PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Wilayah Indonesia secara geografis merupakan negara kepulauan terbesar di
dunia, sebagian wilayahnya berupa perairan yang di dalamnya terdapat sumber
daya laut yang melimpah. Dengan demikian, wilayah perairan Indonesia memiliki
potensi yang cukup besar untuk dimanfaatkan secara optimal, terutama untuk sub
sektor perikanan. Apabila pengelolaan pembangunan sub sektor perikanan
dilakukan secara tepat dan profesional, maka sub sektor perikanan tersebut dapat
menjadi keunggulan kompetitif yang dapat menopang kemajuan dan kemakmuran
rakyat Indonesia. Produksi perikanan Indonesia secara umum berasal dari
perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik dan Departemen Kelautan dan Perikanan Jakarta, produksi ikan di
Indonesia hingga tahun 2007 masih didominasi sektor penangkapan yang
mencapai 61,53% dari total produksi. Berikut data yang dapat disajikan mengenai
produksi ikan di Indonesia.
Kabupaten Cilacap merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah dengan
luas 2.142,59 km² dan terletak di pesisir Selatan Pulau Jawa. Letaknya yang
berada di pesisir Selatan Pulau Jawa menjadikan Kabupaten Cilacap sebagai salah
satu daerah pelabuhan ikan di Pulau Jawa.
Di wilayah kabupaten Cilacap merupakan penghasil ikan laut terbesar di
bagian selatan pulau Jawa dikarenakan berbatasan langsung dengan laut
Indonesia. Perkembangan produksi / nilai ikan laut dan udang di
Kabupaten Cilacap dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 1. Perkembangan produksi / nilai ikan laut dan udang di kabupaten Cilacap
e. Biota Air
Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu :
Upaya meminimalkan gangguan terhadap biota air melalui pengendalian
erosi tanah dan sedimentasi
Pengolahan laju lintasan air permukaan dan pengelolaan kualitas air
permukaan
f. Komponen Sosial dan Ekonomi Budaya Keselamatan Kerja
Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu :
Sosialisasi kepada pekerja mengenai rencana penerapan proyek
Mensosialisasikan rencana pelepasan tenaga kerja
Memberikan kompensasi yang layak kepada pekerja sesuai dengan
Peraturan yang berlaku
Sosialisasi kepada masyarakat mengenai berakhirnya kegiatan proyek
g. Kesempatan Berusaha
Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu :
Sosialisasi kepada pekerja mengenai rencana penutupan proyek
Mensosialisasikan rencana pelepasan tenaga kerja
Memberikan kompensasi yang layak kepada pekerja sesuai dengan
Peraturan yang berlaku
Sosialisasi kepada masyarakat mengenai berakhirnya kegiatan proyek
h. Pendapatan Masyarakat
Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu :
Sosialisasi kepada pekerja mengenai rencana penutupan proyek
Mensosialisasikan rencana pelepasan tenaga kerja
Memberikan kompensasi yang layak kepada pekerja sesuai dengan
Peraturan yang berlaku
Sosialisasi kepada masyarakat mengenai berakhirnya kegiatan proyek
i. Persepsi Masyarakat
Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu :
Sosialisasi kepada pekerja mengenai rencana penutupan proyek
Mensosialisasikan rencana pelepasan tenaga kerja
Memberikan kompensasi yang layak kepada pekerja sesuai dengan
Peraturan yang berlaku
Sosialisasi kepada masyarakat mengenai berakhirnya kegiatan proyek
j. Pengelolaan Dampak Lainnya
Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu :
Limbah padat domestik membuang limbah padat di TPA
Limbah cair, mengolah limbah cair domestik dari seluruh aktivitas di
wilayah proyek diinstalasi pengolahan limbah cair domestic
Limbah B3 dikelola seperti sepihan - serpihan didalam lumpur ditampung
didalam sumpit
Melakukan pemanfaatan lumpur bor setelah proses ijin pemanfaatan didapat
dari instalasi yang berwenang
Menetralkan air aki dan menyimpan aki bekas dengan aman
Mengumpulkan minyak bekas dan menampungnya kedalam drum dan
menyerahkan kepada perusahaan pengolah limbah B3 yang terdaftar untuk
dikelola lebih lanjut
Memasang pelapis sekunder disekitar bahan-bahan yang mudah terbakar dan
berbahaya sesuai kebutuhan
Skala berkala memberikan pelatihan kepada karyawan dalam penanganan
limbah B3
BAB II
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL
Telepon/Fax : 62-282-521007
Jabatan : Manager
Tabel 2.2 Nara sumber studi AMDAL dari PT. Jui Va Internasional Food
No. Nama Keahlian/Pengalaman Kerja
1 Roy Prabowo Teknik Metalurgi
2 Anastasia Wibawa Teknik Pengembangan
3 Stevanus Graha S. Teknik metalurgi
4 Muhamad Abidin Teknik Geodesi/KTT
5 Setyo Purnomo Pengembangan Masyarakat
6 Adi Sucipto Teknik Elektro
7 Panji Herlambang Teknik Sipil
8 Nurul Wigati Teknik Geodesi
9 Bambang Teknik Metalurgi
10 Ir. Danang Aji, MES,PhD Peer review, URS
11 Ir. Eva Suci Peer review, URS
12 Dr. Asep Nugroho Pemodelan Kualitas Udara, URS
Selain nara sumber dari PT. Jui Va Internasional Food, tim pelaksana studi AMDAL juga
dibantu dengan masyarakat local untuk mendukung kelancaran studi.
1. Iklim
a. Pengambilan data : data parameter komponen iklim untuk suhu, kelembapan
nisbi, dan curah hujan yang dipergunakan data sekunder, sumber data dalah Kantor
Badan Meterorolgi dan Geofisika (BMG) kota Cilacap.
b. Metode Analisis Data: Data parameter suhu udara, kelembapan nisbi dan
curah hujan dihitung untuk memperoleh data rata-rata tahunan dari pamameter
tersebut, sedangkan analisis tipe iklim diperoleh dari perhitungan menggunakan
klasifikasi iklim menurut Schmith DAN Fergusson, yaitu rata-rata jumlah bulan
basah dibagi dengan rata-rata jumlah bulan kering.
e. Rencana tata ruang guna tanah SDA lainnya yang secara resmi atau belum resmi
disusun oleh pemerintah setempat.
f. Kemungkinan adanya konflik yang timbul anatara rencana tata guna tanah dan SDA
lainnya yang sekarang berlaku dengan adanya pemilikan atau penentuan lokasi bagi
rencana usaha.
4. Hidrologi
Data hidrologi yang diteliti adalah kualitas air permukaan
a. Lokasi Sampling : lokasi pengambilan sample data kualitas air permukaan adalah
pada aliran air badan air yang berada dan keluar dari lokasi Pengalengan Ikan Juiva
b. Peralatan pengambilan sample adalah stop watch, meteran, pH meter dan jerigen.
Sedangkan penelitian pola/arah aliran air permukaan dilakukan oleh tim studi
AMDAL.
5. Fisiografis
a. Topografi bentuk lahan (morfologi) struktur geologi dan jenis tanah.
b. Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas tanah.
c. Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk-bentuk lahan dan
bantuan secara geologis.
6. Hidrooseanografi
Pola hidrodinamika kelautan seperti:
a. Pasang surut
b. Arus dan gelombang
c. Morfologi pantai
d. Abrasi dan akresi serta pola sedimentasi yang terjadi secara alami di daerah
penelitian.
