Anda di halaman 1dari 21

PROSES DARI NETRALISASI DAN GRIT CHAMBER PENGOLAHAN AIR BUANGAN

KELOMPOK 2B :

1. DWI KURNIAWAN (17034010003)


2. SELVY DWI KURNIA SARI (17034010054)
3. AYU SEPTYANING PUTRI (17034010062)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

TAHUN 2019/2020
1. NETRALISASI
Proses netralisasi bertujuan untuk menyiapkan kondisi yang sesuai untuk proses berikutnya.
Pada prinsipnya pengolahan pendahuluan ini merupakan proses pengolahan secara fisik-kimia,
akan tetapi karena pengolahan ini bertujuan untuk meringankan beban pengolahan
selanjutnya, dan umumnya terdapat pada rangkaian pengolahan limbah cair di setiap industri,
maka pengolahan ini dipisahkan pengelompokkannya dan pengolahan fisik-kimia (Sugiharto,
1987).
Macam-macam dari proses netralisasi adalah :
A. Mengalirkan air limbah yang bersifat asam pada media batu kapur
Ini merupakan sistem aliran ke bawah atau ke atas. Dimana maximum kecepatan hydrolik untuk
sistem aliran ke bawah adalah 1 gal / (min, ft2) (4,07.10-2 m3/min, m2). Konsentrasi asam dibatasi
hingga 0,6 % H2SO4 jika H2SO4 ada dan melapisi butiran kapur dengan bahan CaSO4 & CO2.
Kecepatan hydrolik loading dapat bertambah dengan sistem aliran ke atas karena hasil dari reaksi
dijaga sebelum adanya pengendapan (Duncan, 1978). Sistem ini dapat dilihat pada gambar 2.1
berikut :

Gambar 2.1 Sistem Aliran Pada Bangunan Netralisasi

B. Mencampur air limbah yang bersifat asam dengan bahan-bahan yang bersifat basa
Jenis netralisasi ini tergantung dari macam-macam bahan basa yang digunakan
Magnesium adalah bahan basa yang sangat reaktif dalam asam kuat dan digunakan pada pH di
bawah 4,2.
Netralisasi dengan menggunakan bahan basa dapat didefinisikan berdasarkan faktor titrasi
dalam 1 gram sampel dengan HCl yang dididihkan selama 15 menit kemudian dititrasi lagi dengan
0,5 N NaOH dengan menggunakan phenolpthalen sebagai buffer. Mencampurkan bahan-bahan
basa dapat dilakukan dengan pemanasan maupun pengadukan secara fisik. Untuk bahan yang
sangat reaktif, reaksi terjadi secara lengkap selama 10 menit. Bahan-bahan basa lainya yang dapat
digunakan sebagai netralisasi adalah NaOH, Na2CO3 atau NH4OH (Metcalf Eddy, 2003).
C. Air limbah yang bersifat basa
Banyak bahan asam kuat yang efektif digunakan untuk menetralkan air limbah yang
bersifat basa, biasanya yang digunakan adalah sulfaric atau hydrochloric acid. Asap gas yang terdri
dari 14 % CO2 dapat digunakan untuk netralisasi dengan melewatkan gelembung-gelembung gas
melalui air limbah CO2 ini terbentuk dari carbonik acid yang mana dapat bereaksi dengan basa.
Reaksi ini lambat tapi cukup untuk mendapatkan pH antara 7 hingga 8. Cara lain yang dapat
digunakan adalah dengan menggunakan spray tower.
Adapun beberapa sistem yang digunakan untuk bangunan netralisasi ini adalah :
- Sistem Batch, yang digunakan untuk aliran air limbah hingga 380 m3/hari
- Sistem continouse, dengan pH control dimana dibutuhkan udara untuk pengadukan
dengan minimum aliran air 1-3 ft3/mm, ft2 atau 0,3-0,9 m3/mm, m2 pada kedalaman 9
ft (2,7 m)
Sistem pengadukan mekanis, dimana daya yang digunakan 0,2-0,4 hp/thausand gal ( 0,04 - 0,08
kW/m3 ) (Hammer J, 1997).
 Keunggulan dari proses netralisasi dengan proses lainnya adalah sebagai berikut :
- Bahan-bahan yang digunakan mudah didapat
- Prosesnya mudah dilakukan
- Biaya yang digunakan tidak terlalu mahal
Sedangkan kelemahan dari proses netralisasi adalah sebagai berikut :
- Proses ini hanya bisa dilakukan pada jenis limbah cair
Contoh Perhitungan :

