang terakhir negara Indonesia Mulai diperkenalkan pada tahun 1970-an, pada tahun 1981
melalui Proyek Pengembangan Biogas dengan dukungan dana dari FAO dibangun contoh
instalasi biogas di beberapa provinsi. Penggunaan biogas belum cukup berkembang luas
antara lain disebabkan oleh karena masih relatif murahnya harga BBM yang disubsidi,
sementara teknologi yang diperkenalkan selama ini masih memerlukan biaya yang cukup
tinggi karena berupa konstruksi beton dengan ukuran yang cukup besar. Mulai tahun 2000-an
telah dikembangkan reaktor biogas skala kecil (rumah tangga) dengan konstruksi sederhana,
terbuat dari plastik secara siap pasang (knockdown) dan dengan harga yang relatif murah.
Manfaat energi biogas adalah sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan
dipergunakan untuk memasak kemudian sebagai bahan pengganti bahan bakar minyak
(bensin, solar). Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik.
Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat
langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman / budidaya pertanian. Potensi
pengembangan Biogas di Indonesia masih cukup besar. Hal tersebut mengingat cukup
banyaknya populasi sapi, kerbau dan kuda, yaitu 11 juta ekor sapi, 3 juta ekor kerbau dan 500
ribu ekor kuda pada tahun 2005. Setiap 1 ekor ternak sapi/kerbau dapat dihasilkan + 2 m3
biogas per hari. Potensi ekonomis Biogas adalah sangat besar, hal tersebut mengingat bahwa
1 m3 biogas dapat digunakan setara dengan 0,62 liter minyak tanah. Di samping itu pupuk
organik yang dihasilkan dari proses produksi biogas sudah tentu mempunyai nilai ekonomis
yang tidak kecil pula.
Di negara Cina Sejak tahun 1975 "biogas for every household". Pada tahun 1992, 5
juta rumah tangga di China menggunakan biogas. Reaktor biogas yang banyak
digunakan adalah model sumur tembok dengan bahan baku kotoran ternak & manusia
serta limbah pertanian. Kemudian di negara India Dikembangkan sejak tahun 1981
melalui "The National Project on Biogas Development" oleh Departemen Sumber
Energi non-Konvensional. Tahun 1999, 3 juta rumah tangga menggunakan
biogasReaktor biogas yang digunakan model sumur tembok dan dengan drum serta
dengan bahan baku kotoran ternak dan limbah pertanian. Dan yang terakhir negara
Indonesia Mulai diperkenalkan pada tahun 1970-an, pada tahun 1981 melalui Proyek
Pengembangan Biogas dengan dukungan dana dari FAO dibangun contoh instalasi
biogas di beberapa provinsi. Penggunaan biogas belum cukup berkembang luas antara
lain disebabkan oleh karena masih relatif murahnya harga BBM yang disubsidi,
sementara teknologi yang diperkenalkan selama ini masih memerlukan biaya yang
cukup tinggi karena berupa konstruksi beton dengan ukuran yang cukup besar. Mulai
tahun 2000-an telah dikembangkan reaktor biogas skala kecil (rumah tangga) dengan
konstruksi sederhana, terbuat dari plastik secara siap pasang (knockdown) dan dengan
harga yang relatif murah.
Manfaat energi biogas adalah sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan
dipergunakan untuk memasak kemudian sebagai bahan pengganti bahan bakar minyak
(bensin, solar). Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik.
Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat
langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman / budidaya pertanian. Potensi
pengembangan Biogas di Indonesia masih cukup besar. Hal tersebut mengingat cukup
banyaknya populasi sapi, kerbau dan kuda, yaitu 11 juta ekor sapi, 3 juta ekor kerbau dan 500
ribu ekor kuda pada tahun 2005. Setiap 1 ekor ternak sapi/kerbau dapat dihasilkan + 2 m3
biogas per hari. Potensi ekonomis Biogas adalah sangat besar, hal tersebut mengingat bahwa
1 m3 biogas dapat digunakan setara dengan 0,62 liter minyak tanah. Di samping itu pupuk
organik yang dihasilkan dari proses produksi biogas sudah tentu mempunyai nilai ekonomis
yang tidak kecil pula.
Rangkaian Elektrik
Pada bagian ini dilakukan pembelian komponen elektronika yang dibutuhkan untuk
membuat rangkaian elektriknya, peralatan tersebut antara lain :
Pada pemasangan reaktor biogas dan pembuatan rangkaian elektrik ini adapun
langkah langkahnya antara lain sebagai berikut :
Pembuatan reaktor, menggunakan plastik penampung air (tandon air dengan kapasitas
300 liter)
Pembuatan meja tabung plastik : panjang = 2 m, lebar = 1,2m.
Kotoran sapi (fases) awal sebanyak 12 karung kantong semen atau karung seukurannya
(12 kantong semen = 240 lt). Persiapan awal ini untuk mempercepat produksi gas
yang siap untuk digunakan.
Drum untuk tempat pencampuran kotoran (fases) dengan air (1:1) masing 1 buah (120
liter)
Merangkai rangkaian power suplly (catu daya) 5V, 12V dan 24V
Merangkai rangkaian sensor serta rangkaian SC (signal conditioning)
Merangkai rangkaian driver relay dan driver motor.
Merangkai rangkaian mikrokontoller ATMEGA8535 serta rangkaian downloadernya.
Membuat Software untuk di displaykan pada PC (Personal Computer)
Setelah kurang lebih 10 hari reaktor biogas dan penampung biogas akan terlihat
mengembung dan mengeras karena adanya biogas yang dihasilkan. Biogas sudah
dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Sekali-sekali reaktor biogas digoyangkan supaya terjadi penguraian yang sempurna
dan gas yang terbentuk di bagian bawah naik ke atas, lakukan juga pada setiap
pengisian reaktor.
Pengisian bahan biogas selanjutnya dapat dilakukan setiap hari, yaitu sebanyak + 40 liter
setiap pagi dan sore hari. Sisa pengolahan bahan biogas berupa sludge (lumpur) akan keluar
dari reaktor setiap kali dilakukan pengisian bahan biogas. Sisa hasil pengolahan bahan biogas
tersebut dapat digunakan langsung sebagai pupuk organik, baik dalam keadaan basah maupun
kering.
Biogas dari Kotoran Sapi Ternak - Pertumbuhan penduduk, menyebabkan sumber daya alam
yang tersedia berkurang, seperti bahan bakar minyak (BBM), eksploitasi sumber daya alam,
khususnya minyak, yang telah membesar-besarkan ancaman bagi keselamatan manusia dan
lingkungan itu sendiri. Hal lain yang banyak dikhawatirkan orang bahwa jumlah cadangan
minyak yang menurun dari hari ke hari dan terancam habis. Karena itu perlu mencoba untuk
mencari energi alternatif untuk menghemat cadangan minyak yang ada saat ini. Biogas adalah
salah satu energi yang dapat dikembangkan dengan memberikan cukup bahan baku yang
tersedia dan renewable. masalah dapat diatasi dengan kebutuhan energi menggunakan sumber
energi terbarukan yang relatif mudah didapat, dan biaya operasional yang rendah, tidak
mengakibatkan masalah limbah. salah satunya yaitu dengan memanfaatkan kotoran sapi
sebagai biogas.
Berdasarkan analisis yang dilakukan para pakar peneliti menunjukan bahwa kotoran sapi
mengandung selulosa, hemisellulosa, lignin, karbonat organik, nitrogen, fosfor dan kalium.
Cara pembuatannyapun sangat praktis, yaitu kotoran sapi yang telah diencerkan dengan air
dengan perbandingan tertentu dan ditempatkan dalam wadah biogas. Making tertutup untuk
bahan bakar sangat efektif dilakukan di daerah yang banyak ternak. Setelah terbentuk biogas,
sapi limbah gas yang telah diambil, pupuk organik yang kaya akan unsur yang dibutuhkan
oleh tanaman. Karena itu, pupuk organik ini dapat dianggap sebagai pupuk alternatif untuk
menjaga produksi tanaman. ini memberikan gambaran pemanfaatan teknologi biogas dengan
bahan bakar kotoran sapi sebagai solusi alternatif dalam rangka untuk menghemat cadangan
minyak bumi.
