Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


a) Kaitan Rencana Kegiatan Dengan Dampak Penting Yang Ditimbulkan
Proses pengolahan buah kelapa sawit (Tandan Buah Segar) selain menghasilkan
minyak sawit kasar (crude palm oli atau CPO), juga menghasilkan limbah cair dengan
kandungan bahan organik yang tinggi serta unsur-unsur logam berat yang terbawa
masuk kedalam proses produksi melalui buah kelapa sawit. Louis dan Tobbing (2009)
menjelaskan bahwa kandungan bahan organik dalam limbah cair yang dihasilan pada
proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO ditunjukan oleh nilai BOD, dimana
makin tinggi nilai BOD maka kandungan bahan organik juga makin tinggi. Apabila
limbah cair dengan kandungan BOD tinggi masuk kedalam perairan, maka akan
menyebabkan kandungan oksigen yang terlarut dalam air menjadi rendah. Hal ini akan
mempengaruhi proses fotosintesis dan respirasi biota air, sehingga akan mengganggu
ekosistem perairan.
Astuthy (2001) menjelaskan bahwa logam berat dapat menimbulkan efek bagi
kesehatan manusia. Logam berat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu esensial dan
non esensial. Logam berat esensial adalah logam berat yang dalam jumlah tertentu
keberadaannya dibutuhkan organisme hidup, namun dalam jumlah berlebihan dapat
menimbulkan efek beracun. Sedangkan logam berat non esensial adalah logam yang
keberadaannya dalam tubuh belum diketahui manfaatnya, dan sebaliknya justru bersifat
racun bagi organisme hidup. Beberapa diantaranya adalah Cadmium (Cd), Cromium
(Cr), dan Timball (Pb).
Oleh sebab itu, penting dilakukan pengelolaan dan pemanfaatan limbah cair yang
dihasilkan dari proses produksi Pabrik Kelapa Sawit PT Bio Inti Agrindo agar tidak
mencemari lingkungan disekitarnya.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh PT Bio Inti Agrindo dalam mengelola
limbah cair yang dihasilkan pada proses produksi pabrik pengolahan kelapa sawit
adalah memanfaatkan limbah cair sebagai sumber nutrisi bagi tanaman kelapa sawit.
Pemanfaatan limbah cair dirasakan sangat perlu dilakukan mengingat air limbah yang
dihasilkan oleh pabrik pengolahan kelapa sawit masih mengandung nutrien yang cukup
tinggi sebagai pupuk tanaman kelapa sawit. Penelitian yang telah dilakukan oleh para

Laporan Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Periode Triwulan - III Tahun 2021 I-1
BAB I PENDAHULUAN

ahli perkebunan sawit di Indonesia menemukan bahwa dalam setiap 100 ton limbah
cair pabrik kelapa sawit terdapat unsur hara N-P-K dan Mg yang setara dengan 156 kg
Urea, 25 kg TSP, 250 kg KCl, dan 100 gram Kieserit (Asthuty,2001). Disamping itu
limbah cair tersebut juga mampu memperbaiki sifat dan struktur fisik tanah,
meningkatkan infiltrasi tanah, meningkatkan kelembaban tanah, menambah kandungan
senyawa organik, menaikkan pH tanah, meningkatkan aktivitas mikro flora dan fauna
tanah (Waluyo, 2005).
PT Bio Inti Agrindo telah memperoleh rekomendasi melakukan pengkajian
pemanfaatan air limbah berdasar Surat Keputusan Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Merauke Nomor Keputusan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Nomor
810/285 Tentang Persetujuan Usulan Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Industri
Minyak Sawit Pada Tanah Di Perkebunan Kelapa Sawit Estate B PT. Bio Inti Agrindo
Seluas 180 Ha. Pemanfaatan air limbah dilakukan dengan memproses air limbah pada
kolam primary anaerobic sampai diperoleh nilai parameter yang memenuhi baku mutu
yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu nilai BOD tidak melampaui batas
maksimal 5.000 mg/l. Pengkajian pemanfaatan air limbah dilakukan menggunakan
sistem yang disebut Land Application, yaitu mengalirkan air limbah yang telah
memenuhi baku mutu dengan cara dipompakan ke lahan penanaman kelapa sawit
melalui pipa-pipa.
Beberapa manfaat dari kegiatan land application antara lain mengurangi biaya
pembelian pupuk an-organik, mengurangi biaya pemeliharaan IPAL, sebagai penerapan
zero waste di Perkebunan Kelapa Sawit PT Bio Inti Agrindo, mengurangi biaya
penaatan hukum lingkungan dengan cara memanfaatkan limbah cair, serta mengurangi
pencemaran lingkungan yang berasal dari limbah cair pabrik kelapa sawit karena air
limbah tidak dibuang ke badan sungai maupun air permukaan lain.

