Anda di halaman 1dari 40

PT.

ALTER TRADE INDONESIA


PENGETAHUAN PRAKTIS
BUDIDAYA POLIKULTUR
MP
TAMBAK UDANG WINDU
“ECOSHRIMP” TANPA PAKAN
TAMBAHAN DAN BAHAN
KIMIA
Versi 2 Januari 2022

Prayang Ragah Bagan


PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU “ECOSHRIMP”
PT. ALTER TRADE INDONESIA

PENGETAHUAN PRAKTIS
BUDIDAYA POLIKULTUR TAMBAK UDANG WINDU
“ECOSHRIMP” TANPA PAKAN TAMBAHAN DAN
BAHAN KIMIA

Pendahuluan
Buku pedoman budidaya Ecoshrimp tanpa pakan tambahan dan tidak menggunakan
obat-obatan kimia dengan mengedepankan budidaya yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan.
Budidaya udang windu (penaeus monodon) merupakan spesies asli Indonesia yang
telah di budidayakan sejak beberapa dekade dan menjadi andalan devisa negara.
Dengan perkembangan teknologi budidaya yang tidak ramah lingkungan, yang
disebabkan penggunaan bahan kimia dan obat-obatan yang cukup tinggi dan
mengalih fungsikan lahan konservasi manggrove menjadi lahan budidaya sehingga
munculnya permasalahan lingkungan sebagai salah satu sumber masalah
kelangsungan budidaya.
Dengan tidak adanya keseimbangan alam akibat dari budidaya tersebut, sehingga
tergangunya ekosistem dan mulai mucul penyakit dan menurunya produktivitas.
Dengan perkembangan budidaya mulai masuk udang vaname yang menggeser
budidaya udang windu di beberapa daerah mulai beralih ke budidaya vaname,
sehingga budidaya udang windu semakin terbatas.
Dengan langkanya induk udang windu sehingga menurunya area produksi udang
windu, dengan kondisi ini petani tambak yang masih optimis dengan tetap
melaksanakan budidaya udang windu secara tradisional dengan sistem
berkelanjutan. Panduan buku ini sebagai acuan dalam budidaya udang windu
dengan pembahasan teknis budidaya, sosial dan lingkungan secara praktis tanpa
penggunaan pakan buatan dan obat-obatan kimia.

1
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU “ECOSHRIMP”
PT. ALTER TRADE INDONESIA

I. DEFINISI DAN PRINSIP ECOSHRIMP


DEFINISI ECOSHRIMP
Definisi Ecoshrimp sebagai berikut :
”Ecoshrimp dibudidayakan secara tradisional dengan sistem budidaya tanpa
pakan tambahan dan tidak menggunakan obat-obatan kimia dan dilakukan
konfirmasi sebelum pembelian”
PRINSIP ECOSHRIMP
Prinsip Ecoshrimp adalah sebagai berikut :
A. Proyek Ecoshrimp ATJ/ATINA dijalankan untuk memberikan manfaat bagi
petani dan konsumen.
”Hubungan kerja sama antara Produser, Processing dan Konsumen, melibatkan
stakeholder untuk mencapai yang diinginkan”
B. Proyek Ecoshrimp ditujukan untuk mampu meningkatkan taraf sosial,
ekonomi dan kelestarian lingkungan bagi petani dan komunitas lokal.
”Bisnis yang harus dijalankan harus berorientasi ramah lingkungan, serta
berkontribusi terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi para (stakeholder)”
C. Proyek Ecoshrimp ditujukan untuk mengedepankan keamanan pangan dan
berperan dalam budidaya udang yang berkelanjutan bagi konsumen.
”Pemahaman terhadap ‘produk yang aman di konsumsi’ melibatkan semua
unsur yang terlibat mulai dari lingkungan, petani, penjaga tambak atau
penjaga tambak, karyawan dan konsumen”
D. Dengan komitmen ini kita harus berusaha untuk mewujudkan hubungan
yang adil dan setara dalam proyek Ecoshrimp.
”Memberikan kesempatan terhadap petani untuk menyampaikan kendala
didalam dalam rapat rutin, Memberikan penjelasan kondisi lapangan terhadap
buyer, memberikan kesempatan kepada buyer untuk melakukan verifikasi
terhadap informasi yang PT. Alter Trade Indonesia sampaikan atau laporkan”

2
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

II. LEGALITAS USAHA BUDIDAYA


A. Lokasi budidaya sesuai dengan tata ruang yang telah ditetapkan oleh
pemerintah, tata ruang penting agar lokasi tidak bertentangan dengan
kepentingan yang lain, seperti: Kawasan Hutan Lindung, Green Belt, Kawasan
Manggrove dan lain sebagainya.
B. Pantai di depan kawasan tambak memiliki sempadan pantai dengan lebar 500
meter dari garis pantai surut tertinggi kearah darat yang dapat menjadi lokasi
penanaman manggrove (UU No. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang; dan
UU No 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau).
C. Lahan tambak harus memiliki Surat Tanda Bukti Penguasaan Lahan yang
diakui oleh pemerintah (Sertifikat Hak Milik, Sertifikat Tanah Garapan,
Sertifikat Hak Guna Usaha atau bukti pembayaran pajak atas lahan tersebut).

3
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

III. ZONAL MANAGEMEN DAN MANAGEMEN GROUP


A. Zonal Management (Managemen Kawasan)
Sebagian besar wilayah belum
memiliki pengelolaan kawasan
secara bersama-sama antar petani
sehingga dampak dari kegiatan
budidaya yang terkonsentrasi
dalam suatu wilayah akan memiliki
dampak terhadap lingkugan
Kawasan tambak anggota Ecoshrimp sekitarnya, dampak yang dirasakan
PT. ATINA - Sidoarjo langsung oleh petani sekitarnya
memungkinkan resiko penularan penyakit. Sebagian besar wilayah
budidaya udang belum memiliki pengelolaan kawasan secara bersama-
sama antar petani masing-masing, petani masih berkonsentrasi pada unit
budidayanya masing-masing. Pengelolaan individual ini berpotensi beresiko
pada penularan penyakit.
Manajemen kawasan yang dikelola secara bersama-sama oleh petani
dalam area budidaya yang sama dapat meminimalisir resiko dengan
pengelolaan pola budidaya secara bersama dalam kawasan tersebut.
Fungsi dari managemen kawasan:

• Membuat peraturan dan perjanjian dalam suatu kawasan budidaya.


