DASAR HUKUM
ADALAH
DIKENAKAN TERHADAP
SUBJEK PAJAK
BUMI BANGUNAN
ADALAH : ADALAH :
BANGUNAN
BUMI/TANAH BANGUNAN
- Letak - Bahan bangunan
- Peruntukan - Rekayasa
- Pemanfaatan - Letak
- Kondisi lingkungan - Kondisi lingkungan
- Dan lain-lain - Dan lain-lain
Objek PAJAK
YANG TIDAK DIKENAKAN PBB
Pasal 3 ayat (1)
Memperoleh Memperoleh
manfaat manfaat
atas bangunan atas bumi
Memiliki, Mempunyai
menguasai suatu hak
bangunan atas bumi
Dikenakan
SUBJEK kewajiban WAJIB
PAJAK membayar PAJAK
pajak
SUBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)
NJOPTKP
Setinggi-tingginya
Rp. 8.000.000,00
NJOP
(Nilai Jual Objek Pajak)
PENDEKATAN PENILAIAN
CARA PENILAIAN
Penilaian Massal
Penilaian Individual
PENDEKATAN PENILAIAN
SERENDAH-RENDAHNYA 20 %
DAN
SETINGGI-TINGGINYA 100 %
PERSENTASE NJKP
DITETAPKAN DENGAN
PERATURAN PEMERINTAH
PENETAPAN BESARNYA
NILAI JUAL KENA PAJAK
(PP No. 25 TAHUN 2002)
TARIF TUNGGAL
0,5 %
CARA MENGHITUNG
Tahun Pajak
Adalah jangka waktu satu tahun takwim,
yaitu dari tanggal 1 Januari s/d 31
Desember.
• JELAS
• BENAR
• LENGKAP
• DITANDATANGANI
PENERBITAN KETETAPAN
Pasal 10
SPOP
BERDASARKAN
SKP PEMERIKSAAN/ DATA LAIN
SPOP TIDAK BENAR
TATA CARA PEMBAYARAN
DAN PENAGIHAN
Pasal 11, 12, 13, dan 14
DASAR PENAGIHAN
6 bulan SEJAK
SPPT
D TEMPAT
I PEMBAYARAN
1 bulan T
- Bank,
SKP E
R
- Kantor Pos ,
I - Tempat lain
M yg ditunjuk
1 bulan
STP A
- GUBERNUR DAN/ATAU
- BUPATI/WALIKOTA
PENDAFTARAN, PENAGIHAN,
DAN SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 9 dan 10
30 hr DIKEM- TIDAK
SPOP SKP
BALIKAN
+ denda 25%
YA dari pokok
pajak
SPPT Ternyata SPOP
tdk benar SKP
(Ketetapan
6 bulan kurang)
+ denda 25%
dari selisih
JATUH pajak terutang
1 bulan
TEMPO
Segera
1 bln JATUH stlh. 21 hr
SURAT
STP TEMPO
TEGORAN
PAKSA
7 hr
+ bunga 2%
sebulan 2 X 24 JAM
(maks 24 bulan)
Paling
cepat
PERMINTAAN JADWAL 10 hr SURAT PERINTAH
KLN WAKTU & TEMPAT MELAKUKAN PE-
PELELANGAN NYITAAN
KEBERATAN DAN BANDING
Pasal 15 dan 16
DATI I I
DATI I
64,8 %
16,2 %
- Berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor
83/KMK.04/1994 tanggal 19
Maret 1994, 10% bagian
pemerintah pusat
dibagikan kepada seluruh
Daerah Tingkat II
- SKB DJA-DJP
KEP. 56/A/44/1996
KEP. 50/PJ.6/1996
ALUR PENERIMAAN PBB
Pelimpahan BANK
TEMPAT PERSEPSI/
PEMBAYARAN KANTOR POS
Pembayaran
WAJIB
PAJAK
Pelimpahan
Pembayaran
BANK/
OPERASIONAL V
PETUGAS Pembagian
PEMUNGUT
Menteri Keuangan
dalam hal :
PAJAK - Kondisi tertentu Objek
TERUTANG pajak yang ada
hubungannya dengan
subjek pajak/sebab -
sebab tertentu lainnya
Dirjen Pajak
DENDA atas permintaan
ADMINISTRASI WAJIB PAJAK
karena hal-hal tertentu
KEWAJIBAN PEJABAT YANG DALAM
JABATAN/TUGAS PEKERJAANNYA
BERKAITAN LANGSUNG DENGAN Objek PAJAK
Pasal 21 dan 22
BERLAKU KETENTUAN :
- UU KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA
PERPAJAKAN
- PERUNDANG-UNDANGAN LAINNYA
KETENTUAN PIDANA
Pasal 24
KARENA ALPA
D E N G A N S E N G A J A
SPOP
TIDAK TIDAK
MEMPERL
TIDAK BENAR/ MENUN
TIDAK IHAT
MENGEM TIDAK JUKKAN/
MEMPERLI KAN
BALIKAN/ LENGKAP MENYAM
HATKAN/ SURAT/
MENYAM DAN/ATAU PAIKAN
MEMIN DOKU-
PAIKAN MELAMPIR DATA/
JAMKAN MEN
SPOP KAN KETERA
SURAT/ PALSU
KEPADA KETERA NGAN
DOKUMEN ATAU
DITJEN NGAN YANG
LAINNYA DIPALSU
PAJAK YANG DIPERLU
KAN
TIDAK KAN
BENAR
Catatan :
Penentuan SIT perkebunan diatur sebagai berikut :
a. Besarnya SIT perkebunan dihitung berdasarkan jumlah biaya yang
diinvestasikan untuk suatu jenis tanaman budidaya perkebunan
per hektar dalam satu tahun.