1. According anaerobik biologis (1989) menyatakan, Biogas adalah campuran beberapa gas,
tergolong bahan bakar gas yang merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi bahan organik
dalam kondisi anaerob dan gas yang dominan adalah metana ( CH4) dan karbon dioksida
(CO2).
Biogas dapat disimpulkan sebagai salah satu jenis energi yang dapat dibuat dari fermentasi
berbagai jenis bahan limbah seperti sampah, pupuk, kotoran manusia, jerami, dan bahan
lainnya dalam kondisi anaerob dan menghasilkan gas, gas metana yang didominanasi oleh
dioksida dan karbon. Singkatnya, semua jenis bahan dalam hal kimia termasuk senyawa
organik, baik berasal dari limbah dan kotoran hewan atau sisa tanaman, dapat digunakan
sebagai biogas.
2. Kotoran sapi
Sapi memiliki sistem pencernaan khusus yang menggunakan mikroorganisme dalam sistem
pencernaan yang berfungsi untuk mencerna selulosa dan lignin dari rumput berserat tinggi.
Oleh karena itu, pupuk sapi kandang memiliki kandungan selulosa yang tinggi sehingga Nilai
kalor yang dihasilkan oleh biogaspun cukup tinggi, yaitu kisaran 4800-6700 kkal/m3, untuk
metana murni (100%) memiliki nilai kalori 8900 kkL/m3.
3. Jenis Pabrik Biogas
Jenis Pabrik biogas dapat dilihat dari konstruksi dan bahan baku. Hal konstruksi, secara
umum, pabrik biogas diklasifikasikan menjadi dua jenis:
Kubah tetap : Kubah tetap merupakan konstruksi yang memiliki volume tetap
sehingga produksi gas akan meningkatkan generator tekanan.
Drum mengambang : Drum mengambang berarti ada bagian pada pabrik yang dapat
dipindahkan untuk menyesuaikan diri dengan peningkatan pembangkit tekanan.
Gerakan tanaman mereka juga akan menjadi tanda dimulainya produksi gas
dalam Pabrik Biogas. Sementara pembangunan pabrik biogas dilihat dari aliran bahan
baku, dibagi menjadi dua lagi yaitu: 1. Batch (bak) Pada jenis ini bahan tanaman
ditempatkan dalam wadah atau ruang tertentu dari awal sampai selesainya proses
pencernaan. Ini hanya umum digunakan dalam tahap percobaan untuk menentukan
potensi gas dari sampah. 2 organik. Contiunitas (aliran) Dalam tipe ini ada aliran sisa
bahan masuk dan keluar pada selang dalm tempo waktu tertentu. Panjang dari bahan
baku Pabrik Biogas disebut sebagai waktu retensi hidrolik (Retensi hidrolik Waktu /
HTR).
Degester (pencernaan) Degester alat mencerna bahan organik yang sebagian besar
terdiri dari potongan-potongan kecil dari pupuk kandang dan sisa tanaman seperti
jerami dan sebagainya, dan air yang kedap udara.
Pintu masuk saluran bubur (kotoran yang dilembutkan), Campuran kotoran sapi dan
air untuk membentuk bubur dimasukkan melalui saluran masuk lumpur.
Residu saluran keluar adalah sisa dari bahan biogas saluran. Jika aliran dalam tangki
cukup baik kemudian menyeimbangkan tekanan hidrostatik akan mengakibatkan
beberapa bubur sisa ketika bubur ditambahkan kesaluran keluar tangki nasuk pertama.
Keselamatan utama Tekanan katup/klep, prinsip kerja katup ini berupa pipa T yang
mampu menahan tekanan di dalam saluran gas setara dengan tekanan kolom air dalam
tabung T TSB. Ketika tekanan dalam saluran gas lebih tinggi dari tekanan kolom air,
gas akan keluar melalui T tabung sehingga tekanan dalam sistem akan daya mundur.
Bila air yang masuk dalam pipa T adalah h maka tekanan yang dapat memegang pipa
adalah p = gh.
Dialirkan ke reaktor
Tungku/kompor BIOGAS
Penjelasan proses pembuatan bisa dilihat pada Salah satu contoh video pembuatan biogas
kotoran sapi dibawah ini (Video Oleh BPMD Prov. Bali, Pengembang TTG Sumber Urip ditjenpmd)
http://kris-smile.blogspot.com/2012/07/biogas-dari-kotoran-sapi-sapi-ternak.html
VIVAnews - Inovasi energi alternatif seperti tak mengenal kata selesai. Mulai dari gelombang laut yang
diyakini mampu menghasilkan energi listrik yang tak sedikit, limbah buangan pun telah dibuktikan mampu
menghasilkan energi.
Warga di Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, pun
terbilang sukses menekan penggunaan energi minyak untuk kebutuhan keluarga. Biogas organik hasil dari
kotoran sapi peliharaan Marsilam (57 tahun) mampu mengasapi dapurnya dan menekan konsumsi minyak
tanah.
Menurut Marsilam, dalam tiga bulan belakangan, keluarganya menekan biaya pengeluaran sebesar Rp150
per bulan sejak menggunakan biodigester hasil kotoran sapi peliharaannya. Dari tiga ekor sapi miliknya,
kotorannya dapat mengepulkan asap dapur Marsilam hingga 2,5 jam tanpa henti.
Untuk keperluan keluarga sehari-hari, saya tidak pakai minyak tanah lagi, kata Marsilan pada
VIVAnews, Selasa, 6 Maret 2012. Hasil ini terbilang cukup ekonomis dibanding sebelum Marsilan
menggunakan biogas dari hasil kotoran sapinya.
Upaya memanfaatkan kotoran sapi ini tidak sengaja. Berawal dari penggunaan kotoran sapi sebagai
kompos (pupuk organik), tenaga ahli dari program USAID FIELD Bumi Ceria menawarkan langkah
ekonomis menampung gas methana dari kotoran sapi.
Tim dari FIELD memberikan mereka plastik PE (polythene) untuk membangun instalasi proses kotoran
sapi menjadi biogas. Biogas ini lalu disalurkan ke kompor gas.
Ampasnya (sisa dari proses pembentukan gas dari kotoran sapi) juga digunakan sebagai kompos untuk
padi saya, kata Marsilam. Hasilnya, hasil panennya meningkat 25 persen.
Meskipun baru mengenal proses ini, ia pun mengaku, proses ini lebih ramah lingkungan dan mengurangi
efek rumah kaca penyebab global warming. Kini, teknologi yang awalnya dibangun di kediaman Marsilan
telah dikembangkan hingga ke Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Padang Pariaman. Pembentukan
biogas dengan konsep seperti kita telah dikembangkan ke beberapa daerah, ujarnya.
Modal Rp650 Ribu
Biogas memang bukan hal baru bagi Sumbar. Namun dua tahun belakangan, penggunaan energi ini marak
dikembangkan. Selain itu, teknologinya pun makin murah dan terjangkau.
Program Manager USAIDs FIELD Bumi Ceria, Syafrizaldi, pada VIVAnews mengaku, pihaknya hanya
membantu tenaga teknis dan biaya sebesar Rp650 ribu untuk membangun sistem hingga ke dapur
Marsilam. Dengan teknologi tepat guna, dan biaya hanya Rp650 ribu, api sudah menyala di dapur Pak
Marsilam, kata Syafrizaldi.
Menurut Syafri, penggunaan biogas ini merupakan bentuk kesiapan membangun nagari (desa) tangguh
menghadapi bencana dan mengurangi efek rumah kaca dari kotoran sapi milik warga. Setidaknya, sekitar
360 ekor milik warga di desa tersebut membuang gas methana ke alam terbuka setiap hari lewat
kotorannya.
