Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikanrahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah untuk tugas Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikanwaktu dan pikirannya untuk membantu dan menyelesaikan makalah Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ini. Makalah ini dibuat oleh
penulis untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada mata kuliah Rekayasa Lingkungan
Mengenai Dampak Lingkungan dimana didalamnya terdapat pembahasan tentang dampak -
dampak yang terjadi akibat adanya proyek ini, rencana pengelolaannya, dan rencana
pemantauannya.Penulis menyadari bahwa didalam penulisan makalah ini masih banyak
terjadikesalahan-kesalahan baik itu yang disengaja maupun yang tidak disengaja, karena
status penulis sebagai mahasiswa sekaligus manusia biasa yang tidak lepas dari kekhilafan
dan kesalahan. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan sebaik -
baiknya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
IDENTITAS PEMRAKARSA
1. Identitas Pemrakarsa
a. Nama Perusahaan : PT. PIONIRBETON INDUSTRI
b. Nomor Pokok Wajib Pajak : 01.071.377.4-052.000
c. Status Perusahaan : PMDN/ Non PMA
d. Alamat Perusahaan : Jl. Rawa Sumur IV Blok BB9 A-B Kawasan
Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur 13930.
Telepon : (021) 46836344
Faximili : (021) 46836351
e. Pimpinan/Penanggungjawab : Jabatan : Direktur PT. Pionirbeton Industri
f. Rencana Usaha/Kegiatan : Pembangunan industri Beton Siap Pakai
(Ready Mix)
g. Lokasi Rencana Kegiatan : Jl.Cirebon-Tegal Km 10, Desa Kanci,
Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon,
Provinsi Jawa Barat.
h. Luas Tanah : 12.390 m²
i. Luas Bangunan : 669,7m²
j. Status Tanah : Hak Milik
k. Penanggung Jawab UKL dan UPL : Rizal
l. Jabatan : Plant Supervisor Kanci
Alamat : Jl. Cirebon-Tegal Km 10, Desa Kanci,
Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon.
3
lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan sebagaimana tercantum dalam UKL
dan UPL
3. Dalam melakukan usaha/kegiatan wajib dilemgkapi izin perlindungan dan pengelolaan
limgkungan hidup berupa izin pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan penyimpanan
sementara limbah berbahaya dan racun.
Upaya pengelolaan dan pemantauan yang terdaftar dalam UKL dan UPL dinyatakan
logis teknlologi dan cara yang digunakan tersedia, ekonomis dan dapat dilaksanakan
maka UKL UPL untuk rencana usaha/kegiatan stone crusher PT. PIONIRBETON
INDUSTRI tersebut secara teknis disetujui.
4
BAB II
RENCANA USAHA DAN KEGIATAN
1) Penggunaan Lahan
Luas
No Penggunaan Lahan (M2)