b. Apabila suatu jenis tanaman budidaya perkebunan dalam satu
tahun mengalami lebih dari satu kali periode tanam, maka
besarnya SIT perkebunan dalam satu tahun dihitung sebesar
standar investasi untuk sekali periode tanam dikalikan jumlah
periode tanam dalam satu tahun.
PENENTUAN BESARNYA NJOP
SEKTOR PERKEBUNAN
KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998
Pasal 3
Areal kebun :
NJOP = NJOP tanah + Jumlah
Investasi Tanaman Perkebunan sesuai
dengan SIT menurut umur tanaman
Pasal 4
A.Untuk HPH, HPHH, IPK, serta ijin sah lain selain HPHTI
Areal produktif :
NJOP = 8,5 x Hasil bersih setahun
sebelum tahun pajak berjalan
Pasal 6
Areal produktif :
NJOP = 9,5 x Hasil penjualan minyak
dan gas bumi dalam satu tahun
sebelum tahun pajak berjalan
Pasal 7
Areal produktif :
NJOP = 9,5 x Hasil penjualan energi
panas bumi/ listrik dalam satu tahun
sebelum tahun pajak berjalan
Pasal 8
Areal produktif :
NJOP = 9,5 x Hasil bersih galian
tambang dalam satu tahun sebelum
tahun pajak berjalan
Pasal 9
Areal produktif :
NJOP = Angka kapitalisasi tertentu X
hasil bersih galian tambang dalam
setahun sebelum tahun pajak berjalan
Pasal 11
Areal penangkapan ikan :
NJOP = 10 x Hasil bersih ikan dalam
satu tahun sebelum tahun pajak
berjalan
Pasal 12
Areal pembudidayaan ikan darat :
NJOP = NJOP tanah sekitar dengan
penyesuaian seperlunya + Standar
biaya investasi tambak menurut
jenisnya
Pasal 13
Areal tanah :
Pasal 14
No. 34/1997
No. 111 /2000
PP No. 112/ 2000
No. 113/2000
No. 114/ 2000
21/PJ.6/97
22/PJ.6/97
KEP. DJP 23/PJ.6/97
24/PJ.6/97
531/PJ/2000
KEP-179/PJ./1998
SKB SKB antara Ditjen Pajak dan Ka.BPN
No.2 Tahun 1998
51
TANAH
Memenuhi
Lahan Alat investasi yg
kebutuhan dasar
usaha menguntungkan
untuk papan
WAJAR
memberikan kontribusi
kepada Negara
dengan membayar pajak
(BPHTB)
52
Prinsip-prinsip yang diatur
dalam UU BPHTB
53
OBJEK PAJAK
Pasal 2
54
Jenis Perolehan Hak atas Tanah
dan/atau Bangunan
Pasal 2 ayat (2)
Diatur dlm UU
Diatur dlm UUPA
Rumah Susun
(UU No. 5 / 1960)
(UU No. 16 / 1985)
56
OBYEK PAJAK
YANG TIDAK DIKENAKAN BPHTB
Pasal 3 ayat (1) jo Kep.Men.Keu No.630/KMK.04/1997
57
OP yang diperoleh karena waris,
hibah wasiat dan hak pengelolaan
diatur dengan PP
Pasal 3 ayat (2) jo. PP No.111/2000 dan PP No.112/2000
Kep. Men. Keu No.514/KMK.04/2000 dan 515/KMK.04/2000
Wajib Pajak
59
TARIF PAJAK
Pasal 5
Tarif Tunggal
5%
60
DASAR PENGENAAN
Pasal 6
atau
63
SAAT PAJAK TERUTANG
( Pasal 9 )
jual beli
tukar-menukar
hibah
pemasukan dlm
perseroan/ badan
hukum lainnya sejak tgl dibuat
pemisahan hak yang dan
mengakibatkan ditandatanganinya
peralihan akta
hadiah
penggabungan usaha,
peleburan usaha,
pemekaran usaha
65
TEMPAT TERUTANG
