Anda di halaman 1dari 38

AERASI

 Transfer gas didefinisikan sebagai perpindahan gas dari fase


gas ke fase cair atau sebaiknya. Transfer gas melibatkan
terjadinya kontak antara udara atau gas lain dengan air yang
menyebabkan berpindahnya suatu senyawa dari fase gas ke
fase cair atau menguapnya suatu senyawa dari fase cair
(dalam bentuk terlarut) menjadi fase gas (lepas ke udara).
 Tipe aerator ada empat yaitu :
1. Gravity aerator
a. Cascade

Merupakan salah satu dari tipe gravity aerator yaitu jenis aerasi yang cara
kerjanya berdasarkan daya gravitasi. Air yang akan diaerasikan akan mengalir secara
gravitasi karena beda ketinggian dari step satu ke step selanjutnya dalam Cascade
Aerator. Pada setiap anak tangga akan terjadi kontak antara Fe dalam air dengan
oksigen sehingga terjadi reaksi oksidasi
b. Tray aerator
Merupakan suatu proses dimana air baku dijatuhkan dari ketinggian
tertentu dan dilewatkan dalam sejumlah nampan (tray) yang tersusun vertikal
dengan jarak (space) tertentu. Pada saat jatuh dari nampan satu ke nampan di
bawahnya maka akan terjadi kontak dengan udara.
2. Spray aerator

Pada spray aerator, air baku disemprotkan melewati kolom pipa tertentu
dan keluar melalui nozzle. Dari nozzle inilah kemudian air baku akan kontak
dengan udara bebas

3. Diffuser/bubble aerator
Suatu proses aerasi dimana sejumlah udara di difusikan ke dalam air
baku melalui tekanan yang tinggi ke dalam tangki/bak pengolahan. Udara yang
didisfusikan akan mengoksidasi beberapa senyawa yang dapat dihilangkan
dengan proses oksidasi yang terjadi.

4. Mechanical aerator

Aerator Mekanik dihasilkan dengan cara memecah permukaan air baku


secara mekanik. Dengan timbulnya interface cairan-udara yang besar, maka terjadi
perpindahan oksigen dari atmosfir ke dalam air. Pada sistem ini digunakan turbin
system hybrid yang melibatkan impeller dan sumber udara, udara yang keluar dan
bagian bawah impeler ,dipecah menjadi gelembung yang halus.

 Hal yang perlu diperhatikan dalam membangun aerator :


1. Debit limbah yang diolah
2. Karakter limbah yang diolah
3. Luas area yang tersedia
4. Jam operasional unit aerasi
5. Target yang ingin di capai di outlet (Targetnya dapat
dilihat dari standar baku mutu yang digunakan)
6. Dana yang tersedia

 Desain dan karakteristik Aerator


DIFFUSER / BUBBLE AERATOR

Macam-macam diffuser aerator:

1. Disk
Disk diffuser terdiri dari membran karet EPDM yang dipasang
di atas piringan yang dilapisi PTFE.Saat udara terkompresi
mengalir melalui membran, karet akan mengembang dan
membuka lubang-lubang kecil dan melepaskan gelembung
ke dalam air. Jenis disk diffuser ini dapat menghasilkan fine
bubble dan coarse bubble.

2. Tube
Tabung diffuser terdiri dari silinder plastik atau keramik
panjang, sempit yang dikelilingi oleh membran karet EPDM.
Jenis diffuser ini cenderung memiliki lebih banyak luas
permukaan menghasilkan lebih banyak gelembung. Jenis
tube diffuser ini dapat menghasilkan fine bubble dan coarse
bubble.
3. Perforated Tubing/Bubble Tubing
Selain disk diffusers dan tube diffusers, diffuser gelembung
halus jenis lain seperti tabung berlubang, difuser Ini terdiri
dari panel plastik berlubang. Berbeda dengan disk dan tube
diffusers, tidak ada ekspansi atau kontraksi material untuk
membuka lubang.