Kondisi ini dipertegas dengan keasaman tanah di desa tersebut yang cenderung digarap menjadi areal
persawahan dan perkebunan. Hasil asestment FIELD, tanah pertanian di Kasang jenis Ultisol (Podzolik
Merah Kuning) dengan tingkat keasaman antara agak masam (pH 5,55,9) dan netral (pH 67,5) di areal
seluas 623 hektare.
Kondisi anaerob ini memugkinkan terjadinya proses produksi rumah kaca berupa methana dalam lumpur
sawah yang pada gilirannya akan menyumbang pada pemanasan global, kata Syafri.
Instalasi biogas yang menjadi pilot project di Nagari Kasang disiapkan September 2011 lalu. Tim ahli
biogas dari Yayasan FIELD membangun instalasi biogas murah merancang biodigester yang mampu
menampung kotoran dan urin dua ekor sapi. Lubang dengan kedalaman 1 meter dan panjang 5 meter serta
lebar 1 meter akan menampung kotoran dan urine sapi.
Tabung digester yang terbuat dari plastik akan menampung gas methana yang dihasilkan kotoran sapi
tersimpan dengan baik serta dapat dialirkan ke rumah warga. Instalasi pipa akan membantu penyaluran
biogas yang tertampung dalam digester yang sebelumnya telah dicampur lumpur sawah untuk
mempercepat proses biogas sebelum bisa digunakan.
Proses methanogesesis (pembuatan gas methana dari kotoran sapi) akan terbentuk sekitar 20 hari sehingga
bisa digunakan layaknya menggunakan kompor gas. Biodegester hanya diisi sekitar tiga perempat bagian
dengan kotoran sapi sehingga bisa berproses untuk membentuk gas methana. Sedangkan untuk mengisi
biodigester hanya dibutuhkan kotoran dari dua ekor sapi saja.
Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Sumbar, Joni, mengaku, program tersebut merupakan
pengembangan dari pertanian organik yang menjadi kebijakan daerah. Kita terus memfasilitasi ini dan
telah dikembangkan dalam dua tahun belakangan, ujar Joni.
Ia mengaku, dari awal pihaknya telah mengkampanyekan ini dengan konsep mengurangi penggunaan
pupuk kimia di areal pertanian Sumbar. Terkait penggunaan biogas dari kotoran sapi dan perubahan iklim,
dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar pelatihan bagi kelompok tani.
Kami akan dukung itu dan pemerintah daerah akan terus memfasilitasinya. Ini kan bagian dari pertanian
organik, ujarnya.
biogas
per hari.
Potensi Ekonomis Biogas
Potensi ekonomis Biogas adalah sangat besar, hal tersebut mengingat bahwa 1
m
3
biogas dapat digunakan setara dengan 0,62 liter minyak tanah. Di samping itu
pupuk organik yang dihasilkan dari proses produksi biogas sudah tentu mempunyai nilai
ekonomis yang tidak kecil pula.
PRINSIP PEMBUATAN BIOGAS
Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara
anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang sebagian besar
adalah berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida, gas
inilah yang disebut biogas.
C, dimana pada
suhu tersebut mikroorganisme mampu merombak bahan bahan organik secara optimal.
Hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri adalah gas metan seperti yang
terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel : Komposisi biogas (%) kotoran sapi dan campuran kotoran ternak dengan sisa
pertanian
.
Jenis Gas
Kotoran Sapi
Campuran Kotoran +
Sisa Pertanian
Metan (CH
4
)
Karbon dioksida (CO
2
)
Nitrogen (N2)
Karbon monoksida (CO)
Oksigen (O
2
)
Propena (C
3
H
8
)
Hidrogen sulfida (H
2
S)
Nilai kalori (kkal/m
2
)
65,7
27,0
2,3
0
0,1
0,7
6513
54 70
45 57
0,5 3,0
0,1
6,0
Sedikit
4800 - 6700
Sumber : Harahap, dkk (1978)
MEMBANGUN INSTALASI BIOGAS
Bangunan utama dari instalasi biogas adalah Digester yang berfungsi untuk
menampung gas metan hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri. Jenis
digester yang paling banyak digunakan adalah model
continuous feeding
dimana
pengisian bahan organiknya dilakukan secara kontinu setiap hari. Besar kecilnya digester
tergantung pada kotoran ternak yamg dihasilkan dan banyaknya biogas yang diinginkan.
Lahan yang diperlukan sekitar 16 m
2
7. Terpal dan bahan lainnya untuk atap reaktor supaya terhindar dari hujan atau
material yang jatuh dari atas.
Gambar
2
:
Kompor gas dari pengolahan kotoran sapi
Setelah pengerjaan digester selesai maka mulai dilakukan proses pembuatan biogas
dengan langkah langkah sebagai berikut:
1. Mencampur kotoran sapi dengan air sampai terbentuk lumpur dengan perbandingan
1:1 pada bak penampung sementara. Bentuk lumpur akan mempermudah pemasukan
kedalam digester
2.
Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian
pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka agar pemasukan lebih mudah dan
Kata Kunci:
The most widely used energy for human activity is petroleum energy and electrical energy.
Petroleum energy is widely used in daily life are kerosene, petrol and diesel. Energy required
for the growth of industrial activities, services, transportation and households (Widodo et al,
2005).Manure waste is one of the types of waste generated from farming activities, these
wastes have contributed to the environmental pollution due to manure waste often cause
environmental problems that impair quality of life around the farm, its a nuisance unpleasant
odors caused by gas coming from livestock manure, especially ammonia gas (NH3) and
hydrogen gas (H2S).Animal manure is a byproduct of the activities of livestock, in addition
to the main results in the form of meat, eggs and milk, feces of cattle can be utilized in
alternative energy (biogas) is environmentally friendly. Processing technology with biogas
digester made of fiberglass material suitable to be applied to small communities given the
low cost of installation and ease of operation and maintenance. (Tim Distanak city of
Bengkulu, 2012). Biogas is a mixture of gases produced by methanogenic bacteria that occur
in materials that can be biodegradable under anaerobic conditions, in general, biogas consist
of methane (CH4) 50 to 70%, carbon dioxide gas (CO2) 30 to 40%, hydrogen (H2) 5 to 10%,
and gas-gasother in very small amounts. Biogas has advantages compared to fuel oil (BBM)
which is derived from fossils. Environmentally friendly nature and can be renewed an
advantage of biogas, fossil fuels has been rumored to be the cause of global warming.
Keywords: Livestock manure waste, alternative energy (biogas) and the Environment
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Energi yang paling banyak digunakan untuk aktifitas manusia adalah energi
minyak bumi dan energi listrik. Energi minyak bumi yang banyak dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari adalah minyak tanah, bensin dan solar. Energi diperlukan untuk
pertumbuhan kegiatan industri, jasa, perhubungan dan rumah tangga (Widodo dkk,
2005). Permintaan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia baik itu untuk
keperluan industri, transportasi dan rumah tangga dari tahun ketahun semakin
meningkat. Menyebabkan ketersediaan bahan bakar menjadi terbatas, atau harga menjadi
melambung. Terkait dengan masalah tersebut, salah satu kebijakan pemerintah ialah
dengan pemanfaatan limbah kotoran ternak sapi sebagai energi alternatif (biogas) sekala
rumah tangga yang ramah lingkungan untuk memenuhi keperluan rumah tangga itu
sendiri.
Sejalan dengan hal itu pemerintah juga mendorong upaya-upaya untuk
penggunaan sumber-sumber energi alternatif yang dianggap layak dilihat dari segi
teknis, ekonomi, dan lingkungan, apakah itu berupa biogas/gas bio, biofuel, briket arang
dan lain sebagainya. Sumber energi alternatif telah banyak ditemukan sebagai pengganti
bahan bakar minyak, salah satunya adalah Biogas. Melalui teknologi terapan
pembuatan Biogas dari kotoran ternak berpeluang menjadi solusi alternatif atas masalah
bahan bakar minyak tanah dan peningkatan produksi ternak menuju swa-sembada daging
serta mendorong perbaikan lingkungan (Jawa Pos, 2005).