 Kriteria perencanaan
- Normalitas = molar jika e = 1
- Nilai pH = 6,5 – 8,5

(sumber : Eckenfelder, industrial Water Pollution Control, 2ndedition, tahun 2000 hal 48)
 Direncanakan :
- Q = 0,003 m3/detik
- Menggunakan 1 bak netralisasi
- pH air buangan = 5 (asam)
- Nilai pH netral yang dibutuhkan = 7
- Bahan penetral adalah Ca(OH)2 (BM = 74,093)
- Densitas Ca(OH)2 = 2,21 g/cm3 = 2,21 kg/ltr
- Waktu detensi = 60 dt
- Bak netralisasi berbentuk tabung

 Perhitungan
1. Volume penetral Ca(OH)2
𝑦 (𝑔)
a. N = 𝐵𝑀
𝑥1
𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖

2,21(180)
N = 74,093
𝑥1
2

N = 10,74 kg/lt

b. pH air limbah = 5
p-OH = -5 + 12 = 17
Konsentrasi limbah [OH]

c. Kadar Na(OH) yang dibutuhkan per hari konsentrasi larutan 10% dengan :
Densitas NaOH = 2,21 kg/lt
Kebutuhan NaOH = Qbak x dosis NaOH yang dibutuhkan
= 2580000 lt/hari x 10,74 kg/lt
= 103,2 kg/hari
103,2 kg/hr
Q pembuluh 100% = 2,1 kg/hr

= 49,14 lt/hari

100
d. Q NaOH/10 lt = 10
. 𝑄 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑢𝑙𝑢ℎ 100%
100 𝑙𝑡
= 10
. 49,14 ℎ𝑎𝑟𝑖

= 491,4 lt/hari

100
e. Q keselurahan = 10
. 𝑄 𝑁𝑎𝑂𝐻/10𝑙𝑡
100
= 10
. 491,4 𝑙𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖

= 4914 lt/hari
= 4,914 m3/hari

f. Periode pelarutan setiap sekali sehari


Volume tangki = Qtotal . periode pelarutan
= 4,914 m3/hari x ½ hari
= 2,45 m3

2. Dimensi Bak Injeksi


Bak injeksi berbentuk tangki, untuk bentuk tangki h = 1.25 D
Waktu detensi = ½ hari
Dimensi Bak Pelarutan H2SO4 (injeksi)
a. V = ¼ . µ . d2 . h → h = 1,25 d
2,45 m3 = ¼ . 3,14 . d2 . 1,25 d
d3 = 2,49 m
d = 1,35 m
h = 1,25 m . 1,35 m
= 1,68 m = 1,7
htotal = h + free board
= h + 0,3
= 1,7 = 0,3
=2m
3. Dimensi Impeller Injeksi
Sistem pengadukan dengan menggunakan motor pengaduk
- Jenis Impeller = Propeller, Pitch of 1,3 blades
- Di = 30% - 50% Dbak
- Keceptan Impeller (η) = 10 – 150 rpm
- G (gradien kecepatan) = 700 – 1000/ dt
- µ (suhu = 27oC) = 0,8581 . 10-3 Ns/m2
- ρ = 996,54 kg/m3

(Sumber : Reynold Richard, Unit Operation and Process In Environment


Engineering, 2nd edition, 1996, hal 184-188)

Ditentukan :
1) Di = 50% Dbak
2) G = 700/d
3) Td = 50 dt
4) η = 70 rpm = 1,17 rps

