Anda di halaman 1dari 32

AERASI

 Transfer gas didefinisikan sebagai perpindahan gas dari fase gas ke fase
cair atau sebaiknya. Transfer gas melibatkan terjadinya kontak antara
udara atau gas lain dengan air yang menyebabkan berpindahnya suatu
senyawa dari fase gas ke fase cair atau menguapnya suatu senyawa dari
fase cair (dalam bentuk terlarut) menjadi fase gas (lepas ke udara).
 Tipe aerator ada empat yaitu :
1. Gravity aerator
a. Cascade

Merupakan salah satu dari tipe gravity aerator yaitu jenis aerasi yang cara
kerjanya berdasarkan daya gravitasi. Air yang akan diaerasikan akan mengalir secara
gravitasi karena beda ketinggian dari step satu ke step selanjutnya dalam Cascade
Aerator. Pada setiap anak tangga akan terjadi kontak antara Fe dalam air dengan
oksigen sehingga terjadi reaksi oksidasi
b. Tray aerator
Merupakan suatu proses dimana air baku dijatuhkan dari ketinggian
tertentu dan dilewatkan dalam sejumlah nampan (tray) yang tersusun vertikal
dengan jarak (space) tertentu. Pada saat jatuh dari nampan satu ke nampan di
bawahnya maka akan terjadi kontak dengan udara.
2. Spray aerator

Pada spray aerator, air baku disemprotkan melewati kolom pipa tertentu
dan keluar melalui nozzle. Dari nozzle inilah kemudian air baku akan kontak
dengan udara bebas

3. Diffuser/bubble aerator

Suatu proses aerasi dimana sejumlah udara di difusikan ke dalam air


baku melalui tekanan yang tinggi ke dalam tangki/bak pengolahan. Udara yang
didisfusikan akan mengoksidasi beberapa senyawa yang dapat dihilangkan
dengan proses oksidasi yang terjadi.
4. Mechanical aerator

Aerator Mekanik dihasilkan dengan cara memecah permukaan air baku


secara mekanik. Dengan timbulnya interface cairan-udara yang besar, maka terjadi
perpindahan oksigen dari atmosfir ke dalam air. Pada sistem ini digunakan turbin
system hybrid yang melibatkan impeller dan sumber udara, udara yang keluar dan
bagian bawah impeler ,dipecah menjadi gelembung yang halus.

 Hal yang perlu diperhatikan dalam membangun aerator :


1. Debit limbah yang diolah
2. Karakter limbah yang diolah
3. Luas area yang tersedia
4. Jam operasional unit aerasi
5. Target yang ingin di capai di outlet (Targetnya dapat dilihat dari
standar baku mutu yang digunakan)
6. Dana yang tersedia
 Desain dan karakteristik Aerator
DIFFUSER / BUBBLE AERATOR

Macam-macam diffuser aerator:

1. Disk
Disk diffuser terdiri dari membran karet EPDM yang dipasang di atas
piringan yang dilapisi PTFE.Saat udara terkompresi mengalir melalui
membran, karet akan mengembang dan membuka lubang-lubang kecil dan
melepaskan gelembung ke dalam air. Jenis disk diffuser ini dapat
menghasilkan fine bubble dan coarse bubble.

2. Tube
Tabung diffuser terdiri dari silinder plastik atau keramik panjang, sempit
yang dikelilingi oleh membran karet EPDM. Jenis diffuser ini cenderung
memiliki lebih banyak luas permukaan menghasilkan lebih banyak
gelembung. Jenis tube diffuser ini dapat menghasilkan fine bubble dan
coarse bubble.
3. Perforated Tubing/Bubble Tubing
Selain disk diffusers dan tube diffusers, diffuser gelembung halus jenis lain
seperti tabung berlubang, difuser Ini terdiri dari panel plastik berlubang.
Berbeda dengan disk dan tube diffusers, tidak ada ekspansi atau kontraksi
material untuk membuka lubang.

Fine Bubble Aerator Coarse Bubble aerator


PROS : PROS :
1. Efficient Aeration 1. Lubang-lubang pori yang lebih
Aerasi yang efisien dapat besar dari difuser gelembung
ditentukan dengn SAE kasar berarti difuser kurang
(Standard Aeration Efficiency), rentan terhadap pengotoran.
biasanya menghasilkan dua kali Hal ini membuat diffuser
massa oksigen dibandingkan berjalan secara efisien dan
dengan coarse bubble aerator. mengurangi tekanan balik yang
akan menyebabkan keausan
2. Efficient Oxygen Transfer pada blower.
mampu mentransfer lebih
banyak oksigen ke dalam kolom 2. Perawatan yang rendah
air.Peningkatan efisiensi Dan membutuhkan
transfer oksigen dipengaruhi pembersihan lebih jarang.
dua faktor : Perawatan yang rendah ini
 Luas permukaan: Massa menghemat uang dan waktu
gelembung kecil (fine bubble) fasilitas perawatan.
lebih banyak karena memiliki
luas permukaan yang jauh 3. Peningkatan resistensi terhadap
lebih besar pengotoran yang berarti
daripadagelembung membutuhkan penggantian
kasar/besar (coarse bubble). diffuser lebih jarang. Beban
 Kecepatan: Gelembung kecil penggantian yang berkurang
(fine bubble) naik dengan juga menghemat uang.
kecepatan lebih lambat dari
yang lebih besar (coarse
bubble). Laju ke cepatan
yang lambat ini
menghasilkan jumlah waktu
kontak yang lebih besar
antara udara dan air dan
memungkinkan lebih banyak
oksigen untuk didistribusikan
ke seluruh kolom air.
Peningkatan waktu untuk
transfer oksigen
menghasilkan efisiensi
transfer yang lebih besar.

