UMJ
PBB Sektor P3
(Perkebunan, Pertambangan dan
Perhutanan)
Disampaikan Oleh
HAR I YAN T O
Dasar pengenaan PBB Sektor Perkebunan
NDT
* (Nilai Dasar Areal
Tanah belum
Areal Produktif,
Produktif = Luas termasuk biaya
x Nilai Dasar Tanahpembukaan lahandiolah)
areal yang belum
3 . Areal emplasemen dan areal lainnya dalam kawasan perkebunan, termasuk
biaya pematangan tanah
Standar Investasi adalah jumlah biaya yang diinvestasikan untuk suatu pembangunan
dan/atau penanaman dan/atau penggalian jenis sumber daya alam atau budidaya tertentu,
yang dihitung berdasarkan komponen tenaga kerja, bahan dan alat, mulai dari awal
pelaksanaan pekerjaan hingga tahap produksi atau menghasilkan
SIT adalah jumlah biaya yang diinvestasikan untuk satu jenis tanaman budidaya
perkebunan per hektar yang dihitung berdasarkan :
- koomponen tenaga kerja;
- bahan dan alat;
mulai dari pengolahan tanah hingga tanaman menghasilkan
Catatan :
Penentuan SIT perkebunan diatur sebagai berikut :
a. Besarnya SIT perkebunan dihitung berdasarkan jumlah biaya yang diinvestasikan untuk
suatu jenis tanaman budidaya perkebunan per hektar dalam satu tahun.
b. Apabila suatu jenis tanaman budidaya perkebunan dalam satu tahun mengalami lebih dari
satu kali periode tanam, maka besarnya SIT perkebunan dalam satu tahun dihitung sebesar
standar investasi untuk sekali periode tanam dikalikan jumlah periode tanam dalam satu
tahun.
4
Dasar Pengenaan PBB sektor Perhutanan
Nilai Bangunan
Pasal 6
Areal produktif :
NJOP = 9,5 x Hasil penjualan minyak dan gas bumi dalam satu
tahun sebelum tahun pajak berjalan
7
PENENTUAN BESARNYA NJOP
SEKTOR PERTAMBANGAN ENERGI PANAS BUMI
KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998
Pasal 7
Areal produktif :
8
KEP-132/PJ/2013
NILAI BUMI PER METER PERSEGI UNTUK AREAL OFFSHORE, NILAI BUMI PER
METER PERSEGI UNTUK TUBUH BUMI EKSPLORASI, DAN ANGKA
KAPITALISASI
Pasal 8
• Areal produktif :
NJOP = 9,5 x Hasil bersih galian tambang dalam satu tahun
sebelum tahun pajak berjalan
11
PENENTUAN BESARNYA NJOP
SEKTOR PERTAMBANGAN NON MIGAS GALIAN C
KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998
Pasal 9
Areal produktif :
NJOP = Angka kapitalisasi tertentu X hasil bersih galian
tambang dalam setahun sebelum tahun pajak berjalan
Areal belum/tidak produktif, emplasemen dan areal lainnya didalam atau
diluar wilayah kuasa pertambangan
NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya
Catatan : NJOP atas Objek Pajak sektor pertambangan yang dikelola berdasarkan
Kontrak Karya atau Kontrak Kerjasama ditetapkan sesuai dengan yang
diatur dalam kontrak yang berlaku
(Pasal 10) 12
PENENTUAN BESARNYA NJOP
USAHA BIDANG PERIKANAN LAUT
KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998
Pasal 11
Areal penangkapan ikan :
NJOP = 10 x Hasil bersih ikan dalam satu tahun sebelum
tahun pajak berjalan
13
PENENTUAN BESARNYA NJOP
USAHA BIDANG PERIKANAN DARAT
KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998
Pasal 12
Areal pembudidayaan ikan darat :
NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya +
Standar biaya investasi tambak menurut jenisnya
14
PENENTUAN BESARNYA NJOP
OBJEK PAJAK YANG BERSIFAT KHUSUS
KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998
Pasal 13
Areal tanah :
NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya
Pasal 14
Besarnya NJOP atas Objek Pajak yang bersifat khusus atau objek lainnya dapat
ditentukan berdasarkan penilaian individual yang dilaksanakan oleh pejabat
fungsional penilai dan dibuatkan laporan penilaian kemudian ditetapkan oleh
Kakanwil DJP atas nama Menteri Keuangan
Objek Pajak Khusus adalah Objek Pajak yang memiliki jenis konstruksi khusus
baik ditinjau dari segi bentuk, material pembentuk maupun keberadaannya
memiliki arti khusus seperti :
a. jalan tol
b. pelabuhan laut/sungai/udara
c. lapangan golf
d. industri semen/pupuk
e. PLTA, PLTU dan PLTG
f. pertambangan
g. tempat rekreasi
h. dan lain-lain yang sejenis
16