Fine Bubble Aerator Coarse Bubble aerator


1. Efficient Aeration PROS :
Aerasi yang efisien dapat 1. Lubang-lubang pori yang
ditentukan dengn SAE lebih besar dari difuser
(Standard Aeration gelembung kasar berarti
Efficiency), biasanya difuser kurang rentan
menghasilkan dua kali terhadap pengotoran. Hal
massa oksigen ini membuat diffuser
dibandingkan berjalan secara efisien
dengancoarsebubble dan mengurangi tekanan
aerator. balik yang akan
menyebabkan keausan
2. Efficient Oxygen Transfer pada blower.
mampu mentransfer lebih
banyak oksigen ke dalam 2. Perawatan yang rendah
kolom air.Peningkatan Dan membutuhkan
efisiensi transfer oksigen pembersihan lebih jarang.
dipengaruhi dua faktor : Perawatan yang rendah
 Luas permukaan: ini menghemat uang dan
Massa gelembung kecil waktu fasilitas
(fine bubble) lebih perawatan.
banyak karena memiliki
luas permukaan yang 3. Peningkatan resistensi
jauh lebih besar terhadap pengotoran
daripadagelembung yang berarti
kasar/besar (coarse membutuhkan
bubble). penggantian diffuser lebih
 Kecepatan: Gelembung jarang. Beban
kecil (fine bubble) naik penggantian yang
dengan kecepatan berkurang juga
lebih lambat dari yang menghemat uang.
lebih besar (coarse
bubble). Laju
kecepatan yang lambat
ini menghasilkan
jumlah waktu kontak
yang lebih besar antara
udara dan air dan
memungkinkan lebih
banyak oksigen untuk
didistribusikan ke
seluruh kolom air.
Peningkatan waktu
untuk transfer oksigen
menghasilkan efisiensi
transfer yang lebih
besar.

3. Efisiensi energi
Diffuser gelembung halus
(fine bubble)umumnya
lebih murah untuk
dioperasikan daripada
diffuser gelembung kasar
(coarse bubble), karena
jumlah udara terkompresi
yang diperlukan untuk
diffuser gelembung halus
(fine bubble) lebih kecil
sehingga
membuatdayablower
lebih sedikit pada sistem
aerasi.

CONS : CONS :
1. Diffuser gelembung halus 1. Diffuser gelembung kasar
(fine bubble) cenderung (coarse bubble)
menjadi lebih rentan menghasilkan lebih sedikit
tersumbat oleh bakteri gelembung, gelembung
atau partikel , daripada yang lebih besar bergerak
penyebar gelembung lebih cepat daripada yang
kasar (coarse bubble). diproduksi oleh diffuser
Faktor alfa rendah ini gelembung halus (fine
memiliki beberapa bubble). Lebih
konsekuensi : sedikitmentransfer
 penumpukan lumpur oksigen ke dalam kolom
merusak fungsi difuser air.
dan mengurangi
efisiensinya dalam 2. Aerasi Kurang Efisien
aerasi dan transfer terlepas dari peningkatan
oksigen. kekuatan pencampuran
 mengirimkan tekanan vertikal, difuser
balik melalui sistem, gelembung kasar
yang dapat menyebarkan oksigen
menyebabkan lebih sedikit ke dalam air
peningkatan keausan sehingga aerasi yang
pada blower. kurang efisien, biasanya
Akhirnya, tingkat mencapai 50% atau
pengotoran lebih cepat kurang dari efisiensi yang
dan diffuser harus dicapai diffuser
dibersihkan atau diganti gelembung halus (fine
lebih sering yang bubble).
menyebabkan kerugian
pada perawatan baik dari
segi uang dan waktu.

2. Instalasi dan
pembersihan kompleks
karena membutuhkan
waktu yang lama,tenaga
kerja dan uanguntuk
fasilitas pengolahan.

Kriteria Perencanaan Fine Bubble Aerator Merk Holly:

Catatan :

SOTE : Standart Oxygen Transfer Efficiency

SOTR : Standart Oxygen Transfer Rate


SAE : Standart Aeration Efficiency

BAK 1 = 500
m3/day

BAK 2 = 500
m3/day

INTAKE

BAK 3 = 500
m3/day

BAK 4 = 500
m3/day

Data perencanaan :

1. Debit Total : 2000 m3/day = 83,33 m3/jam = 0,023


m3/detik
Debit tiap Bak Aerasi : 500 m3/day = 20,83 m3/jam = 0,00578
m3/detik
2. Disk Size : 8 inch = 20.32 cm = 0,2032 m
3. Service area : 0,2 m2/buah
4. Bubble size : 2 mm
5. Suhu : 24°
6. Fe (mg/L) : 25 mg/L→ 0,3 mg/l (Permenkes no.492
th 2010)
7. Mn : 15 mg/L→ 0,4 mg/l (Permenkes no.492
th 2010)
8. Waktu tinggal (td) : 10-30 menit (Qasim et al,2000)

Perhitungan :
1. Volume Bak Aerasi

Waktu tinggal (td) = 30 menit

Volume bak aerasi = Q. td

=500 m3/hari . 30 menit


= 500 m3/hari. (0.02 hari) = 10 m3
2. Dimensi Bak Aerasi
volume 10 m3
A= = = 3,33 m2
tinggi+ freeboard 2,5 m+0,5 m

Mencari panjang dan lebar bak


A =PxL
3,33 m2 =2xLxL
1,66 m2 = L2
1,28 m =L
P = 2 x L = 2 x 1,28 m = 2,56 m

Diketahui : A = luas bak aerasi


Panjang (P) = 2 x Lebar (L)

L = 1,28 m

T=3m

P =2,56 m

3. Luas tiap plate disk


A disk = ¼ . π . D2
= ¼ . π . (8 inch)2
= ¼ . π . (0,2032 m)2 = 0,032 m

Diketahui : A disk = luas tiap disk


4. Jumlah plate yang dibutuhkan
Luas Bak 3,33 m 2
N= = = 16 buah disk
service area 0,2 m2 /buah

Jumlah disk vertikal (Lebar) = 3 buah

Jumlah disk horizontal (Panjang) =5 buah

5. Jarak antar disk/plate


Jarak Horizontal antar disk (Sh)
panjang−( jumlah disk x diameter)
Sh =
jumlah lubang +1
2,56 m−(5 buah x 0,2032m)
= = 0,25 m = 25 cm
5+1
Jarak Vertikal antar disk (Sv)
panjang−( jumlah disk x diameter)
Sv =
jumlah lubang +1

1,28−(3 buah x 0,2032 m)


= = 0,16 m = 16 cm
3+1

6. Pipa inlet dan outlet


 Pipa Inlet
Q =Axv
1
0,00578 m3/detik = x 3,14 x D2 x 1m/s
4

0,00578 m3/detik = 0,785D2

D = 0,083 m= 3,2 inch ≈ 3,5 inch

 Pipa outlet

Q =Axv
1
0,00578 m3/detik = x 3,14 x D2 x 1 m/s
4
0,00578 m3/detik = 0,785D2

D = 0,083 m= 3,2 inch ≈ 3,5 inch

7. Perhitungan Kebutuhan Oksigen (O2)


Q = 500 m3/hari = 0,00578 m3/detik
Fe (mg/L) : 25 mg/L→ 0,3 mg/l (Permenkes no.492 th
2010)
Mn : 15 mg/L→ 0,4 mg/l (Permenkes no.492 th
2010)
 Efisiensi Fe
Co−Cn
Ŋ = x 100%
Co
25 mg/L−0,3 mg/l
= x 100% = 98,8 %
25 mg/ L
 Efisiensi Mn
Co−Cn
Ŋ = x 100%
Co
15 mg/L−0,4 mg/l
= x 100% = 97,3 %
15 mg/ L

Oksigen yang dibutuhkan


 PersamaanReaksi:
4 Fe2++ O2+ 2H2O → 4Fe (OH)3 + 8H+
1 mg/l Fe2+ = x MgO2/l
56 gr
4Fe2+ = = 0,25 mg.O2/l
4 x 56
Kebutuhan O2 dalam Fe=0,25 mg.O2/l x 25 = 6,25 mgO2/l

2Mn2+ +2O2 + 2H2O 2MnO2+ 4H+


1 mg/l Mn2+ = x MgO2/l
25 gr
2 Mn2+ = 0,5 mg O2/l
2 x 25
Kebutuhan O2 dalam Mn = 0,5 mg O2/l x 15 = 7,5 mgO2/l
 Total kebutuhan oksigen =6,25 + 7,5 =13,75 mg O 2/l

 Oksigen yang dibutuhkan


Fe = Q x %removal x Total kebutuhan oksigen
= 0,00578 m3/detik x 98,8 % x 13,75 mg O2/l
= 5,78 L/detik x 0,988 x 13,75 mg O2/l
= 78,52 mg O2/detik = 0,00007852 kg O2/detik

Mn = Q x %removal x Total kebutuhan oksigen


= 0,00578 m3/detik x 97,3 % x 13,75 mg O2/l
= 5,78 L/detik x 0,973 x 13,75 mg O2/l
= 77,32 mg O2/detik = 0,00007732 kg O2/detik