Biogas merupakan salah satu dari banyak macam sumber energi terbarukan,
karena energi biogas dapat diperoleh dari air buangan rumah tangga, kotoran cair dari
peternakan ayam, sapi, babi, sampah organik dari pasar, industri makanan dan limbah
buangan lainnya. Produksi biogas memungkinkan pertanian berkelanjutan dengan sistem
proses terbarukan dan ramah lingkungan. Pada umumnya, biogas terdiri atas gas metana
(CH4) sekitar 55-80%, dimana gas metana diproduksi dari kotoran hewan yang
mengandung energi 4.800-6.700 Kcal/m3, sedangkan gas metana murni mengandung
energi 8.900 Kcal/m3. Sistem produksi biogas mempunyai beberapa keuntungan seperti:
(a) mengurangi pengaruh gas rumah kaca, (b) mengurangi polusi bau yang tidak sedap,
(c) sebagai pupuk, dan (d) produksi daya dan panas (Sri Wahyuni, 2009).
Dikelompok tani Muara Dhipa kelurahan Lingkar Barat, Kecamatan Gading
Cempaka merupakan salah satu kelompok tani yang berpotensi besar dalam pembuatan
biogas, mengingat sebagian besar penduduknya bermata pencaharian petani dan nelayan
sekaligus peternak sapi. Kotoran ternak selain dapat dimanfaatkan sebagai energi
alternatif pengganti bahan bakar minyak (BBM) pembuatan biogas juga dapat
mendukung usaha tani dalam penyediaan pupuk organik sehingga mengurangi
ketergantungan terhadap pupuk kimia. Banyaknya populasi ternak di kelompok tani ada
peluang besar untuk pembuatan biogas, sehingga dapat mengurangi konsumsi bahan
bakar di wilayah Kelurahan Lingkar Barat. Teknologi pengolahan biogas di Kelurahan
Lingkar Barat Kecamatan Gading Cempaka sangat sederhana sekali karena dengan
peralatan yang sangat sederhana, murah dan mudah diperoleh, masyarakat sekitar
mampu menghasilkan biogas dengan memanfaatkan kotoran ternak sapi yang dapat
digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat untuk memasak dan
penerangan. Pembuatan biogas telah dilakukan di desa tersebut yang diperoleh dari
bantuan sosial (Bansos) Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Bengkulu dikelola
langsung oleh Kelompok Tani Muara Dhipa. Kelompok Tani Muara Dhipa beranggota
35 orang dengan rata-rata pemeliharaan sapi 2-10 ekor, karena perbedaan jumlah sapi
pada perorangan kelompok sehingga digester bantuan biogaspun berbeda-beda karena
tingkat kebutuhan kepala keluarga.
Teknologi pengolahan biogas dengan digester yang terbuat dari bahan fiberglass
cocok diterapkan untuk masyarakat kecil mengingat murahnya biaya instalasi serta
kemudahan dalam pengoperasian serta perawatannya (Tim Distanak Kota Bengkulu,
2012).
Kegiatan peternakan sapi dapat memberikan dampak positif terhadap
pembangunan, yaitu peningkatan pendapatan peternak, perluasan kesempatan kerja,
peningkatan ketersediaan pangan dan penghematan devisa. Namun tanpa dilakukan
pengolahan limbah yang tepat, kegiatan ini menimbulkan permasalahan lingkungan (Sri
Wahyuni, 2009).
Usaha untuk mengurangi bahkan mengeliminasi dampak negatif dari kegiatan
usaha peternakan sapi ini terhadap lingkungan tergantung pada beberapa faktor seperti
kebijakan pemerintah dan ketersediaan teknologi pengolahan limbah. Oleh sebab itu,
dengan adanya investasi instalasi biogas ini memberikan dampak positif pada peternakan
sapi dari aspek ekonomi dan kebersihan lingkungan seperti bahan bakar gas, pupuk
organik padat dan cair dengan kandungan unsur hara nitrogenphospatkalium(NPK) yang
dibutuhkan tanaman cukup tersedia. Selain itu, teknologi biogas memiliki keunggulan
sangat praktis, bahan baku lokal cukup tersedia dan teknologinya mudah diaplikasikan.
Limbah kotoran ternak adalah salah satu jenis limbah yang dihasilkan dari
kegiatan peternakan, limbah ini mempunyai andil dalam pencemaran lingkungan
karena limbah kotoran ternak sering menimbulkan masalah lingkungan yang
mengganggu kenyamanan hidup masyarakat disekitar peternakan, gangguan itu berupa
bau yang tidak sedap yang ditimbulkan oleh gas yang berasal dari kotoran ternak,
terutama gas amoniak (NH3) dan gas Hidrogen (H2S) (Peternakan Kita. 2012).
Ada beberapa jenis limbah dari peternakan dan pertanian, yaitu limbah padat, cair
dan gas. Limbah padat adalah semua limbah yang berbentuk padatan atau berada
dalam fase padat. Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau berada
dalam fase cair. Sementara limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas atau
berada dalam fase gas. Limbah tersebut dapat diolah menjadi energi, yaitu biogas (Sri
Wahyuni, 2009).
2.2. Pengertian Biogas
Biogas adalah gas yang dapat dibakar atau sumber energi yang merupakan
campuran berbagai gas, dengan gas methana dan gas karbon dioksida merupakan
campuran yang dominan (Simamora dkk, 2006).
Harahap dkk, (1978) menyatakan bahwa gasbio, merupakan bahan bakar berguna
yang dapat diperoleh dengan memproses limbah di dalam alat yang dinamakan
penghasil gasbio Dinyatakan pula bahwa gasbio memiliki nilakalorinya cukup tinggi,
yaitu dalam kisaran 4.800-6.700 Kcal/m3, dimana gas methana murni (100%)
mempunyai nilai kalori 8.900 Kcal/m3. Kisaran komposisi gas dalam gasbio dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi gas dalam biogas
No
Jenis gas
Campuran
Kotoran + Sisa
Pertanian
Kotoran Sapi
Methana (CH4)
54-70%
65,7%
27-45%
27,0%
Nitrogen (N2)
0,5-3%
2,3%
0,1%
0,0%
Oksigen (O2)
0,1%
1,0%
Propen (C3H8)
0,7%
Sedikit sekali
Tidak teratur
4800-6700
6513
Jenis Gas
Volume (%)
Metana (CH4)
50 60
Karbondioksida (CO2)
30 40
12
produksi gas dari berbagai tife kotoran hewan dan produksi kandungan bahan kering
kotoran ternak dari beberapa jenis ternak dapat dilihat pada tabel 3 dan 4 berikut ini.
Tabel 3. Potensi produksi gas dari berbagai tipe kotoran ternak.
Tipe Kotoran Ternak
Sapi
0,023-0,040
Babi
0,040-0,059
Peternakan ayam
0,065-0,116
Bobot
Ternak/ekor
Produksi
Kotoran
Ternak(kg/hari)
% Bahan
Kering
Sapi Potong
520
29
12
Sapi Perah
640
50
14
Ayam Petelur
0,1
26
Ayam Pedaging
0,06
25
Babi Dewasa
90
Domba
40
26
merupakan keunggulan dari biogas, Bahan bakar fosil selama ini diisukan menjadi
penyebab dari pemanasan global. Bahan bakar fosil yang pembakarannya tidak
sempurna dapat menyebabkan gas CO2 naik kepermukaan bumi. Hal tersebut
menyebabkan tingginya suhu di atas permukaan bumi seperti yang terjadi pada saat ini.
Biogas sebagai salah satu energi alternatif skala rumah tangga yang ramah lingkungan
dipastikan dapat menggantikan bahan bakar fosil yang keberadaannya semakin hari
semakin terbatas.
Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu apa saja yang
mempunyai kaitan kehidupan pada umumnya dan kehidupan manusia pada khususnya.