 Perhitungan
a. Tenaga motor pengaduk
P = G2 µ vol
= (700/dt)2 x 0,8581 . 10-3 Ns/m2 x 2,45 m3
= 1030,15 nm/S = 1030,15 Watt
b. Diameter Impeller
Diameter Impeller (Di)
(Di) = 50% . Dbak
= 50% . 1,7 m
= 0,85 m
𝐷𝑖 . 𝑛 .𝜌
Cek NRE = 𝜈
0,85𝑚 . 1,17 𝑟𝑝𝑠 . 996,54𝑘𝑔/𝑚2
=
0,8581 . 10−2 𝑁𝑆/ 𝑚2

= 1154945,8 . 10000
𝐷𝑖 . 𝑛2 𝑔
Cek NFR = 𝑣
0,85 𝑚 . (1,17 𝑟𝑝𝑠) 2
=
9,81 𝑚/𝑑𝑡

= 0,11 > 10-5


4. Dimensi Bak Netralisasi
a. Q penetral = 4,914 m3/hari
= 0,0058 m3/dt
b. Q keseluruhan = Qlimbah + Qpenetral
= 0,03 + 0,0058
= 0,0358 m3 / dt
c. Volume = Q x td
= 0,0358 m3/dt x 60 dt
= 2,148 m3

d. Dimensi Bak Netralisasi


V = ¼ . µ . d2 . h → h = 1,25 d
2,148 m3 = ¼ . 3.14 . d2 . 1,25 d
d3 = 2,18 m
d = 1,29m
h = 1,25 . 1,29 m
h = 1,61 m
htotal = h + free board
= 1,61 + 0,39
=2m
5. Dimensi Impeller
Sistem pengadukan dengan menggunakan motor pengaduk
- Jenis Impeller = Propeller, Pitch of 1,3 blades
- Di = 30% - 50% Dbak
- Keceptan Impeller (η) = 10 – 150 rpm
- G (gradien kecepatan) = 700 – 1000/ dt
- µ (suhu = 27oC) = 0,8581 . 10-3 Ns/m2
- ρ = 996,54 kg/m3

(Sumber : Reynold Richard, Unit Operation and Process In Environment


Engineering, 2nd edition, 1996, hal 184-188)
Ditentukan :
1) Di = 50% Dbak
2) G = 700/d
3) Td = 50 dt
4) η = 70 rpm = 1,17 rps

 Perhitungan
c. Tenaga motor pengaduk
P = G2 µ vol
= (700/dt)2 x 0,8581 . 10-3 Ns/m2 x 2,148m3
= 903 nm/S = 903 Watt
d. Diameter Impeller
Diameter Impeller (Di)
(Di) = 50% . Dbak
= 50% . 1,29 m
= 0,64 m
𝐷𝑖 . 𝑛 .𝜌
Cek NRE =
𝜈
0,64𝑚 . 1,17 𝑟𝑝𝑠 . 996,54𝑘𝑔/𝑚2
=
0,8581 . 10−2 𝑁𝑆/ 𝑚2

= 869606 >10000
𝐷𝑖 . 𝑛2 𝑔
Cek NFR =
𝑣
0,64 𝑚 . (1,17 𝑟𝑝𝑠) 2
= 9,81 𝑚/𝑑𝑡

= 0,07 > 10-5

6. Pipa Inlet
Debit Influent = 0,03 m3/dt
Kecepatan aliran (v) = 0,4 m/dt
a. Luas penampang pipa inlet (A)
𝑄
A =𝑣
0.03𝑚3 /𝑑𝑡
=
0,4 𝑚/𝑑𝑡

= 0,075 m2
b. Diameter pipa inlet (d)
√4 . 𝐴
d = µ

√4 . 0,075𝑚2
= 3,14

= 0,309 m

7. Pipa Outlet
Debit Influent = 0,03 m3/dt
Kecepatan aliran = 0,4 m/dt
a. Luas penampang pipa inlet (A)
𝑄
A =𝑣
0.03𝑚3 /𝑑𝑡
= 0,4 𝑚/𝑑𝑡

= 0,075 m2
DAFTAR PUSTAKA

Sugiharto. Dasar – dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta : UI – Press, 1987.


