Anda di halaman 1dari 4

HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI KALIMANTAN TIMUR

Oleh:

1 . DANU SABJANI (A221500007)


2 . JACKY SEPTIADI (A221500015)
3 . ENCEK MOHAMMAD M.F (A221500008)
4 . AHMAD JIDAN ROSYADI (A221500026)
5 . CITA SUCI (A221500017)
6 . DENICHA RUDANGTA NASUTION (A2215000002)
7 . FIRDAUS SYAHRANI (A221500025)

PROGRAM DIPLOMA 3

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN

JURUSAN MANAJEMEN HUTAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2023
Pendahuluan

HUTAN Tanaman Industri (HTI) merupakan salah satu jenis hutan yang ditanami oleh satu jenis
tanaman saja. Jenis hutan ini dianggap sebagai solusi dari pemerintah dalam mengatasi salah satu
konflik agraria. Hutan Tanaman Industri (HTI) turut menjadi sumber pemasukan negara sejak tahun
1970-an. Permintaan industri kehutanan yang terus berkembang pesat membuat pemerintah
menggalakan program HTI ini. Berikut ini informasi lengkap mengenai Hutan Tanaman Industri.

A . Pengertian Hutan Tanaman Industri

Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah hutan yang memproduksi tanaman dengan menerapkan
budidaya kehutanan untuk memenuhi bahan baku industri. Aturan khusus tentang tipe hutan ini diatur
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1990 tentang Hak Pengusahaan
Hutan Tanaman Industri. Menurut peraturan tersebut, HTI merupakan hutan tanaman yang dibangun
dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur
intensif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan. Tidak sembarang orang atau
perusahaan yang boleh memanfaatkan hasil hutan dari HTI. Setiap yang ingin memanfaatkannya
harus memiliki Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-
HTI).

B . Contoh Hutan Tanaman Industri di Kalimantan Timur

PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL

PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL (IHM) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Hutan
Tanaman Industri (HTI) dengan Acacia mangium dan Eucalyptus sp. sebagai tanaman utama yang
mempunyai luasan konsesi ±161.127 Ha terletak di Provinsi Kalimantan Timur yang telah
mendapatkan legalitas pengelolahan hutan (SK IUPHHK-HTI) melalui Keputusan Menteri Kehutanan
No. 184/Kpts-II/1996 tanggal 23 April 1996. Kebijakan dalam pembangunan HTI oleh PT ITCI
HUTANI MANUNGGAL (PT IHM) berupaya untuk menekankan pentingnya perlindungan
lingkungan, memperbaiki kondisi dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, bertanggung
jawab terhadap pengelolaan lingkungan (termasuk pengelolaan keanekaragaman hayati). Hal tersebut
disadari oleh perusahaan untuk mendukung keberlanjutan kegiatan pengusahaan hutan dalam jangka
panjang.

Tujuan kegiatan identifikasi keberadaan KBKT pada Unit Manajemen IUPHHK-HTI PT ITCI
HUTANI MANUNGGAL adalah:

1) Melakukan identifikasi keberadaan KBKT di Wilayah Kerja PT ITCI HUTANI MANUNGGAL


seluas ± 161.127 Ha, di Provinsi Kalimantan Timur sesuai dengan Panduan Identifikasi Kawasan
Bernilai Konservasi Tinggi di Indonesia, Tahun 2008.

2) Menyusun Rekomendasi Pengelolaan yang dipergunakan sebagai acuan dalam rencana kegiatan
pengelolaan terhadap KBKT yang teridentifikasi di Unit Manajemen IUPHHK-HTI PT ITCI
HUTANI MANUNGGAL.
3) Menyusun Rekomedasi Pemantauan yang dipergunakan sebagai bahan acuan dalam penyusunan
rencana kegiatan pemantauan terhadap KBKT yang teridentifikasi di Unit Manajemen IUPHHK-HTI
PT ITCI HUTANI MANUNGGAL.

4) Memetakan areal yang sesuai untuk operasional IUPHHK-HTI PT ITCI HUTANI


MANUNGGAL.

Untuk waktu panen pohom akasia khusus untuk pabrik kertas sehingga pohon yang baru
berumur 3-5 tahun pun (diameter 15-20cm) sudah bisa ditebang. Pada 10 tahun terakhir kayu Akasia
sebagai bahan baku furniture atau dengan umur di atas 5 tahun. Dan umtuk Eucalyptus dalam usia 5
tahun bisa dipanen dengan hasil kayu rata-rata perpohon minimal 0,7 m3 atau diameter batang 30-
35cm. Dalam 1 hektar bisa menghasilkan kayu antara 430 s/d 440 m3. Batang eucalyptus lurus
sehingga hasil kayunya dapat dimanfaatkan dari akar sampai pucuk. Kayu eucalyptus dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bangunan seperti baku membuat pintu, kusen, kotak kemasan, bubur
kayu bahan kertas, dan haspel

B . Tujuan Pembangunan HTI Secara umum

Hasil industri dari hutan ini digunakan untuk membantu, menyediakan, dan memudahkan manusia
dalam berbagai lini bidang. HTI diberdayakan sebagai upaya untuk mencapai pemenuhan kebutuhan
bahan baku industri. Secara spesifik, Direktorat Bina Pembangunan Hutan Tanaman pada tahun 2009
menyatakan tujuan dibangunnya HTI sebagai berikut:

- Memenuhi kebutuhan bahan baku industri berupa perkayuan


- Meningkatkan produktivitas sebagai hutan produksi
- Menyediakan lapangan usaha dan lapangan kerja
- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
- Memberdayakan masyarakat khususnya daerah hutan agar lebih sejahtera secara ekonomi
- Memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup
- Mendorong daya saing produk dalam negeri khususnya bahan baku industri kayu seperti pulp, kayu
lapis, kertas, penggergajian, mebel, kayu pertukangan, dan lain-lain
- Menciptakan hasil industri hutan untuk kebutuhan masyarakat dalam negeri serta untuk ekspor ke
luar negeri
- Meningkatkan devisa dan nilai tambah

C . Izin Pembentukan

Pihak yang ingin membentuk hutan tanaman industri pun harus memiliki izin dari lembaga terkait.
Setelah mendapat izin pembentukan, pihak ini bisa mendapat hak pengusahaan sesuai dengan PP No.
7 Tahun 1990 BAB V pasal 7-10 tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri.
Perundang-undangan yang ditetapkan oleh kementerian LHK menyatakan bahwa pihak yang dapat
mendapatkan izin adalah badan usaha negara, swasta, dan koperasi. Pihak yang telah mendapatkan
izin oleh menteri akan mendapat jangka waktu selama 35 tahun untuk mengusahakan hutan ini.
Jangka waktu tersebut diperkirakan sudah sesuai dengan daur tanaman pokok yang diusahakan.
Adapun persyaratan mengenai izin pembentukan, pengusahaan, atau perluasan HTI secara lengkap
beserta alur, prosedur, waktu, dan biaya dapat Anda akses pada link ini.
Persyaratan tersebut berupa persyaratan administrasi dan teknis atau proposal yang secara singkat
dijelaskan pada poin-poin berikut:

1 . Persyaratan Administrasi
Berikut ini persyaratan administrasi yang diperlukan:

- Surat izin usaha


- Nomor Pokok Wajib Pajak
- Pernyataan dengan persetujuan notaris
- Areal yang akan dibuat hutan dengan peta berskala
- Pertimbangan teknis dari pemerintah setempat tentang informasi tata ruang daerah
- Rekomendasi gubernur kepada menteri
Laporan keuangan

2 . Persyaratan Teknis
Berikut ini persyaratan teknis yang diperlukan:

- Kondisi umum mengenai areal


- Kondisi umum mengenai sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat
- Kondisi umum perusahaan
- Maksud dan tujuan
- Rencana pemanfaatan
- Sistem silvikultur
- Tata laksana
- Pembiayaan
- Perlindungan hutan
- Pengamanan hutan

D . Dampak Lingkungan

Lebih dari sekadar memperkaya negara dengan hasil jumlah produksi yang meningkat, hutan ini
memiliki manfaat yang sangat banyak. Di antaranya adalah membantu konservasi hutan, memperbaiki
lahan dengan hutan produktif, dan membantu masyarakat sekitar untuk meningkatkan
perekonomiannya. Dampak lingkungan yang ditimbulkan dari adanya hutan ini adalah semakin
meningkatnya koleksi keanekaragaman hayati di Indonesia. Tidak hanya memberi dampak positif
bagi lingkungan, sayangnya kehadiran HTI juga memberi dampak negatif salah satunya melalui
fragmentasi hutan.

Anda mungkin juga menyukai