3. Efisiensi energi
Diffuser gelembung halus (fine
bubble)umumnya lebih murah
untuk dioperasikan daripada
diffuser gelembung kasar
(coarse bubble), karena jumlah
udara terkompresi yang
diperlukan untuk diffuser
gelembung halus (fine bubble)
lebih kecil sehingga
membuatdayablower lebih
sedikit pada sistem aerasi.

CONS : CONS :
1. Diffuser gelembung halus (fine 1. Diffuser gelembung kasar
bubble) cenderung menjadi (coarse bubble) menghasilkan
lebih rentan tersumbat oleh lebih sedikit gelembung,
bakteri atau partikel , daripada gelembung yang lebih besar
penyebar gelembung kasar bergerak lebih cepat daripada
(coarse bubble). yang diproduksi oleh diffuser
Faktor alfa rendah ini memiliki gelembung halus (fine bubble).
beberapa konsekuensi : Lebih sedikitmentransfer oksigen
 penumpukan lumpur ke dalam kolom air.
merusak fungsi difuser dan
mengurangi efisiensinya 2. Aerasi Kurang Efisien
dalam aerasi dan transfer terlepas dari peningkatan
oksigen. kekuatan pencampuran vertikal,
 mengirimkan tekanan balik difuser gelembung kasar
melalui sistem, yang dapat menyebarkan oksigen lebih
menyebabkan peningkatan sedikit ke dalam air sehingga
keausan pada blower. aerasi yang kurang efisien,
Akhirnya, tingkat pengotoran biasanya mencapai 50% atau
lebih cepat dan diffuser harus kurang dari efisiensi yang dicapai
dibersihkan atau diganti lebih diffuser gelembung halus (fine
sering yang menyebabkan bubble).
kerugian pada perawatan baik
dari segi uang dan waktu.

2. Instalasi dan pembersihan


kompleks karena membutuhkan
waktu yang lama,tenaga kerja
dan uanguntuk fasilitas
pengolahan.

Kriteria Perencanaan Fine Bubble Aerator Merk Holly:

Catatan :

SOTE : Standart Oxygen Transfer Efficiency

SOTR : Standart Oxygen Transfer Rate

SAE : Standart Aeration Efficiency


BAK 1 = 500
m3/day

BAK 2 = 500
m3/day

INTAKE

BAK 3 = 500
m3/day

BAK 4 = 500
m3/day

Data perencanaan :

1. Debit Total : 2000 m3/day = 83,33 m3/jam = 0,023 m3/detik


Debit tiap Bak Aerasi : 500 m3/day = 20,83 m3/jam = 0,00578 m3/detik
2. Disk Size : 8 inch = 20.32 cm = 0,2032 m
3. Service area : 0,2 m2/buah
4. Bubble size : 2 mm
5. Suhu : 24°
6. Fe (mg/L) : 25 mg/L→ 0,3 mg/l (Permenkes no.492 th
2010)
7. Mn : 15 mg/L→ 0,4 mg/l (Permenkes no.492 th
2010)
8. Waktu tinggal (td) : 10-30 menit (Qasim et al,2000)
Perhitungan :
1. Volume Bak Aerasi

Waktu tinggal (td) = 30 menit

Volume bak aerasi = Q. td

=500 m3/hari . 30 menit


= 500 m3/hari. (0.02 hari) = 10 m3

2. Dimensi Bak Aerasi


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 10 𝑚3
A = 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖+𝑓𝑟𝑒𝑒𝑏𝑜𝑎𝑟𝑑 = 2,5 𝑚+0,5 𝑚 = 3,33 m2

Mencari panjang dan lebar bak


A =PxL
3,33 m2 =2xLxL
1,66 m2 = L2
1,28 m =L
P = 2 x L = 2 x 1,28 m = 2,56 m

Diketahui : A = luas bak aerasi


Panjang (P) = 2 x Lebar (L)

L = 1,28 m

T=3m

P =2,56 m
3. Luas tiap plate disk
A disk = ¼ . π . D2
= ¼ . π . (8 inch)2
= ¼ . π . (0,2032 m)2 = 0,032 m

Diketahui : A disk = luas tiap disk

4. Jumlah plate yang dibutuhkan


𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑘 3,33 m2
N = 𝑠𝑒𝑟𝑣𝑖𝑐𝑒 𝑎𝑟𝑒𝑎 = 0,2 m2 /buah = 16 buah disk

Jumlah disk vertikal (Lebar) = 3 buah

Jumlah disk horizontal (Panjang) =5 buah

5. Jarak antar disk/plate


Jarak Horizontal antar disk (Sh)
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔−(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑠𝑘 𝑥 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)
Sh = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔+1
2,56 m−(5 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑥 0,2032 m)
= = 0,25 m = 25 cm
5 +1

Jarak Vertikal antar disk (Sv)


𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔−(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑠𝑘 𝑥 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)
Sv = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔+1

1,28 −(3 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑥 0,2032 m)


= = 0,16 m = 16 cm
3 +1
6. Pipa inlet dan outlet
 Pipa Inlet
Q =Axv
0,00578 m3/detik = 1⁄4 x 3,14 x D2 x 1m/s

0,00578 m3/detik = 0,785 D2


D = 0,083 m= 3,2 inch ≈ 3,5 inch

 Pipa outlet

Q =Axv
0,00578 m3/detik = 1⁄4 x 3,14 x D2 x 1 m/s

0,00578 m3/detik = 0,785 D2


D = 0,083 m= 3,2 inch ≈ 3,5 inch

7. Perhitungan Kebutuhan Oksigen (O2)


Q = 500 m3/hari = 0,00578 m3/detik
Fe (mg/L) : 25 mg/L→ 0,3 mg/l (Permenkes no.492 th 2010)
Mn : 15 mg/L→ 0,4 mg/l (Permenkes no.492 th 2010)
 Efisiensi Fe
𝐶𝑜−𝐶𝑛
Ŋ = x 100%
𝐶𝑜
25 mg/L−0,3 mg/l
= x 100% = 98,8 %
25 mg/L

 Efisiensi Mn
𝐶𝑜−𝐶𝑛
Ŋ = x 100%
𝐶𝑜
15 mg/L−0,4 mg/l
= x 100% = 97,3 %
15 mg/L

Oksigen yang dibutuhkan


 PersamaanReaksi:
4 Fe2++ O2+ 2H2O → 4Fe (OH)3 + 8H+
1 mg/l Fe2+ = x MgO2/l
56 𝑔𝑟
4Fe2+ = 4 𝑥 56 = 0,25 mg.O2/l
Kebutuhan O2 dalam Fe=0,25 mg.O2/l x 25 = 6,25 mgO2/l

2Mn2+ +2O2 + 2H2O 2MnO2+ 4H+


1 mg/l Mn2+ = x MgO2/l
25 𝑔𝑟
2 Mn2+ = 2 𝑥 25 0,5 mg O2/l

Kebutuhan O2 dalam Mn = 0,5 mg O2/l x 15 = 7,5 mgO2/l


 Total kebutuhan oksigen =6,25 + 7,5 =13,75 mg O2/l

 Oksigen yang dibutuhkan


Fe = Q x %removal x Total kebutuhan oksigen
= 0,00578 m3/detik x 98,8 % x 13,75 mg O2/l
= 5,78 L/detik x 0,988 x 13,75 mg O2/l
= 78,52 mg O2/detik = 0,00007852 kg O2/detik

Mn = Q x %removal x Total kebutuhan oksigen


= 0,00578 m3/detik x 97,3 % x 13,75 mg O2/l
= 5,78 L/detik x 0,973 x 13,75 mg O2/l
= 77,32 mg O2/detik = 0,00007732 kg O2/detik

 Total oksigen yang dibutuhkan


= 0,00007852 kg O2/detik + 0,00007732 kg O2/detik
= 0,00015584kg O2/detik

 Total 2 bak beroprasi = 2 x 0,00015584kg O2/detik = 0,00031168


kg O2/dtk
8. Perhitungan Blower

𝒘𝑹𝑻𝟏 𝑷 𝒏
Pw = [( 𝟐 ) − 𝟏]..............(U.S customary units)
𝟓𝟓𝟎 𝒏𝒆 𝑷 𝟏

(0,00031168 kg O2/detik)(53,3 ft.lb/(lb air).°R )(19,2 °R) 9 lbf/in.2 0,283


= [(7 lbf/in.2) − 1]
550 (0,283)(0,90)

= 0,002227 x (1.12 – 1) = 0,00027 hp

(Metcalf & Eddy;Wastewater Engineering,edisi 5,vol 1, hal 434)

Dimana :
Pw = Daya Blower ,kW (HP)
w = Berat aliran udara ,kg/s
R = Konstanta gas universal untuk udara, 8.314 J/mole.K (SI units)
53,3 ft.lb/(lb air). °R (U.S customary units)
T1 = Temprature absolut inlet ,K (°R)
4
°R = 5 𝑋 24°C = 19,2 °R

P1 = Tekanan absolut inlet,atm (lbf/in.2)


Range untuk single-stage centrifugal blower (7-9 lbf/in.2)
P2 = Tekanan absolut outlet,atm(lbf/in.2)
Range untuk single-stage centrifugal blower (7-9 lbf/in.2)

n = untuk single-stage centrifugal blower ,nilai n = 0,283

550 = fakor konversi dari ft.lb/s ke hp


E = efisiensi (0,70 – 0,90)
CASCADE AERATOR

Data perencanaan :

1. Debit (Q) = 500 m3/hr = 0,0057 m3/s


2. Konsentrasi Fe = 25 mg/l
3. Konsentrasi Mn = 15 mg/l
4. Tinggi cascade = 2-5 m
5. Tinggi setiap cascade = 150-300 mm
6. Panjang setiap cascade = 300-600 mm
7. C (post aeration) = 5-8 mg/l
8. Suhu (T) = 26C  Cs = 8,22 mg/l
9. Td = 10-20 menit

Kriteria perencanaan :

No. Kriteria Spesifikasi Sumber


1 Model aerasi Cascade (bertingkat)
Data perencanaan
2 Debit (Q) 0,0057 m3/s
3 Konsentrasi Fe 0,3 mg/l Standart baku mutu menurut
4 Konsentrasi Mn 0,3 mg/l PERMENKES No.492 tahun 2010
5 Tinggi cascade 2-5 m Metcalf&Edy, Wastewater
6 Panjang setiap cascade 300-600 mm treatment reuse,
7 Tinggi setiap cascade 150-300 mm hal.452
8 C (post aeration) 5-8 mg/l
9 Cs 8,22 mg/l Benefield&Randall, 1982
10 Td 10-20 menit Qasim, 2000

Perhitungan :

1. Efisiensi (%)
𝐶𝑜−𝐶𝑛
= x 100%...............(Metcalf&Edy,1994)
𝐶𝑜

Dengan :

 = % removal
Co = Konsentrasi awal
Cn = Konsentrasi akhir
25 𝑚𝑔/𝑙 −0,3 𝑚𝑔/𝑙
- %Removal Fe = x 100% = 98,8 %
25 𝑚𝑔/𝑙
15 𝑚𝑔/𝑙 −0,4 𝑚𝑔/𝑙
- %Removal Mn = x 100% = 97,3 %
15 𝑚𝑔/𝑙
2. Tinggi cascade
R−1
H = 0,361 x a x b x (1+0,046 x t)..................(Metcalf&Edy, Hal 452)

Dengan : H = tinggi cascade


R = perbandingan defisit
a = parameter kualitas air sama dengan 0,8
b = parameter ukur dengan menggunakan steps 1,1
t = temperature/suhu
Untuk menghitung tinggi cascade harus menghitung tinggi R (perbandingan defisit)
terlebih dahulu :
𝐶𝑠−𝐶𝑜
Untuk R = 𝐶𝑠−𝐶

Dengan : Cs = Konsentrasi Oksigen jenuh pada suhu 26C


Co = Konsentrasi awal
C = Post aeration
𝐶𝑠−𝐶𝑜
Untuk Fe : R = 𝐶𝑠−𝐶
8,22 𝑚𝑔/𝑙 −0,3 𝑚𝑔/𝑙
R = = 2,45
8,22 𝑚𝑔/𝑙−5 𝑚𝑔/𝑙

Tinggi cascade :
R−1
H = 0,361 x a x b x (1+0,046 x t)
2,45−1
= 0,361 x 0,8 x 1,1 x (1+0,046 x 26) = 2,07 m
𝐶𝑠−𝐶𝑜
Untuk Mn : R = 𝐶𝑠−𝐶
8,22 𝑚𝑔/𝑙 −0,4 𝑚𝑔/𝑙
R = = 2,42
8,22 𝑚𝑔/𝑙−5 𝑚𝑔/𝑙

Tinggi cascade :
R−1
H = 0,361 x a x b x (1+0,046 x t)
2,42−1
= 0,361 x 0,8 x 1,1 x (1+0,046 x 26) = 2,03 m

Maka tinggi cascade yang digunakan adalah 2 m


3. Bak penampung
a. Volume bak penampung
V = Q x td
= 0,0057 m3/s x 600 s = 3,42 m3
b. Luas bak penampung
Volume
A = H
3,42 m3
= 2m

= 1,71 m2
c. Dimensi bak penampung
A =pxlp=l
1,71 m2 =lxl
l2 = 1,71 m
l = 1,30 m
Maka : P = 1,30 m
L = 1,30 m
T =2m
4. Cascade
a. Volume cascade
V = Q x td
= 0,0057 m3/s x 30 s =0,171 m3
b. Luas cascade
Volume
A = H
0,171 m3
= 2m

= 0,086 m2
c. Dimensi cascade
A = p x l  p = 2xl
0,086 m2 =2 x l x l
l2 = 0,043 m
l = 0,207 m
Maka : L = 0,207 m
P = 0,207 m x 2 = 0,41 m
T = 0,3 m

5. Jumlah cascade
Diketahui : Tinggi cascade =2m
Tinggi setiap anak tangga = 300 mm = 0,30 m
Panjang setiap anak tangga = 410 mm = 0,41 m
a. Jumlah anak tangga (n)
Tinggi cascade 2m
n = Tinggi setiap anak tangga = 0,30 m = 6,6 = 7 buah

Maka, jumlah anak tangga yang diperlukan adalah 7 buah


b. Tinggi air diatas pelimpah cascade
3
2
Q = 3 x Cd x p x √2g x h2

Diketahui : Panjang setiap anak tangga (p) = 0,41 m


Koefisien konstruksi (Cd) = 0,75
Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/dt2
3
2
Q = x Cd x p x √2g x h2
3
3
2
0,0057 = 3 x 0,75 x 0,41 x √2.9,81 x h2
3
0,0057 = 0,908 x h2
3
0,0057
h2 = = 0,0063 m
0,908

h = 0,034 m = 3,4 cm
c. Kecepatan aliran di cascade
V = √2gh

= √2.9,81 m/s .0,034 m


= 0,81 m/s
d. Jari-jari hidrolik (R)
Bxh
R = B + 2h
0,50 x 0,30
= 0,50 + 2(0,30) = 0,14 m

e. Slope (S)
2
n.V
S =( 2)
R3
2
0,015.0,81
=( 2 ) = 0,0020 m
(0,14)3

f. Headloss (Hf)
Hf = S x L
= 0,0020 x 2,87 = 0,00574 m
g. Hydrolik loading rate (HLR)
Q 0,0057
HLR = A = = 0,0067
0,086

6. Dimensi Pipa Inlet


Q = A.v
Dengan asumsi awal kecepatan aliran pipa 1m/detik maka
0,0057 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A= 1𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

1⁄ 𝜋 𝑑 2 = 0,0057 m2
4
d = 0,085 m = 8,5 cm
Ukuran diameter pipa pasaran yang mendekati 8,5 cm adalah 3in untuk pipa kode
AW (tipe pipa untuk menyalurkan air dengan pompa). Sehingga digunakan pipa
PVC dengan diameter 3in. Dengan perhitungan yang sama akan didapat v aliran
baru dengan nilai 1,26 m/detik.
7. Pompa
Direncanakan menggunakan 1 buah pompa dengan 1 pompa cadangan
Q bak outlet aerasi = 0,0057 m3/s
0,0057m3 /s
Q tiap pompa = 1

= 0,0057 m3/s = 20,52 m3/jam


Kriteria perencanaan :
No
Kriteria Spesifikasi Sumber
.
1 Jenis pompa Centrifugal pump
Grundfoss, “Water Pump”
2 Merk pompa Grundfos type NK 150-320
Hal.107
5 Head pompa 30 m
Aksesoris (nilai K)
6 Gate valve bukaan penuh 0,19 Susumu Kawamura
7 Check valve 2,50 “Integrated Design and
8 Belokan 90 0,30 Operation of Water Treatment
9 C (jenis pipa besi) 140 Facilities”, edisi kedua hal 670

Q 0,0057
V pompa =1 =1 = 0,045 m/s
.3,14.d2 .3,14.0,40 2
4 4

Perhitungan :

Hs = 4,40 m

a. Head loss suction (Hfsuction)


L = 2 m  0,50 m  2,5 m = 5 m
(1) Hf mayor
10,7. L .Q1,85
Hf mayor = C1,85 D4,87
10,7. 5 .0,00571,85
= = 0,000035 m
1401,85.0,404,87

(2) Hf minor
(V2 )
Belokan 90 = K 2g

(0,70 m/s)2
= 0,30 x 2 x 9,81 m/s = 0,0075 m
(V2 )
Check valve = K 2g

(0,70 m/s)2
= 2,50 x 2 x 9,81 m/s = 0,062 m

Hf suction total = Hfmayor  Hfminor belokan  Hfminor check valve

= 0,000035 m  0,0075 m  0,062 m

= 0,07 m

b. Head loss discharge


L=2m2m=4m
(1) Hf mayor
10,7. L .Q1,85
Hf mayor = C1,85 D4,87
10,7. 4 .0,00571,85
= = 0,000028 m
1401,85.0,404,87

(2) Hf minor
(V2 )
Belokan 90 = 2K 2g

(0,70 m/s)2
= 0,30 x 2 x 9,81 m/s = 0,015 m

(V2 )
Gate valve = K 2g

(0,70 m/s)2
= 0,19 x 2 x 9,81 m/s = 0,00475 m

(V2 )
Check valve = K 2g

(0,70 m/s)2
= 2,50 x 2 x 9,81 m/s = 0,062 m

Hf discharge total = Hfmayor  Hfminor belokan  Hfminor gate valve  Hfminor check valve

= 0,000028 m  0,015 m  0,00475 m  0,062 m = 0,082 m


c. Head loss total
Hf total = Hf statik Hf suction  Hf discharge
= 4,40 m  0,07 m  0,082 m = 4,65 m

Hf total  Head pompa


4,55 m  30 m (OK)
Jenis
No. Gambar Spesifikasi
pompa/aksesoris
Digunakan untuk
mencegah dan mengurangi
bocoran cairan dari casing
pompa melalui poros.
Pompa Centrifugal Poros berfungsi untuk
1 Grundfoss type NK meneruskan momen puntir
150-320 dari penggerak selama
beroperasi dan tempat
kedudukan impeller dan
bagian-bagian berputar
lainnya.
Gate Valve adalah valve
yang paling sering dipakai
pada sistem
perpipaan. Fungsinya
untuk membuka dan
menutup aliran.

Cara kerja
Prisip kerja gate valve
sangat sederhana.
1. Pada gate valve
terdapat roda
Gate valve bukaan pemutar, jika roda ini
2
penuh diputar maka tangkai
tingkap akan ikut
berputar.
2. Selanjutnya
sambungan tangkai
tingkap dengan disk
yang berupa ulir akan
menyebabkan disk
bergerak naik atau
turun.
3. Jika disk bergerak
naik maka gate valve
akan terbuka dan
aliran dapat mengalir,
sebaliknya jika disk
bergerak turun maka
gate valve akan
tertutup dan fluida
tidak dapat mengalir

Pemasangan
Dengan menggunakan
dua konektor berulir
atau menggunakan dua
flange yang dihubungkan
ke sistem pipa.

Check valve adalah alat


yang digunakan untuk
membuat aliran hanya
mengalir ke satu arah saja
atau agar tidak terjadi
reversed flow/back flow

Cara Kerja
3 Ketika laju aliran fluida
Check valve
sesuai dengan arahnya,
laju aliran tersebut akan
membuat plug atau disk
membuka. Jika ada
tekanan yang datang dari
arah berlawanan, maka
plug atau disk tersebut
akan menutup

Berfungsi untuk
4 Belokan 90 sambungan pipa dibelokan
90
TRAY AERATOR

Hal yang harus diperhatikan dalam membangun tray aerator :


Pada prinsipnya rancangan multiple tray aerator :

 Menara diisi dengan pipa-pipa plastik yang disusun secara menyilang dengan
diameter 2,5 hingga 6 cm untuk menyisihkan karbondioksida dari dalam air.
 Untuk menyisihkan amoniak, maka menara diisi dengan kayu merah (red wood),
cemara, atau potongan-potongan plastik.
 Untuk desorpsi karbondioksida atau absorpsi ozon untuk oksidasi senyawa-
senyawa organik dalam pengolahan air minum, maka digunakan suatu tangki
tertutup diisi dengan keramik atau

Data perencanaan :

1. Debit (Q) = 500 m3/hr = 0,0057 m3/s = 347,22 l/min


2. Konsentrasi Fe = 25 mg/l
3. Konsentrasi Mn = 15 mg/l
4. Bentuk = Persegi
5. Diameter lubang = 4 cm (Handika dkk, 2018)
6. Waktu tinggal bak = 10 menit (Handika dkk, 2018)
7. Tinggi Tray = 5 cm
8. Tebal Tray = 1 cm
9. Freeboard bak = 14 cm
Kriteria perencanaan :

No. Kriteria Spesifikasi Sumber


1 Konsentrasi Fe 0,3 mg/l Standart baku mutu menurut
2 Konsentrasi Mn 0,4 mg/l PERMENKES No.492 tahun 2010
3 Rasio air (water rate) 0,8-1,5
m3/m2.menit
4 Jarak tray (Tray Spacing) 30-75 cm Qasim et all, 2000
5 Luasan (Area) 50-160
m2/m3/detik

Perhitungan :

1. Jumlah Tray yang dibutuhkan


Cn = Co . 10-k.n
Cn = Konsentrasi akhir (mg/l)
Co = Konsentrasi awal (mg/l)
K = 0,16 (AWWA, Water Treatment Plant Design Fourth edition, 2005)
n = Jumlah tray yang dibutuhkan
 Untuk Fe
Cn = Co . 10-k.n (AWWA, Water Treatment Plant Design Fourth edition, 2005)
𝐶𝑛
Log 𝐶𝑜 = log 10-0,16 . n
0,3
Log = log 10-0,16 .n
25

-1,9208 = -0,16 . n
n = 12 tray
 Untuk Mn
Cn = Co . 10-k.n (AWWA, Water Treatment Plant Design Fourth edition, 2005)
𝐶𝑛
Log 𝐶𝑜 = log 10-0,16 . n
0,4
Log = log 10-0,16 .n
15

-1,5740 = -0,16 . n
n = 9,8 tray
Sehingga digunakan tray sebanyak 12 buah pada Tray Aerator.

2. Dimensi Tray
Berdasarkan Qasim, Rasio air (Water rate) berkisar antara 0,8-1,5 0,8 m3/m2.menit,
kami menggunakan rasio air 0,8 m3/m2.menit
𝑄 0,34 𝑚3 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Luas penampang tray = 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑎𝑖𝑟 = 0,8 m3/𝑚2 .menit = 0,43 m2

Tray dirancang dalam bentuk persegi sehingga P:L = 1:1 , maka

L = √0,43 𝑚2 = 0,65 m
Karena luasan (A) berdasarkan Qasim berkisar antara 50-160 m2/m3/detik maka
kami gunakan 50 m2/m3.detik
Luas lubang total =AxQ
= 50 m2/m3/detik x 0,00578 m3/detik
= 0,289 m2

Luas 1 lubang = 1⁄4 𝜋0,042 = 1,25.10-3 m2


𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 0,289 m2
Jumlah Lubang = = 1,25.10−3 𝑚2 = 231 lubang
𝐿𝑢𝑎𝑠 1 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔

Karena berbentuk persegi maka persebaran lubang harus merata


Jumlah lubang pada sisi = √𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 ≈16 lubang
Sehingga total lubang keseluruhan adalah 16x16 = 256 lubang

Karena 12 tray dianggap terlalu tinggi maka hanya digunakan 5 tray


Luas tray lama x 12 = luas tray cek x 5
12
Luas Tray cek = 0,43 m2 x
5

= 1 m2
L cek =1m
Jarak antar lubang = 2 cm
Total jarak & lubang = 16 x 4 cm + 17 x 2 cm = 98 cm
Sehingga Ukuran tray adalah 1 m x 1 m .

3. Dimensi Bak Aerasi


V = Qxtd = 347,22 l/min x 10 min = 3472,2 l
Sisi bak ditetapkan sebesar 2 m dengan bentuk persegi, sehingga
𝑉 3,4722 𝑚3
h= 𝐴 = = 0,86 m
4 𝑚2

Dengan tinggi air 86 cm, maka ditetapkan freeboard sebesar 14 cm sehingga tinggi
total adalah 1 m . Sehingga dimensi bak aerasi adalah 2m x 2m x 1m.

4. Dimensi Pipa Inlet


Q = A.v
Dengan asumsi awal kecepatan aliran pipa 1m/detik maka
0,00578 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A= 1𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

1⁄ 𝜋 𝑑 2 = 0,00578 m2
4
d = 0,085 m = 8,5 cm
Dcek = 3in = 7,62 cm = 0,0762
VCek = Q/A
0,00578 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,00456 𝑚2

= 1,26 m/detik
5. Dimensi Pipa Lateral
Jumlah pipa lateral = 4
Jarak antar pipa lateral 25 cm
Dengan asumsi awal kecepatan aliran pipa 1 m/detik maka
0,00578 /4 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A= 1𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

1⁄ 𝜋 𝑑 2 = 0,00144 m2
4
d = 0,042 m = 4,2 cm
Dcek = 1 1⁄2in = 3,81 cm = 0,0381 m
VCek = Q/A
0,00144 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,00114 𝑚2

= 1,26 m/detik
6. Dimensi lubang pada pipa lateral
Pipa lateral tertutup namun terdapat lubang di bagian bawah sebanyak 4 tiap pipa
lateral, untuk selanjutnya lubang ini disebut orifice.
Jumlah Orifice = 4 lubang
Jarak antar orifice 25 cm
Dengan asumsi awal kecepatan aliran pipa 1 m/detik maka
0,00144 /4 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A= 1𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

1⁄ 𝜋 𝑑 2 = 0,00036 m2
4
d = 0,021 m = 2,1 cm
Dcek = 3⁄4in = 1,905 cm = 0,019 m
VCek = Q/A
0,00036 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,000283 𝑚2

= 1,27 m/detik
7. Headloss pada Pipa Inlet
(1) Hf mayor Utama
L total = 69,6 cm + 178,4 cm + 11,2 cm = 259,2 cm = 2,59 m
10,7.L.Q 1,85
Hf mayor = (C1,85 D4,87 )

10,7.2,59.0,0057 1,85
= (1301,85 0,07624,87 ) = 22,66 m

(2) Hf minor
Terdiri dari 4 belokan sebesar 90
(V2 )
Belokan 90 = 4. K 2g

(1,26 m/s)2
= 4 x 0,30 x 2 x 9,81 m/s = 0,0971 m

Hs = 2 m

Hf total = Hfmayor  Hfminor belokan +Hs

= 22,66 m  0,0971 m  2 m

= 24,7571 m

8. Pompa
Q air = 0,00578 m3/detik = 20,808 m3/jam
Q 0,0057
V pompa = 1 =1 = 1,26 m/s
.3,14.d2 .3,14.0,0762 2
4 4

Karena Headloss total adalah sebesar 24,7571 m maka head pompa harus lebih besar
dari angka tersebut, digunakan pompa sentrifugal groundfos NBG/NKG 65-40-315.
SPRAY AERATOR

A. KRITERIA PERENCANAAN
1. Tinggi = 1,2 – 9 m
2. Luas bak = 105 – 320 m
(Sumber: Qasim et. Al.,2000)
3. Kecepatan pipa inlet = 0,6 – 1,5 m/s
4. Kecepatan pipa outlet = 0,3 – 2,5 m/s
(Sumber: Bangunan Pengolahan Air Minum , M. Razif, jilid 2)

B. DATA PERENCANAAN
1. Debit bak aerasi : 2000 m3/day = 83,33 m3/jam = 0,023 m3/detik
2. Diameter Nozzle : 2,5 inchi
3. Debit nozzle : 135 l/mnt = 0,00225 m3/detik
4. Jarak Nozzle : 0,6 – 3,6 m
5. Tekanan semprot : 10 – 60 psi (Nozzle Merk BETE type spiral)
6. Fe (mg/L) : 25 mg/L→ 0,3 mg/l (Permenkes no.492 th 2010)
7. Mn : 15 mg/L→ 0,4 mg/l (Permenkes no.492 th 2010)
8. Tinggi :5m
9. Luas bak : 105 m2
10. Kecepatan pipa inlet : 0,6 – 1,5 m/s
11. Kecepatan pipa outlet : 0,3 – 2,5 m/s

C. SPESIFIKASI NOZZLE
1. Nozzle merk BETE
2. Nozzle Tipe Spiral
3. Typical Pressure Range : 10 to 60 psi
4. Debit Noozle : 135 L/menit
5. Angel range : 90 - 170°
6. Materials : 316, CPVC , polypropylene , PVC , PVDF

Gambar Nozzle Merk BETE


D. PERHITUNGAN
 Pipa Inlet
Q =Axv
0,023 m3/s = 1⁄4 x 3,14 x D2 x 1,2 m/s

0,023 m3/s = 0,942 D2


D = 0,154 m= 6 inch

 Pipa outlet

Q =Axv
0,023 m3/s = 1⁄4 x 3,14 x D2 x 1,2 m/s

0,023 m3/s = 0,942 D2


D = 0,154 m= 6 inch

 Bak Aerator
A = 105 m2
h=5
Volume = 105 x 2= 210 m2

Panjang (P) = 1,5 Lebar (L)


𝑉 210
Td = = = 9130 s =2,5 jam
𝑄 0,023

V = 1,5L x L x 5
210 = 7,5L2
L2 = 28
L = √28
= 5,2 m ≈ 5 m
P = 5 m x 1,5 = 7,5 m

 Jumlah Nozzle
𝑄𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡 𝑏𝑎𝑘
n=
𝑞𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡𝑛𝑜𝑧𝑧𝑙𝑒
0,023 𝑚𝑙/𝑠
n = 0,00225 𝑚𝑙/𝑠

= 10,22 = 10 nozzle
 Perhitungan Kebutuhan Oksigen (O2)
Fe (mg/L) : 25 mg/L→ 0,3 mg/l (Permenkes no.492 th 2010)
Mn : 15 mg/L→ 0,4 mg/l (Permenkes no.492 th 2010)

Oksigen yang dibutuhkan


 PersamaanReaksi:
4 Fe2++ O2+ 2H2O → 4Fe (OH)3 + 8H+
1 mg/l Fe2+ = x MgO2/l
56 𝑔𝑟
4Fe2+ = 4 𝑥 56 = 0,25 mg.O2/l

Kebutuhan O2 dalam Fe=0,25 mg.O2/l x 25 = 6,25 mgO2/l

2Mn2+ +2O2 + 2H2O 2MnO2+ 4H+


1 mg/l Mn2+ = x MgO2/l
25 𝑔𝑟
2 Mn2+ = 2 𝑥 25 0,5 mg O2/l

Kebutuhan O2 dalam Mn = 0,5 mg O2/l x 15 = 7,5 mgO2/l


 Total kebutuhan oksigen =6,25 + 7,5 =13,75 mg O2/l

 Kebutuhan oksigen untuk mengolah air limbah debit 2000 m3/hari


adalah :
Q = 2000 m3/day = 83,33 m3/jam = 0,023 m3/detik = 23 l/s
𝑄 𝑥 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 O2xfaktor desain
Kebutuhan O2 = 𝐾𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 𝑘𝑒 𝐿/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
23 l/s 𝑥 13,75𝑥2
=
60

= 10,54 l/mntO2
Dibutuhkan10,54l/mntoksigen
Untuk memenuhi kebutuhan oksigen tersebut diperlukan alat
kompresor untuk mensuplay udara dengan spesifikasi :
Type = Pyston
Movement = Gasoline engine
Power range = 5,5 HP
Pressure = 8 bar = 800 Kpa
Air delivery = 36 - 360 l/mnt
Untuk menghitung supplay oksigenpada compressor diperlukan spesifikasi dalam
suplay udara pada compressor. Dalam udara mengandung 20% oksigen, Jadi :
Suppla yoksigen min = 20% x Supplay udara
= 20% x 36 l/mnt O2
= 7,2 l/mnt O2
Supplay oksigen max = 20% x Supplay udara
= 20% x 360 l/mnt O2
=72 l/mnt O2

Jadi, spesifikasi memenuhi10,54 l/mntO2 diantara range 7,2 – 72 l/mnt

Anda mungkin juga menyukai