 Total oksigen yang dibutuhkan


= 0,00007852 kg O2/detik + 0,00007732 kg O2/detik
= 0,00015584kg O2/detik = 0,56 l/jam
8. Perhitungan Blower
wRT 1 P2 n
Pw =
550 ne [( ) ]
P1
−1 ..............(U.S customary units)

= (0,56 l/ jam)¿ ¿

= 4 x (1.07 – 1) = 2,8 HP ≈ 3 HP

(Metcalf & Eddy;Wastewater Engineering,edisi 5,vol 1, hal 434)

Dimana :
Pw = Daya Blower ,kW (HP)
w = Berat aliran udara ,kg/s
R = Konstanta gas universal untuk udara, 8.314 J/mole.K (SI units)
53,3 ft.lb/(lb air). °R (U.S customary units)
T1 = Temprature absolut inlet ,K (°R)
4
°R = X 24 ° C = 19,2 °R
5
P1 = Tekanan absolut inlet,atm (lbf/in.2)
Range untuk single-stage centrifugal blower (7-9 lbf/in.2)
P2 = Tekanan absolut outlet,atm(lbf/in.2)
Range untuk single-stage centrifugal blower (7-9 lbf/in.2)

n = untuk single-stage centrifugal blower ,nilai n = 0,283

550 = fakor konversi dari ft.lb/s ke hp


E =efisiensi (0,70 – 0,90)
CASCADE AERATOR

CASCADE AERATOR

Data perencanaan :

1. Debit (Q) = 500 m3/hr = 0,0057 m3/s


2. Konsentrasi Fe = 25 mg/l
3. Konsentrasi Mn = 15 mg/l
4. Tinggi cascade = 2-5 m
5. Tinggi setiap cascade = 150-300 mm
6. Panjang setiap cascade = 300-600 mm
7. C (post aeration) = 5-8 mg/l
8. Suhu (T) = 26C  Cs = 8,22 mg/l
9. Td = 10-20 menit
Tabel 1.1 Pengaruh suhu terhadap konsentrasi jenuh oksigen (Cs) dalam 1 atm

Kriteria perencanaan :

No Kriteria Spesifikasi Sumber


.
1 Model aerasi Cascade (bertingkat)
Data perencanaan
2 Debit (Q) 0,0057 m3/s
3 Konsentrasi Fe 0,3 mg/l Standart baku mutu menurut
4 Konsentrasi Mn 0,3 mg/l PERMENKES No.492 tahun
2010
5 Tinggi cascade 2-5 m Metcalf&Edy, Wastewater
6 Panjang setiap cascade 300-600 mm treatment reuse,
7 Tinggi setiap cascade 150-300 mm hal.452
8 C (post aeration) 5-8 mg/l
9 Cs 8,22 mg/l Benefield&Randall, 1982
10 Td 10-20 menit Qasim, 2000

Perhitungan :

1. Efisiensi (%)
Co−Cn
h= x 100%...............(Metcalf&Edy,1994)
Co

Dengan :