Manusia mempunyai hubungan dengan lingkungan lainnya seperti hewan, tumbuhtumbuhan dan benda/alat, termasuk hal-hal yang merugikan lingkungan. Pencemaran
lingkungan hidup tidak hanya dalam bentuk pencemaran fisik seperti pencemaran udara,
pencemaran air, pencemaran tanah tetapi juga pencemaran lingkungan sosial yang
seringkali menimbulkan keresahan sosial yang gawat (Haeruman, 1978).
Kurangnya pendekatan-pendekatan yang serasi terhadap kebutuhan-kebutuhan
masyarakat lokal, seringkali menimbulkan keresahan-keresahan yang dapat mengganggu
kelangsungan pembangunan daerah itu sendiri. Mutu lingkungan dapat diartikan sebagai
derajat pemenuhan kebutuhan dasar dalam kondisi lingkungan. Semakin tinggi derajat
pemenuhan kebutuhan dasar itu, semakin tinggi pula mutu lingkungan dan begitu juga
sebaliknya semakin rendahnya pemenuhan kebutuhan dasar maka semakin buruk mutu
lingkungan.
Menurut Haeruman (1978), pembangunan tidak hanya penting untuk
meningkatkan taraf hidup dalam arti materi saja, tetapi juga penting untuk
memperhatikan aspek-aspek non materi. Makin tinggi derajat mutu hidup dalam suatu
lingkungan tertentu, makin tinggi pula derajat mutu lingkungan tersebut Pengaturan
lingkungan hidup adalah suatu konsep pengelolaan kegiatan manusia sedemikian rupa
sehingga kesehatan biologis, keanekaragaman dan keseimbangan ekologis dapat
dipertahankan. Pengaturan lingkungan hidup berkepentingan dengan penyediaan suatu
keserasian antara kegiatan manusia dengan alam. Alam dalam hal ini adalah proses
biologis yang berhubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungannya
(Haeruman, 1979).
Dikatakan selanjutnya oleh Edmunds dan Letey (1973), bahwa akibat dari limbah
dan bahan-bahan buangan dari kegiatan manusia dapat menurunkan kualitas lingkungan.
Pengurangan jenis dari suatu populasi mengurangi keanekaragaman lingkungan hidup,
kerusakan rantai makanan, dan menyebabkan ketidak seimbangan ekologis yang pada
akhirnya dirasakan sebagai kemunduran kesehatan manusia. Oleh karena itu, pengaturan
lingkungan hidup merupakan konsep yang berkepentingan dengan kesehatan manusia
jangka panjang. Pengatur lingkungan hidup adalah pengambilan keputusan yang
mengatur alokasi sumber dan desain hasilnya mempengaruhi siklus kehidupan ekologis
(Edmunds dan Letey, 1973).
Menurut Haeruman (1979), yang termasuk ke dalam pengatur lingkungan hidup
adalah pemerintah dan segala tingkatannya, seperti departemen pertanian, pertambangan,
kehutanan, pejabat-pejabat dalam perusahaan swasta yang secara tidak langsung
menciptakan limbah yang menjadi beban pada lingkungan hidup, pemuka adat dan
agama yang mengatur kehidupan perorangan dan bermasyarakat.
http://uripsantoso.wordpress.com/2013/06/13/pemanfaatan-limbah-kotoranternak-sapi-sebagai-energi-alternatif-biogas-skala-rumah-tangga-yang-ramahlingkungan-studi-kasus-di-kelompok-tani-muara-dhipa-kelurahan-lingkar-baratkota-bengkulu/
Cara Membuat Biogas Dari Kotoran Sapi. Biogas dari kotoran sapi diperoleh dari
dekomposisi anaerobik dengan bantuan mikroorganisme. Pembuatan biogas dari kotoran sapi
harus dalam keadaan anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang
sebagian besar adalah berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon
dioksida, gas inilah yang disebut biogas.
Proses fermentasi untuk pembentukan biogas maksimal pada suhu 30-55 C, dimana pada
suhu tersebut mikroorganisme mampu merombak bahan bahan organik secara optimal. Hasil
perombakan bahan bahan organik oleh bakteri adalah gas metan seperti yang terlihat pada
tabel dibawah ini:
Berikut adalah komposisi biogas (%) kotoran sapi dan campuran kotoran ternak dengan sisa
pertanian Peralatan Pembuatan Biogas Kotoran Sapi :
BAB I
PENDAHULUAN
Manfaat
mengurangi pengeluaran masyarakat untuk membeli bahan bakar,
menambah pendapatan masyarakat,
mengurangi dampak buruk penggunaan bahan bakar minyak bumi terhadap lingkungan,
meningkatkan kebersihan dan sanitasi lingkungan.
Makalah biogas
BAB II
DASAR TEORI
2.1
2.2
Biogas
Biogas [1] adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan oleh proses
fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam
kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk
menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik (padat, cair) homogen seperti
kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak cocok untuk sistem biogas sederhana. Di daerah
yang banyak industri pemrosesan makaan antara lain tahu, tempe, ikan, pindang atau brem
bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam sistem biogas, sehingga limbah industri
tersebut tidak mencemari lingkungan di sekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah
industri tersebut diatas berasal dari bahan organik yang homogen.
Bahan bakar biogas tidak menghasilkan asap merupakan suatu pengganti yang
unggul untuk menggantikan bahan bakar minyak atau gas alam. Gas ini dihasilkan dalam
proses yang disebut pencernaan anaerob, merupakan gas campuran metan (CH4) ,
karbondioksida (CO2), dan sejumlah kecil nitrogen, amonia, sulfur dioksida, hidrogen
sulfida, dan hidrogen. Secara alami, gas ini terbentuk pada limbah pembuangan air, tumpukan
sampah, dasar danau atau rawa. Mamalia termasuk manusia menghasilkan biogas dalam
(a)
(b)
(c)
(d)
2.3
sistem pencernaannya, bakteri dalam sistem pencernaan menghasilkan biogas untuk proses
mencerna selulosa. Biomassa yang mengandung kadar air yang tinggi seperti kotoran hewan
dan limbah pengolahan pangan cocok digunakan untuk bahan baku pembuatan biogas.
Limbah peternakan merupakan salah satu sumber bahan yang dapat dimanfaatkan
untuk menghasilkan biogas, sementara perkembangan atau pertumbuhan industri peternakan
menimbulkan masalah bagi lingkungan karena menumpuknya limbah peternakan. Polutan
yang dihasilkan dari dekomposisi kotoran ternak yaitu BOD (Biological Oxygen Demand)
dan COD (Chemichal Oxygen Demand), bakteri patogen, polusi air, debu, dan polusi bau. Di
banyak negara berkembang kotoran ternak, limbah pertanian, dan kayu bakar digunakan
sebagai bahan bakar. Hal inilah yang menjadi perhatian karena emisi metan dan
karbondioksida yang menyebabkan efek rumah kaca dan mempengaruhi perubahan iklim
global.
Jika dilihat dari segi pengolahan limbah, proses anaerob juga memberikan beberapa
keuntungan yaitu menurunkan nilai COD dan BOD, total solid, volatile solid, nitrogen nitrat,
dan nitrogen organik. Bakteri caliform dan patogen lainnya, telur insek, parasit, bau juga
dihilangkan atau menurun. Di daerah pedesaan yang tidak terjangkau listrik, penggunaan
biogas memungkinkan untuk belajar dan melakukan kegiatan komunitas di malam hari.
Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Kesetaraan biogas dengan beberapa sumber energi lain
0.46 Kg LPG
3
1 m Biogas
0.62 liter Minyak tanah
3.5 Kg Kayu bakar
[1]
Sumber : Departemen Petanian (2009)
Beberapa alasan lain mengapa biogas dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif
dan semakin mendapat perhatian yaitu :
harga bahan bakar yang terus meningkat,
dalam rangka usaha untuk memperoleh bahan bakar lain yang dapat diperbarui,
dapat diproduksi dalam skala kecil di tempat yang tidak terjangkau listrik atau energi
lainnya,
dapat diproduksi dalam kontruksi yang sederhana.