• Membuat kelompok budidaya berdasarkan satu hamparan budidaya.
• Membuat perencanaan dan strategi budidaya dalam satu Kawasan
sehinga dapat mengurangi dampak dan resiko dalam budidaya.
• Menentukan zona bahaya dan penanganan bahaya dalam satu
Kawasan

4
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

B. Managemen Group (Kelompok Pembudidaya)


Beberapa yang perlu di perhatikan dalam pembentukan kelompok:
1. Memiliki AD/ART atau aturan organisasi yang berisi maksud dan
tujuan mendirikan kelompok, alamat kelompok, alamat serta nama
kelompok, di catat pada akta notaris dan terdaftar di Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia (KEMENKUMHAM).
2. Jumlah yang ideal minimal 10 orang dan maksimal 25 orang.
Kepengurusan terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara yang dipilih
secara demokratis, kelompok pembudidaya didampingi oleh pertugas
penyuluh dari pemerintahan setempat.
3. Anggota kelompok mempunyai profesi yang sama bidang budidaya
tambak udang, dalam satu hamparan lokasi budidaya.
4. Memilki kemitraan dengan kelompok, instansi lain sehingga dapat
memiliki wewenang dan wilayah aktivitas lebih luas.
Hal-hal yang dilakukan dengan berkelompok:
1. Dalam setiap pertemuan kelompok mendiskusikan kegiatan-kegiatan
budidaya untuk meningkatkan hasil yang maksimal.
2. Penanganan Kawasan budidaya dalam peningkatan budidaya dan
penanganan penyakit.
3. Evaluasi hasil budidaya dalam satu kawasan, dan membahas isu-isu
terkini baik dalam budidaya maupun lingkungan yang akan berpengaruh
terhadap budidaya.
4. Memberikan masukan kepada pemerintah untuk membuat kebijakan
peningkatan budidaya.

Pertemuan penjaga tambak sebagai sarana komunikasi dan tukar informasi

5
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

IV. PERSIAPAN BUDIDAYA


A. Kriteria Lahan tambak
Lahan tambak sebaiknya terletak pada posisi pasang surut air laut, untuk
memudahkan memasukan dan mengeluarkan air.
Tanah tidak mudah bocor, tanah yang baik yaitu bertekstur lempung
(komposisi liat, pasir dan debu berimbang).
Pada sepadan pantai dan sungai terdapat hutan mangrove yang
berfungsi menahan air pasang, ombak dan berfungsi menyerap logam
berat.
B. Persiapan Lahan.
Persiapan tambak merupakan kegiatan yang utama, terutama dalam
menentukan daya dukung atau produktivitas lahan. Tahapan dalam
persiapan lahan pada masing-masing tambak akan berbeda, hal ini terutama
faktor lokasi dan musim. Kegiatan persiapan lahan meliputi perbaikan dan
konstruksi pematang, perbaikan pintu air, pengangkatan lumpur, dan
persiapan dasar tambak.
Pematang atau Tanggul
Perbaikan dan konstruksi lahan secara rutin dalam setiap siklus
pemeliharaan merupakan standar baku yang harus dilakukan. Terutama
memeriksa dan menemukan tingkat kebocoran, untuk menangani
bocoran lubang ditutup. Perbaikan pintu air dilakukan apabila pintu air
mengalami kebocoran atau saringan yang sudah rusak. Hal ini dilakukan
untuk memastikan tidak terjadi rembesan yang dapat mengurangi
ketinggian air secara drastis dan tambak dapat diisi air minimal 70 cm.

6
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

Perbaikan pematang tambak

Persiapan Dasar Tambak


Lumpur dari dasar tambak yang berupa sisa metabolisme serta plankton
yang mati sehingga berwarna hitam sisa bahan organik yang masih ada
dalam tanah dasar tambak, amonia, nitrit, asam sulfide (H2S), dan bahan
tereduksi lain harus diangkat dari dasar tambak, pengangkatan lumpur
dilakukan apabila ketinggian lumpur yang berwarna hitam cukup tebal,
akan tetapi yang perlu diperhatikan dalam mengangkat lumpur jangan
menempatkannya langsung pada pinggir pematang, sebab apabila turun
hujan akan berbahaya kembali ke tambak.
Maka sebaiknya lumpur ditanam pada tengah pematang yang telah
digali, kemudian ditutup kembali, apabila terpaksa harus diangkat ke
pematang maka aplikasikan kapur pada tanah yang sudah diangkat.
Untuk efisiensi biaya dapat menggunakan mesin pompa sedot lumpur.
Pengolahan tanah dasar tambak sangat mutlak untuk dilakukan
terutama pengeringan, pembalikan tanah, pengapuran dan pemberian
probiotik.

7
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA
.

Persiapan dasar tambak


Pengeringan Dasar Tambak
Pengeringan sangat penting untuk memberikan kesempatan tanah
beristirahat, sisa bahan organik yang masih ada dalam tanah dasar
tambak dioksidasi dengan sempurna, amonia, nitrit, asam sulfide (H 2S)
dan bahan tereduksi lain dapat dioksidasi dengan baik sehingga dapat
menghilangkan berbagai senyawa racun pada dasar tambak. Dalam
pengeringan diharapkan kadar air setelah pengetusan mencapai batas
lekat yaitu 20-50% dan kadar air setelah penjemuran yaitu kurang dari
20%.
Waktu yang diperlukan untuk satu kali masa pengeringan adalah 15 s/d
30 hari (tergantung kondisi lahan) yang idealnya di tandai dengan
keadaan tanah menjadi retak retak. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, perlu dilakukan pembalikan tanah yang merata pada area
lahan budidaya. Pembalikan tanah dasar dilakukan untuk
menyempurnakan proses oksidasi dalam tanah.

8
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

Akan tetapi untuk tanah berpirit tidak boleh dikeringkan dan dibalik
sebab akan terjadi reduksi sulfat, tetapi untuk lumpur dasar dapat
dilakukan pengangkatan, pada jenis tanah ini perlu melakukan pencucian
secara berulang dan pemberian pupuk organik (fermentasi bahan
organik) pada saat tanah masih basah.

Pengeringan dasar tambak

Perbaikan keasaman (pH) tanah


Untuk menetralkan keasaman (pH) tanah dan meningkatkan alkalinitas,
perlu dilakukan pengapuran. Dosis kapur yang diperlukan sangat
tergantung pada hasil pengukuran pH tanah. Disamping itu juga
tergantung pada jenis kapur yang digunakan, tekstur tanah serta bahan
organik tanah. Jenis kapur yang digunakan meliputi kapur pertanian
(kaptan) CaCO3 serta dolomit CaMg(CO3)2. Pada persiapan lahan, kapur
yang digunakan adalah kombinasi antara kapur pertanian (kaptan)
CaCO3 serta dolomit CaMg(CO3)2. Target utama dari pengapuran yaitu
pH meningkat menjadi sekitar 6-7.5, potensi redoks >-50mV,
menstabilkan pertumbuhan fitoplankton dan untuk tanah pirit tidak
terjadi penurunan pH air, dan air tidak bereaksi berwarna merah atau
coklat tua. Untuk tanah yang masih bau atau hitam bisa menggunakan
arang batok kelapa yang telah di haluskan dan ditebarkan pada tanah
yang hitam atau bau.