h = % removal
Co = Konsentrasi awal
Cn = Konsentrasi akhir
25 mg/l−0,3 mg/l
- %Removal Fe = x 100% = 98,8 %
25 mg/l
15 mg/l−0,4 mg/l
- %Removal Mn = x 100% = 97,3 %
15 mg /l
2. Tinggi cascade
R−1
H= ..................(Metcalf&Edy, Hal 452)
0,361 x a x b x (1 0,046 x t)
Dengan : H = tinggi cascade
R = perbandingan defisit
a = parameter kualitas air sama dengan 0,8
b = parameter ukur dengan menggunakan steps 1,1
t = temperature/suhu
Untuk menghitung tinggi cascade harus menghitung tinggi R (perbandingan defisit)
terlebih dahulu :
Cs−Co
Untuk R =
Cs−C
Dengan : Cs = Konsentrasi Oksigen jenuh pada suhu 26C
Co = Konsentrasi awal
C = Post aeration
Cs−Co
Untuk Fe : R =
Cs−C
8,22 mg/l−0,3 mg/l
R = = 3,56
8,22mg /l−6 mg/l
Tinggi cascade :
R−1
H=
0,361 x a x b x (1 0,046 x t)
2,45−1
= = 3,67 m
0,361 x 0,8 x 1,1 x (1 0,046 x 26)
Cs−Co
Untuk Mn : R =
Cs−C
8,22 mg/l−0,4 mg/l
R = = 3,52
8,22 mg/l−5 mg/l
Tinggi cascade :
R−1
H=
0,361 x a x b x (1 0,046 x t)
2,42−1
= = 3,61 m
0,361 x 0,8 x 1,1 x (1 0,046 x 26)
Maka tinggi cascade yang digunakan adalah 3,6 m
3. Bak penampung
a. Volume bak penampung
V = Q x td
= 0,0057 m3/s x 600 s = 3,42 m3
b. Luas bak penampung
Volume
A =
H
3,42m3
=
2m
= 1,71 m2
c. Dimensi bak penampung
A =pxlp=l
1,71 m2 =lxl
l2 = 1,71 m
l = 1,30 m
Maka : P = 1,30 m
L = 1,30 m
T =2m
4. Cascade
a. Volume cascade
V = Q x td
= 0,0057 m3/s x 30 s =0,171 m3
b. Luas cascade
Volume
A =
H
0,171m3
=
0,3 m
= 0,57 m2
c. Dimensi cascade
A =pxlp=l
0,57 m2 =lxl
l2 = 0,57 m
l = 0,62 m
Maka : L = 0,76 m
P = 0,76 m
T = 0,3 m

5. Jumlah cascade
Diketahui : Tinggi cascade = 3,6 m
Tinggi setiap anak tangga = 300 mm = 0,3 m
Panjang setiap anak tangga =760 mm = 0,76 m
a. Jumlah anak tangga (n)
Tinggi cascade 3,6 m
n= = = 12 buah
Tinggi setiap anak tangga 0,30 m
Maka, jumlah anak tangga yang diperlukan adalah 12 buah
b. Tinggi air diatas pelimpah cascade
2 3
Q = x Cd x p x √ 2 g x h 2
3
Diketahui : Panjang setiap anak tangga (p) = 0,76 m
Koefisien konstruksi (Cd) = 0,75
Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/dt2
2 3
Q= x Cd x p x √ 2 g x h 2
3
2 3
0,0057 = x 0,75 x 0,76 x √ 2.9,81 x h 2
3
3
0,0057 = 1,69 x h 2
3 0,0057
h 2 = = 0,0034 m
1,69
h = 0,022 m = 2,2 cm

c. Kecepatan aliran di cascade


V = √ 2 gh
= √ 2.9,81 m/ s .0,022m
= 0,305 m/s
d. Jari-jari hidrolik (R)
Bxh
R=
B2 h
0,76 x 0,30
= = 0,16 m
0,76 2(0,30)
e. Slope (S)
2
n .V
S =
( )
R3
2

2
0,015.0,305
=
( )
(0,16) 3
2 = 0,000256 m

f. Headloss (Hf)
Hf = S x L
= 0,000256 m x 3,6 = 0,0009216 m
g. Hydrolik loading rate (HLR)
Q 0,0057
HLR = = = 0,01
A 0,57
6. Pompa
Direncanakan menggunakan 1 buah pompa dengan 1 pompa cadangan
Q bak outlet aerasi = 0,0057 m3/s
0,0057 m3 /s
Q tiap pompa =
1
= 0,0057 m3/s = 20,52 m3/jam
Kriteria perencanaan :

Gambar 1.1 Type pompa grundfoss ns basic

Gambar 1.1 Kriteria pompa grundfoss ns basic


No
Type Spesifikasi Sumber
.
Aksesoris (nilai K)
1 Gate valve bukaan penuh 0,19 Susumu Kawamura
2 Check valve 2,50 “Integrated Design and
3 Belokan 90 0,30 Operation of Water Treatment
4 C (jenis pipa besi) 140 Facilities”, edisi kedua hal 670

Q 0,0057
V pompa = 1 = 1 = 0,045 m/s
.3,14 . d2 .3,14 .0,402
4 4

Perhitungan :

Hs = 2 m  0,50 m  2 m

= 4,50 m

a. Head loss suction (Hfsuction)


L = 2 m  0,50 m  2,5 m = 5 m
(1) Hf mayor
10,7. L .Q 1,85
Hf mayor =
C 1,85 D 4,87
10,7.5 .0,00571,85
= = 0,000035 m
1401,85. 0,404,87
(2) Hf minor
(V 2 )
Belokan 90 = K
2g
= 0,30 x ¿ ¿ = 0,0075 m
(V 2 )
Check valve = K
2g
= 2,50 x ¿ ¿ = 0,062 m