5
1 5000 Tdk Cidahu, Ditimbun
Pasir Padat Di area 99 1
m3/bulan berbahaya Kuningan terbuka
2 5000 Tdk Slawi, Crusher Ditimbun
Batu Split Padat di area 99 1
m3/bulan berbahaya Tegal terbuka
3 Tdk PT.
Semen 70 ton/silo Padat Indocement Silo semen 100 -
berbahaya Palimanan
4 Fly Ash Padat B3 PLTU Silo Fly Ash 100 -
80 ton/silo Tanjungjati
5 2500 Tdk Air
Air Cair berbahaya Tanah/baku Tangki air 100 -
m3/bulan
6 5000 Asam/koro Grace Tangki
Additive Cair sif Cikarang additive 100 -
lt/bulan
6
4) Peralatan Yang Digunakan
Jumlat Jenis
Alat Energi
No Jenis Alat Merk/Type Kapasitas dampak
Penggerak
/
cemaran
1 Batching Plant 1 Unit Batctec 50 m3/jam Listrik Debu,
(Malaysia)/ Genset bising
Export-4
2 Truk Mixer 10 unit Hyno (Jepang)/ 7 m3 Solar Emisi,
Nissan CW debu,
Bising
3 Wheel Loader Caterpillar 2,5 m3 Solar Emisi,
(USA)/ 928-G debu,
Bising
4 Generator Set 1 Unit Perkins 140 KVA Solar Emisi,
bising
5 Silo besi 3 buah - 60 & 80 ton - -
6 Tangki air & 3 buah - 20rb & - -
Additive 50rb
liter
7 Tangki solar 1 buah - 20 rb liter - -
5) Pemakaian Energi
Jenis Pemakaian/Bulan
Kapasitas Terpasang Penggunaan
Energi
Operasional
Listrik Batching Plant,
Rata-rata 300 jam
Generator 140 Kva Batchroom, dan
penerangan
Listrik
PLN
7
7) Tenaga Kerja
Klasifikasi Tingkat Status Tenaga Kerja
No Jumlah Tetap Kontrak Asal Tenaga Kerja
Pekerjaan Pendidikan (orang)
1 Team Leader S1 1 Pendatang
2 Batcher SLTA/Sederajat 3 Pendatang
3 Transporter SLTA/Sederajat 9 Pendatang
4 Mecahnic SLTA/Sederajat Pendatang &
5 setempat
5 Laborat SLTA/Sederajat 4 Pendatang
6 Security SLTA/Sederajat 4 Setempat
7 Logistik SLTA/Sederajat Pendatang &
2 setempat
8 HSE Inspector SLTA/Sederajat 1 Pendatang
9 Admin Kantor SLTA/Sarjana 3 Pendatang
10 Helper SLTP 3 Setempat
Jumlah 35
8
8) Kebutuhan Air Bersih (Air Tanah)
Volume
No Penggunaan (m3/hari)
1. Bahan Baku
Truk kap. 20
- Pasir
ton Truk kap. 166 ritasi/bulan
- Aggregat (Batu split)
20 ton 166 ritasi/bulan
- Semen
Truk Tangki semen kap.25 7 ritasi/bulan
- Fly ash (abu terbang
ton Truk Tangki fly ash 4 ritasi/bulan
batubara) 2 ritasi/bulan
- Bahan Additive kap. 25 ton
Truk kap. 7m3
2. Hasil Produksi/beton siap Truk mixer kap. 7 m3
pakai 150 ritasi/bulan
9
10) Timbulan Limbah/Cemaran
Kegiatan Yang Menghasilkan Volume
No Jenis Limbah/Cemaran
Limbah/Cemaran
1 Limbah Padat
Produksi beton (ready mix):
1.1. Sisa beton pada truk mixer & Sisa beton ± 6 m3/bulan
beton uji di laboratorium.
Kertas, kardus, koran, sisa
makanan, plastik kemasan
Aktivitas domestik makanan/minuman,
1.2. (kantor, pekerja, dan stereoform, botol plastik, gelas, ± 1 m3/bulan
halaman/RTH) lampu
bohlam, daun & ranting
tanaman.
1.3. Pemeliharaan bak sedimentasi Sludge (material halus beton) ± 0,5 m3/bulan
1.4. Workshop/bengkel Ban dan sparepart bekas -
2 Limbah Cair
Poduksi beton (ready mix): Air kotor yang mengandung
Siram truk mixer &
2.1. partikel halus & kasar ± 10 m3/bulan
pembersihan sisa beton pada
campuran bahan beton.
truk mixer.
Air kotor yang mengandung
2.2. Aktivitas MCK karyawan detergen, ± 30 m3/bulan
shampoo, urin dan tinja.
3 Limbah B3
3.1. Penggunaan bahan baku fly ash Ceceran fly ash -
Olie bekas dan ceceran olie ± 75 Lt/bulan
Accu bekas, sparepart, drum
3.2. Workshop/bengkel bekas pelumas, botol/kaleng -
olie, lap olie
(majun)
10
BAB III
DAMPAK LINGKUNGAN
Kegiatan usaha PT. PIONIRBETON INDUSTRI mulai tahap konstruksi, knstruksi operasi dan
pasca operasi pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap seluruh komponen lingkungan
yang meliputi kimia, biologi, social ekonomi serta kesehatan manusia. Dampak yang
mungkin timbul sebagai berikut:
1. Dampak Tahap Konstruksi
Uji coba Produksi dan Penyetelan peralatan
a. Kebisingan dengan mengacu pada keputusan menteri LH tentang baku mutu
tingkat kebisingan peruntukkan pemukiman (55dBA) dan peruntukkan wilayah
industri 70dBA.