KOMPONEN BIOLOGI
1. Flora Darat
a. Lokasi Sampling : lokasi sampling untuk komponen lingkungan biologi adalah
daerah
hutan
b. Metode Analisis Data : metode analisis sample adalah analisis jumlah dan
jenis vegetasi
c. Peralatan Pengambilan Sample : kompas, tali, pita ukur, hagameter, kamera,
kantong, plastic dan alcohol
2. Satwa Liar
a. Lokasi Sampling : lokasi sampling untuk satwa liar sama dengan lokasi
sampling biologi (fauna) dengan asumsi bahwa hutan merupakan habitat satwa
liar
b. Metode Analisis Sample Data : metode analisis sample adalah analisis jumlah
dan jenis vegetasi
c. Peralatan Pengambilan Sample : kamera dan binokuler
3. Biota Perairan
a. Lokasi Sampling : lokasi sampling untuk biota perairan sama dengan lokasi
hidrologi
b. Metode Analisis Sample Data : analisis data dengan perhitungan jumlah
populasi per volume air
c. Peralatan Pengambilan Sample : plankton net dan dradge
Keberadaan organisme di dalam suatu lingkungan dapat dijadikan sebagai parameter (tolak
ukur) kualitas lingkungan. Biota yang dapat memberi petunjuk bagaimana keadaan suatu
lingkungan itu disebut bioindikator atau indikator biologi. Bioindikator dapat dibedakan
menjadi tiga kelompok organisme, yaitu :
1. Organisme Indikator, ialah ada atau tidaknya species tertantu di suatu
lingkungan. Dalam hal ini indeks keragaman (indeks diversitas) dan indeks dominan
digunakan sebagai parameter penentu kualitas lingkungan.
2. Organisme pemantau (organisme monitor), ada dua macam :
a. Pasif, mengamati organsime yang sudah ada di alam dan mengukur tingkat
kerusakan alat yang dialami organisme itu, atau akumulasi substansi kimia pada alat.
b. Aktif,menempatkan organisme di alam, kemudian mempelajari kerusakan alat dan
akumulasi substansi kimia di dalam alat.
3. Organisme uji, yaitu organisme yang digunakan untuk menguji akumulasi dan
reaksi suatu substansi kimia di dalam laboratoriu atau lapangan. Uji biologi (bioassay)
atau uji toksisitas menggunakan organisme uji mulai dari bakteri, plankton, protozoa
dan avertebrata lainnya serta vertebrata mulai ikan sampai mamalia. Gangguan pada
ekosistem perairan antara lain karena limbah kegiatan manusia.
BAB IV
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Dokumen AMDAL dapat menjadi acuan dalam studi semacam di wilayah lain
dalam studi proyek yang lain. Dokumen AMDAL. Beberapa hal yang dikaji agar
pembangunan proyek tidak hanya berhasil pada proyek saja, namun terhadap
pembangunan lingkungan juga.
Dampak penting yang ditelaah dalam studi AMDAL Tambahkan pelingkupan dan hasil
proses pelingkupan. Sementara dalam batas wilayah studi menerbitkan batas-batas proyek,
ekologis, sosial, administrasi, dan wilayah studi.
Dokumen AMDAL dalam Kapasitas Ruang Lingkup Studi AMDALBerikut beberapa hal
yang termasuk dalam dokumen AMDAL dalam kapasitas Ruang Lingkup Studi AMDAL.
Intensitas Kebisingan
Kualitas Badan Air Penerima
Kuantitas Badan Air Penerima
Air larian (Run-Off)
Erosi
Bangkitan/Tarikan Lalu lintas.
Kelancaran Lalu – Lintas
Aksesibilitas Antar Daerah
Penurunan Biaya Transportasi
Perubahan Tata Guna Lahan
Berkurangnya Vegetasi
Mata Pencaharian
Kesempatan Kerja
Kesempatan Berusaha
Kecemburuan Sosial
Pendapatan Masyarakat
Persepsi Masyarakat
Keresahan Masyarakat
Hilangnya Mata Pencaharian dan Tempat Tinggal
Kenyamanan dan Ketenangan
Kesehatan Masyarakat.
Dokumen AMDAL – Klasifikasi dan Prioritas
Erosi
Persepsi Masyarakat