9
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

Manfaat lain yang diperoleh dari pengapuran adalah:


1. Mengikat butiran-butiran lumpur yang melayang layang dalam air
yang berfungsi untuk membantu menjernihkan air
2. Memberantas bibit-bibit penyakit yang berbahaya bagi kehidupan
udang/bandeng.
3. Mengikat kelebihan karbondioksida (CO 2) yang dihasilkan
akibatproses pembusukan bahan organik pada area tambak
4. Mempercepat proses penguraian bahan organik menjadi nutrient
Tabel dosis kapur:
pH Tanah Kaptan (CaCO3) Ca(OH)2 Dolomit (CaMgCO3)
>6 0,1 kg/m² 0,05 kg/m² 0,2 kg/m²
5-6 0,15 kg/m² 0,1 kg/m² 0,3 kg/m²
<5 0,3 kg/m² 0,2 kg/m² 0,3 kg/m²
Sumber : Penerapan Best Management Practices pada budidaya udang windu oleh BBPBAP Jepara tahun 2007

Perbaikan keasaman tanah

10
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

Pemupukan tanah dasar


Sebelum melakukan pemupukan pada dasar tambak sebaiknya tanah
dasar tambak di Uji lab, tidak semua tambak membutuhkan pupuk,
apabila pupuk berlebihan menyebabkan meningkatnya Amoniak saat
budidaya.
Standar parameter tanah tambak:

Parameter Satuan Batas Syarat

pH Tanah - 5,5 -7,0

Redoks Potensial mV > +50

BOT % <5
Permen KP No. 75/PERMEN-KP/2016

➢ Apabila pH tanah kurang atau melebihi batas cukup aplikasi kapur.


➢ Apabila redoks potensial >50 maka gunakan pupuk organik yang
sudah berijin dan terdaftar di CBIB atau membuat pupuk kompos
sendiri. Sedangkan redoks potensial <50 bahan sampai -200mV
maka cukup angkat lupur dan keringkan, kemudian aplikasi kapur.
➢ BOT lebin dari 5% cukup di keringakan saja.

Pemberantasan Kerang-kerangan.
Dilakukan secara manual atau pada saat pegeringan, kerang-kerangan
dipungut dan dikubur diluar petakan. Apabila pada akhir panen
terdapat air tawar maka masukan air tawar kemudian dibuang kembali
dan pungut trisipan yang telah mati secara manual karena akan
menggangu kehidupan udang, atau gunakan kapur aktif yang ditebar
secara merata pada saat lahan masih basah.
Tidak boleh menggunakan pestisida, Potasium atau bahan kimia
berbahaya lainnya.

11
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

C. Persiapan Pengisian Air


Saringan Air
Pemasangan filter berlapis sangat penting untuk mencegah masuknya
berbagai hewan yang dapat menjadi carrier masuknya virus kedalam
tambak. Oleh karena itu, alat ini harus selalu dikontrol setiap saat dan harus
langsung diganti bila kondisinya sudah tidak layak pakai. Dibuat rangkap agar
apabila terjadi kerusakan (sobek), masih ada pengaman sehingga hewan
(ikan dan udang liar) diminimalkan masuk area budidaya. Dalam pemasukan
air sumber baku perlu memperhatikan situasi dan kondisi air yang optimal
(baik), begitu juga waktu pengambilan yang terbaik.

Saringan air pada pintu air utama (Laban)

Tandon (Jalon)
Tandon merupakan tempat untuk menampung air yang akan digunakan
dalam proses budidaya. Pengisian air ke kolam harus berasal dari tandon
dan dapat dijamin keamanannya. Air yang berasal dari sumber (laut atau
sungai) masuk ke tandon harus diperhatikan bahwa tidak ada pengaruh
dari buangan tambak sendiri maupun tambak lain.
Pemberantasan Predator
Pemberantasan predator bisa dilakukan setelah selesai panen atau pada
saat setelah pengeringan, apabila setelah pengeringan pada saat
memasukan air pertama sekitar 10 cm tunggu 2 hari untuk memberi
kesempatan telur menetas, dan lakukan aplikasi saponin.

12
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

Dosis Aplikasi Samponin


Salinitas (ppt) Dosis (ppm)
10 20-25
20 10-20
30 10-15
Cara menentukan ppm: 20 ppm (20kg samponin untuk 1.000 liter air di petakan)
Sumber : BBPAP Jepara

Ikan yang sudah mati secepatnya di ambil dan di kubur dan jangan sampai
mengendap di dasar tambak. Pengendalian hama tidak boleh
menggunakan pestisida, potasium atau bahan kimia lainnya karena akan
merusak unsur hara di tambak dan berbahaya untuk yang
mengkonsumsinya.
Pengisian Air
Kemudian diisi air hingga penuh 70 s/d 120 Cm, sedangkan pengapuran awal,
dengan memberikan kapur dari jenis CaCO 3 atau CaMg(CO3)32 dengan dosis
disesuaikan dengan nilai alkalinitas air, sehingga alkalinitas air mencapai
kisaran nilai 100 - 150 ppm (diawal penebaran), kisaran pH harian berkisar
antara 7,5 - 8,3 dan fluktuasi pH harian kurang dari 0,5. Kemudian aplikasi
probiotik dengan fementasi dedak 2 (Dosis dan cara dapat dilihat di
lampiran)

D. Pemilihan Benur
Sumber benur berasal dari hatchery atau tempat pembenihan yang
bersertifikat (memiliki keterangan asal benih) atau direkomendasikan oleh
ATINA, surat bebas penyakit atau tes PCR dan berkualitas baik.

1. Ciri-ciri benur yang baik:


Warna dan ukuran seragam, warna hijau kecoklatan dan tidak merah
nilai keseragaman >95% dan bersih, ekor sudah membuka (pecah ekor),
pilih PL-12 agar tingkat kelulusan hidup lebih baik.

13
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA
Ukuran minimal 1,5 cm dengan perut benur berisi makanan, dengan
warna usus coklat atau hitam tidak terputus, gerakan lincah aktif
berenang melawan arus. Lakukan uji ketahan dengan kejutan salinitas 0
ppt secara mendadak selama 15 menit.
2. Ciri-ciri Benur yang baik dari pendederan atau pengelondongan:
▪ Asal benur berasal dari hatchery yang telah tersetifikasi atau
direkomendasikan oleh ATINA.
▪ Benur dengan anggota tubuh yang lengkap dan tidak cacat dengan
ekor membuka (pecah ekor).
▪ Keseragaman benur baik ukuran maupun warna minimal 80%.
▪ Gerakan aktif berenang menantang arus menempel di dasar dan
dinding bak.
3. Transportasi Benur
▪ Cara pengangkutan benur yang benar:
▪ Menggunakan kantong plastik bening ukuran panjang 60-70 cm
dan lebar 28-30 cm dengan ketebalan 0,05 mm.
▪ Kantong di isi oksigen 2/3 bagian sampai menggelembung, dan isi
air 1/3 bagian, isi untuk benur 1.000 ekor perliter sedangkan untuk
gelondongan 250-500 ekor perliter.
▪ Suhu pengangkutan antara 22-24 °C, dengan dimasukan ke dalam
wadah dan di beri es dengan kantong terpisah.