b. Bahaya kebakaran terjadinya potensi kebakaran dari sumber penggunaan
jaringan atau instalasi jaringan alat listrik.
c. Munculnya keresahan masyarakat dari uji coba alat produksi
2. Dampak Tahap Operasi
1. Penerimaan tenaga kerja operasi dapat mengakibatkan perubahan persepsi
masyarakat terkait serapan tenaga kerja bagi warga sekitar lokasi kegiatan
dengan munculnya protes warga sekitar yaitu warga Kelurahan Sragi terhadap
protes rekruitmen tenaga kerja orang calon tenaga kerja operasi
2. Suplay bahan baku
3. Penimbunan bahan
Dampak yang timbul berupa peningkatan polusi udara dan penurunan kualitas
udara di lokasi kegiatan stone crusher dimana dampak tersebut dapat
mempengaruhi kesehatan pekerja di lokasi kegiatan dengan menghirup udara
yang kotor.
4. Pengoperasian mesin
a. Peningkatan intensitas kebisingan sebesar 70 dBA
b. Peningkatan kecelakaan kerja
c. Peningkatn suhu area produksi
d. Peningkatan debu dan penurunan kualitas udara
e. Potensi rawan kebakaran dengan penggunaan jaringan/instalasi alat listrik
5. Pengangkutan/Pengiriman hasil produksi
a. Peningkatan debu dan penurunan kualitas udara dengan besaran dampak
potensi sebaran debu dan emisi dari aktivitas kendaraan pengangkut
b. Kebisingan dengan besaran tingkat kebisingan >70 dBA
c. Peningkatan getaran dengan besaran dampak berupa terjadi getaran sesaat
ketika pengangkutan melintas pemukiman warga
d. Gangguan lalu lintas dengan besaran dampak berupa frekuensi kejadian
jatuhnya material dari lokasi kegiatan dan potensi kecelakaan pada
simpangan jalan
11
e. Kerusakan infrastruktur/jaln dengan besaran dampak berupa potensi
kerusakan pada ruas jalan karena beban angkutan tidak sesuai dengan kelas
terutama di jalan kabupaten jika lebih dari 5-8 ton
3. Dampak Tahap Pasca Operasi
1. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
a. Ketenagakerjaan dengan berhentinya karyawan/tenaga kerja sebanyak 106
orang
b. Pendapatan masyarakat dengan berkurangnya pendapatan sebagian
masyarakat
c. Sosial budaya dengan keresahan dan penolakan masyarakat akan ditutupnya
kegiatan usaha
12
BAB IV
UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNAN HIDUP
a. Kebisingan
b. Bahaya Kebakaran
Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup
Pemeriksaan oleh satpam kepada karyawan dan pengunjung yang akan
memasuki area kegiatan
Pemasangan papan larangan merokok
Penyediaan alat pemadam kebakaran
Pelatihan dan pembentukan gugus pengendali pada karyawan tanggap
darurat kebakaran
c. Keresahan Masyarakat
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Memberi penjelasan terhadap masyarakat terkait uji coba peralatan
produksi
Membangun komunikasi yang efektif dengan masyarakat
13
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Memantau tingkat pemahaman dan gejolak masyarakat terkait proses uji
coba produksi
Memantau kelancaran proses/saluran komunikasi dengan warga setempat
14
Memantau ketaatan supir terhadap kecepatan kendaraan ketika
melewati pemukiman
Pengukuran kualitas udara ambient
b. Kebisingan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengiriman material tidak dilakukan pada waktu jam istirahat
masyarakat sekitar
Mengurangi kecepatan ketika melintasi pemukiman warga
Merawat secara rutin kendaraan sehingga tidak ada bunyi gesekan
pada system peredam suara
c. Peningkatan Getaran
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mengurangi kecepatan kendaraan pengangkut bahan baku
Penggunaan alat angkut dan pembatasan beban muatan sesuai kelas
jalan yang dilalui
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Memantau kecepatan kendaraan ketika melewati pemukiman
Memantau kesesuaian tonase beban kendaraan dengan kelas jalan
Pengukuran tingkat getaran
15
Memantau penempatan rambu lalu lintas berupa lampu kuning
kedip-kedip
Memantau pelaksanaan pengangkutan material sesuai SOP
c. Penimbunan bahan
1. Penurunan Kualitas Udara
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pemakaian masker pada pekerja
Penyediaan alat pelindung diri bagi karyawan