b) Peraturan Perundang-undangan Yang Berlaku


Pengelolaan dan pemanfaatan limbah cair Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT
Bio Inti Agrindo dilaksanakan mengacu pada Peraturan perundang-undangan yang
berlaku, antara lain:
- Undang – undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup,
- Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas air dan
Pengendalian Pencemaran Air,

Laporan Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Periode Triwulan - III Tahun 2021 I-2
BAB I PENDAHULUAN

- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang


Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian
Umum
- Keputusan Mentri Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Tehnis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah dari Industri Minyak Sawit pada Tanah
di Perkebunan Kelapa Sawit.
Kapasitas pabrik pengolahan kelapa sawit PT Bio Inti Agrindo yang terpasang
saat ini adalah 60 ton TBS/jam. Rata–rata untuk setiap ton TBS yang diolah
menghasilkan 60 % limbah cair dengan nilai BOD berkisar antara 40.000 – 70.000
mg/l. Saat ini Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT Bio Inti Agrindo sudah beroperasi
15 jam/hari, sehingga untuk setiap hari kegiatan operasional pabrik akan menghasilkan
air limbah sebanyak 405 m³. Volume air limbah dengan jumlah yang besar dan BOD
yang tinggi ini berpotensi menjadi sumber pencemar lingkungan manakala tidak
dikelola sesuai peraturan yang berlaku. Proses pengolahan air limbah pada kolam
limbah ditujukan untuk menurunkan tingkat BOD sampai pada kisaran 3.000 – 5.000
mg/lt. Pada kisaran nilai BOD tersebut air limbah dinilai tidak akan menimbulkan
pencemaran terhadap air tanah dan air permukaan.

c) Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Zero Emissions


Kegiatan kebun dan pabrik pengolahan kelapa sawit merupakan kegiatan yang
sangat memungkinkan untuk penerapan konsep Zero Emissions, dimana hampir semua
limbah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan. Tandan kosong buah sawit (tangkos)
dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman kelapa sawit. Pemanfaatan tangkos sebagai
pupuk dapat dilakukan dengan cara menjadikan tangkos sebagai mulsa penutup tanah
disekitar pokok tanaman sawit, maupun dengan memproses tangkos menjadi kompos
sehingga lebih memudahkan tanaman mengambil hara yang terkandung didalamnya.
Limbah cair yang masih mengandung nutrien yang cukup bagi tanaman dimanfaatkan
sebagai pupuk melalui kegiatan land application. Sedangkan gas methan yang
dihasilkan pada proses didalam IPAL dapat dimanfaatkan sebagai sumber listrik bagi
pemukiman karyawan dan masyarakat sekitar.
PT Bio Inti Agrindo telah memanfaatkan serat (fiber) yang dihasilkann dari
proses produksi pabrik kelapa sawit sebagai bahan bakar boiler dengan memanfaatkan

Laporan Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Periode Triwulan - III Tahun 2021 I-3
BAB I PENDAHULUAN

kalori yang terkandung dalam fiber tersebut, untuk selanjutnya energi yang dihasilkan
dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik di Estate
A Perkebunan Kelapa Sawit PT Bio Inti Agrindo. Kapasitas yang sudah dimanfaatkan
saat ini sebesar 1.270 KWH.
Selain itu, PT Bio Inti Agrindo juga telah memanfaatkan tandan kosong buah sawit
(tangkos) sebagai mulsa penutup tanah disekitar pokok tanaman kelapa sawit dengan
tujuan agar tanaman dapat mengambil hara yang terkandung didalamnya, dan juga
untuk menjaga kelembaban tanah disekitar tanaman kelapa sawit. Sedangkan limbah
cair yang masih mengandung nutrien yang cukup tinggi bagi tanaman dimanfaatkan
sebagai pupuk melalui kegiatan land application. Kemudian gas methan yang
dihasilkan pada proses didalam IPAL direncanakan untuk dimanfaatkan sebagai sumber
listrik tambahan bagi kegiatan di Estate A Perkebunan Kelapa Sawit PT Bio Inti
Agrindo.