V. PEMBESARAN
A. Siklus Hidup Udang Dan Makanan Udang
Petak Adaptasi (Pinihan)
Masa budidaya pada fase ini antara 2-4 minggu. Fungsi petak adaptasi
sebagai tempat adaptasi sebelum benur di pindah ke petak budidaya, petak
adaptasi diharapkan tidak terlalu subur terhadap ganggang tetapi subur
terhadap zooplankton dan fitoplankton yang merupakan makanan utama
benur.

14
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

Pada petakan ini lakukan aplikasi Probitik dengan fementasi dedak 2 (lihat
di lampiran) 7 hari sebelum tebar dan 7 hari setelah tebar, pengulangan
dilakukan setiap 2 minggu menggunakan fermentasi 1 atau 2.
Kendala yang sering dihadapi pada fase ini yaitu pertumbuhan ganggang
yang terlalu cepat sehingga kandungan oksigen dalam air terutama pada
malam hari turun secara drastis (drop), siapkan pompa Venturi untuk
penambagan oksigen.
Petak Budidaya (Buyaran)
Pada fase ini windu sudah bisa makan selain plankton, petak budidaya harus
dipersiapkan terlebih dahulu, ketersedian pakan selain plankton yang
berupa cacing (lur), phronima, kutu air, dll, harus melimpah sehingga bisa
mempercepat pertumbuhan udang windu. Tahap awal aplikasi probiotik
dengan fermentasi 2 pada waktu 7 hari setelah masukan air dan di ulang 7
hari, pada saat budidaya di ulang setiap 2 minggu mengunakan fermentasi
1 atau 2. Tebar benih Phronima sP untuk tambahan pakan alami 1 ha
200.000 ekor. Siapkan pompa Venturi untuk penambagan oksigen.
B. Penebaran Benur
Benih bandeng :
✓ Ditebar sebelum tebar benih udang
✓ Kepadatan tebar 1 ekor per 2 M2
Benih Udang Windu :
✓ PL-12 : 3-5 ekor per m2
✓ PL-25 (Gelondongan) : 2-4 ekor per m2
Yang perlu diperhatikan dalam penebaran benur :
• Adaptasi suhu air dan udara, kantong berisi benur disimpan dalam
petakan tambak biarkan terapung selama 15-30 menit (sudah keluar
embun dalam plastik) kemudian buka plastik dan lipat pada bagian ujung
agar terjadi pertukaran udara dalam kantong.

15
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

• Masukan dalam bak dengan bantuan areasi, secara bertahap tambah air
dari petakan ke bak sampai dengan parameter air sama dengan yang
ditambak.
• Masukan secara bertahap ke ke tambak dengan di flusing/di terbarkan

Aktifitas tebar benur

C. Pengelolaan kualitas air


Pada awal budidaya biasanya air tidak begitu dalam (0,7-1,2 m). Tetapi
seiring dengan umur udang perlu ada penambahan air, disamping untuk
mengganti air yang rembes dan menguap juga untuk menambah ketinggian
air, pergantian air (pengeluaran dan pemasukan) dilakukan bila kondisi air
terlalu pekat, ada kandungan bahan yang beracun atau kekurangan oksigen,
ada kasus penyakit tertentu. Kolam tandon dan kolam perlakuan saat air
di buang harus dimaksimalkan fungsinya.

16
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

Tabel Parameter Kualitas Air Pemeliharaan


Tingkat
No. Parameter Air Satuan
Teknologi
1. Suhu oC 28 - 32
2. Salinitas ppt 5 - 40
3. pH - 7,5 - 8,5
4. Oksigen terlarut mg/l > 3,0
5. Alkalinitas (ppm) mg/l 100 - 250
6. Bahan Organik maksimal mg/l >55
7. Amonia, maksimal mg/l < 0,01
8. Nitrit, maksimal mg/l < 0,01
9. Nitrat, maksimal mg/l 0,5
10. Phosfat, minimal mg/l 0,1
11. Kecerahan air cm 30 - 45
Logam berat maksimal
- Pb -
12. mg/l mg/l
- Cd -
- Hg -
13. Hidrogen Sulfida mg/l -
CFU(Calory
14. Total Vibrio Froming
-
Unit)/ml
Sumber : Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor 75/PERMEN-KP/2016

Pengelolan kualitas air dilakukan untuk mempertahankan parameter air


sesuai dengan kelayakan hidup udang windu yaitu :
✓ Salinitas atau kadar garam
Salinitas yang ideal untuk budidaya udang windu 10-25 ppt, pergantian
dan penambahan air tidak boleh mengubah salinitas harian secara
drastis lebih dari 3 ppt, untuk menghindari stress pada udang. Yang
mempengaruhi perubahan salinitas, curah hujan, volume air sungai.
Untuk menstabilkan ketinggian air di tambak di pertahankan minimal
70 cm

17
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

✓ Suhu
Suhu dalam petakan harus stabil, dengan mengatur ketinggian air
sehingga pada saat perubahan cuaca panas dan hujan suhu dalam
petakan tetap stabil, kepadatan plankton dapat mempengaruhi suhu.
Pengaturan kedalaman air berdasarkan nilai kecerahan dengan tujuan
supaya cahaya matahari yang masuk kedasar tambak sehingga suhu
pada bagian dasar tambak tetap terjaga. Kedalaman air 2 kali nilai
kecerahan air (apabila kecerahan air 30 cm maka kedalaman air sekitar
60cm). Fluktuasi suhu dapat mempengaruhi nafsu makan udang.
Yang mempengaruhi suhu air, angin, pergantian musim. Untuk
menanggulangi ketinggian air di pertahankan, lakukan fermentasi
rumput pada petakan menjelang musim dingin.
✓ Kecerahan warna dan warna air
Warna air menunjukan jenis plankton
yang dominan dalam air, warna air yang
baik adalah hijau muda dan hijau
kecoklatan yang mendominasi plankton
chlorophyceae dan diatom.
Warna air kecoklatan Air yang sehat menunjukan warna air
stabil antara pagi dan sore hari, apabila
warna pagi dan sore tidak stabil
menunjukan zooplankton yang
mendominasi yang kurang baik untuk
pemeliharaan udang.
Warna air hijau kecoklatan
Apabila plankton terlalu padat dan dan
zooplankton mendominasi lakukan
pengenceran air dan pemberian kapur
CaOH dengan dosis 3 ppm pada saat pH
kurang dari 8 pada pagi hari sekitar jam
Warna air hijau 6.00