Duncan Mara. Pengolahan Air Limbah di Daerah Beriklim Panas. ELBS and John Wiley & Sons, 1978,
Bab V.
Hammer Mark, J. Water and Wastewater Technologi. John Wiley & Sons, 1977. Chapter 11
Metcalf & Eddy. Wastewater Treatment and Reuse, Fourth Edition. Mc-Graw Hill Higher Education,
2003. Chapter 5.
Metcalf & Eddy. Wastewater Engineering : Treatment Disposal Reuse, Second Edition. Tata Mc-Graw
Hill Publishing Company LTD, New Delhi, 1979.
2. Grit Chamber
Penghilangan bahan – bahan kasar dapat dilakukan dengan bangunan grit chamber atau
pemisah solid sentrifugal. Grit chamber dirancang untuk meremoval pasir, kerikil dan bahan –
bahan kasar lainnya yang mempunyai berat gravitasi relatif tinggi, sehingga partikel – partikel
tersebut dapat mengendap dengan sendirinya.
Grit Chamber dalam pengolahan air limbah diletakkan setelah bar screen dan sebelum bak
pengendap pertama. Dimana fungsi dari bak pengendap pertama adalah menghilangkan bahan –
bahan organik. Adanya screen di depan grit chamber akan membuat proses dan perawatan grit
chamber semakin mudah (Sugiharto, 1987).
Dalam konteks grit chamber, grit diartikan sebagai partikel yang lebih besar dari 0,21mm
(0,0008 in) (65 mesh) dan dengan specific gravity lebih dari 2,65. Namun dengan pengetahuan
terbaru, partikel yang lebih kecil harus dihilangkan untuk menghindari kerusakan pada proses
selanjutnya. Kebanyakan grit chamber didesain agar mampu menghilangkan hingga 75 persen dari
partikel berukuran 0,15mm (0,006 in) (100 mesh) (U.S. EPA, 2003)
 Tipe – tipe Grit Chamber
Ada tiga tipe grit chamber antara lain, horisontal flow biasanya berbentuk rektanguler,
aerated dan vortex.
Untuk tipe horisontal flow, kecepatan air yang mengalir dikontrol oleh dimensi bangunan
tersebut, adanya pintu air didepan bangunan dan weir di akhir bangunan (effluent).
Tipe aerated terdiri dari aliran yang berbentuk spiral, dimana kecepatan spiral juga
dipengaruhi oleh dimensi bangunan dan kuantitas udara yang dimasukkan dalam bangunan
tersebut.
Tipe vortex merupakan bangunan yang berbentuk silinder dimana kekuatan sentrifugal
dan gravitasi yang dapat memisahkan bahan – bahan kasar seperti pasir maupun kerikil
(Metcalf Eddy, 1979).
Perencanaan Grit Chamber pada awalnya didasarkan pada removal bahan – bahan kasar
yang mempunyai spesifik gravity 2.65 dan temperatur 15.5o C (60o F). Dimana sesuai rangenya
untuk berat partikel atau spesifik graviti antara 1. 3 – 2.7.
a. Horisontal Grit Chamber
Adapun kriteria perencanaan untuk horisontal flow grit chamber ditunjukkan pada tabel 2.1
Tabel 2. 1 Kriteria desain Untuk Horisontal Flow Grit Chamber.
U. S Customary Unit S.I Unit
Unit Range Typical Unit Range Typical
Waktu detensi s 45 - 90 60 s 45 - 90 60
Kecepatan Horisontal ft/s 0.8 – 1.3 1.0 m/s 0.25 – 0.3
0.4
Kecepatan untuk pengendapan
0.21 mm (65 mesh) ft/min 3.2 – 4.2 3.8 m/min 1.0 – 1.3 1.15
0.15 mm (65 mesh) ft/min 2.0 – 3.0 2.5 m/min 0.6 – 0.9 0.75
Headloss % 30 - 40 36 % 30 - 40 36
Pertambahan panjang pada aliran % 25 - 50 30 % 25 - 50 30
turbulen di inlet dan outlet

a. Rectangulair Horisontal Flow Grit Chamber


Tipe lama yang digunakan dari grit chamber adalah Rectangulair Horisontal flow Grit
chamber, tipe berdasarkan kontrol kecepatan. Bangunan ini dirancang dengan
kecepatan aliran hingga 0,3 m/det (1 ft/sec), sehingga partikel – partikel kasar dapat
diendapkan di dasar bangunan. Ukuran normal partikel – partikel yang diendapkan di
grit chamber dengan diameter 0,1 mm (65 mesh), meskipun ada beberapa bangunan
grit chamber yang dirancang untuk meremoval partikel yang berdiameter 0,15 mm
(100 mesh). Aliran yang ada dalam bak grit chamber haruslah dibuat turbulen.
Endapan yang terjadi pada bangunan ini biasanya di buang dengan menggunakan
scrapper ataupun screw conveyor. Pada umumnya pembersihan grit yang mengendap
dilakukan secara manual.
b. Square Horisontal Grit Chamber
Pada tipe ini influent melalui pintu air dan terdapat weir di akhir bangunan. Bangunan
ini biasanya digunakan 2 unit. Pada bangunan ini 95 % bahan – bahan kasar teremoval
dengan diameter partikel 0.15 mm (100 mesh) (Metcalf Eddy, 2003). Adapun
gambarnya dapat anda lihat pada gambar 2.3 dibawah ini :
Gambar 2.1 Square Horisontal Flow Grit Chamber

c. Aerated Grit Chamber


Pada bangunan ini udara dimasukkan untuk mendapatkan aliran yang spiral, dimana
bahan –bahan kasar dapat mengendap di dasar bangunan. Jika kecepatan aliran terlalu
besar maka bahan – bahan kasar akan terikut keluar melalui saluran outlet grit
chamber, tapi jika aliran terlalu lemah maka bahan – bahan organik akan ikut
terendapkan. Sehingga kuantitas udara yang digunakan juga harus diperhitungkan.
Pada bangunan ini 100 % bahan – bahan kasar terendapkan. Bangunan ini biasanya
meremoval bahan – bahan kasar dengan diameter 0.21 mm (65 mesh) atau lebih
besar, dengan waktu detensi yang dibutuhkan adalah 2 – 5 menit, dengan kedalaman
grit storage 0.9 m (3 ft)
Sedangkan alat penginjeksi udara diletakkan 0.45 – 0.6 m (1.5 – 2ft) dari dasar
(Duncan, 1978). Kriteria perencanaan dan gambarnya adalah sebagai berikut :
Tabel 2. 2 Kriteria desain Untuk Aerated Grit Chamber.
U. S Customary Unit S.I Unit
Unit Range Typical Unit Range Typical
Waktu detensi s 2-5 3 s 2-5 3
Dimensi
Kedalaman ft 7 – 16 m 2–5
Panjang ft 25 – 65 m 7.5 – 20
Lebar ft 8 - 23 m 2.5 - 7
Lebar : Kedalaman rasio 1:1 - 5:1 1.5 : 1 rasio 1:1 - 5:1 1.5 : 1
Panjang : lebar rasio 3:1 - 5:1 4:1 rasio 3:1 - 5:1 4:1
Suply udara per unit panjang ft3/ft.min 3-8 m3/m.min 0.2 – 0.5
Kuantitas pasir ft3/Mgal 0.5 - 27 2 m3/103.m3 25 - 50 30
Gambar 2.2 Aerated Grit Chamber
d. Vortex Grit Chamber
Bahan – bahan kasar juga dapat diremoval denganmenggunakan aliran vortex. Ada
dua tipe dari bangunan ini. Turbin yang berputar menjaga kecepatan aliran tetap
konstan dan ada blade yang memisahkan grit dari air limbah, dimana partikel
mengendap secara gravitasi. Bahan – bahan kasar (grit) yang mengendap diambil
dengan pompa penguras. Biasanya bangunan ini digunakan lebih dari dua unit. Dengan
kapasitas setiap unit untuk tipe vortex ini hingga 0.3 m3/det. Dibawah ini adalah vortex
dengan dua tipe.

Gambar 2.3 Dua Tipe Vortex Grit Chamber.


Tabel 2.3 Kriteria desain grit chamber.
Parameter Range Tipikal
Kemampuan meremoval (%)

BOD 0–5 -

COD 0–5 -

SS 0 – 10 -

P - -

Org-N - -

N - -

Waktu detensi (detik) 45 – 90 60

Kecepatan horizontal (m/detik) 0,25 – 0,40 0,3

Kecepatan mengendap untuk meremoval :

Material 65-mesh ( 0,21 mm) (m/menit) 1,0 – 1,3 1,15

Material 100-mesh ( 0,15 mm) (m/menit) 0,6 – 0,9 0,75

Headloss pada unit kontrol, dalam %


30 – 40 36
kedalam saluran (%)
(Sumber : Metcalf & Eddy. 1991, Waswater Engineering : Treatment, Disposal, and Reuse.
Hal: 458)

 Karakteristik Bahan – bahan Kasar (Grit)


Bahan –bahan kasar terdiri dari pasir, kerikil dan bahan – bahan lain yang mempunyai
berat atau spesifik grafity lebih besar dari bahan – bahan organik. Bahan – bahan kasar itu misalnya :
kulit telor, kulit kopi dan bahan – bahan kasar lainnya yang lebih besar dari partikel – partikel organik.
Pada umumnya apa yang diremoval sebagai grit adalah bahan – bahan yang inert dan
kering. Dimana spesifik gravity untuk bahan – bahan yang inert adalah 2.7 meskipun bisa rendah
sampai 1.3 dan densitas Bulk yang digunakan untuk grit adalah 1600 kg/m3 (100 lb/ft3). Dan bahan –
bahan kasar yang berdiameter 0.2 mm merupakan suatu masalah di badan air. Biasanya bahan –
bahan kasar yang berdiameter 0.15 mm dapat diremoval hingga 100 % (Hammer J, 1977
 Kelebihan : Konstruksi tidak rumit
Kekurangan :
- Sulit untuk menjaga kecepatan aliran
- Head loss yang ditimbulkan besar
 Persen Removal :
Efisiensi removal unit pengolahan
Tabel 2.4 Efisiensi removal

Efisiensi removal (%)


Unit Pengolahan
BOD COD SS P Org-N NH3-N
Bar screen - - - - - -
Grit chamber 10 5 5 - - -
Pengendapan pertama 30 – 40 30 - 40 50 - 65 10 - 20 10 - 20 -

Oxidatiopn Ditch 75 – 95 80 - 85 80 - 90 10 - 25 15 - 50 -
(Sumber : Metcalf & Eddy. 1981. Waswater Ingineering : Collection and Pumping of
Wastewater. Hal 170)

Perhitungan mass balance :


Data awal :
Qp = 0,487 m3/detik = 42056,97 m3/hari
[BOD] = 220 mg/L
BOD M = [BOD] x Qp = 220 mg/L x 42056,97 m3/hari
= 9252,53 kg/hari [COD] = 500 mg/L

COD M = [COD] x Qp = 500 mg/L x 42056,97 m3/hari


= 21028,49 kg/hari [SS] = 220 mg/L
SS M = [SS] x Qp = 220 mg/L x 42056,97 m3/hari = 9252,53 kg/hari

[N] = 40 mg/L
N M = [N] x Qp = 40 mg/L x 42056,97 m3/hari = 1682,28 kg/hari
[P] = 8 mg/L
P M = [P] x Qp = 8 mg/L x 42056,97 m3/hari = 336,46 kg/hari
1. Grit Chamber

Kemampuan meremoval : BOD = 10 % SS = 5 % P=-

COD = 5 % N=-

Yang keluar dari Grit Chamber (out) :

BODM’ = 9252,53 x (100 - 10) % = 8327,28 kg/hari

CODM’ = 21028,49 x (100 - 5) % = 19977,07 kg/hari

SSM’ = 9252,53 x (100 - 5) % = 8789,90 kg/hari

NM’ = = 1682,28 kg/hari

PM’ = = 336,46 kg/hari


Yang menjadi sludge (waste) :
BODM = 9252,53 – 8321,28 = 931,25 kg/hari

CODM = 21028,49 – 19977,07 = 1051,42 kg/hari

SSM = 9252,53 – 8789,90 = 462,63 kg/hari

NM = = 0 kg/hari

PM = = 0 kg/hari

Efluen Grit Chamber :

𝐵𝑂𝐷𝑀′ 8327,28
[BOD] =𝑄 x 1000 = 42056,97 x 1000 = 198 mg/L
𝑒𝑓𝑙𝑢𝑒𝑛

𝐶𝑂𝐷𝑀′ 19977,07
[COD] =𝑄 x 1000 = 42056,97 x 1000 = 475 mg/L
𝑒𝑓𝑙𝑢𝑒𝑛

𝑆𝑆𝑀′ 8789,9
[SS] =𝑄 x 1000 = 42056,97 x 1000 = 209 mg/L
𝑒𝑓𝑙𝑢𝑒𝑛

[P] = 40 mg/
Data Perencanaan :

- waktu detensi (td) = 60 detik = 1 menit

- kecepatan horisontal (VH) = 0,3 m/detik

- diameter partikel yang diendapkan = 65 mesh (0,21 mm)

- kecepatan pengendapan (VS) = 1,15 m/menit = 0,01917 m/detik

- Q pengolahan = Q peak = 0,471 m3/detik

Perhitungan :
 Kedalaman Air

h = Vs x td = 1,15 m/menit x 1 menit = 1,15 m

 panjang grit chamber


L = Vh x td = 0,3 m/detik x 60 detik = 18 m
 lebar grit chamber :

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑄 𝑥 𝑡𝑑 0,471𝑚3 /𝑑𝑡𝑥60𝑑𝑡


b= = = = 1,365 𝑚
𝐿𝑥ℎ 𝑏𝑥ℎ (18 𝑥1,15)𝑚2
Perhitungan grit storage :

 Direncanakan :

- debit air buangan tiap hari = 0,471 m3/detik = 13564,8 m3/hari

- kadar (kandungan pasir) = 30 m3/ 106 m3 air buangan

- pengurasan direncanakan tiap 3 hari

- bentuk grit storage = Limas terpancung

 Volume pasir dalam 1 hari :

30
Vpasir = 106 x 13564,8 m3 = 0,406944 m3

 Volume pengurasan :

VKuras = 0,406944 m3 x 10 = 4,06944 m3


Dimensi grit storage :

Keterangan : a = panjang grit chamber = 18 m


b = lebar grit chamber = 1,365 m
c = 15 m

d = 0,5 m

t = kedalaman grit storage (m)


Luas permukaan :A1 = a x b = (18 x 1,365) m2 = 24,57 m2
Luas dasar : A2 = c x d = (15 x 0,5) m2 = 7,5 m2

1
Volume storage = 𝑥 𝑡 𝑥 𝐴1 + 𝐴2 + (√𝐴1 + 𝐴2 )
3

1
4,09644 = 3 𝑥 𝑡 𝑥( 24,57 + 7,5 + (√24,57 + 7,5 ) )

t = 0,325 m
DAFTAR PUSTAKA

Sony Wahyudi. Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan, Teknik Lingkungan, ITS
Duncan Mara. Pengolahan Air Limbah di Daerah Beriklim Panas. ELBS and John Wiley & Sons, 1978,
Bab V.
Sugiharto. Dasar – dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta : UI – Press, 1987.
Hammer Mark, J. Water and Wastewater Technologi. John Wiley & Sons, 1977. Chapter 11
Metcalf & Eddy. Wastewater Treatment and Reuse, Fourth Edition. Mc-Graw Hill Higher Education,
2003. Chapter 5.
Metcalf & Eddy. Wastewater Engineering : Treatment Disposal Reuse, Second Edition. Tata Mc-
Graw Hill Publishing Company LTD, New Delhi, 1979
United States Environmental Protection Agency Wastewater Technology Fact Sheet Screening and
Grit Removal, US 2003

Anda mungkin juga menyukai