1.2 Tujuan
a. Aspek Hukum
Landasan hukum yang menjadi acuan pelaksanaan kegiatan pengkajian land
application oleh PT Bio Inti Agrindo, yaitu:
- Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 (Pasal 35 dan Pasal 36) Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
- Keputusan Mentri Lingkungan Hidup Nomor 28 tahun 2003 Tentang Petunjuk
Pedoman Tehnis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit
Pada Tanah Di Perkebunan Kelapa Sawit.
- Surat Keputusan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Merauke Nomor
810/285 Tentang Persetujuan Usulan Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah
Industri Minyak Sawit Pada Tanah Di Perkebunan Kelapa Sawit Estate B PT.
Bio Inti Agrindo Seluas 180 Ha.
b. Aspek Lingkungan
Limbah cair yang dihasilkan oleh kegiatan pada pabrik pengolahan kelapa sawit
mengandung unsur-unsur kimia yang tidak hanya dapat bermanfaat bagi tanaman,
tetapi juga berpotensi mencemari lingkungan. Oleh sebab itu pengelolaan terhadap

Laporan Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Periode Triwulan - III Tahun 2021 I-4
BAB I PENDAHULUAN

limbah cair yang dihasilkan sangat penting dilakukan agar limbah yang dihasilkan tidak
mencemari lingkungan, dan sebaliknya dapat lebih meningkatkan manfaatnya.
Pengaplikasian limbah cair melalui kegiatan land application dimaksudkan untuk
memanfaatkan kandungan hara yang terdapat pada limbah cair sebagai pupuk alternatif
bagi tanaman sehingga dapat mengurangi dan menimimalkan penggunaan pupuk kimia.
Dalam pelaksanaan pemantauan kegiatan land application, secara berkala dilakukan
pengukuran terhadap kualitas air tanah pada sumur pantau dan kualitas air limbah yang
akan diaplikasikan ke tanah, serta pengukuran kualitas udara berupa kebauan
(pengukuran konsentrasi H₂S dan NH₃). Pengukuran kualitas air dan kulaitas udara
yang dilakukan secara berkala akan memberikan informasi penting tentang kondisi
kualitas air dan kualitas udara disekitar areal pengkajian sehingga dapat dijadikan
sebagai tolok ukur kondisi kesehatan lingkungannya.
Salah satu pemantauan yang dilakukan terhadap kualitas air adalah pengukuran
jumlah dan jenis plankton yang terdapat di perairan di Sungai Bian dan anak Sungai
Bian. Plankton merupakan komponen penting di perairan karena berperan sebagai
rantai makanan paling bawah . Keberadaan plankton pada suatu perairan merupakan
indikator baiknya kondisi perairan itu. Pemantauan yang sudah dilakukan oleh PT Bio
Inti Agrindo menunjukkan adanya kandungan plankton di perairan Sungai Bian dan
anak Sungai Bian. Beberapa jenis dan jumlah plankton yang ditemui (melalui analisa
laboratorium) di Sungai Bian adalah Asterionella sp 400 colony, Hemiaulus sp 110
colony, Nitzshia sp. 30 colony. Sedangkan pada anak Sungai Bian (Sungai Loo)
terdapat jenis Asterionella sp 110 colony, Ephithemia sp 30 colony, dan Micrasterias
sp 30 colony. Kondisi kualitas air sungai Bian dan anak Sungai Bian dapat juga dilihat
dari seringnya masyarakat memancing ikan dan menemukan berbagai jenis ikan
Pemantauan secara berkala terhadap kualitas air dan udara akan memberikan
informasi tentang kondisi air dan udara disekitar lokasi pengkajian. Hal ini sangat
berguna bagi kesehatan masyarakat sekitar karena pengukuran kualitas air khususnya
untuk konsumsi, akan selalu disertai saran atau rekomendasi tentang perlakuan yang
harus diberikan sebelum di konsumsi oleh masyarakat.