PAJAK
Pasal 9 ayat 3
Di Wilayah:
1. Kabupaten
2. Kota
3. Propinsi
66
PEMBAYARAN PAJAK TERUTANG
( Pasal 10 )
67
Pembayaran Bea Perolehan Hak Atas
Tanah atau/Bangunan
Kep. Men. Keu no.631/KMK.04/1997
jo Kep. DJP No. Kep-21/PJ.6/1997
Wajib Pajak
Setor
ke
Bank Persepsi
Operasional V
Sebelum:
a. Akta pemindahan hak atas tanah dan atau bangunan
ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
/Notaris;
b. Risalah lelang untuk pembeli ditandatangani oleh Kepala
Kantor Lelang / Pejabat Lelang;
c. dilakukan pendaftaran hak oleh Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten /Kotamadya dalam hal:
1) pemberian hak baru;
2) pemindahan hak karena pelaksanaan Putusan Hakim, warisan
atau Hibah Wasiat
Dengan
menggunakan
Surat Setoran
Bea
68
Surat Ketetapan BPHTB Kurang Bayar
( SKBKB )
Pasal 11
69
Surat Ketetapan BPHTB
Kurang Bayar Tambahan ( SKBKBT )
Pasal 12
70
SURAT TAGIHAN BPHTB ( STB )
Pasal 13
menagih pajak
yang tidak/ kurang
dibayar
+ bunga2%/bln
maks 24 bln
sejak saat
menagih pajak pajak terutang
yang kurang
dibayar karena
salah tulis/hitung
pada SSB
menagih sanksi
adm.berupa bunga
dan/ataudenda
71
DASAR PENAGIHAN PAJAK
Pasal 14
72
SURAT PAKSA
Pasal 15
BERDASARKAN
73
KEBERATAN
Pasal 16 dan 17
DIRJEN PAJAK
Keputusan maksimum 12
bulan
• Ditolak
• Diterima seluruh/sebagian
• Menambah
74
KEPUTUSAN KEBERATAN
Pasal 20
Kep. DJP N0.Kep-22/PJ.6/1997
SKB.KB SKB.KB
s/d Rp 2.500.000.000,00 › Rp 2.500.000.000,00
75
BANDING
Pasal 18
WAJIB PAJAK
WAJIB PAJAK (MENOLAK)
(MENERIMA)
BANDING
Diajukan secara tertulis
Apabila SK dalam Bahasa
Keberatan Indonesia dengan
menambah jumlah alasan yg jelas, dalam
pajak terutang jk waktu maksimum 3
(merupakan dasar bulan sejak SK
Keberatan diterima
penagihan)
Pasal 14
BADAN
PEMBAYARAN PERADILAN PAJAK
76
PENGAJUAN KEBERATAN
ATAU BANDING DITERIMA
Psl.19
77
PENGURANGAN
Pasal 20
jo Ps 1 & 2 KMK No.518/KMK.04/2000
DIBERIKAN
KARENA HAL-HAL
TERTENTU
kondisi tertentu WP yg
ada hubungannya Tanah dan/atau
dengan Objek Pajak: bangunan yg
1. WP tidak mampu secara digunakan untuk
ekonomis yg memperoleh
hak baru melalui program kepentingan
pemerintah (75%) sosial/pendidikan yg
2. WP pribadi menerima hibah tidak mencari
dari OP yg mempunyai
hubungan keluarga sedarah
keuntungan (50%)
(50%)
75 % SKB.KB
50 % dari Bea s/d
SKB.KB
dari Bea › Rp 2.500.000.000
Rp 2.500.000.000
untuk untuk
79
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 21
karena Karena
karena Keberatan/ permohonan
pengajuan Banding yang WP,antara lain
pengurangan dikabulkan dalam hal:
yang diterima sebagian atau - kelebihan
seluruhnya bayar
- terlanjur bayar
tetapi
perolehan
SKBLB haknya batal
SKBLB + bunga 2%/bln
maks. 24 bln.
