Oleh:
PROGRAM DIPLOMA 3
SAMARINDA
2023
Pendahuluan
HUTAN Tanaman Industri (HTI) merupakan salah satu jenis hutan yang ditanami oleh satu jenis
tanaman saja. Jenis hutan ini dianggap sebagai solusi dari pemerintah dalam mengatasi salah satu
konflik agraria. Hutan Tanaman Industri (HTI) turut menjadi sumber pemasukan negara sejak tahun
1970-an. Permintaan industri kehutanan yang terus berkembang pesat membuat pemerintah
menggalakan program HTI ini. Berikut ini informasi lengkap mengenai Hutan Tanaman Industri.
Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah hutan yang memproduksi tanaman dengan menerapkan
budidaya kehutanan untuk memenuhi bahan baku industri. Aturan khusus tentang tipe hutan ini diatur
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1990 tentang Hak Pengusahaan
Hutan Tanaman Industri. Menurut peraturan tersebut, HTI merupakan hutan tanaman yang dibangun
dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur
intensif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan. Tidak sembarang orang atau
perusahaan yang boleh memanfaatkan hasil hutan dari HTI. Setiap yang ingin memanfaatkannya
harus memiliki Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-
HTI).
PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL (IHM) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Hutan
Tanaman Industri (HTI) dengan Acacia mangium dan Eucalyptus sp. sebagai tanaman utama yang
mempunyai luasan konsesi ±161.127 Ha terletak di Provinsi Kalimantan Timur yang telah
mendapatkan legalitas pengelolahan hutan (SK IUPHHK-HTI) melalui Keputusan Menteri Kehutanan
No. 184/Kpts-II/1996 tanggal 23 April 1996. Kebijakan dalam pembangunan HTI oleh PT ITCI
HUTANI MANUNGGAL (PT IHM) berupaya untuk menekankan pentingnya perlindungan
lingkungan, memperbaiki kondisi dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, bertanggung
jawab terhadap pengelolaan lingkungan (termasuk pengelolaan keanekaragaman hayati). Hal tersebut
disadari oleh perusahaan untuk mendukung keberlanjutan kegiatan pengusahaan hutan dalam jangka
panjang.
Tujuan kegiatan identifikasi keberadaan KBKT pada Unit Manajemen IUPHHK-HTI PT ITCI
HUTANI MANUNGGAL adalah:
2) Menyusun Rekomendasi Pengelolaan yang dipergunakan sebagai acuan dalam rencana kegiatan
pengelolaan terhadap KBKT yang teridentifikasi di Unit Manajemen IUPHHK-HTI PT ITCI
HUTANI MANUNGGAL.
3) Menyusun Rekomedasi Pemantauan yang dipergunakan sebagai bahan acuan dalam penyusunan
rencana kegiatan pemantauan terhadap KBKT yang teridentifikasi di Unit Manajemen IUPHHK-HTI
PT ITCI HUTANI MANUNGGAL.
Untuk waktu panen pohom akasia khusus untuk pabrik kertas sehingga pohon yang baru
berumur 3-5 tahun pun (diameter 15-20cm) sudah bisa ditebang. Pada 10 tahun terakhir kayu Akasia
sebagai bahan baku furniture atau dengan umur di atas 5 tahun. Dan umtuk Eucalyptus dalam usia 5
tahun bisa dipanen dengan hasil kayu rata-rata perpohon minimal 0,7 m3 atau diameter batang 30-
35cm. Dalam 1 hektar bisa menghasilkan kayu antara 430 s/d 440 m3. Batang eucalyptus lurus
sehingga hasil kayunya dapat dimanfaatkan dari akar sampai pucuk. Kayu eucalyptus dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bangunan seperti baku membuat pintu, kusen, kotak kemasan, bubur
kayu bahan kertas, dan haspel
Hasil industri dari hutan ini digunakan untuk membantu, menyediakan, dan memudahkan manusia
dalam berbagai lini bidang. HTI diberdayakan sebagai upaya untuk mencapai pemenuhan kebutuhan
bahan baku industri. Secara spesifik, Direktorat Bina Pembangunan Hutan Tanaman pada tahun 2009
menyatakan tujuan dibangunnya HTI sebagai berikut:
C . Izin Pembentukan
Pihak yang ingin membentuk hutan tanaman industri pun harus memiliki izin dari lembaga terkait.
Setelah mendapat izin pembentukan, pihak ini bisa mendapat hak pengusahaan sesuai dengan PP No.
7 Tahun 1990 BAB V pasal 7-10 tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri.
Perundang-undangan yang ditetapkan oleh kementerian LHK menyatakan bahwa pihak yang dapat
mendapatkan izin adalah badan usaha negara, swasta, dan koperasi. Pihak yang telah mendapatkan
izin oleh menteri akan mendapat jangka waktu selama 35 tahun untuk mengusahakan hutan ini.
Jangka waktu tersebut diperkirakan sudah sesuai dengan daur tanaman pokok yang diusahakan.
Adapun persyaratan mengenai izin pembentukan, pengusahaan, atau perluasan HTI secara lengkap
beserta alur, prosedur, waktu, dan biaya dapat Anda akses pada link ini.
Persyaratan tersebut berupa persyaratan administrasi dan teknis atau proposal yang secara singkat
dijelaskan pada poin-poin berikut:
1 . Persyaratan Administrasi
Berikut ini persyaratan administrasi yang diperlukan:
2 . Persyaratan Teknis
Berikut ini persyaratan teknis yang diperlukan:
D . Dampak Lingkungan
Lebih dari sekadar memperkaya negara dengan hasil jumlah produksi yang meningkat, hutan ini
memiliki manfaat yang sangat banyak. Di antaranya adalah membantu konservasi hutan, memperbaiki
lahan dengan hutan produktif, dan membantu masyarakat sekitar untuk meningkatkan
perekonomiannya. Dampak lingkungan yang ditimbulkan dari adanya hutan ini adalah semakin
meningkatnya koleksi keanekaragaman hayati di Indonesia. Tidak hanya memberi dampak positif
bagi lingkungan, sayangnya kehadiran HTI juga memberi dampak negatif salah satunya melalui
fragmentasi hutan.