Anda di halaman 1dari 6

UKL UPL PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tanaman kelapa merupakan salah satu tanaman asli Indonesia.
Menurut data BPS luas tanaman kelapa Indonesia mencapai 3,3 juta
hektar lebih dan sekitar 97,4 persen diantaranya merupakan
tanaman kelapa rakyat. Sesuai dengan sifat di atas, maka
perkembangan perkelapaan di Indonesia tidak terlepas dari
partisipasi petani di pedesaan. Diperkirakan tidak kurang dari 6 juta
petani terlibat dalam pengusahaan tanaman kelapa. Penyebaran
tanaman kelapa hampir merata di seluruh Nusantara dengan
beberapa wilayah sebagai sentra produksi seperti pulau Jawa,
Sumatera dan Sulawesi. Salah satu keunggulan tanaman ini adalah
dapat tumbuh di berbagai agro ekologi seperti lahan pasang surut
dan juga dapat ditumpangsarikan dengan tanaman produktif lain.
Bertitik tolak dari hal tersebut, pengusahaan tanaman kelapa yang
dilakukan petani mempunyai keragaman seperti teknologi budidaya,
pemeliharaan dan lain-lain sesuai dengan agro ekologi setempat.
Indonesia merupakan negara penghasil kelapa terbesar dunia di
atas Filipina, India, Srilanka, dan Brasil, hal ini tergambar pada nilai
ekspor produk turunan kelapa pada 2017 sebesar USD1,2 miliar
yang terdiri dari coco fibre, kopra, dessicated coconut, coconut
cream, coconut sheel, charcoal dan coconut activate carbon. Kelapa
merupakan tanaman perkebunan dengan areal terluas kedua setelah
kelapa sawit di Indonesia, lebih luas dibanding karet, kopi dan kakao
serta tanaman perkebunan lainnya. Indonesia merupakan produsen
kelapa terbesar dunia, dengan produksi 18 juta ton per tahun. Dan
kalau kita ditingkatkan 0,5 juta ton, maka tidak ada lagi yang bisa
kejar produksi kelapa Indonesia," kelapa ini bisa dikembangkan
lewat pabrik pengolahan kelapa dengan mengunakan teknologi
terbaru untuk mengelola dan mengolah buah kelapa menjadi
beberapa produk turnan. Buah kelapa yang diolah, digunakan untuk

I-1
PT VISION DAEHYUP INDO
UKL UPL PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

menghasilkan produk bernilai tambah yang memiliki aplikasinya di


berbagai industri, seperti pengolahan makanan, pertanian, dan
peternakan, sehingga bisa turut meningkatkan nilai tambah bagi
hasil produksi petani. Pemerintah melalui kementerian pertanian
mendorong perkembangan perkebunan kelapa dengan memberikan
bibit unggul dan pupuk gratis, termasuk kebutuhan peremajaan.
Pengolahan kelapa ini, semua bagian kelapa diolah tanpa ada yang
terbuang, mulai karpet, media tanam, minyak kelapa, tepung
kelapa, arang, hingga briket.
Wilayah yang ada di Indonesia, salah satunya Jawa Barat
merupakan salah satu wilayah yang mempunyai produksi kelapa
cukup tinggi, daerah tersebut adalah Ciamis Pangandaran dan
Tasikmalaya. Luas perkebunan kelapa di ketiga daerah tersebut
sebanyak 100 ribu HA dan total produksi 130 juta kilogram atau 90
juta butir kelapa. Hal ini merupakan potensi bagi pengembangan
produksi kelapa menjadi komoditas lain seperti sabut kelapa
tersebut untuk menjadi Cocopeat.
Cocopeat adalah media untuk bercocok tanam, tak hanya tanah
yang bisa diandalkan sebagai media tanam. Media tanam organik ini
memiliki kualitas tak kalah dengan tanah. Cocopeat adalah media
tanam yang dibuat dari sabut kelapa dan paling mudah ditemukan di
negara-negara tropis dan kepulauan, seperti Indonesia. Banyak
manfaat yang bisa didapat dengan menggunakannya. Baik untuk
digunakan bersama tanah, atau berdiri sendiri. Cocopeat juga
banyak dipilih sebagai pengganti tanah. Cocopeat memiliki sifat
mudah menyerap dan menyimpan air. Ia juga memiliki pori-pori,
yang memudahkan pertukaran udara, dan masuknya sinar matahari.
Kandungan Trichoderma molds-nya, sejenis enzim dari jamur, dapat
mengurangi penyakit dalam tanah. Dengan demikian, cocopeat
dapat menjaga tanah tetap gembur dan subur.
Hal tersebut membuat PT Uvision Daeehyup Indo berniat untuk
mengolah serabut kelapa tersebut menjadi cocopeat selain jumlah