(Pasal 19)
dilakukan
pemeriksan
(Pasal 22)
SKBLB
+ bunga 2%/bln
apabila
SKBN
pengembalian
lewat 2 bln (Psl
22)
80
PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN
Pasal 23
Kep. Men. Keu No.519/KMK.04/2000
Dibagikan kepada
- 16% untuk propinsi
pemerintah
- 64% untuk pemerintah
kabupaten/kota
kabupaten
secara merata
81
KETENTUAN BAGI PEJABAT
Pasal 24
PPAT/Notaris/Kepala KLN
Kakan Pertanahan Kab/Kod
Bukti
Pembayaran BPHTB
Batas waktu
Pembuatan Akta/ pelaporan
Risalah Lelang kepada Ditjen
Pajak
Tanggal 10 Bulan
Bulan Yang
Bersangkutan berikutnya
85
PENGERTIAN
(Pasal 1 dan 2)
86
BESARNYA BPHTB ATAS PEROLEHAN
HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
KARENA WARIS & HIBAH WASIAT YANG
DITERIMA:
Pasal 2
DIKENAKAN SEBESAR
50%
87
SAAT TERUTANGNYA PAJAK
(Pasal 3)
ADALAH
88
PERATURAN PEMERINTAH RI
NOMOR 112 TAHUN 2000
TENTANG
PENGENAAN BEA PEROLEHAN HAK
ATAS TANAH DAN BANGUNAN
KARENA PEMBERIAN HAK
PENGELOLAAN
Kep. Men. Keu No.515/KMK.04/2000
tanggal 14 Desember 2000
89
PENGERTIAN
(Pasal 1)
90
BESARNYA BPHTB ATAS PEROLEHAN
HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
KARENA PEMBERIAN HAK
PENGELOLAAN
Pasal 2
- DEPARTEMEN,
- LEMBAGA
PEMERINTAH NON
DEPARTEMEN,
- PEMDA PROVINSI PIHAK-PIHAK
- PEMDA KABUPATEN/ LAINNYA
KOTA
- LEMBAGA
PEMERINTAH LAINNYA
- PERUM PERUMNAS
0% 50 %
DARI
ADALAH
92
PERATURAN PEMERINTAH RI
NOMOR 114 TAHUN 2000
TENTANG PENCABUTAN PP NOMOR 33 TAHUN
1997
TENTANG
PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN BEA
PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH
DAERAH
93
HASIL PENERIMAAN BPHTB
MERUPAKAN PENERIMAAN NEGARA
( Pasal 1 )
jo Kep. Men. Keu No.519/KMK.04/2000
KAS NEGARA
20 % PENERIMAAN 80 % PENERIMAAN
PEMERINTAH PEMERINTAH
PUSAT DAERAH
94
PENGGUNAAN BAGIAN
PEMERINTAH PUSAT
( Pasal 5 )
jo Kep. Men. Keu No.519/KMK.04/2000
KEGIATAN : SISA :
1. Peningkatan 1. Pengembalian
Sertifikasi Tanah Kelebihan
2. Penyediaan Pembayaran BPHTB
Peralatan dan
2. Biaya administrasi
Sarana
Peningkatan
3. Komputerisasi
Pelayanan BPHTB
Pertanahan
4. Pengembangan 3. Pemberian Imbalan
Sumber Daya Bunga
Manusia
95
PENERIMAAN DAERAH
80%
64 %
16 %
PEMERINTAH
PEMERINTAH
DAERAH
DAERAH
KABUPATEN/
PROPINSI
KOTA
96
PERATURAN PEMERINTAH RI
NOMOR 34 TAHUN 1997
TENTANG
PELAPORAN ATAU PEMBERITAHUAN
PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN ATAU
BANGUNAN.
97
TATA CARA PELAPORAN BAGI PEJABAT
( Pasal 1 )
98
TATA CARA PELAPORAN BAGI PEJABAT
Pasal 1 ayat (1)
99
PEROLEHAN HAK ATAS TANAH KARENA
PEMBERIAN HAK BARU
Pasal 1 ayat (2)
Diberikan oleh :
Kantor Pertanahan
Kabupaten/ Kotamadya
100
TATA CARA PELAPORAN BAGI PEJABAT
Pasal 1 ayat (3)
101
TATA CARA PELAPORAN BAGI PEJABAT
( Pasal 1 ayat (4)
Laporan bulanan
102
SANKSI BAGI PEJABAT
Pasal 2
103
LAPORAN BAGI PEJABAT
Pasal 3
104
• Bea materai adalah pajak atas
dokumen
• Dokumen adalah kertas yang
berisikan tulisan yang
mengandung arti dan maksud
tentang perbuatan, keadaan atau
kenyataan bagi seseorang dan
atau pihak-pihak yang
berkepentingan.
Obyek Bea Materai
• Benda Materai :
adalah materai tempel dan kertas
materai yang dikeluarkan oleh
Pemerintah RI.
• Pemateraian kemudian
dilakukan atas dokumen
kerumahtanggaan biasa dan dokumen
yang dibuat diluar negeri, apabila akan
digunakan sebagai bukti yang sah
dipengadilan
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIAN ANDA