Pengelolaan operasi mesin lauder sesuai SOP
Menyiram tapak lokasi stok pile dengan air sebelum digunakan
sebagai tempat penimbunan untuk mengurangi sebaran debu
2. Kebisingan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengiriman material tidak dilakukan pada jam istirahat
Mengurangi kecepatan ketika melintasi pemukiman
Merawat secara rutin kendaraan sehingga tidak ada bunyi gesekan
pada system peredam suara
16
d. Pengoperasian
1. Peningkatan intensitas kebisingan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Menggunakan peralatan yang telah dilengkapi dengan peredam
kebisingan
Menggunakan APD
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Dengan cara memantau alat peredam kebisingan dan APD
Pengukuran tingkat kebisingan dengan sound level meter
18
Mengurangi kecepatan kendaraan pengangkut bahan baku kurang
lebih 20 km/jam ketika melewati permukiman.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Memantau pelaksanaan pengecekan secara berkala tentang kondisi
kelaikan kendaraan
Memantau pelaksanaan pengangkutan material sesuai SOP
Memantau ketaatan supir terhadap kecepatan kendaraan ketika
melewati permukiman
2. Kebisingan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengirman material tidak dilakukan pada waktu jam istirahat
masyarakat sekitar
Mengurangi kecepatan ketika melintasi permukiman maksimal
20km/jam
Merawat secara rutin kendaraan sehingga tidak ada bunyi gesekan
pada sistem peredam suara
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Memantau pelaksanaan waktu pengiriman material/bahan baku
Memantau kecepatan kendaraan yang melewati permukiman
Pengukuran tingkat kebisingan
3. Peningkatan Getaran
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mengurangi kecepatan kendaraan pengangkut bahan baku kurang
lebih 20km/jam ketika melewati permukiman
Penggunaan alat angkut dan pembatasan beban muatan sesuai kelas
jalan yang dilalui
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Memantau kecepatan kendaraan ketika melewati permukiman
Memantau kesesuaian tonase beban kendaraan dengan kelas jalan
Pengukuran tingkat getaran
f. Peningkatan Limbah B3
1. Timbulnya Bekas sisa dari penggunaan genset dan sisa dari penggunaan mesin
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Menyediakan tempat untuk menampung/menyimpan sementara
Limbah B3
Membuat ijin penyimpanan sementara Limbah B3
Dikumpulkan di drum oli bekas dan bekerja sama dengan pihak
ketiga yang berizin
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Memantau tempat penampungan/penyimpanan limbah B3
Pemantauan terhadap limbah B3
20
Memantau diberikan atau tidak pengertian dan pesangon kepada
seluruh karyawan
2. Pemadatan masyarakat ekonomi
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Melakukan pekerjaan padat karya didalam proses reklamasi lahan
lokasi kegiatan
Memberikan pengertian dan pesangon kepada seluruh karyawan
atau tenaga kerja
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Memantau pekerjaan padat karya yang melibatkan masyarakat
sekitar
Memantau pemberian pesangon kepada seluruh karyawan
3. Sosial budaya
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan cara pemberian pemahaman
dan pengertian 3 bulan sebelum ditutupnya lokasi kegiatan karena masa
berakhirnya kegiatan usaha dengan berkoordinasi dengan tokoh masyarakat
sekitar lokasi kegiatan usaha
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dengan cara pemantauan persepsi
dan pemahaman masyarakat sebelum ditutupnya lokasi kegiatan karena masa
berakhirnya kegiatan usaha dengan berkoordinasi dengan masyarakat sekitar
lokasi kegiatan usaha
21
BAB V
KESIMPULAN
Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini adalah sebagai kegiatan
harus dilaksanakan Upaya Pengelolaan Lingkungan hidup dan Dokumen Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) karena Kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan
pertambangan skala kecil sampai menegah untuk ijin (UKL) . Mengingat banyak dampak
yang di sebabkan adanya usaha tersebut.
22