Proses Pencernaan Anaerob
Proses pencernaan anaerob, yang merupakan dasar dari reaktor biogas yaitu proses
pemecahan bahan organik oleh aktivitas bakteri metanogenik dan bakteri asidogenik pada
kondisi tanpa udara[2]. Bakteri ini secara alami terdapat dalam limbah yang mengandung
bahan organik, seperti kotoran binatang, manusia, dan sampah organik rumah tangga. Proses
anaerob dapat berlangsung di bawah kondisi lingkungan yang luas meskipun proses yang
optimal hanya terjadi pada kondisi yang terbatas.
Waktu retensi
Laju terjenuhkan
Hasil biogas
Kandungan metana
10-30 hari
0.15-0.35 kg.VS/m3/hari
4.5-11 m3/kg.VS
60-70 %
Makalah Biogas
BAB I
PENDAHULUAN
Negara
untuk
segera
memproduksi
dan
menggunakan
energi
bangsa
Indonesia.
Konsumsi
BBM
yang
mencapai
1,3
1.2.2
1.2.3
1.2.4
Alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan biogas?
1.3 Tujuan
1.3.3
1.3.1
1.3.2
pembuatan biogas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biogas
Biogas adalah gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh aktifitas anaerob
ataufermentasi dari
bahan-bahan organik termasuk
diantaranya;
kotoran manusia danhewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah
biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi
anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon
dioksida. sistem biogas sederhana. Disamping itu di daerah yang banyak
industri pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan pindang atau
brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam system biogas. Sehingga
limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan disekitarnya. Hal ini
memungkinkan karena limbah industri tersebut diatas berasal dari bahan
organik yang homogen.
Jenis bahan organik yang diproses sangat mempengaruhi produktifitas sistem
biogas disamping parameter-parameter lain seperti tempratur digester, pH,
tekanan dan kelembaban udara. Salah satu cara menentuka bahan organik
yang sesuai untuk menjadi bahan masukan sistem Biogas adalah dengan
mengetahui perbandingan Karbon (C) dan Nitrogen (N) atau disebut rasio
C/N. Beberapa percobaan yang telah dilakukan oleh ISAT menunjukkan
bahwa aktifitas metabolisme dari bakteri methanogenik akan optimal pada
nilai rasio C/N sekitar 8-20.
Biogas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik sangat populer digunakan
untuk mengolah limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan
sambil menghancurkan bakteri patogen dan sekaligus mengurangi volume
limbah buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih
daripada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi
karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan
penting dalam manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah
kaca yang
lebih
berbahaya
dalam pemanasan
global bila
dibandingkan
atmosfer
tidak
akan
menambah
jumlah
karbon
diatmosfer
bila
terkandung
dalam
siloksan
tersebut
akan
deposit
tersebut
dapat
atau fosfor.
juga
mengandung kalsium,
Deposit-deposit
ini
(umumnya
Sejarah Biogas
Sejarah penemuan biogas diawalai dari proses anaerobik yang tersebar
dibenua Eropa. Ilmuwan Volta menemukan as yang ada dirawa-rawa pada
digestion. Pastoer
melakukan
penelitian
tentang
biogas
Komposisi Biogas
Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang
terjadi. Gas landfill memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan
sistem pengolahan limbah maju dapat menghasilkan biogas dengan 5575%CH4.
Komposisi biogas terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2)
25-45%, Nitrogen (N2) 0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen sulfide (H2S) 03%, Oksigen (O2) 0.1-0.5%.
Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara
dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok
digunakan
sebagai
bahan
bakar
alternatif
yang
ramah
lingkungan
pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain
yang berasal dari fosil.
2.1.3
Reaktor Biogas
Beberapa reaktor biogas yang telah dikemangkan diantaranya adalah reaktor
jenis kobah tetap (Fixed-Dome), reaktor terapung (Floating Drum), reaktor
jenis balon, jenis horisontal, jenis lubang tanah, dan jenis ferrocement. Dari
keenam reaktor tersebut yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap dan
jenis drum mengambang (Floating Drum).
2.1.4
Konservasi Biogas
Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik
dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa
melibatkan oksigen disebut anaerobik digestion. Adapun hal ini memiliki
beberapa keuntungan, yaitu:
1.
Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil
sehingga akan menurunkan gas rumah kaca diatmosfer dan emisi lainnya.
3.
sebagai bahan bakar, maka biogas akan mengurangi gas metana diudara.
4.
5.
material yang diperoleh dari sisa anaerobik digestion yang berupa padat dan
cair dapat digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair dan pupuk padat.
2.1.5
harus
sangat
bersih
sulfida (H2S)
untuk
dan
mencapai
partikulat
harus
gas
kualitas pipeline.
Jika
biogas
harus
digunakan
tanpa
pembersihan yang ektensif, biasanya gas ini dicampur dengan gas alam
untuk meningkatkan pembakaran. Biogas yang telah dibersihkan untuk
mencapai kualitas pipeline dinamakan gas alam terbaharui. Dalam bentuk ini,
gas
tersebut
dapat
digunakan
sama
seperti
penggunaan
gas
alam.
ruangan
dan
pemanas
air.
Jika
dikompresi,
ia
dapat
Alat
1. Kran 1 Inc
2. Pipa G . I . 1 Inc (2.5 cm)
3. Polietilena
Bahan
Bata Merah
Semen
Kerikil
Kapur
Pasir
Serbuk Kedap Air
Menentukan Lokasi
Penentuan lokasi pada dasarnya sangat tergantung kehendak keluarga.
Walaupun demikian secara praktis dan ekonomis perlu memperhatikan
sumber daya yang
tersedia.
pembuatan
biogas
ditempatkan didekat kandang ternak dan w.c keluarga. Hal ini dimaksudkan
agar bahan pembentuk gas. Kotoran tidak memerlukan tenaga untuk
mengangkut ke lubang masukan tangki pencerna.
Disamping itu juga harus dekat dengan alat yang akan memanfaatkan
sumber energi dari biogas seperti lampu atau kompor. Hal ini dimaksudkan
agar
tidak
terlalu
banyak
alat
penyalurannya.
Kepraktisan
didalam
menentukan unit biogas diharapkan dapat menghemat tenaga dan biaya. Hal
yang perlu diperhatikan adalah sistem pengamanan sumber biogas dan
pemakaian lampu atau kompor. Letak lokasi tidk boleh menghalangi aktifitas
kerja.
2.3.2
Karakteristik Bahan
Batu merah: untuk membuat biogas diperlukan batu merah yang bermutu
baik. Batu merah yang mutunya kurang baik disamping mudah patah, juga
mengurangi daya tahan dari tangki pencerna. Jumlah batu merah yang
diperlukan untuk membuat unit biogas tergantung pada besarnya volume
tangki pencerna yang akan dibuat. Namun demikian, tidak semua daerah
banyak memakai batu merah sebagai bahan bangunan. Untuk itu batu merah
dapat diganti dengan bahan lain asalkan bermutu baik.
Semen: untuk membuat unit biogas berukuran 8,9m 3 berkisar antara 15
sampai 20 sak. Hal ini sangat tergantung pada teknik pemasangan batu
merah pada pembuatan tangki pencerna. Jika dapat memakai perbandingan
semen : pasir = 1:4. maka habisnya semen hanya 15 sak. Hal ini tdak
dianjurkan karena juga tergantung kualitas (mutu) pasir dan kepandaian
tukang batu yang membuat. Semakin baik bahan, erarti menghemat
kebutuhan semen. Untuk itu, pemilihan bahan bangunan sangat diperlukan.
Kerikil: kerikil hanya digunakan untuk membuat fondasi dan tutup tangki
pencerna. Ukuran kerikil sama seperti pengecoran bangunan lain.
Kapur: kapur yang digunakan usahakan kapur yang bermutu baik. Kapur
yang baik jika dicampur dengan air akan berbentuk lumpur (halus).
Sedangkan kapur yang kurang bagus akan terjadi endapan seperti pasir.
Pasir: pasir yang digunakan untuk membuat biogas digunakan pasir pasang.
Pasir tersebut harus memenuhi syarat untuk campuran beton. Pasir yang baik
umumnya berwarna hitam dan kalau digenggam tidak menggumpal. Jika
pasir banyak mengandung lumpur, maka akan menghabiskan semen.
Disamping itu, kekuatannya juga kurang baik.
Serbuk kedap air: serbuk kedap air digunakan untuk melebur bagian dalam
tangki pencerna. Nama perdagangan yang sering dipakai adalah alkasit.
2.3.3
Cara Pembuatannya
Menyediakan wadah atau bejana untuk mengolah kotoran organik menjadi
biogas. Kalau hanya diperuntukkan secara pribadi, cukup menggunakan bak
yang terbuat dari semen yang cukup lebar atau drum bekas yang masih
cukup kuat. Selain itu perlunya kesediaan kotoran hewan (baik sapi maupun
kambing) yang merupakan bahan baku biogas. Kalau sulit mencari kotoran
hewan, maka percuma aja. Untuk itu diperlukan survey terlebih dahulu. Atau
kalau mau sedikit niat, septik tank bisa dimanfaatkan seperti yang dilakukan
di India.
mencampurkan kotoran organik tersebut dengan air. Biasanya campuran
antara kotoran dan air menggunakan perbandingan 1:1 atau bisa juga
menggunakan perbandingan 1:1,5. Air berperan sangat penting di dalam
proses biologis pembuatan biogas. Artinya jangan terlalu banyak (berlebihan)
juga jangan terlalu sedikit (kekurangan).
Temperatur
selama
proses
berlangsung,
karena
ini
menyangkut
keselamatan
pengguna.
Sehingga
tempat
pembuatan
atau
penampungan biogas harus selalu berada jauh dari sumber api yang
kemungkinan dapat menyebabkan ledakan kalau tekanannya besar.
2.4 Manfaat Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh proses fermentasi dari bahan-bahan
organik, termasuk kotoran manusia dan hewan, limbah rumah tangga, dan
sampah-sampah organik secara anaerobik. Biogas dapat digunakan sebagai
bahan bakar dan juga dapat menghasilkan listrik. Ada beberapa alasan
mengapa biogas merupakan bahan bakar alternatif terbaik, di antaranya
biogas memproduksi bahan bakar ramah lingkungan, biogas memiliki
kandungan energi dalam jumlah yang besar, dan limbah biogas dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk.
Biogas menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan. Biogas terbuat dari
bahan-bahan alami, seperti kotoran manusia dan hewan, serta limbah-limbah
organik lain. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari
atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer
tidak akan menambah jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan dengan
bahan bakar fosil. Biogas juga tidak menghasilkan limbah yang bisa
mencemari lingkungan. Gas metana dalam biogas bisa terbakar sempurna.
Sebaliknya, gas metana dalam bahan bakar fosil tidak bisa terbakar
sempurna dan akan membahayakan lingkungan. Seperti kita ketahui, metana
termasuk dalam gas-gas rumah kaca yang bisa menyebabkan pemanasan
global (global warming). Sehingga penggunaan biogas bisa mencegah resiko
terjadinya global warming.
Biogas memiliki kandungan energi tinggi yang tidak kalah dari kandungan
energi dalam bahan bakar fosil. Nilai kalori dari 1 m3 biogas sekitar 6000
watt jam, setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu biogas
sangat cocok menggantikan minyak tanah, LPG, butana, batu bara, dan
bahan bakar fosil lainnya. Biogas mengandung 75% metana. Semakin tinggi
kandungan metana dalam bahan bakar, semakin besar kalor yang dihasilkan.
Oleh karena itu, biogas juga memiliki karakteristik yang sama dengan gas
alam. Sehingga jika biogas diolah dengan benar, biogas bisa digunakan untuk
menggantikan gas alam. Dengan demikian jumlah gas alam bisa dihemat.
Limbah biogas dapat digunakan sebagai pupuk. Limbah biogas, yaitu kotoran
ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang
sangat kaya akan unsure-unsur yang sangat dibutuhkan tanaman. Bahkan,
unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, dan lignin tidak bisa digantikan
oleh pupuk kimia. Dengan demikian kita juga bisa mengurangi anggaran
untuk membeli pupuk.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biogas adalah gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh aktifitas anaerob
ataufermentasi dari
limbah
domestik
(rumah
diantaranya;
tangga),
sampah
Kandungan
utama
dalam
biogas
Komposisi biogas terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2) 2545%, Nitrogen (N2) 0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen sulfide (H2S) 0-3%,
Oksigen (O2) 0.1-0.5%.
Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara
dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok
digunakan
sebagai
bahan
bakar
alternatif
yang
ramah
lingkungan
pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain
yang berasal dari fosil.
3.2 Saran
Sehubungan dengan terselesainya penyusunan makalah ini, penyusun
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Agussalim Rasyid selaku
dosen mata kuliah bioteknologi yang telah memberikan tugas ini sehingga
penyusun lebih memahami mengenai manfaat biogas.
Makalah Biogas Sebagai Energi Alternatif ini disusun berdasarkan informasi
yang telah beredar di internet. Penyusun menyusun makalah ini adalah
sebagai pemenuhan tugas kelompok mata kuliah Bioteknolo
gi.
Tim Penyusun
PROPOSAL PAR
PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN TERNAK SAPI SEBAGAI ENERGI
ALTERNATIF (BIOGAS)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan RahmatNya kami
dapat
menyelesaikan
proposal
penelitian
dengan
judul
Pemanfaatan Limbah Kotoran Ternak Sapi Sebagai Energi Alternatif
(Biogas)
Dengan tersususnnya proposal penelitian, saya mengucapkan terima
rekan-rekan serta semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya
proposal penelitian ini. Saya menyadari proposal penelitian ini masih jauh dari
sempurna seperti yang diharapkan oleh semua pihak.
Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif
demi kesempurnaan proposal ini.
Penyusun
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang
1.
Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
BAB II
TELAAH PUSTAKA
a). Telaah Pustaka
b). Kerangka Teory
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB IV
PENUTUP
Rekomendasi
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Energi dari suatu benda adalah ukuran dari kesanggupan benda ters
ebut untuk melakukan suatu usaha. Satuan energi adalah joule. Energi terbagi
dalam berbagai macam/jenis, contohnya energi panas, energi air, energi batu
bara, energi minyak bumi, energi listrik, energi matahari, energi angin, energi
nuklir,
dan
energi
gas
bumi.
Energi yang disebut di atas termasuk energi yang tidak dapat diperbaharui.
Artinya, energi tersebut sumbernya terbatas dan sulit diperbanyak.
Penggunaan energi secara tidak terbatas akan mempercepat habisnya sumb
er energi sehingga saat ini pemerintah gencar melakukan kampanye hemat
energi. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas selalu masalah keterbatasan
manusia pada zaman modern ini adalah bahan bakar, khususnya bahan bakar
minyak (BBM). Kesadaran masyarakat akan pemenuhan sumber energi yang
berkelanjutan menjadikan pilihan biogas pilihan yang tepat. [1]Hal ini karena
BBM merupakan sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui.
Kondisi tersebut dialami oleh hampir seluruh negara di dunia, termasuk di
Indonesia.
Energi yang paling banyak digunakan untuk aktifitas manusia adalah
energi minyak bumi dan energi listrik. Minyak bumi yang banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari adalah minyak tanah, bensin, dan solar. Pada saat
ini
perubahan harga energi minyak bumi sangat berpengaruh besar terhadap
perekonomian Indonesia. Kenaikan harga minyak bumi menjadi masalah bag
i pemerintah karena akan menambah biaya subsidi pemerintah.
Setelah harga BBM naik beberapa hari yang lalu, kehidupan
masyarakat baik didesa maupun dikota semakin sulit. Warga berlombalomba
mencari energi alternatif, ada yang menggunakan energi matahari, energi a
ir, maupun energi angin. Namun, sejauh ini masih belum ditemukan sumber
energi yang benar-benar bisa menggantikan bahan bakar minyak.