Hf suction total = Hfmayor  Hfminor belokan  Hfminor check valve

= 0,000035 m  0,0075 m  0,062 m

= 0,07 m

b. Head loss discharge


L=2m2m=4m
(1) Hf mayor
10,7. L .Q 1,85
Hf mayor =
C 1,85 D 4,87
10,7. 4 .0,00571,85
= = 0,000028 m
1401,85. 0,404,87
(2) Hf minor
(V 2 )
Belokan 90 = 2K
2g
= 0,30 x ¿ ¿ = 0,015 m
(V 2 )
Gate valve = K
2g
= 0,19 x ¿ ¿ = 0,00475 m
(V 2 )
Check valve = K
2g
= 2,50 x ¿ ¿ = 0,062 m

Hf discharge total = Hfmayor  Hfminor belokan  Hfminor gate valve  Hfminor check valve

= 0,000028 m  0,015 m  0,00475 m  0,062 m = 0,082 m

c. Head loss total


Hf total = Hf statik Hf suction  Hf discharge
= 4,50 m  0,07 m  0,082 m = 4,65 m

Hf total  Head pompa

4,65 m  30 m (OK)
TRAY AERATOR

Hal yang harus diperhatikan dalam membangun tray aerator :


Pada prinsipnya rancangan multiple tray aerator :

 Menara diisi dengan pipa-pipa plastik yang disusun secara menyilang dengan
diameter 2,5 hingga 6 cm untuk menyisihkan karbondioksida dari dalam air.
 Untuk menyisihkan amoniak, maka menara diisi dengan kayu merah (red wood),
cemara, atau potongan-potongan plastik.
 Untuk desorpsi karbondioksida atau absorpsi ozon untuk oksidasi senyawa-
senyawa organik dalam pengolahan air minum, maka digunakan suatu tangki
tertutup diisi dengan keramik atau
Data perencanaan :

1. Debit (Q) = 500 m3/hr = 0,0057 m3/s = 347,22 l/min


2. Konsentrasi Fe = 25 mg/l
3. Konsentrasi Mn = 15 mg/l
4. Bentuk = Persegi
5. Diameter lubang = 4 cm (Handika dkk, 2018)
6. Waktu tinggal bak = 10 menit (Handika dkk, 2018)
7. Tinggi Tray = 5 cm
8. Tebal Tray = 1 cm
9. Freeboard bak = 14 cm
Kriteria perencanaan :

No. Kriteria Spesifikasi Sumber


1 Konsentrasi Fe 0,3 mg/l Standart baku mutu menurut
2 Konsentrasi Mn 0,4 mg/l PERMENKES No.492 tahun 2010
3 Rasio air (water rate) 0,8-1,5
m3/m2.menit
4 Jarak tray (Tray Spacing) 30-75 cm Qasim et all, 2000
5 Luasan (Area) 50-160
m2/m3/detik

Perhitungan :

1. Jumlah Tray yang dibutuhkan


Cn = Co . 10-k.n
Cn = Konsentrasi akhir (mg/l)
Co = Konsentrasi awal (mg/l)
K = 0,16 (AWWA, Water Treatment Plant Design Fourth edition, 2005)
n = Jumlah tray yang dibutuhkan
 Untuk Fe
Cn = Co . 10-k.n (AWWA, Water Treatment Plant Design Fourth edition, 2005)
Cn
Log = log 10-0,16 . n
Co
0,3
Log = log 10-0,16 .n
25
-1,9208 = -0,16 . n
n = 12 tray
 Untuk Mn
Cn = Co . 10-k.n (AWWA, Water Treatment Plant Design Fourth edition, 2005)
Cn
Log = log 10-0,16 . n
Co
0,4
Log = log 10-0,16 .n
15
-1,5740 = -0,16 . n
n = 9,8 tray
Sehingga digunakan tray sebanyak 12 buah pada Tray Aerator.