I-2
PT VISION DAEHYUP INDO
UKL UPL PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

kelapa yang sangat banyak di wilayah Ciamis Pangandaran dan


Tasikmalaya, hal lain yang bermanfaat yaitu jumlah sampah yang
berasal dari kelapa bisa dikurangi dengan bisa menjadi sesuatu yang
berhasil guna.
Maksud dan tujuan tersebut harus dibarengi dengan ketentuan
yang berlaku, ketika ada pembangunan sebagai dasar untuk
mengelola dan memanfaatkan sumberdaya, guna meningkatkan
kegiatan ekonomi dan pada akhirnya bisa meningkatkan kualitas
kehidupan rakyat. Pembangunan ini sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, bahwa setiap orang berkewajiban memelihara
fungsi lingkungan hidup (LH) serta mencegah dan menanggulangi
pencemaran dan perUsahan lingkungan, dimana lingkungan hidup
mempunyai fungsi penyangga kehidupan yang penting sehingga
pengelolaan dan pengembangannya harus diarahkan untuk
mempertahankan keberadaan dalam keseimbangan yang dinamis
melalui berbagai usaha perlindungan dan rehabilitasi serta usaha
pemeliharaan keseimbangan unsur-unsurnya secara terus menerus.
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) merupakan dokumen
yang berisi tentang upaya-upaya pencegahan, penanggulangan dan
pengendalian atau minimalisasi dampak penting lingkungan yang
bersifat negatif serta cara mengoptimalkan dampak positif yang
timbul sehingga rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut dapat
diterima dengan baik dan berjalan secara berlanjut sesuai dengan
yang diharapkan oleh masyarakat dan Pemerintah Kota Tasikmalaya
serta mempunyai daya dukung terhadap lingkungan hidup.
Disadari bahwa pembangunan pabrik pengolahan sabut kelapa
menjadi cocopeat seluas 1.482 m2 disamping dampak positif seperti
tersebut di atas, juga diperkirakan menimbulkan dampak negatif,
sedangkan dampak negatif akan timbul terhadap peningkatan
pemanfaatan sumberdaya, terutama air dan tanah serta sumberdaya

I-3
PT VISION DAEHYUP INDO
UKL UPL PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

hayati/biologi di lokasi tersebut. Kedua dampak ini akan timbul baik


pada tahap pra konstruksi, konstruksi maupun pasca konstruksi
(operasi). Agar pembangunan tersebut tidak merusak lingkungan
dan dapat melestarikan sumberdaya alam, maka dengan
pertimbangan hal-hal tersebut di atas, maka untuk mengetahui
sejauh mana dampak pembangunan pabrik pengolahan tersebut
terhadap lingkungan di sekitarnya diputuskan untuk melakukan studi
UKL UPL.

1.2Tujuan dan Kegunaan Studi UKL-UPL


a. Tujuan Studi UKL-UPL
1. Menyajikan kegiatan pembangunan pabrik pengolah sabut
kelapa menjadi cocopeat
2. Pengambilan keputusan dan penyampaian hasil analisis
masalah dan pemecahannya pada berbagai pihak yang terkait
3. Sebagai acuan dalam pelaksanaan berbagai kebijakan dan
upaya pencegahan, penanganan atau pengontrolan dampak-
dampak negatif yang mungkin timbul akibat kegiatan
pembangunan maupun operasional
4. Sebagai pedoman pelaksanaan pengelolaan lingkungan dan
pemantauan lingkungan bagi pemrakarsa

1.3Lingkup Wilayah Studi


Lingkup wilayah studi kegiatan pembangunan pabrik pengolahan
sabut kelapa menjadi cocopeat ditetapkan berdasarkan delineasi 5
(lima) batas, yakni batas kegiatan, ekologis, teknis, sosial dan
administratif
a. Batas Kegiatan
Batas kegiatan pembangunan pabrik pengolahan ini yaitu
Sedangkan batas dari lokasi kegiatan adalah:
Sebelah Utara : Pabrik kayu
Sebelah Selatan : Tanah milik warga

I-4
PT VISION DAEHYUP INDO
UKL UPL PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

Sebelah Barat : Pabrik sabut kelapa


Sebelah Timur : Pabrik sabut Kelapa
b. Batas Ekologis
Batas studi ini ditentukan berdasarkan ekosistem alami yang
dapat terpengaruh oleh kegiatan terutama berdasarkan sebaran
dampak dari perubahan komponen lingkungan geofisik-kimia
terutama pada tata air (hidrologi), kualitas air, udara dan
kebisingan. Untuk membatasi wilayah kajian UKL-UPL, maka
secara ekologis perairan yang diperkirakan dapat terkena
langsung oleh kegiatan adalah selokan yang berada di sekitar
pabrik pengolahan.
c. Batas Teknis
Batas teknis adalah faktor-faktor komponen lingkungan yang ada
di sekitar lokasi pabrik pengolahan yang akan terpengaruh atau
mempengaruhi secara langsung kegiatan pembangunan pabrik.
Faktor tersebut antara lain:
1. Persepsi masyarakat terhadap kegiatan terutama penduduk
disekitar pabrik pengolahan
2. Pesawahan yang berada belakang kawasan pabrik
d. Batas Sosial
Batas sosial adalah komunitas masyarakat terdekat dengan
rencana pembangunan pabrik pengolahan sejauh 500m.
e. Batas Administratif
Batas administratif ditetapkan berdasarkan skala kegiatan sosial-
ekonomi dan sosial-budaya di seluruh daerah proyek
Sedangkan batas administratif dari lokasi rencana kegiatan
adalah:
Sedangkan batas dari lokasi kegiatan adalah:
Sebelah Utara : Pabrik kayu
Sebelah Selatan : Tanah milik warga
Sebelah Barat : Pabrik sabut kelapa
Sebelah Timur : Pabrik sabut kelapa

I-5
PT VISION DAEHYUP INDO
UKL UPL PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

I-6
PT VISION DAEHYUP INDO

Anda mungkin juga menyukai