Kebanyakan sumber energi alternatif tidak bisa menghasilkan energi sebesar
energi yang
dihasilkan
bahan bakar minyak. Sebenarnya ada sumber energi alternatif yang relatif
sederhana dan sangat cocok untuk masyarakat pedesaan. Energi alternatif
itu adalah biogas. Biogas merupakan salah satu hasil dari pemanfaatan limbah
kotoran
ternak. Biogas terbentuk oleh proses fermentasi secara anaerobik oleh bakt
eri methan dan bakteri biogas. Gas yang dihasilkan berupa jenis methana (CH4)
yang
bersifat
mudah
terbakar.
Dalam alQuran yang menjelaskan tentang manfaat binatang bagi manusia adalah
surat Al-Mumin ayat 80 :
Dan (ada lagi) manfaat-manfaat yang lain pada binatang ternak itu untuk kamu
dan supaya kamu mencapai suatu keperluan yang tersimpan dalam
hati dengan mengendarainya. dan kamu dapat diangkut dengan mengendar
ai
binatang-binatang itu dan dengan mengendarai bahtera.(surat :
AlMukmin, ayat : 80).
Biogas dapat dikatakan sebagai salah satu sumber energi alternatif
yang ramah lingkungan dan terbarukan. Ramah lingkungan karena biogas
merupakan salah satu alternatif pengolahan limbah, khususnya limbah kotor
an
sapi, kambing dan ayam. Limbah kotoran hewan yang tidak diolah dapat
menimbulkan pencemaran bagi lingkungan sekitarnya. Terbarukan karena biogas
merupakan sumber energi yang berasal dari kotoran hewan, tidak seperti bahan
bakar minyak yang berasal dari minyak bumi yang tidak dapat diperbaharui.
Biogas dikatakan sebagai sumber energi alternatif karena biogas dapat
dimanfaatkan sebagai pengganti minyak tanah dan liquid petroleum gas (LPG)
serta listrik untuk penerangan dirumah-rumah, menurut yunus (1995) seirin
g dengan perkembangan teknologi biogas dapat digunakan untuk bahan bakar
mesin pendingin, mesin penggerak dan mesin pembangkit listrik.
Yang sering di gunakan untuk bahan baku biogas selama ini adalah
kotoran sapi yang merupakan sisa dari pencernaan sapi. Di kotoran sapi tersebut
terdapat kandungan selulosa yang sangat sedikit. Walaupun kandungan selulosa
yang sangat sedikit saja, kotoran sapi yang di campur air tetap menghasilkan
gas
metana yang cukup banyak sehingga cukup digunakan sebagai sumber ene
rgi
alternative. Dengan mengetahui apa yang sebenarnya menghasilkan gas da
ri
kotoran sapi tersebut, yaitu selulosa sisa pencernaan sapi, maka tidak di t
utup kemungkinan bahwa bahan bahan primer seperti sumber dari sumber
selulosa
itu sendiri yaitu rumput dan daun akan lebih efektif dan lebih banyak
menghasilkan gas metana dari proses fermentasi yang serupa. Dan tidak di
tutup kemungkinan bahwa keluarga karbohidrat selain selulosa, memiliki
efisiensi
dan
evektivitas yang jauh lebih baik daripada selulosa sisa pencernaan sapi yait
u kotoran sapi. Hal ini pelu di carikan bahan baku biogas lain di karenakan
kotoran sapi yang dijadikan bahan baku biogas memiliki beberapa kelemahan
dalam
hal
efisiensi dan efektivitas yaitu: hanya tempat yang terdapat sapi yang dapat
di bangun sistem instalasi biogas, membutuhkan banyak bahan baku kotoran
sapi,
dan membutuhkan waktu yang lama untuk siap digunakan sebagai energi
alternatif.
.
1. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang permasalahan yang ada, maka
perumusan masalah ditekankan pada:
1. Bagaimanakah proses pembuatan biogas dari kotoran sapi dan cara membuat
biodigester?
2. Bagaimanakah cara penggunaan biogas sebagai bahan bakar alternatif ?
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui proses pembuatan biogas dari kotoran sapi dan cara
membuat biodigester?
2. untuk mengetahui dan memahami cara penggunaan biogas sebagai bahan
bakar alternatif.
4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif biog
as yang lebih efektif dan efisien. Dan dapat digunakan sebagai dasar
pemilihan bahan baku biogas yang lebih baik, terutama dari segi cepatnya
menghasilkan gas metan. Dan mengembangkan teknologi alternatif yang ramah
lingkungan, murah dan simpel, yang sangat menunjang perekonomian
masyarakat
BAB II
TELAAH PUSTAKA
fermentasi
sehingga
mempercepat
proses
biogas. Biogas menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan.[4]
pembentukan
Secara garis besar proses pembentukan biogas dibagi menjadi tiga tahapan,
yaitu:
biogas yang terbentuk. Dalam digester terkandung bakteri metana yang akan
mengolah limbah organik menjadi biogas.
Biogas dapat dibakar seperti elpiji, dalam skala besar biogas dapat
digunakan sebagai pembangkit energi listrik, sehingga dapat dijadikan sumber
energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan. Sumber energi Biogas
yang utama yaitu kotoran ternak Sapi, Kerbau, Babi dan Kuda. Kesetaraan biogas
dengan sumber energi lain 1 m3 Biogas setara dengan :
BAHAN BAKAR
JUMLAH
Elpiji
0,4 kg
Minyak tanah
0,62 kg
Minyak solar
0,52 kg
Bensin
0,80 kg
Gas kota
1,50 kg
Kayu bakar
3,50 kg
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental.
Penelitian ini menggunakan beberapa bahan yang termasuk kotoran hewan
seperti kotoran sapi,kerbau dll.
2.
Agar penelitian dapat dilakukan dengan baik, maka dalam hal ini
dibutuhkan beberapa alat dan bahan yang dapat mendukung jalannya
percobaan. Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a) Gallon/tabung drum
b) Pipa
c) Keran
d) Blender
e) Bak air
f) Pipa PVC
g) Lem PVC
h) Kotoran sapi
3.
r2.L
1 liter = 1 dm3
1000 ml = 1000 cm3
Dengan = 3,14, jari-jari (r) = 2,5 cm dan panjang selang (L) = 30 cm, sehingga
dapat diketahui kapasitas volume pada selang pengukur gas adalah 588,75 cm3.
BAB IV
PENUTUP
Rekomendasi
1. Pemanfaatan energi alternatif (biogas) dari kotoran ternak dengan cara yang
benar dapat meningkatkankan kesadaran petani ternak dalam menghindari
pencemaran lingkungan.
2. Jika kebutuhan energi alternatif (biogas) dapat dimanfaatkan oleh peternak
maka akan memenuhi kebutuhan energi alternatif (biogas) skala rumah tangga
yang ramah lingkungan, karena salah satu manfaat biogas adalah mengurabgi
limbah dan bisa di jadikan ppupuk organik.[6]
Daftar Pustaka
http://srielfyra.blogspot.com/2012/10/makalah-pemanfaatan-kotoran sapi.html
http://ekologimanusia.blogspot.com/2011/12/makalah-biogas.html
[1] Sri Wahyuni, SE. MP, menghasilkan biogas darianeka limbah, jakarta : PT agromedia
[2] http://srielfyra.blogspot.com/2012/10/makalah-pemanfaatan-kotoran-
sapi.html(diakses:12/07/2013)
[3] Deden Abdurahman, biologi kelompok pertanian, bandung: grafindo media pratama, 2008,
hlm.112
[4] http://ekologimanusia.blogspot.com/2011/12/makalah-biogas.html(diakses:12/07/2013)
[5] Suhut Simamora, Salundik, Sri Wahyuni & Surajudin, Membuat Biogas;
Pengganti Bahan Bakar Minyak & Gas dari Kotoran Ternak, Jakarta:agromedia
pustaka, 2005, hlm.26