18
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

✓ Oksigen terlarut
Oksigen terlarut dalam air tambak harus di perhatikan terutama pada
malam hari dengan di pertahankan minimal 3 ppm. Apabila pada
malam hari oksigen menurun maka lakukan aerasi dengan pompa
air/pompa venturi, penggunaan pompa venturi hanya pada dini hari atau
siang hari apabila mendung/oksigen turun di bawah 3ppm
Pertumbuhan plankton dan ganggang yang lebat mempengaruhi kadar
oksigen di petakan. Lebatnya pertumbuhan ganggang maksimal ±40%
dari luasan area budidaya
✓ Keasaman atau pH
Pengamatan pH air tambak menggunanakan pH meter setiap hari pada
waktu pagi dan sore hari, Nilai pH mempengaruhi proses kimia dan air,
dengan pH normal 7,5 - 8,5 ppm dengan fluktuasi harian 0,2 - 0,5 ppm,
Apabila pH < 7.5 aplikasi kapur dolomit pada siang hari secara bertahap
sampai pH normal
Apabila pH > 8.5 aplikasi kapur dolomit pada malam hari secara
bertahap sampai pH normal/ aplikasi molase.
Setiap selesai hujan atau penambahan air, aplikasikan dolomit sampai
pH air normal.

D. Pengelolaan pakan alami


Pada budidaya udang windu tradisional pengelolaan pakan alami sangat
penting, karena tumbuhnya pakan dipengaruhi lingkungan budidaya.
Pemupukan awal tidak cukup untuk menumbuhkan pakan alami, beberapa
cara untuk menumbuhkan plankton saat budidaya adalah sebagai berikut :
✓ Aplikasi probiotik degan dedak fermentasi
Apabila ganging berkurang lakukan aplikasi fermentasi dedak 1,
sedangkan apabila ganggang cukup aplikasi fermentasi dedak 1 setiap 2
minggu berulang.

19
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

✓ Fermentasi ganggang
Pada saat budidaya pada petakan tambak ganggang akan tumbuh lebat,
ganggang tersebut selain berfungsi sebagai pakan bandeng juga sebagai
bahan fermentasi plankton. Ganggang yang sudah penuh di panen
kemudian di tumpuk pada petakan dan pastikan tidak terurai, kemudian
aplikasi molase (tetes) atau probiotik (jenis probiotik harus
dikonsultasikan dengan ATINA) pada saat fermentasi apabila timbul bau
diaplikasikan kapur dolomit.

Fermentasi ganggang

✓ Fermentasi rumput-rumputan
Alternative fermentasi plankton dengan menggunakan rumput- rumput
di sekitar tambak, rumput dipotong kemudian di tumpuk di beberapa
tempat pada petakan, untuk mempercepat pembusukan aplikasi pada
tumpukan rumput terbarkan molase (tetes) atau Probitik

Fermentasi rumput

20
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

✓ Fermentasi daun mangrove


Pada saat musim kemarau rumput sudah tidak ada maka aplikasikan
daun mangrove dengan memasukan pada sekitar petakan, tujuannya
sebagai bahan fermentasi plankton.

Fermentasi daun mangrove

E. Pengelolan kesehatan udang


Pengelolaan kesehatan udang perlu di prioritaskan, karena untuk udang yang
sudah terkena penyakit sulit untuk di sembuhkan, penangan sejak dini untuk
meminimalkan terserangnya penyakit.
✓ Aplikasi daun jeruju
Pohon Jeruju tumbuh di endapan lumpur dan
tergenang, tumbuh menjulang dengan daun
memanjang berduri, ditemui di tepian sungai,
rawa-rawa atau daerah payau. Karena
tumbuh di daerah yang berlumpur,
biasanya agak dangkal sehingga di bawah

tumbuhan ini banyak ikan, cacing tanah. Lahannya menjadi tempat


nelayan mencari cacing untuk umpan, mencari ikan permukaan seperti
gabus, kepala timah dan lain sebagainya. Pada budidaya udang
berfungsi sebagai anti oksidan dan dapat menghambat tumbuhnya virus
seperti white spot.
Cara aplikasi dengan menumbuk daun jeruju kemudian di campur

21
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

dengan air dan di aplikasikan ke tambak, dengan dosis 50kg/ha,


aplikasikan setiap 7 hari.
Pohon jeruju lebih baik di tanam pada sekitar pematang tambak.
✓ Aplikasi buah mengkudu
Alternative daun Jeruju buah mengkudu
dapat digunakan sebagai penanganan sejak
dini, karena mengkudu mempunyai khasiat:
meningkatkan daya tahan tubuh karena
didalam buah mengkudu mengandung zat
antioksidan alami, sebagai buah yang

berfungsi untuk obat herbal pereda rasa nyeri, dapat menormalkan


tekanan darah dalam tubuh kita, bisa mengontrol berbagai fungsi sel-
sel yang ada dalam tubuh, berguna untuk menetralkan radikal bebas,
melancarkan saluran pencernaan yang terdapat dalam tubuh,
meningkatkan energi.
Cara aplikasi : ambil mengkudu matang yang sudah lembek, kemudian
peras dan ambil sarinya campur dengan probiotik, kemudian aplikasikan
dalam air, dosis 100kg/ha.
Pada saat air lama tidak di ganti dan cenderung salinitas tinggi udang
mudah berlumut, untuk menghilangkan lumut lakukan pergantian air
secara perlahan sehingga salinitas air menurun, selain penggantian air
juga dapat dilakukan aplikasi samponin atau kapur bangunan sehingga
udang cepat untuk moulting, dan setelah pergantian kulit normal
segeralah lakukan panen.

22
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

Pengamatan udang selama budidaya dilakukan setiap hari, cara-cara


pengamatan sebagai berikut :
1. Pengamatan tingkah laku atau gerakan udang
Udang yang sehat aktif di dasar tambak, apabila tergangu akan cepat
menghindar.
2. Pengamatan fisik udang
Udang yang sehat memiliki ciri-ciri :
• Berwarna cerah hijau kekuningan
• Insang terlihat bersih tidak ada tanda pembengkakan
• Memiliki usus yang penuh tanpa terputus-putus
• Tubuh terasa bersih dan licin ketika di pegang
• Bergerak berenang aktif mencari makanan
• Hepatopancreas berwarna hitam dan volume besar
3. Ciri-ciri udang sakit
• Udang yang sakit terlihat kekuningan atau kecoklatan serta lembaran
insang mulai rusak.
• Udang diam dan tidak mau makan walaupun persediaan makannya
cukup.
• Warna ekor udang yang mengalami stress biasanya terlihat
kemerahan.
Jika di temukan kondisi udang tersebut tambahkan aplikasi daun jeruju 2 kali
dari aplikasi biasanya dengan rentan waktu setiap 2 hari, dan gunakan
pompa untuk menambah oksigen.