c. Aspek Tanaman
Kegiatan pemanfaatan limbah cair melalui land application dapat memberikan
penambahan hara yang dibutuhkan tanaman dan dapat meningkatkan produktifitas
tanaman kelapa sawit. Hal ini disebabkan limbah cair pabrik kelapa sawit merupakan

Laporan Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Periode Triwulan - III Tahun 2021 I-5
BAB I PENDAHULUAN

bahan organik yang masih mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman, yaitu
Nitrogen (N), Kalium (K), Phospor (P), Kalsium (Ca), dan Magnesium (Mg), sehingga
memberikan keuntungan bagi tanaman karena nutrient yang dikandung oleh air limbah
langsung masuk ke areal perakaran tanaman kelapa sawit. Selain itu, pada musim
tertentu (kemarau), aplikasi air limbah sangat membantu pemenuhan air bagi kebutuhan
tanaman kelapa sawit.

1.3 Manfaat Pemanfaatan Air Limbah


a) Manfaat Bagi Lingkungan
Limbah cair yang dihasilkan dari pabrik pengolahan kelapa sawit adalah
merupakan bahan organik yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman.
Limbah cair yang akan diaplikasikan ke areal pertanaman kelapa sawit terlebih dahulu
harus diturunkan nilai BOD nya sehingga memenuhi baku mutu yang ditetapkan.
Proses ini dilakukan pada kolam anaerobic. Limbah yang telah memenuhi baku mutu
kemudian diaplikasikan ke areal pertanaman kelapa sawit melalui kegiatan land
application.
Kandungan unsur hara yang terdapat pada limbah cair dapat membantu meningkatkan
kadar hara tanah karena Nitrogen (N), Kalium (K), Kalsium (Ca), dan Magnesium
(Mg). Unsur-unsur hara ini merupakan unsur hara makro yang sangat dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman yang optimal.
Dalam kegiatan pengaplikasian limbah cair yang dilakukan melalui land
application secara berkala dilakukan pengambilan sampel air limbah, sampel air sumur
pantau, dan pengukuran tingkat kebauan untuk di analisa kualitasnya dilaboratorium
yang telah terakreditasi oleh Komisi Akreditasi Nasional (KAN). Tujuan pengukuran
kualitas air dan kualitas udara adalah sebagai kontrol dalam pengelolaan lingkungan
terhadap air dan udara. Adanya pemantauan dan pengukuran kualitas air dan kualitas
udara yang dilakukan secara berkala akan memberikan informasi tentang kondisi
kualitas air dan udara yang ada disekitar areal pengaplikasian limbah cair, sehingga
dapat digunakan sebagai pedoman tentang ada atau tidaknya kejadian pencemaran
lingkungan yang akan memberikan dampak bagi kesehatan masyarakat.

b) Manfaat Bagi Pemrakarsa


Pemanfaatan limbah cair melalui kegiatan land application akan memberikan
pengaruh berupa peningkatan produktifitas tanaman kelapa sawit serta mengurangi

Laporan Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Periode Triwulan - III Tahun 2021 I-6
BAB I PENDAHULUAN

pemakaian pupuk an-organik (pupuk kimia) sehingga mengurangi biaya pembelian


pupuk an-organik, Selain itu, pemanfaatan limbah cair juga akan berpengaruh terhadap
berkurangnya biaya pemeliharaan IPAL, sebagai penerapan zero waste di Perkebunan
Kelapa Sawit PT Bio Inti Agrindo, dan mengurangi biaya pentaatan hukum lingkungan
karena nutrient yang dikandung oleh limbah cair Land Application cepat diserap oleh
akar tanaman kelapa sawit.

Laporan Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Periode Triwulan - III Tahun 2021 I-7

Anda mungkin juga menyukai