Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL

PENGARUH STRUKTUR MODAL, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN


PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM (PADA
PERUSAHAAN JASA SUB SEKTOR KONSTRUKSI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESI PERIODE TAHUN
2018 – 2020)

OLEH :

REZA SULU
NIM 16 304 018

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Perekonomian yang semakin berkembang di Indonesia serta kemajuan

teknologi yang semakin pesat membuat masyarakat semakin berminat dalam

berinvestasi terlebih pada saham karena semakin mudah dalam mengakses setiap

situs investasi yang ada. Saham adalah pilihan sebagian besar investasi di pasar

modal, investor menggunakanya karena keuntungan yang diperoleh lebih besar dan

dana yang dibutuhkan investor untuk melakukan investasi lebih kecil. Saham dapat

diartikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) pada

suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas. Tujuan Perusahaan berinvestasi dalam

saham adalah memaksimalkan kesejahteraan dari pemegang saham dengan cara

memaksimalkan nilai perusahaan yang nantinya akan tercermin pada tingginya Harga

Saham tersebut.

Seiring dengan pembangunan infrastruktur nasional yang semakin pesat,

banyak perusahaan penyedia jasa konstruksi bermunculan, baik perseorangan atau

badan usaha. Jasa konstruksi merupakan layanan jasa konsultasi perencanaan

pekerjaan konstruksi serta layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi.

Perusahaan konstruksi adalah suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang

pembangunan, infrastruktur, sarana dan juga prasarana fisik untuk kepentingan

masyarakat sesuai dengan peraturan, rencana, dan juga hukum yang berlaku. Namun

1
2

dalam penelitian ini akan menilai bagaimana Harga Saham perusahaan konstruksi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia setiap tahunnya apakah mengalami

peningkatan Harga Saham atau tidak.

Harga saham merupakan harga perlembar saham yang diberlakukan di

pasar modal, Harga Saham adalah faktor yang penting dan harus diperhatikan

oleh setiap investor dalam berinvestasi karena harga saham merujuk pada prestasi

emiten. Harga saham di pasar modal terdiri atas tiga kategori, yaitu harga tertinggi

(high price), harga terendah (low price) dan harga penutupan (close price). Harga

Saham merupakan harga yang ditetapkan oleh suatu perusahaan atau emiten terhadap

surat kepemilikan saham di perusahaan mereka. Harga Saham adalah hal yang

berpengaruh terhadap IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan. Berikut ini data

rata – rata Harga Saham pada Perusahaan Jasa Sub Sektor Konstruksi yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018 – 2020.

Tabel 1.1.
Rata – Rata Harga Saham Perusahaan Jasa Sub Sektor Konstruksi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018 – 2020
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
HARGA SAHAM 2018 HARGA SAHAM 2019 HARGA SAHAM 2020
Sumber: Annual Report Perusahaan Jasa Sub Sektor Konstruksi (2023)
3

Berdasarkan data Rata – Rata Harga Saham Perusahaan Jasa Sub Sektor

Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018 – 2020 di atas

menunjukkan bahwa pada tahun 2018 Harga Saham berada pada rata – rata 365.

Tahun 2019 menunjukkan bahwa Harga Saham berada pada rata – rata 458 dan pada

tahun 2020 Harga Saham berada pada rata – rata 459. Hasil rata – rata menunjukkan

terjadi kenaikan Harga Saham setiap tahunnya oleh karena itu Harga Saham

merupakan harga yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam

melakukan investasi. Naik maupun turun rasio – rasio keuangan perusahaan dapat

berpengaruh pada peningkataan Harga Saham, dimana Harga Saham perusahaan akan

mengalami suatu fluktuasi tergantung pada kondisi rasio keuangan perusahaan dan

faktor eksternal lainnya.

Saham sebagai tanda dalam penyertaan modal dapat membuat seseorang atau

pihak dalam hal ini badan usaha dapat memiliki serta mengklaim hak atas pendapatan

perusahaan, aset perusahaan dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS). Menurut Irham Fahmi (2017: 179) Struktur Modal merupakan gambaran

dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang

bersumber dari utang jangka panjang (long-term liabilities) dan modal sendiri

(shareholders equity) yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan, Untuk

menentukan struktur pendanaan yang baik perusahaan dapat menggunakan rasio Debt

to Equity Ratio (DER). Menurut Kasmir (2018:157) Debt to equity ratio merupakan

rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan

cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh
4

ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam

(kreditor) dengan pemilik perusahaan. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap

rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

Kebijakan Dividen (dividend policy) adalah panduan yang ditetapkan oleh

perusahaan untuk menentukan jumlah uang yang akan dibayarkan sebagai dividen

kepada investor. Besar kecilnya dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada

investor tergantung pada Kebijakan Dividen masing-masing perusahaan. Kebijakan

Dividen berhubungan dengan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan

akan dibagikan kepada pemegang saham dan sebagai dividen atau akan ditahan

dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.

Kebijakan Dividen dijadikan sebagai sinyal oleh para investor dalam mengambil

keputusan investasi yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap Harga Saham

perusahaan.

Pembayaran dividen yang semakin besar akan mengakibatkan berkurangnya

kemampuan perusahaan dan menurunkan Harga Saham dikarenakan perusahaan yang

memiliki profit yang tinggi akan menahan laba internal mereka untuk berinvestasi

kembali pada perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih, sehingga

tindakan perusahaan dalam membayar dividen kepada pemegang saham menjadi

berkurang. Dalam melakukan perhitungan Kebijakan Dividen menggunakan rasio

dividend payout ratio. Perusahaan yang menaikkan dividend payout ratio dapat

meningkatkan Harga Saham dan memberikan sinyal yang baik bagi para investor

karena perusahaan mempunyai kemampuan pembayaran dividen yang baik dimasa


5

yang akan datang. Namun dengan adanya kenaikan dividend payout ratio akan

mengurangi sumber dana internal yang tersedia untuk investasi kembali sehingga

dapat menghambat tingkat pertumbuhan dimasa yang akan datang dan

mengakibatkan turunnya Harga Saham perusahaan.

Berdasarkan penelitian Partomuan (2021) menunjukkan bahwa DER (Debt to

Equity Ratio) berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap Harga

Saham. Namun hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang

dilakukan oleh Hambali (2019) dimana Struktur Modal dengan proksi DER (Debt to

Equity Ratio) tergolong berpengaruh rendah dan bersifat negatif terhadap Harga

Saham. Penelitian yang dilakukan Hambali (2019) menunjukkan bahwa Kebijakan

Dividen mempengaruhi Harga Saham. Namun penelitian Kumaidi, dkk (2017)

menunjukkan bahwa Kebijakan Dividen yang diproksikan dengan DPR (Dividend

Payout Ratio) berpengaruh negatif terhadap Harga Saham. Hermuningsih, dkk (2022)

dalam penelitiannya menunjukkan bahwa Profitabilitas dalam hal ini diproksikan

dengan ROA (Return On Assets) mampu mempengaruhi berarah positif dan

signifikan terhadap return saham. Oleh karena itu, hal ini menyebabkan semakin

besar kecenderungan dalam berinvestasi dengan memperhatikan Harga Saham.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan

Dividen Dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham (Pada Perusahaan Jasa Sub

Sektor Konstruksi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesi Periode Tahun 2019

– 2021)”.
6

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka pada penelitian ini

penulis hanya membatasi penelitian agar pembahasan hanya berfokus pada lingkup

manajemen keuangan dan hanya pada pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen

dan Profitabilitas terhadap Harga Saham.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan atas penelitian ini, maka diperlukan

adanya batasan fokus pembahasan agar dalam pembahasannya dapat lebih terinci dan

mendalam. Untuk itu penulis merumuskan beberapa hal yang akan menjadi fokus

bahasan dalam penelitian ini, antara lain :

1. Apakah Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan Profitabilitas berpengaruh secara

simultan terhadap Harga Saham?

2. Apakah Struktur Modal berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham?

3. Apakah Kebijakan Dividen berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham?

4. Apakah Profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham?

1.4 Tujuan Penelitian

Sebagaimana dengan perumusan masalah penelitian diatas, maka penelitian

ini bertujuan untuk:


7

1. Untuk menganalisis pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan

Profitabilitas terhadap Harga Saham

2. Untuk menganalisis pengaruh Struktur Modal terhadap Harga Saham

3. Untuk menganalisis pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham

4. Untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis/Akademis

Manfaat teoritis yang ingin dicapai dari penelitian ini diharapkan bisa

menyampaikan pengetahuan tentang Harga Saham dan hasilnya bisa memberikan

wawasan yang berkaitan dengan ilmu manajemen keuangan serta berinvestasi yang

lebih spesifik mengenai Harga Saham.

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk memberikan informasi yang

bermanfaat secara langsung maupun tidak langsung bagi berbagai pihak, antara lain:

Bagi Penulis dapat memenuhi persyaratan mengikuti ujian Skripsi serta menambaha

wawasan mengenai berinvestasi dengan memperhatikan laporan keuangan yang

dikeuarkan oleh setiap perusahaan. Bagi Perusahaan dapat digunakan perusahaan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh investasi dari Harga

Saham yang ada dengan memperhatikan variabel Struktur Modal, Kebijakan Dividen

dan Profitabilitas.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan sebagai data keuangan yang disusun untuk mengetahui

keuangan suatu perusahaan yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca maupun

laporan perubahan modal. Harahap (2018:105) laporan keuangan menggambarkan

kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka

waktu tertentu. Menurut Munawir (2014:2) Laporan keuangan menurut dasarnya

merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak

- pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Perusahaan harus menyusun laporan keuangan karena menjadi acuan atau

sarana informasi bagi setiap orang dalam menganalisa maupun dalam melakukan

proses pengambilan keputusan serta untuk menyusun strategi yang akan dilakukan

pada periode akuntansi berikutnya untuk mengembangkan perusahaan tersebut.

Menurut Kasmir (2015:7) “laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan

kondisi keuangan perusahaan saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

2.2 Harga Saham

Saham sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha)

pada suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas. Dengan menyertakan modal

tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim (hak) atas pendapatan perusahaan,

8
9

aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Keuntungan memiliki Saham yaitu bisa mendapatkan dividen dan Capital Gain

yang adalah keuntungan ketika investor menjual saham dengan harga yang lebih

tinggi dari harga belinya. Saham merupakan aset yang likuid, jadi mudah untuk

diperjualbelikan.

Harga Saham adalah harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat

tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan

penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal (Jogiyanto 2014:172). Harga

Saham dapat berubah naik maupun turun dalam hitungan waktu yang begitu cepat.

Harga Saham dapat berubah dalam hitungan menit bahkan juga dalam hitungan

detik. Harga saaham berubah – ubah tergantung kepada permintaan dan

penawaran antara pembeli saham dengan penjual saham.

2.3 Struktur Modal

Menurut Kasmir (2016:58) Struktur Modal merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap

penggelolaan aktiva. Menurut Riyanto (2001:296) Struktur Modal didefinisikan

sebagai perimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang dengan

modal sendiri. Terdapat macam-macam teori yang berhubungan dengan Struktur

Modal perusahaan. Menurut Santoso (2016;110) teori tersebut diantara lain

sebagai berikut: a) Trade-off Theory (Teori Pertukaran) Teori ini merupakan teori

dimana keputusan Struktur Modal berkaitan dengan pajak, risiko kebangkrutan,

dan penggunaan hutang (Santoso, 2016), b) Pecking Order Theory Menurut


10

Santoso (2016) teori ini merupakan teori yang disenangi oleh manajer karena

memiliki hirarki sumber dana yang dibutuhkan dalam menentukan Struktur Modal

perusahaan dan c) Signaling Theory Menurut Santoso (2016) signal merupakan

suatu pertanda atau isyarat yang dilakukan oleh manajemen kepada pihak investor

tentang bagaimana suatu prospek perusahaan kedepannya.

Adapun rumus yang digunakan dalam menilai Leverage yaitu DER (Debt to

Equity Ratio). DER (Debt to Equity Ratio) merupakan proporsi total hutang

terhadap rata – rata ekuitas pemegang saham (Kasmir 2014:156). Rasio ini

digunakan untuk memberikan gambaran mengenai Struktur Modal yang dimiliki

perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang.

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur DER (Debt to Equity Ratio)

adalah sebagai berikut (Kasmir, 2014:158):

Total Hutang

DER=

Ekuitas

2.4 Kebijakan Dividen

Menurut Musthafa (2017:97) Kebijakan Dividen adalah keputusan yang

dilakukan oleh perusahaan untuk menentukan apakah laba yang dihasilkan akan

dibagikan sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk laba ditahan guna investasi

di masa yang akan datang. Menurut Agus Sartono (2010:119) Kebijakan

Dividen merupakan suatu keputusan untuk menentukan apakah laba perusahaan


11

akan dibagikan kepada investor sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk

laba ditahan utnuk pembiayaan investasi di masa mendatang.

Dalam pembagian dividen, mekanisme yang digunakan umumnya ada 2,

yakni dividen interim dan dividen final. Dividen Interim: Mekanisme pembagian

dividen yang diberikan dalam jangka waktu sebelum pembukuan keuangan

perusahaan akan ditutup atau waktunya masih berjalan. Kebijakan Dividen dapat

dihitung dengan membandingkan dividen dan laba bersih perusahaan. Pada

penelitian ini Kebijakan Dividen diukur dengan DPR (Dividend Payout Ratio).

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur DPR (Dividend Payout Ratio)

adalah sebagai berikut (Gitman dan Zutter 2012:577):

Total Dividen

DPR = × 100

Total Laba

2.5 Profitabilitas

Profitablitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset maupun laba

bagi modal sendiri, dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat

berkepentingan dengan analisis Profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham

akan melihat keuntungan yang benar – benar akan diterima dalam bentuk dividen

(Sartono, 2012:122). Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) adalah rasio atau


12

perbandingan untuk mengetahui keahlian perusahaan untuk memperoleh laba dari

pendapatan (earning) terkait penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan pengukuran

tertentu.

Rasio Profitabilitas yang sering dipakai untuk meninjau kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba yang dipakai dalam akuntansi keuangan

yaitu Rasio Pengembalian Aset (Return on Asset Ratio). ROA (Return On Asset)

merupakan rasio yang memperlihatkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang

dimanfaatkan dalam perusahaan. ROA (Return On Asset) merupakan suatu dasar

tentang daya guna manajemen dalam melaksanakan investasinya, di samping itu

hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana

perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin rendah (kecil)

rasio ini semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini

digunakan untuk memperkirakan efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.

Menurut Kasmir (2008) ROA (Return On Asset) merupakan rasio yang

menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.

ROA (Return On Asset) dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

adalah rasio yang menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh

dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan, karena itu digunakan angka laba

setelah pajak dan rata-rata kekayaan perusahaan. Dengan demikian rasio ini

menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan dengan

jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan

operasi tersebut. ROA (Return On Asset) adalah rasio pendapatan setelah bunga
13

dan pajak (EAT) atau net pendapatan dibagi dengan nilai buku aset di awal tahun

fiskal (Bambang R, 2012:335). Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur

ROA (Return On Asset) adalah sebagai berikut Kasmir (2014):

Laba Setelah Pajak


ROA = × 100%
Total Aset

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

NO PENELITIAN SAMPEL VARIABEL DAN HASIL PENELITIAN


DAN TAHUN METODE ANALISIS
1 Febby Sampel CR, DER, ROE dan Hasil penelitian
Trinanda yaitu Harga Saham menunjukan bahwa
Partomuan perusahaan Regresi Linier Berganda variabel Current Ratio
(2021) sub sektor (CR) dan Return on
konstruksi Equity (ROE) tidak
yang berpengaruh secara
masuk parsial
dalam terhadap Harga Saham,
Indeks sedangkan Debt to
IDX Value Equity Ratio (DER)
30 berpengaruh secara
parsial
terhadap Harga Saham.
Current Ratio (CR),
Debt to Equity Ratio
(DER) dan Return on
Equity
(ROE) berpengaruh
secara simultan terhadap
Harga Saham
2 Imam Hambali sampel Struktur Modal, Hasil penelitian ini
(2019) sebanyak 9 Kebijakan Dividen dan menunjukkan bahwa
perusahaan Harga Saham variabel Struktur Modal
dengan 45 Regresi Linier Berganda terhadap Harga Saham
laporan tergolong rendah
keuangan berpengaruh dan
untuk bersifat negatif.
14

periode Sedangkan Kebijakan


2013-2017 Dividen terhadap Harga
Saham memiliki
pengaruh yang rendah
dan sedang
positif. Dan
menunjukkan bahwa
Struktur Modal
berpengaruh terhadap
Harga Saham dan
Kebijakan Dividen
mempengaruhi Harga
Saham.
3 Muhammad Populasi Struktur Modal, Hasil penelitian
Ircham, penelitian Profitabilitas Dan menyimpulkan bahwa
Siti Ragil ini adalah Harga Saham ROE, EPS, DAR, DER
Handayani, perusahaan Regresi Linier Berganda secara simultan
Muhammad makanan memiliki pengaruh
Saifi (2014) dan signifikan terhadap
minuman Harga Saham. Secara
yang parsial DER, DAR dan
terdaftar di EPS memiliki pengaruh
Bursa Efek positif terhadap Harga
Indonesia Saham, sedangkan ROE
tahun berpengaruh negativ
2009-2012 terhadap Harga Saham.
sebanyak Dan EPS
14 memiliki pengaruh
perusahaan dominan terhadap Harga
Saham
4 Sri Sampel DER, ROA, dan DPR dan Perolehan simpulan
Hermuningsih, yang Return Saham penelitian menunjukan
Alfiatul digunakan Regresi Linier Berganda Return On Assets
Maulida, Nova ialah mampu mempengaruhi
Dwi teknik berarah positif dan
Andriyanto purposive signifikan sedangkan
(2022) sampling, Debt to Equity Ratio,
dengan dan Dividend Payout
hanya 9 Ratio tidak berpengaruh
(sembilan) Return saham
perusahaan
yang
memenuhi
kriteria
5. Rizky Kusuma Diperoleh ROA,ROE,DER,DPR,dan Hasil penelitian ini
Kumaidi dan 30 LDR dan Harga Saham menunjukkan bahwa
Nadia perusahaan Regresi Linier Berganda pada kapitalisasi kecil,
Asandimitra yang ROA dan ROE
15

(2017) memenuhi berpengaruh positif


kriteria. terhadap Harga Saham,
sedangkan
DER, DPR, dan LDR
berpengaruh negatif
terhadap Harga Saham.
Kemudian pada
kapitalisasi besar, DPR
berpengaruh positif
terhadap saham
harga, sedangkan ROA,
ROE, DER, dan LDR
berpengaruh negatif
terhadap Harga Saham.

Sumber: Kerangka Berpikir (2023)

KERANGKA BERPIKIR

Kerangka penelitian ini sebagai berikut:

Struktur Modal (X1)


H1

Kebijakan Dividen (X2) Harga Saham (Y)


H2

H3
Profitabilitas (X3)

H4

Keterangan:

Pengaruh secara simultan

Pengaruh secara parsial


16

2.6 Hipotesis

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran, maka penulis dapat menyimpulkan

beberapa hipotesis yang telah diuraikan sebelumnya, diantaranya:

H1 : Struktur Modal berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham

H2 : Kebijakan Dividen berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham

H3 : Profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham

H4 : Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan Profitabilitas berpengaruh secara

simultan terhadap Harga Saham.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3. 1. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang dimana

memfokuskan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan

angka dan mengejarkan analisis data dengan prosedur statistik. Menurut Sugiyono

(2015:23) penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang

menggunakan data berbentuk angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai

apa yang ingin diketahui. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah

Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan Profitabilitas, sedangkan untuk variabel

dependennya adalah Harga Saham.

3.2. Populasi, Besaran Sampel, dan Teknik Sampling

3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012:80). Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Perusahaan Jasa Sub Sektor Konstruksi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018 - 2020.

Populasi bukan hanya orang saja, tetapi dapat juga objek maupun

benda – benda alam yang lain. Populasi bukan hanya jumlah yang ada pada objek

atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang

17
18

dimiliki oleh objek maupun subjek itu (Sugiyono, 2012:80). Jadi target populasi yang

diambil dalam penelitian ini adalah Perusahaan Jasa Sub Sektor Konstruksi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018 - 2020. Populasi dalam

penelitian ini adalah laporan tahunan setiap perusahaan Jasa Sub Sektor Konstruksi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 22 Perusahaan.

3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2012:81). Sampel dalam penelitian ini harus

menerbitkan laporan tahunan (annual report) sesuai tahun penelitian. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan Perusahaan Jasa Sub Sektor Konstruksi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memiliki kriteria data yang

dibutuhkan meliputi Struktur Modal yang diproksikan dengan DER (debt to equity

ratio), Kebijakan Dividen yang diproksikan dengan (Dividend Payout Ratio),

Profitabilitas yang diproksikan dengan ROA (return on asset) dan Harga Saham.

Sampel dalam penelitian ini adalah laporan tahunan dari setiap Perusahaan Jasa Sub

Sektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Sampel yang

memenuhi kriteria sebanyak 10 Perusahaan.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling

(Sugiyono, 2012:116) yaitu cara pengambilan sampel dengan menetapkan ciri yang

sesuai dengan tujuan. Kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut:


19

1. Perusahaan tersebut adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa sub sektor

konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan/tahunan (annual

report) maupun ringkasan performa perusahaan yang lengkap dan diaudit setiap

tahun.

3. Perusahaan yang memiliki kelengkapan data menurut variabel penelitian.

4. Perusahaan yang IPO (Initial Public Offering) sebelum tahun 2018.

Tabel 3.1
Kriteria Pemilihan Sampel

Keterangan Jumlah
Populasi Perusahaan Jasa Sub Sektor Konstruksi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2018 – 2020 22

Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria 1 0


Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria 2 0
Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria 3 8
Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria 4 4
Jumlah Sampel yang Memenuhi Kriteria 10
Sumber: Annual Report Sub Sektor Konstruksi, diolah (2023)

Tabel 3.1.1

Sampel Perusahaan Subsektor Konstruksi

No. Kode Saham Nama Emiten


1 ACST Acset Indonusa Tbk.
2 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk.
3 JKON Jaya Konstruksi Manggala Prata
4 PTPP PP (Persero) Tbk.
5 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk.
6 TOTL Total Bangun Persada Tbk.
20

7 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk.


8 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk.
9 PPRE PP Presisi Tbk.
10 WEGE Wijaya Karya Bangunan Gedung T
Sumber: www.idx.co.id (2023)

3.3. Data dan Sumber Data


3.3.1 Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Data kuantitatif

adalah data yang diukur dan dihitung secara langsung yang berupa informasi atau

penjelasan yang dinyatakan dalam bilangan atau angka. Dalam hal ini data kuantitatif

yang diperlukan adalah laporan keuangan/tahunan (annual report) maupun ringkasan

performa perusahaan jasa konstruksi.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari laporan keuangan/tahunan (annual report) maupun ringkasan

performa Perusahaan Jasa Sub Sektor Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2018 - 2020. melalui website www.idx.co.id dan website

masing-masing perusahaan jasa sub sektor konstruksi.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

data sekunder, penelitian ini dilakukan melalui studi dokumentasi dengan

mengumpulkan data pendukung dari berbagai literatur, jurnal, dan buku-buku

referensi untuk memperoleh gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan


21

data sekunder yang relevan dari laporan keuangan/tahunan (annual report) maupun

ringkasan performa perusahaan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia

periode 2018 - 2020.

3.5. Definisi Operasional Variabel

3.5.1. Struktur Modal

Struktur Modal adalah perbandingan modal asing atau jumlah utang dengan

modal sendiri. Kebijaksanaan Struktur Modal merupakan pemeliharaan antara risiko

dan pengambilan yang diharapkan (Mustafa, 2017: 85). Dalam penelitian ini, Struktur

Modal diproksikan dengan DER. DER (Debt to Equity Ratio) merupakan proporsi

total hutang terhadap rata – rata ekuitas pemegang saham. Berikut ini adalah

perhitungan rasio DER (Kasmir 2014:158):

Total Hutang

DER =

Ekuitas

3.5.2. Kebijakan Dividen

Menurut Musthafa (2017) Kebijakan Dividen adalah keputusan yang

dilakukan oleh perusahaan untuk menentukan apakah laba yang dihasilkan akan

dibagikan sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk laba ditahan guna investasi di

masa yang akan datang. Dalam penelitian ini Kebijakan Dividen diproksikan dengan
22

DPR (Dividend Payout Ratio). Berikut ini adalah perhitungan rasio DPR (Gitman dan

Zutter 2012:577):

Total Dividen

DPR = × 100

Total Laba

3.5.3. Profitabilitas

Profitabilitas adalah bagaimana kemampuan suatu perusahaan untuk

mendapatkan atau menghasilkan laba. Laba yang tinggi akan membuat tingkat

Profitabilitas perusahaan semakin tinggi. Profitabilitas dapat dihitung dengan ROA

(return on asset), rasio ini dicari dengan membandingkan seluruh utang dengan

seluruh asset, atau secara matimatis dapat dirumuskan sebagai berikut Kasmir (2014):
Laba Setelah Pajak

ROA = × 100

Total Aset

3.5.4. Harga Saham

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012:102) menyatakan bahwa indikator

Harga Saham adalah Harga Saham dapat diukur menggunakan Harga Saham akhir

transaksi (closing price).


23

3.6. Teknik Analisis Data

3.6.1. Analisis Regresi Linier Berganda

Terdapat metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang relevan dalam data yang di teliti dan

menggunakan hasilnya untuk memecahkan masalah. Dalam penelitian ini

menggunakan analisis regresi linier berganda. Tetapi sebelum melakukan analisis

linier berganda, dilakukan uji asumsi klasik yaitu sebagai berikut:

1. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi klasik dilakukan agar dapat melihat apakah hasil regresi yang

dilakukan terbebas dari kesalahan. Uji asumsi klasik meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi, variabel

dependen memiliki distribusi normal atau tidak. Analisis statistik dilakukan agar

dapat mengetahui normalitas data yang diuji dengan menggunakan distribusi grafik

P-P Plot.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji ada tidaknya korelasi antar

variabel independen. Karena model regresi yang baik ditunjukkan dari hasil uji

tersebut. Agar dapat mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi

dapat diketahui dengan Tolerance Value (TOL) atau Variance Inflation Factor (VIF).
24

Jika nilai TOL lebih dari 0,10 atau besaran VIF kurang dari 10 maka model tidak

terkena multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji adakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual pengamatan satu dengan pengamatan

lainnya. Apabila variance yang dihasilkan residual pengamatan satu tetap disebut

homoskedastisitas tetapi jika variance yang dihasilkan residual pengamatan satu

berbeda, disebut heteroskedastisitas. Homoskedastisitas terjadi jika titik-titik hasil

pengolahan data menyebar di bawah maupun di atas titik-titik origin (angka 0) pada

sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang tertentu. Heteroskedastisitas terjadi jika

pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur, baik menyempit, melebar

maupun bergelombang-gelombang.

2. Uji Pengaruh

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi

linier berganda adalah dimana variabel terikatnya (Y) dihubungkan atau dijelaskan

lebih dari satu variabel, seperti (X 1, X2, X3,….., Xn) namun masih menunjukkan

diagram hubungan yang linier. Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh

variabel X yaitu Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan Profitabilitas terhadap

variabel Y yaitu Harga Saham Perusahaan Jasa Konstruksi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia 2019 – 2021. Bentuk analisis regresi berganda dalam penelitian ini

dapat ditulis sebagai berikut:


25

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ e

Keterangan:

Y = Harga Saham

α = Konstanta

β1 – β3 = Koefisien Regresi

X1 = Struktur Modal

X2 = Kebijakan Dividen

X3 = Profitabilitas

e = Error

3. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini, hipotesis yang akan diujikan berkaitan dengan ada

tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel independen (Struktur Modal,

Kebijakan Dividen dan Profitabilitas) terhadap variabel dependen yaitu Harga Saham

secara parsial. Alat ukur yang digunakan untuk uji hipotesis sebagai berikut:

a. Koefisien Determinasi (R²)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh

variabel independen yang diberikan oleh variabel dependen. Tujuan menguji

koefisien determinasi untuk mengukur variabel Struktur Modal, Kebijakan Dividen


26

dan Profitabilitas secara bersama-sama. Jika nilai R² kecil, maka variabel independen

dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai R square berkisar antar 0

dan 1. Nilai R² mendekati angka satu maka pegaruh yang diberikan variabel

independen terhadap variabel dependen semakin kuat dan variabel-variabel

independen yang digunakan memberikan hampir semua informasi yang didapat untuk

memprediksikan variabel dependen.

b. Uji statistik F

Uji stastistik F menggambarkan apakah semua variabel independen dalam

model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk

penerimaan atau penolakan hipotesis ini akan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis

H0 : β1= β3= 0

Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan Profitabilitas secara simultan tidak

berpengaruh terhadap Harga Saham

Ha : β1≠ β2≠ 0

Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan Profitabilitas secara simultan berpengaruh

terhadap Harga Saham

2. Menentukan level of significance (α = 5%)

3. Menentukan kriteria pengujian:


27

H0 diterima apabila F hitung < F tabel H0 ditolak apabila F hitung > F tabel

4. Kesimpulan

H0 : diterima bila signifikansi > α = 0.05

H0 : ditolak bila signifikansi < α = 0.05

c. Uji statistik T

Uji statistik t digunakan untuk mengukur seberapa jauh suatu variabel

independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk mengetahui

seberapa jauh variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, maka

langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis H0 : β1=0

Variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap Variabel

dependen. Ha : β1≠0. Variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap

Variabel dependen.

2. Penentuan tingkat level of signicance = 0, 05

dk = (n-k)

t tabel = α/2; (n-k)

3. Menentukan standar kriteria pengujian

H0 diterima apabila – t tabel ≤ t hitung ≤ t table.


28

H0 ditolak apabila t hitung > t tabel atau thitung < - t tabel

4. Kesimpulan

H0 : diterima bila signifikansi > α = 0.05

H0 : ditolak bila signifikansi < α = 0

Anda mungkin juga menyukai