Anda di halaman 1dari 5

BAB II

A. Struktur modal
Struktur modal adalah suatu konsep yang memperhatikan sumber pendanaan
perusahaan yang berasal dari eksternal dan sumber pendanaan yang berasal dari
internal. Sumber pendanaan perusahaan yang berasal dari eksternal berasal dari pihak
ketiga, biasanya berasal dari kreditor. Sedangkan sumber pendanaan yang berasal dari
internal berasal dari dana yang diserahkan oleh para shareholders dan juga berasal
dari kegiatan perusahaan, jika perusahaan memperoleh laba pada tahun tersebut atau
terdapat akumulasi laba dari tahun – tahun sebelumnya.

Penentuan struktur modal sebuah perusahaan merupakan suatu hal yang sangat
penting untuk diperhatikan. Mengingat keputusan ini akan mempengaruhi kinerja
keuangan perusahaan, baik itu secara finansial yang tercermin pada laporan keuangan
perusahaan dan akan berpengaruh terhadap kegiatan non – finansial perusahaan,
misalnya kepercayaan dari shareholders atau dari para rekanaan dari kinerja sebuah
perusahaan.
Struktur modal harus memperhatikan resiko dan tingkat pengembalian dari
setiap instrumen yang dimilikinya. Berdasarkan teori Packing order, pada umumnya
perusahaan memilih sumber pendanaan berdasarkan urutan (1) Laba ditahan yang
dimiliki oleh perusahaan, (2) Hutang jangka panjang, lalu (3) ekuitas, biasanya
keputusan untuk menerbitkan saham. teori ini dapat dipahami, mengingat laba ditahan
sama sekali tidak memiliki cost of capital. Sedangkan hutang jangka panjang lebih
didahulukan dari pada ekuitas pada dasarnya untuk menjaga kepemilikan dari pada
perusahaan itu sendiri. mengingat semakin banyak saham yang tersebar, maka
kepemilikan tersebut akan semakin tersebar. Pilihan – pilihan ini juga dapat dijelaskan
oleh teori signaling. Teori ini menjelaskan sebuah perusahaan kadangkala
memberikan “sinyal” kepada pasar atau pihak eksternal melalui sumber pendanaan
yang dipilih. Perusahaan yang diperkirakan memiliki kemampuan yang baik untuk
pengembalian dimasa mendatang, pada umumnya akan memilik tingkat utang yang
tinggi. Dan biasanya perusahaan yang tidak memiliki kemampuan tidak akan memilih
pendanaan yang bersumber dari penerbitan saham.
Kedua sumber pendanaan ini akan menimbulkan sebuah biaya yang disebut
dengan cost of capital. Cost Of Capital adalah besaran bunga yang harus dibayar dari
perolehan pendanaan, berbentuk bunga dari sumber pendanaan yang berasal dari long
– term debt dan berbentuk dividend apabila sumber pendanaan berasal dari penerbitan
saham. Pemilihan sumber pendanaan ini harus mengacu pada usaha untuk mencapai
tingkat pendanaan yang optimal.
Untuk mencapai pendanaan yang optimal, maka diperlukan pula suatu struktur
modal yang optimal pula. Mengenai struktur modal yang optimal, Warsono
(2003:242) menjelaskan struktur modal yang optimal sebagai suatu struktur modal
yang memaksimalkan nilai perusahaan atau harga saham perusahaan, dan
meminimumkan biaya modalnya. Dari penjelasan ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa
struktur modal yang optimal adalah pendanaan yang sebagian besar berasal dari
internal perusahaan. Namun, tidak jarang dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan
perusahaan membutuhkan sumber pendanaan yang berasal dari luar. Semakin kecil
biaya modalnya maka semakin optimal struktur modal suatu perusahaan.
B. Struktur modal Perusahan Waskita Karya
Perusahaan Waskita Karya adalah sebuah badan usaha milik negara yang
berasal dari nasionalisasi sebuah perusahaan Kolonial Belanda yang bernama Volker
Aannemings Maatschpij N.V. Perusahaan ini bergerak pada bidang Real estet,
kontruksi, Industri dan perdagangan.
Pada tahun 2018, struktur modal perusahaan Waskita Karya adalah sebagai
berikut :
Hutang jangka panjang (Long term debt)
Utang jangka panjang atas utang bank Rp. 20.752.253.877.183
Utang jangka panjang atas pinjaman beragunan Rp. 300.000.000.000
Utang jangka panjang atas utang kerja sama operasi Rp. 671.607.440.338
Utang jangka panjang atas utang obligasi Rp. 11.849.363.801.242
Utang jangka panjang atas pinjaman lainya Rp. 161.786.818.242
Total Long Term Debt Rp. 33.735.011.937.122
Ekuitas Rp 17.211.820.782.741
Dari data diatas, proporsi dari dari long term debt dan ekuitas dari Perusahaan
Waskita karya pada tahun 2018 adalah 53,87% untuk Long Term dan 46,13% untuk
bagian ekuitas. Besar kecilnya perbandingan ini tentu sangat tergantung sekali
terhadap prefernsi perusahaan itu sendiri. Namun struktur modal yang efektif adalah
struktur modal yang mampu menjaga keseimbangan antara resiko dan tingkat
pengembalian terhadap sumber pendanaan itu sendiri.
Untuk tahun 2016, 2017 dan 2018, fluktuasi komposisi struktur modal dari
perusahaan Waskita Karya tercermin dalam grafik dibawah :

0.7
0.6
0.5
Sum of Komposisi Long term
0.4
Sum of Komposisi Equity
0.3
0.2
0.1 Sum of Komposisi Equity
Sum of Komposisi Long term
0
2016 2017 2018
C. Struktur modal Perusahaan Astra Agro Lestari Tbk.
Astra agro lestari adalah anak perusahaan dari Astra Internasional yang
bergerak dibidag perkebunan kelapa sawit. Perusahaan ini memiliki lini bisnis dari
hulu sampai hilir dalam bidang perkebunan kelapa sawit. Perusahaan ini menanam
hingga mengelola sawit hasil perkebunanya sendiri menjadi minyak sawit.
Pada tahun 2018, struktur modal Astra Agro Lestari adalah sebagai berikut :
Long – term debt
Utang bank Rp. 3.606.303.000.000
Ekuitas Rp. 18.989.629.000.000
Berdasarkan data diatas, komposisi long term dalam struktur modal dari Astra Agro
Lestari pada tahun 2018 adalah sebesar 15,96% dan komopisi ekuitas dari struktur
modal Astra Agro Industri pada tahun 2018 adalah sebesar 84.04%.
Adapun fluktuasi komposisi long term dan equity dari struktur modal Astra Agro
Lestari pada tahun 2016, 2017 dan 2018 adalah sebagai berikut :

0.8

0.6 Sum of Komposisi Long - term


Sum of Komposisi Equity
0.4

0.2 Sum of Komposisi Equity


Sum of Komposisi Long - term
0
2016 2017 2018
D. Antam

Anda mungkin juga menyukai