VI. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT


A. Pencegahan Penyakit (persiapan dan kondisi kolam)
Tambak dikeringkan setiap tahun, pekerja tambak membalikan dasar
tambak dan membuang lumpur/sedimen, yang digunakan untuk
memperbaiki dan meninggikan pematang tambak. Tambak memiliki caren

23
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

yang lebih dalam, yang tinggi sekitar 82 cm dan pelataran tambak dengan
ketinggian air 50 cm.
Saponin (ekstrak produk tanaman alami) digunakan untuk membunuh ikan
dan kolamnya dibatasi untuk membunuh patogen sebelum mengisi kolam
dengan air dari sungai.
Di ATINA melakukan sistem polikultur menebar ikan bandeng yang sangat
rendah (0,5 pcs/m2) dan kepadatan benur udang (3 PL per m2 atau 2 ekor
per m2) dan bergantung pada produk alami dan produktivitas alami. Tidak
ada bahan kimia non-alami atau pakan buatan yang digunakan. Sistem ini
menghasilkan lingkungan air yang sangat stabil, sehingga sangat tidak
mungkin kondisi perairan tambak akan menjadi masalah. Petani memantau
parameter kualitas air berdasarkan warna, aroma dan rasa.
B. Prosedur Pemantauan Penyakit
Kesehatan udang dipantau setiap hari dengan berjalan di sekitar kolam
masing-masing pada pagi hari (07.00) dan hal terakhir di sore hari (17.00)
atau di malam hari dini (ketika petani dapat menyinari sebuah obor ke air
untuk melihat mata udang). Para petani menilai seberapa hidup udang
tersebut, dan melihat perilaku berenang mereka dan jika perlu menangkap
udang dengan cara tangan untuk mengamati warna udang. Saat udang
berenang di sekitar tepi kolam, tampak lemah atau perubahan warna udang
(menjadi keputihan, kemerahan atau kekuningan), biasanya merupakan
indikasi bahwa mereka terkena penyakit.
C. Respon Penyakit
Bila dicurigai adanya penyakit, pilihan yang tersedia bagi petani adalah
menguras air di kolam dan mengisi air tawar dan atau melakukan panen
darurat untuk semua udang dikolam. Panen segera merupakan respon yang
paling mungkin, karena petani tidak ingin kehilangan udang.
Jika udang yang ditebar ditambak mati, dia akan melaporkan sampel air ke
perikanan setempat.

24
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

D. Bio Security
Tugas utama penjaga tambak tambak meliputi mengusir predator,
memperbaiki kebocoran tambak tambak, memeriksa pintu air utama dan
untuk mengatur pertukaran air jika diperlukan. Tindakan ini, bersamaan
dengan langkah persiapan kolam yang dilakukan sebelum tebar benih
(Saponin membunuh ikan dan kapur untuk membunuh patogen) mengurangi
kemungkinan penyakit memasuki tambak selama produksi.
E. Penebaran dan Angka Kehidupan
Umumnya periode paling kritis untuk kesehatan udang windu adalah antara
satu dan dua bulan setelah penebaran. Petani ATINA ECOSHRIMP yang baru
menebar udang sangat jarang melihat udang mati. Jika udang mati ditemukan,
maka akan dibuang dan dikubur di sekitar tambak, tapi jauh dari kolam
budidaya. Biasanya, panen darurat dilakukan jika dugaan penyakit dan
penurunan mortalitas skala besar sangat tidak mungkin, namun semua rincian
yang terkait akan dicatat dalam catatan tambak jika terjadi.
F. Identifikasi Penyakit
Penyebab penyakit adalah perubahan keseimbangan antar lingkungan, inang
dan pathogen yang sangat signifikan, perubahan kondisi lingkungan sangat
menentukan.
1. Penyakit akibat stress
Lingkungan tambak yang tidak sehat dapat memicu timbulnya penyakit
karena daya tahan udang menurun.
2. Penyakit karena bakteri
Penularan penyakit ini sangat mudah, karena dapat terbawa oleh
organisme yang berpindah-pindah dari satu kolam ke kolam yang lain
(SUYANTO dalam INDARYANTI 1999). Penyakit ini biasa disebut sebagai
"Bacterial Diseases" dan bakteri penyebabnya disebut sebagai bakteri
patogen ("Pathogenic Bacteria").

25
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

Penanggulangan Penyakit Bakteri dengan pengaturan kondisi lingkungan


pemeliharaan, pengaturan suhu, salinitas, pH. Sebagai antisipasi
terdapatnya bakteri patogen pada air pemeliharaan, dilakukan pola
penyaringan secara terus menerus atau resirkulasi (HEASMAN &
FIELDER, 1983).
3. Penyakit karena Virus
Yang menyebabkan timbulnya penyakit : Suhu, pH, Kadar oksigen,
kualitas air, dan ketersediaan makanan.
Udang dan ikan yang mati terserang penyakit segera lakukan
pengambilan dari tambak dan tidak boleh di buang ke sungai atau di
buang pada lahan terbukan, udang dan ikan yang terserang penyakit
sebaiknya di kubur dalam tanah.
4. Penyakit utama udang di indonesia :
Bercak putih pada udang (white spot syndrome)

Pict credit of M. Shariff and T.W. Flegel


Taura Syndrome Virus (TSV)

Infectious hypodermal hematopethic virus ( IHHNV )

26
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

5. Pengamatan warna air tambak


Warna air tambak pada dasarnya terjadi karena adanya dominansi jenis
plankton tertentu yang tumbuh dan berkembang di dalam perairan
tambak. Parameter ini dapat digunakan sebagai salah satu tolak ukur
kualitas perairan tambak secara praktis melalui pengamatan visual.

27
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

VII. PANEN DAN PASCA PANEN


Hasil panen hendaknya segera dilakukan tindakan untuk menjaga kualitas dan
mutu udang tetap baik dan menghindarkan udang pada proses pembusukan
karena bakteri yang berkembang dengan cepat pada tubuh udang.
Lakukan pengiriman sesegera mungkin, karena semakin lama udang setelah
diangkat dari tambak dibiarkan pada alam terbuka akan menyebabkan proses
pembusukan pada kulit udang oleh bakteri yang menempel pada kulit, sehingga
dapat mengakibatkan kerusakan, perubahan warna, bahkan penurunan mutu
yang cepat.
Kejadian ini dapat ditanggulangi dengan dilakukan penggunaan lapisan es yang
cukup pada box penampungan hasil panen. Prosedur panen dan Pasca panen :
1. Cara panen tidak membebani udang maupun lingkungan.
2. Setelah panen, udang harus segera dicuci dan dimasukan dalam coolbox
ATINA dengan es.
3. Hanya udang yang berasal dari tambak yang kelolah sendiri, dan telah
terdaftar di PT. Alter Trade Indonesia.
4. Rekomendasi panen dengan Bagan, Prayang, Ragah, Jala dan alat tangkap
tradisional
5. Diijinkan pemakaian pompa untuk mengeluarkan air dari tambak.
6. Hindari panas (terik) matahari agar kualitas udang terjaga

Proses Panen

Panen Prayang Panen Ragah

28
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

Panen Bagan Panen Jala

Proses Pasca Panen

Proses sortir Proses timbang

Proses pengebokan Pengiriman hasil panen

Dilarang :
1. Dilarang cara panen dengan elektrik (setrum) dan bahan kimia.
2. Tidak menerima udang yang indikasi terlalu lama setelah paska panen
tidak segera dimasukkan ke es.
3. Dilarang mencampur udang dari tambak yang lain.

29
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

VIII. PEMELIHARAAN
LINGKUNGAN
Dalam keberhasilan budidaya peran lingkungan yang baik salah satu faktor yang
utama, dengan meningkatnya Industri dan meningkatnya pemukiman akan
berdampak pada kelangsungan budidaya, efek perubahan iklim juga sangan
mempengaruhinya. Untuk mempertahankan budidaya hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pengelolaan lingkungan sebagai berikut :
A. Tata Letak
Tambak
Letak tambak yang baik mempunyai ketentuan:
• Tambak bukan hasil dari alih fungsi hutan
mangrove
• Jarak tambak dengan pantai minimal 500 meter, dengan acuan di
hitung dari pematang terdekat dengan pantai
• Jarak dengan Sungai minimal 20
meter
• Jarang dengan anak sungai atau curah sungai minimal 7
meter
Dalam menentukan jarak di hitung berdasarkan dari pematang
terdekat dengan pantai atau sungai.
B. Mangrove
Mangrove berperan sebagai penunjang budidaya tambak berfungsi sebagai
filter air dengan menyerap bahan berbahaya dan mengurangi efek dari
perubahan lingkungan. Dan berfungsi dalam menjaga ecosistem.
Jenis-jenis mangrove untuk lokasi penanaman :
• Pesisir Pantai
Jenis mangrove yang di tanam di pesisir harus yang kuat menahan
ombak dan mencegah abrasi, jenis Tanjang (rhizophora mucronata dan
brugulera gymnorrhiza) sedangkan di bagian belakang bisa di tanam jenis
api-api (avicennia marina).

30
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

• Sempadan Sungai
Jenis manggrove yang di tanam sepdan suangan yang mampu menahan
erosi akibat aliaran air sungai pada saat pasang surut, jenis Tanjang
(rhizophora mucronata dan brugulera gymnorrhiza) sedangkan di bagian
belakan bisa di tanam jenis api-api (avicennia marina), Pohon Bogem
(Sonneratia alba), Pohon Nipah (Nypa fruticans).
• Sempadan Curah
Untuk sepadan curah tambah dapat di tanami yang tidak menghambat
pasang surut air laut seperti jenis api-api (avicennia marina), Pohon
Bogem (Sonneratia alba).
• Pada Pematang Budidaya
Untuk tetap menjaga keseimbangan lingkungan di sekitar tambak pada
sekeling pematang tambak di tanami pohon manggrove. Tanamanya bisa
menjaga pematang dari tekanan air dan dapat bermanfaat untuk
budidaya, dengan jarak tanam 7-10 meter.
Pohon yang cocok di pematang api-api (avicennia marina) daun pohon ini
bisa di gunakan untuk permentasi plankton, dan apabila di tambak yang
cenderung salinitas rendah bisa di tanam pohon Mimba (Azadirachta
indica A. Juss).
Selain sebagai pengguat pematang tambak, dan juga penahan erosi dan
abrasi, tanaman mangrove bisa meningkatkan hasil tambak karena bisa
memperbaiki kualitas air serta meningkatkan pendapatan petani dan
penjaga tambak karena dengan adanya tanaman mangrove sebagai
tempat atau sarang udang dan ikan untuk berkembang biak.

31
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

1. Tanjang Putut (Bruguiera gymnorrhiza)


Habitat diwilayah pesisir daerah
sedimentasi tanah liat maupun
lumpur dengan kandungan pasir
yang cukup tinggi dan tanah yang
senantiasa tergenang oleh pasang
surut air, dipengaruhi pula oleh
kadar garam perairan (salinitas). Kayunya yang berwarna merah banak
digunakan sebagai kayu bakar dan bahan pembuatan arang.

2. Nipah (Nypa fruticans)


Nipah adalah sejenis palem,
tumbuh di lingkungan hutan bakau
atau daerah pasang-surut air. Daun
menyirip dengan ujung runcing
dengan banyak helai. Ciri khusus
nipah adalah tumbuh berdekatan

atau berkelompok dan seringkali membentuk komunitas murni


disepanjang tepian sungai. Manfaat pohon nipah dapat digunakan
untuk memproduksi alkohol, gula, membuat sirup, dan anyaman dari
daunya. Kandungan gula yang dihasilkan labih baik dari kandungan
gula tebu, serta memiliki kandungan sukrosa yang lebih tinggi.
3. Bakau / Tanjang (Rhizopora Mucronata)
Pohonya dapat tumbuh antara 4
s/d 30 m, dengan tinggi akar lutut
mencapai 0,5 s/d 2 m lebih diatas
permukaan lumpur. Rhizopora
Mucronata adalah salah satu
penyusun utama ekosistem hutan

32
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

Mangrove. Pada umumnya tumbuh dalam kelompok dekat


pada pematang sungai atau pasang surut air. Akar lutut yang
memanjang dengan ketinggian mencapai 2 m sangat berfungsi
dalam menjaga kestabilan lahan dari abrasi yang disebabkan
pasang surut air.
4. Api - Api (Avicennia Marina)
Merupakan tumbuhan pionir
pada lahan pantai yang
terlindung, memiliki
kemampuan menempati dan
tumbuh pada berbagai
habitat pasang surut, bahkan
ditempat dengan salinitas
tinggi sekalipun.
Akarnya dapat membantu pengikatan sedimen dan mempercepat
proses pembentukan tanah timbul. Biasanya bergerombol
membentuk suatu kelompok pada habitat tertentu. Daun
digunakan sebagai pengganti media pertumbuhan plankton yang
berguna bagi budidaya tambak.
5. Bogem (Sonneratia Alba)

Menyukai tanah yang bercampur


lumpur dan pasir, kadang-kadang
pada batuan dan karang. Sering
ditemukan dilokasi pesisir yang
terlindung dari hempasan
gelombang, juga dimuara dan
sekitar pulau-pulau lepas pantai.
Dilokasi dimana jenis tumbuhan lain telah ditebang, maka jenis ini
dapat membentuk tegakan yang padat. Dijalur pesisir yang berkarang
mereka tersebar secara vegetatif. Akar nafas akan berkembang

33
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA
dengan baik pada sedimentasi lumpur, sehingga bisa menahan erosi
dan abrasi pasang surut air.

