Anda di halaman 1dari 2

Reklamasi PT Adaro Indonesia

Selama tahun 2017, AI (Adaro Indonesia)

mengelola hampir 500 juta m3 air tambang dengan menggunakan 19 kolam pengendapan
(settling pond) yang dibangun di wilayah operasi. Di sisi lain, lumpur tambang dikelola
menggunakan dredge pump, truck and shovel, dan geotube. Teknologi geotube merupakan
terobosan yang dibuat untuk meminimalkan dampak lingkungan hidup. AI mulai memasang
geotube pada tahun 2017, menjadikannya perusahaan tambang Indonesia pertama yang
menggunakan teknologi yang tidak membutuhkan area disposal yang luas ini. Total volume
lumpur yang dikelola AI menggunakan ketiga jenis peralatan tersebut pada tahun 2017
mencapai 2.931.475 m3 , dengan porsi pengelolaan menggunakan teknologi geotube sekitar
1.973.525 m3 .

AI(Adaro Indonesia) menerapkan prinsip-prinsip manajemen lingkungan hidup yang baik


untuk meminimalkan dampak operasinya terhadap lingkungan hidup. Salah satu langkah
utamanya adalah kegiatan reklamasi untuk merehabilitasi lahan terganggu di wilayah-wilayah
penambangan, yang meliputi: 1. pengaturan permukaan lahan bekas tambang / area disposal
untuk meminimalkan risiko erosi dan destabilisasi lereng; 2. penghamparan topsoil atau
penghamparan tanah pucuk dengan menggunakan alat-alat berat sebagai media tanam bagi
tanaman reklamasi pada area bekas tambang / area disposal; 3. pengendalian erosi dengan
membuat bangunan pengendali erosi (drop structure) dan perawatan drainase area reklamasi;
4. persemaian dan pembibitan di lokasi pembibitan untuk mendukung tanaman reklamasi di
lapangan maupun penghijauan di lingkungan sekitar tambang; 5. penanaman, kegiatan
penanaman (revegetasi) yang dilakukan dengan dengan hydroseeding maupun penanaman
manual; dan 6. pemeliharaan untuk merawat tanaman reklamasi yang meliputi pemupukan
dan pembersihan gulma.

Selain melaksanakan reklamasi area tambang, AI(Adaro Indonesia) juga merehabilitasi


Daerah Aliran Sungai (DAS) di taman Hutan Raya Sultan Adam, suatu pemenuhan terhadap
kewajibannya sebagai penerima Ijin Pinjam Pakai Kawasan hutan (IPPKH). Pada tahun 2017,
AI telah melakukan perawatan terhadap tanaman rehabilitasi DAS yang ditanam sejak tahun
2016, sebanyak 2.290,82 ha.

Program keanekaragaman hayati Salah satu upaya untuk memastikan pengelolaan lahan
reklamasi dapat dilakukan secara berkelanjutan adalah program perlindungan
keanekaragaman hayati. Dalam program ini, model pengembangan area pascatambang
diterapkan di area reklamasi di Paringin dengan total luasan ± 113 ha, yang dibagi menjadi
beberapa zona, yang salah satunya diperuntukkan sebagai kawasan perlindungan habitat dan
satwa dengan total luasan 13,06 ha. Awalnya, vegetasi yang ditanam meliputi tanaman
pioneer seperti akasia, sengon, trembesi, dan ekaliptus. Vegetasi yang rapat dan beragam
kemudian mengundang berbagai spesies fauna untuk kembali dan menjadikan area reklamasi
Paringin habitatnya. Pada tahun 2011, AI menetapkan kawasan perlindungan habitat
bekantan (Nasalis larvatus) di area reklamasi tambang Paringin berdasarkan revisi Keputusan
Kepala Teknik Tambang AI nomor 8052/AI-MGT/IX/2017. AI juga telah bekerjasama
dengan Lembaga Penelitian Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin (2012) dan
Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat (2013-2015) untuk program penelitian
dan pemantauan keragaman burung (avivauna).

Hasil Reklamasi

Keberhasilan suatu usaha reklamasi dapat dilihat dari beberapa indikator yang mewakilinya
yaitu tingkat tumbuh dan perkembangan tumbuhan, erosi yang yang dapat teratasi, dan
meningkatnya fungsi ekologi pada lahan sehingga keanekaragaman hayati akan semakin
membaik. Berbagai indikator keberhasilan ini terus diupayakan agar dapat diraih oleh PT.
Adaro Indonesia. Banyak dana yang telah dikeluarkan yang diharapkan untuk
mengembalikan ekosistem bahkan juga bernilai ekonomis.
PT. Adaro Indonesia telah melaksanakan secara intensif tahapan-tahapan reklamasi (best
reclamation practice). Berdasarkan aspek tanah dan tanaman terlihat hasil reklamasi yang
cukup baik. Dalam upaya mendukung kegiatan reklamasi, PT. Adaro Indonesia memiliki
pusat pembibitan (nursery) dengan kapasitas produksi 70.000 – 130.000 bibit, dengan jenis
tanaman yang disemaikan antara lain : pohon ulin, kapuk, halaban, balik angin, sungkai,
sengon, akasia, angsana, eucalyptus, turi, cemara, tanaman yang dimanfaatkan untuk energy
alternatif seperti tanaman jarak, nyamplung, pongamea, serta buah-buahan local.
PT. Adaro Indonesia juga berhasil mengembangkan budidaya perikanan di Danau Paringin
Selatan dimana air tambang terbukti aman untuk pemeliharaan udang dan ikan nila. Budidaya
tersebut bekerjasama dengan Bagian Liminologi LIPI sejak tahun 2009. Program ini juga
menjadi basis proyek komersial masyarakat dibawah Program Pengembangan Masyarakat
Adaro.
Hasil kerja keras PT. Adaro Indonesia ini mendapat apresiasi oleh Kementerian Lingkungan
Hidup pada bulan Desember 2012 dengan penghargaan PROPER peringkat emas. Hal ini
merupakan penghargaan tingkat tertinggi yang pernah dicapai perusahaan tambang batubara
Indonesia. Dengan demikian, penelitian-penelitian sebagai usaha percepatan reklamasi harus
terus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai