Anda di halaman 1dari 12

1.

NETRALISASI

Proses netralisasi bertujuan untuk menyiapkan kondisi yang sesuai untuk proses

berikutnya. Pada prinsipnya pengolahan pendahuluan ini merupakan proses

pengolahan secara fisik-kimia, akan tetapi karena pengolahan ini bertujuan untuk

meringankan beban pengolahan selanjutnya, dan umumnya terdapat pada rangkaian

pengolahan limbah cair di setiap industri, maka pengolahan ini dipisahkan

pengelompokkannya dan pengolahan fisik-kimia (Sugiharto, 1987).

Macam-macam dari proses netralisasi adalah :

A. Mengalirkan air limbah yang bersifat asam pada media batu kapur

Ini merupakan sistem aliran ke bawah atau ke atas. Dimana maximum kecepatan

hydrolik untuk sistem aliran ke bawah adalah 1 gal / (min, ft2) (4,07.10 -2 m3/min, m2).

Konsentrasi asam dibatasi hingga 0,6 % H2SO4 jika H2SO4 ada dan melapisi butiran kapur

dengan bahan CaSO4 & CO2. Kecepatan hydrolik loading dapat bertambah dengan sistem

aliran ke atas karena hasil dari reaksi dijaga sebelum adanya pengendapan (Duncan,

1978). Sistem ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut :

Gambar 2.1 Sistem Aliran Pada Bangunan Netralisasi


B. Mencampur air limbah yang bersifat asam dengan bahan-bahan yang bersifat

basa

Jenis netralisasi ini tergantung dari macam-macam bahan basa yang digunakan

Magnesium adalah bahan basa yang sangat reaktif dalam asam kuat dan digunakan pada

pH di bawah 4,2.

Netralisasi dengan menggunakan bahan basa dapat didefinisikan berdasarkan

faktor titrasi dalam 1 gram sampel dengan HCl yang dididihkan selama 15 menit

kemudian dititrasi lagi dengan 0,5 N NaOH dengan menggunakan phenolpthalen sebagai

buffer. Mencampurkan bahan-bahan basa dapat dilakukan dengan pemanasan maupun

pengadukan secara fisik. Untuk bahan yang sangat reaktif, reaksi terjadi secara lengkap

selama 10 menit. Bahan-bahan basa lainya yang dapat digunakan sebagai netralisasi

adalah NaOH, Na2CO3 atau NH4OH (Metcalf Eddy, 2003).

C. Air limbah yang bersifat basa

Banyak bahan asam kuat yang efektif digunakan untuk menetralkan air limbah

yang bersifat basa, biasanya yang digunakan adalah sulfaric atau hydrochloric acid. Asap

gas yang terdri dari 14 % CO2 dapat digunakan untuk netralisasi dengan melewatkan

gelembung-gelembung gas melalui air limbah CO2 ini terbentuk dari carbonik acid yang

mana dapat bereaksi dengan basa. Reaksi ini lambat tapi cukup untuk mendapatkan pH

antara 7 hingga 8. Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan spray

tower.

Adapun beberapa sistem yang digunakan untuk bangunan netralisasi ini adalah :

- Sistem Batch, yang digunakan untuk aliran air limbah hingga 380 m3/hari

- Sistem continouse, dengan pH control dimana dibutuhkan udara untuk

pengadukan dengan minimum aliran air 1-3 ft3/mm, ft2 atau 0,3-0,9 m3/mm,

m2 pada kedalaman 9 ft (2,7 m)


Sistem pengadukan mekanis, dimana daya yang digunakan 0,2-0,4 hp/thausand gal ( 0,04 -
0,08 kW/m3 ) (Hammer J, 1997).

 CONTOH SOAL

Suatu limbah cair yang bersifat asam dengan debit 100 gal/mnt (0,38 m3/mnt),

diharapkan mencapai pH 7 dengan menggunakan koagulan basa. Sistem yang digunakan

adalah dua stage. Stage pertama menggunakan koagulan basa sebanyak 2000 mg/l dan Stage

kedua menggunakan koagulan basa sebesar 250 mg/l.

Jawaban

- Dosis koagulan basa (yang digunakan adalah kapur) di stage pertama adalah :

(100 gal/mnt).(1440 mnt/hari).(8,34 lb/million. gal/mg/l).(2000 mg/l) x 10 -6 million gal/gal

= 2400 lb/hari (1090 kg/hari)

- Dosis koagulan basa (yang digunakan adalah kapur) di stage kedua adalah :

(100 gal/mnt).(1440 mnt/hari).(8,34 lb/million. gal/mg/l).(250 mg/l) x 10 -6 million gal/gal =

300 lb/hari (40 kg/hari)

- Sehingga dosis total kapur adalah = 2400 lb/hari + 300 lb/hari

= 2700 lb/hari

- Diasumsikan waktu detensi (td) = 5 menit, Lihat grafik di bawah


D
=0 ,33
Di dapat T dan daya 0,2 hp / thousand gal (40 W/m3)

Maka untuk 2 tangki masing-masing menggunakan daya 0,1 hp dengan diameter () 1,4 m

dan kedalaman 1,25 m.


DAFTAR PUSTAKA

Sugiharto. Dasar – dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta : UI – Press, 1987.


Duncan Mara. Pengolahan Air Limbah di Daerah Beriklim Panas. ELBS and John Wiley
& Sons, 1978, Bab V.
Hammer Mark, J. Water and Wastewater Technologi. John Wiley & Sons, 1977. Chapter
11
Metcalf & Eddy. Wastewater Treatment and Reuse, Fourth Edition. Mc-Graw Hill Higher
Education, 2003. Chapter 5.
Metcalf & Eddy. Wastewater Engineering : Treatment Disposal Reuse, Second Edition.
Tata Mc-Graw Hill Publishing Company LTD, New Delhi, 1979.
2. Grit Chamber

Penghilangan bahan – bahan kasar dapat dilakukan dengan bangunan grit chamber

atau pemisah solid sentrifugal. Grit chamber dirancang untuk meremoval pasir, kerikil

dan bahan – bahan kasar lainnya yang mempunyai berat gravitasi relatif tinggi, sehingga

partikel – partikel tersebut dapat mengendap dengan sendirinya.

Grit Chamber dalam pengolahan air limbah diletakkan setelah bar screen dan

sebelum bak pengendap pertama. Dimana fungsi dari bak pengendap pertama adalah

menghilangkan bahan – bahan organik. Adanya screen di depan grit chamber akan

membuat proses dan perawatan grit chamber semakin mudah (Sugiharto, 1987).

Dalam konteks grit chamber, grit diartikan sebagai partikel yang lebih besar dari

0,21mm (0,0008 in) (65 mesh) dan dengan specific gravity lebih dari 2,65. Namun

dengan pengetahuan terbaru, partikel yang lebih kecil harus dihilangkan untuk

menghindari kerusakan pada proses selanjutnya. Kebanyakan grit chamber didesain agar

mampu menghilangkan hingga 75 persen dari partikel berukuran 0,15mm (0,006 in) (100

mesh) (U.S. EPA, 2003)

Tipe – tipe Grit Chamber

Ada tiga tipe grit chamber antara lain, horisontal flow biasanya berbentuk

rektanguler, aerated dan vortex.

Untuk tipe horisontal flow, kecepatan air yang mengalir dikontrol oleh dimensi

bangunan tersebut, adanya pintu air didepan bangunan dan weir di akhir bangunan

(effluent).

Tipe aerated terdiri dari aliran yang berbentuk spiral, dimana kecepatan spiral juga

dipengaruhi oleh dimensi bangunan dan kuantitas udara yang dimasukkan dalam

bangunan tersebut.
Tipe vortex merupakan bangunan yang berbentuk silinder dimana kekuatan

sentrifugal dan gravitasi yang dapat memisahkan bahan – bahan kasar seperti pasir

maupun kerikil (Metcalf Eddy, 1979).

Perencanaan Grit Chamber pada awalnya didasarkan pada removal bahan – bahan

kasar yang mempunyai spesifik gravity 2.65 dan temperatur 15.5 o C (60o F). Dimana

sesuai rangenya untuk berat partikel atau spesifik graviti antara 1. 3 – 2.7.

a. Horisontal Grit Chamber

Adapun kriteria perencanaan untuk horisontal flow grit chamber ditunjukkan pada tabel 2.3

Tabel 2. 3 Kriteria desain Untuk Horisontal Flow Grit Chamber.

U. S Customary Unit S.I Unit


Unit Range Typical Unit Range Typical
Waktu detensi s 45 - 90 60 s 45 - 90 60
Kecepatan Horisontal ft/s 0.8 – 1.3 1.0 m/s 0.25 – 0.3
0.4
Kecepatan untuk pengendapan
0.21 mm (65 mesh) ft/min 3.2 – 4.2 3.8 m/min 1.0 – 1.3 1.15
0.15 mm (65 mesh) ft/min 2.0 – 3.0 2.5 m/min 0.6 – 0.9 0.75
Headloss % 30 - 40 36 % 30 - 40 36
Pertambahan panjang pada aliran % 25 - 50 30 % 25 - 50 30
turbulen di inlet dan outlet

a. Rectangulair Horisontal Flow Grit Chamber

Tipe lama yang digunakan dari grit chamber adalah Rectangulair Horisontal

flow Grit chamber, tipe berdasarkan kontrol kecepatan. Bangunan ini

dirancang dengan kecepatan aliran hingga 0,3 m/det (1 ft/sec), sehingga

partikel – partikel kasar dapat diendapkan di dasar bangunan. Ukuran normal

partikel – partikel yang diendapkan di grit chamber dengan diameter 0,1 mm

(65 mesh), meskipun ada beberapa bangunan grit chamber yang dirancang

untuk meremoval partikel yang berdiameter 0,15 mm (100 mesh). Aliran yang

ada dalam bak grit chamber haruslah dibuat turbulen. Endapan yang terjadi
pada bangunan ini biasanya di buang dengan menggunakan scrapper ataupun

screw conveyor. Pada umumnya pembersihan grit yang mengendap dilakukan

secara manual.

b. Square Horisontal Grit Chamber

Pada tipe ini influent melalui pintu air dan terdapat weir di akhir bangunan.

Bangunan ini biasanya digunakan 2 unit. Pada bangunan ini 95 % bahan –

bahan kasar teremoval dengan diameter partikel 0.15 mm (100 mesh) (Metcalf

Eddy, 2003). Adapun gambarnya dapat anda lihat pada gambar 2.3 dibawah

ini :

Gambar 2.3 Square Horisontal Flow Grit Chamber

c. Aerated Grit Chamber

Pada bangunan ini udara dimasukkan untuk mendapatkan aliran yang spiral,

dimana bahan –bahan kasar dapat mengendap di dasar bangunan. Jika

kecepatan aliran terlalu besar maka bahan – bahan kasar akan terikut keluar

melalui saluran outlet grit chamber, tapi jika aliran terlalu lemah maka bahan –

bahan organik akan ikut terendapkan. Sehingga kuantitas udara yang


digunakan juga harus diperhitungkan. Pada bangunan ini 100 % bahan – bahan

kasar terendapkan. Bangunan ini biasanya meremoval bahan – bahan kasar

dengan diameter 0.21 mm (65 mesh) atau lebih besar, dengan waktu detensi

yang dibutuhkan adalah 2 – 5 menit, dengan kedalaman grit storage 0.9 m (3

ft)

Sedangkan alat penginjeksi udara diletakkan 0.45 – 0.6 m (1.5 – 2ft) dari dasar

(Duncan, 1978). Kriteria perencanaan dan gambarnya adalah sebagai berikut :

Tabel 2. 4 Kriteria desain Untuk Aerated Grit Chamber.

U. S Customary Unit S.I Unit


Unit Range Typical Unit Range Typical
Waktu detensi s 2-5 3 s 2-5 3
Dimensi
Kedalaman ft 7 – 16 m 2–5
Panjang ft 25 – 65 m 7.5 – 20
Lebar ft 8 - 23 m 2.5 - 7
Lebar : Kedalaman rasio 1:1 - 5:1 1.5 : 1 rasio 1:1 - 5:1 1.5 : 1
Panjang : lebar rasio 3:1 - 5:1 4:1 rasio 3:1 - 5:1 4:1
3 3
Suply udara per unit ft /ft.min 3-8 m /m.min 0.2 – 0.5
panjang
Kuantitas pasir ft3/Mgal 0.5 - 27 2 m3/103.m3 25 - 50 30

Gambar 2.4 Aerated Grit Chamber


d. Vortex Grit Chamber

Bahan – bahan kasar juga dapat diremoval denganmenggunakan aliran vortex.

Ada dua tipe dari bangunan ini. Turbin yang berputar menjaga kecepatan

aliran tetap konstan dan ada blade yang memisahkan grit dari air limbah,

dimana partikel mengendap secara gravitasi. Bahan – bahan kasar (grit) yang

mengendap diambil dengan pompa penguras. Biasanya bangunan ini

digunakan lebih dari dua unit. Dengan kapasitas setiap unit untuk tipe vortex

ini hingga 0.3 m3/det. Dibawah ini adalah vortex dengan dua tipe.

Gambar 2.5 Dua Tipe Vortex Grit Chamber


Karakteristik Bahan – bahan Kasar (Grit)

Bahan –bahan kasar terdiri dari pasir, kerikil dan bahan – bahan lain yang

mempunyai berat atau spesifik grafity lebih besar dari bahan – bahan organik. Bahan – bahan

kasar itu misalnya : kulit telor, kulit kopi dan bahan – bahan kasar lainnya yang lebih besar

dari partikel – partikel organik.

Pada umumnya apa yang diremoval sebagai grit adalah bahan – bahan yang inert

dan kering. Dimana spesifik gravity untuk bahan – bahan yang inert adalah 2.7 meskipun bisa

rendah sampai 1.3 dan densitas Bulk yang digunakan untuk grit adalah 1600 kg/m3 (100

lb/ft3). Dan bahan – bahan kasar yang berdiameter 0.2 mm merupakan suatu masalah di

badan air. Biasanya bahan – bahan kasar yang berdiameter 0.15 mm dapat diremoval hingga

100 % (Hammer J, 1977).


DAFTAR PUSTAKA
Duncan Mara. Pengolahan Air Limbah di Daerah Beriklim Panas. ELBS and John Wiley
& Sons, 1978, Bab V.
Sugiharto. Dasar – dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta : UI – Press, 1987.
Hammer Mark, J. Water and Wastewater Technologi. John Wiley & Sons, 1977. Chapter
11
Metcalf & Eddy. Wastewater Treatment and Reuse, Fourth Edition. Mc-Graw Hill Higher
Education, 2003. Chapter 5.
Metcalf & Eddy. Wastewater Engineering : Treatment Disposal Reuse, Second Edition.
Tata Mc-Graw Hill Publishing Company LTD, New Delhi, 1979
United States Environmental Protection Agency Wastewater Technology Fact Sheet
Screening and Grit Removal, US 2003

Anda mungkin juga menyukai