IX. MANAGEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


Peningkatan sumber daya manusia sangat diperlukan untuk meningkatkan
produktifitas budidaya dengan cara melakukan pertemuan dan pelatihan -
pelatihan baik untuk pengelola maupun penjaga tambak. Melalui pertemuan
tersebut, tukar pengalaman dan pendapat dapat membangun kreatifitas dan
pemahaman yang lebih luas

Kegiatan Peningkatan SDM petani tambak


X. DOKUMEN DAN
PENCATATAN
Catatlah kegiatan sehari-hari selama masa budidaya sehingga informasi
tersebut bisa menjadi acuan dalam menentukan tindakan - tindakan yang
dilakukan untuk meningkatkan produktifitas budidaya, informasi tersebut
antara lain.
Persiapan budidaya
• Perbaikan tanah dasar
• Perbaikan pematang dan pintu air
34
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

• Perbaikan saluran air


Kegiatan selama budidaya
• Catatan memasukkan dan
mengeluarkan air budidaya
• Catatan tebar
• Monitoring kualitas air (warna air,
pH, salinitas, suhu, dll)
• Perbaikan pematang tambak
• Menjaga ketersedian pakan alami
• Catatan temuan penyakit
Kegiatan panen
• Catatan panen
• Biaya panen Dokumen dan pencatatan
• Pengeluaran atau belanja yang
dikeluarkan

XI. PERALATAN BUDIDAYA


1. Pompa air/pompa blower untuk membatu masukan/mengeluarkan air
2. Pompa sedot lumpur untuk pengangkatan lumpur
3. Pompa Alkon/Pompa venturi untuk tambahan oksigen
4. Aerasi portable untuk membantu adaptasi tebar benih
5. Bak untuk adaptasi tebar benih
6. Blong/drum untuk fermentasi probiotik
7. Peralatan panen

35
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

LAMPIRAN :

1. CARA PEMBUATAN BOKASI


a. Dosis :
✓ Untuk pemupukan dasar 500kg/ha
✓ Pada saat budidaya menyesuikan dengan kebutuhan
✓ Aplikasi hanya pada saat persiapan lahan budidaya
b. Bahan-bahan
✓ Abu Sekam padi 10%
✓ Bahan Organik 60% (jerami
padi halus dan kering, enceng
gondok halus dan kering, serbuk
gergaji kayu, rumput- rumput)
✓ Pupuk Kandang 10%
(kotoran sapi, kambing, kelelawar,
burung). Untuk kotoran ayam tidak
di perbolehkan karena mengandung
bakteri E.coli dan Salmonella
✓ Dedak (Bekatul) 10%
✓ Kapur (Magnesium) 10%
✓ Probiotik/Molase/Gula putih
c. Cara Pembuatan
✓ Sediakan Palstik atau Blong Plastik
✓ Ratakan abu sekam pada bagian dasar
✓ Kemudian masukan bahan
organik dengan rata
✓ Masukan pupuk kandang dengan rata
✓ Masukan dedak/katul dengan rata
✓ Tambahkan kapur Dolomit
✓ Campurkan Probiotik, Molase atau Gula putih secara rata
✓ Aduk dengan rata dengan memberikan air dengan kadar air 30-40%

36
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

✓ Aduk dengan rata sampai mengumpal, dan gumpalan tidak berair dan
ketika dibukatidak pecah
✓ Tutup dengan rapat supaya udara tidak masuk, setelah 5-7 hari dengan
suhu+50°C, bokasi bisa di pergunakan
✓ Untuk Volume pembuatan di sesuikan dengan kebutuhan pada setiap
tambak dengan mengacu pada kompisisi di atas.

2. CARA FERMENTASI PROBIOTIK 1


a. Dosis
✓ 20 kg dedak untuk 1 ha
✓ Aplikasi rutin setiap 2 minggu sekali
✓ Berfungsi untuk menumbuhkan plantonk dan menstabilkan kwalitas air
b. Bahan-bahan
✓ Dedak (Bekatul) yang halus dan tidak berjamur - 20Kg
✓ Tetes Tebu (Molase) - 5 liter
✓ Ragi - 80 gram
✓ 2 liter Probiotik EM4 atau yang mengandung Lactobacillus casei,
Saccharomyces cerevisiae
✓ Air bersih - 80 liter

c. Cara Pembuatan
✓ Tempat yang bisa di tutup rapat (blong plastik)
✓ Campurkan air dengan dedak/bekatul aduk sampe merata
✓ Masukan molase, probiotik dan ragi diaduk sampai merata

37
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

✓ Kemudian tutup dengan rapat, minimal2 hari, disimpan ditempat yang


tidak terkena sinar matahari
✓ Aplikasi merata ditambak

3. CARA PEMBUATANFERMENTASI PROBIOTIK 2


A. Penyiapan wadah dan bahan
1. Siapkan wadah ukuran : 50 liter
2. Dedak halus : 10 kg
3. Air tawar : 1-2 liter
4. Probiotik yang mengandung : 30 ml
✓ Lactobacillus acidophilus
✓ Lactobacillus farraginis
✓ Lactobacillus fermentum
5. Enzim (Belazyme) : 30 gr
6. Ragi roti / Fermifan : 10 g
B. Cara Pembuatan
1. Siapkan wadah / dan isi air tawar bersih
2. Masukan bahan probiotik, enzym dan ragi selanjutnya di aduk rata
3. Masukan dedak halus dan aduk. (kondisi dedak sampai basah mamel
dan bisa di gepal kepal)
4. Tutup rapat wadah tersebut selama 24 jam (proses fermentasi
aerobic fakultatif)
C. Penggunaan di tambak
1. Setelah persiapan tambak, masukan air dalam tambak ketinggian 60-80
cm
2. Tebar secara merata pupuk fermentasi dalam tambak
3. Dosis yang diperlukan adalah 25-50 kg per ha. (bahan dedak halus)
4. Penebaran benur dilakukan setelah 1 minggu dari aplikasi sebelum
dan sesudah tebar benih, kemudian di ulang 2 minggu sampai gagang
tumbuh baik/ di perlukan.

38
PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA UDANG WINDU ECOSHRIMP
PT. ALTER TRADE INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA
Supito, Adiwijaya D, Taslihan A dan Callina RB, Petunjuk Teknis Penerapan
BMPs pada Budidaya TambakUdang Windu, BBBAP Jepara 2007
Iromo, H. Azis, M. Amien H. dan J. Cahyadi. 2010. Budidaya Udang Windu di
Tambak Tradisional. UB Press. Tarakan
Anonimus, Shrimp Health Management Extension Manual, NACA and MPEDA,
2003
Ariani Hatmanti, Penyakit Bakterial Pada Budidaya Krustasea Serta Cara
Penanganannya, Oseana, Volume XXVIII, Nomor 3, 2003 : 1-10, 2003

48

Anda mungkin juga menyukai