2. Dimensi Tray
Berdasarkan Qasim, Rasio air (Water rate) berkisar antara 0,8-1,5 0,8 m3/m2.menit,
kami menggunakan rasio air 0,8 m3/m2.menit
Q 0,34 m 3 /menit
Luas penampang tray = = = 0,43 m2
Rasio air 0,8 m3 /m 2 . menit
Tray dirancang dalam bentuk persegi sehingga P:L = 1:1 , maka
L = √ 0,43 m 2 = 0,65 m
Karena luasan (A) berdasarkan Qasim berkisar antara 50-160 m2/m3/detik maka
kami gunakan 50 m2/m3.detik
Luas lubang total =AxQ
= 50 m2/m3/detik x 0,00578 m3/detik
= 0,289 m2

1
Luas 1 lubang = π 0,042= 1,25.10-3 m2
4

Luas lubang total 0,289m 2


Jumlah Lubang = = = 231 lubang
Luas 1 lubang 1,25.10−3 m 2
Karena berbentuk persegi maka persebaran lubang harus merata
Jumlah lubang pada sisi = √ Jumlah lubang ≈16 lubang
Sehingga total lubang keseluruhan adalah 16x16 = 256 lubang

Karena 12 tray dianggap terlalu tinggi maka hanya digunakan 5 tray


Luas tray lama x 12 = luas tray cek x 5
12
Luas Tray cek = 0,43 m2x
5
= 1 m2
L cek =1m
Jarak antar lubang = 2 cm
Total jarak & lubang = 16 x 4 cm + 17 x 2 cm = 98 cm
Sehingga Ukuran tray adalah 1 m x 1 m .

3. Dimensi Bak Aerasi


V = Qxtd = 347,22 l/min x 10 min = 3472,2 l
Sisi bak ditetapkan sebesar 2 m dengan bentuk persegi, sehingga
V 3,4722m 3
h= = = 0,86 m
A 4 m2
Dengan tinggi air 86 cm, maka ditetapkan freeboard sebesar 14 cm sehingga tinggi
total adalah 1 m . Sehingga dimensi bak aerasi adalah 2m x 2m x 1m.

4. Dimensi Pipa Inlet


Q = A.v
Dengan asumsi awal kecepatan aliran pipa 1m/detik maka
0,00578 m3 /detik
A=
1 m/detik
1
π d 2 = 0,00578 m2
4
d = 0,085 m = 8,5 cm
Dcek = 3in = 7,62 cm = 0,0762
VCek = Q/A
0,00578 m3 /detik
=
0,00456 m 2
= 1,26 m/detik
5. Dimensi Pipa Lateral
Jumlah pipa lateral = 4
Jarak antar pipa lateral 25 cm
Dengan asumsi awal kecepatan aliran pipa 1 m/detik maka
0,00578/4 m3 /detik
A=
1 m/detik
1
π d 2 = 0,00144 m2
4
d = 0,042 m = 4,2 cm
1
Dcek = 1 in = 3,81 cm = 0,0381 m
2
VCek = Q/A
0,00144 m 3 /detik
=
0,00114 m 2
= 1,26 m/detik
6. Dimensi lubang pada pipa lateral
Pipa lateral tertutup namun terdapat lubang di bagian bawah sebanyak 4 tiap pipa
lateral, untuk selanjutnya lubang ini disebut orifice.
Jumlah Orifice = 4 lubang
Jarak antar orifice 25 cm
Dengan asumsi awal kecepatan aliran pipa 1 m/detik maka
0,00144/ 4 m 3 / detik
A=
1 m/detik
1
π d 2 = 0,00036 m2
4
d = 0,021 m = 2,1 cm
3
Dcek = in = 1,905 cm = 0,019 m
4
VCek = Q/A
0,00036 m3 /detik
=
0,000283 m 2
= 1,27 m/detik
7. Headloss pada Pipa Inlet
(1) Hf mayor Utama
L total = 69,6 cm + 178,4 cm + 11,2 cm = 259,2 cm = 2,59 m
10,7. L . Q 1,85
Hf mayor = ( )
C 1,85 D4,87
1,85
10,7.2,59.0,0057
=(
130 0,0762 )
1,85 4,87 = 22,66 m

(2) Hf minor
Terdiri dari 4 belokan sebesar 90°
(V 2 )
Belokan 90° = 4. K
2g
= 4 x 0,30 x ¿ ¿ = 0,0971 m
Hs = 2 m

Hf total = Hfmayor+Hfminor belokan +Hs

= 22,66 m + 0,0971 m + 2 m
= 24,7571 m

8. Pompa
Q air = 0,00578 m3/detik = 20,808 m3/jam
Q 0,0057
V pompa = 1 = 1 = 1,26 m/s
.3,14 . d2 .3,14 .0,07622
4 4
Karena Headloss total adalah sebesar 24,7571 m maka head pompa harus lebih besar
dari angka tersebut, digunakan pompa sentrifugal groundfos NBG/NKG 65-40-315.
SPRAY AERATOR

A. KRITERIA PERENCANAAN
1. Tinggi = 1,2 – 9 m
2. Luas bak = 105 – 320 m
(Sumber: Qasim et. Al.,2000)
3. Kecepatan pipa inlet = 0,6 – 1,5 m/s
4. Kecepatan pipa outlet = 0,3 – 2,5 m/s
(Sumber: Bangunan Pengolahan Air Minum , M. Razif, jilid 2)
B. DATA PERENCANAAN

1. Debit bak aerasi : 2000 m3/day = 83,33 m3/jam = 0,023


m3/detik
1000 m3/day = 41,665 m3/jam = 0,0115
m3/detik
2. Diameter Nozzle : 2,5 inchi
3. Debit nozzle : 135 l/mnt = 0,00225 m3/detik

4. Jarak Nozzle : 0,6 – 3,6 m


5. Tekanan semprot : 10 – 60 psi (Nozzle Merk BETE type
spiral)

6. Fe (mg/L) : 25 mg/L→ 0,3 mg/l (Permenkes no.492 th


2010)
7. Mn : 15 mg/L→ 0,4 mg/l (Permenkes no.492 th
2010)
8. Tinggi :5m
9. Luas bak : 105 m2
10. Kecepatan pipa inlet : 0,6 – 1,5 m/s
11. Kecepatan pipa outlet : 0,3 – 2,5 m/s

C. SPESIFIKASI NOZZLE
1. Nozzle merk BETE
2. Nozzle Tipe Spiral
3. Typical Pressure Range : 10 to 60 psi
4. Debit Noozle : 135 L/menit
5. Angel range : 90 - 170°
6. Materials : 316, CPVC , polypropylene , PVC , PVDF
D. PERHITUNGAN
 Pipa Inlet
Q =Axv
1
0,0115 m3/s = x 3,14 x D2 x 1,2 m/s
4
0,0115 m3/s = 0,942 D2

D = 0,11 m= 11 cm = 4 inch

 Pipa outlet
Q =Axv
1
0,0115 m3/s = x 3,14 x D2 x 1,2 m/s
4
0,0115 m3/s = 0,942 D2

D = 0,11 m = 11 cm = 4 inch

 Bak Aerator
A = 105 m2: 2 bak = 52,5 m3
h=2m
Volume = 52,5 m3 x 2 = 105 m3

Panjang (P) = 1,5 Lebar (L)


V 210
Td = = = 9130 s =2,5 jam
Q 0,0115
V = 1,5 L x L x 2
105 m3 = 3L2
L2 = 35
L = √ 35
= 5,9 m ≈ 6 m
P = 6m x 1,5 = 9 m

 Jumlah Nozzle
Qdebit bak
n=
qdeb itnozzle
0,023 ml /s
n=
0,0115 ml / s
= 5 nozzle

 POMPA
Tenaga pompa :
Panjang total bak = 900 cm = 9 m
Diameter pipa = 4 inch
L pipa = (180 cm x 4) + 90 cm= 810 cm =
8,1 m

Q =0,0115 m3/s

- Kehilangan tekanan sepanjang pipa


Q
ΔHM = [ ¿1/0,54.L
0,2785.C hw . op2,63
0,0115
=[ 2,63
¿ 1/0,54.8,1
0,2785.130 .(0,11)
= 0,13 m
- Kehilangan tekanan pada fitting
ΔHm = 30% .ΔHM
= 0,3 . 0,13 = 0,039 m
- Kehilangan tekanan total
ΔHT = (z1 – z2) + ΔHM + ΔHm
= 9 + 0,13 + 0,039
= 9,169 m
Tenaga pompa (effisiensi = 75%)
γ . Q . Ht
P =
ŋ
1000.0,0115 .9,169
=
0,75
= 140,6 kg.m/s
Karena 1 Hp = 75 kg.m/s, maka daya pompa = 140,6 / 75 = 1,875
Hp
Digunakan jet pump dengan tenaga pompa 3-4 Hp

Anda mungkin juga menyukai