Anda di halaman 1dari 11

NAMA : WARDAH MEGA URJUWAN

NIM : 43219010100
ARTIKEL ANALISIS KONSEP STRUKTUR MODAL
ABSTRAK
Struktur modal berbeda dengan modal. Jika modal adalah hal umum yang merupakan bagian
penting dari berjalannya perusahaan, maka struktur modal adalah bagian yang mengatur modal.
Faktor yang memeranguhi serta teori struktur modal perusahaan wajib dipahami oleh para
pemilik usaha agar modal perusahaan tidak mengalami masalah. Perusahaan dalam menjalankan
kegiatan usahanya pasti memiliki tujuan. Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai
perusahaan. Nilai perusahaan dapat diciptakan salah satunya dengan cara membuat keputusan
pendanaan yang tepat. Keputusan pendanaan yang tepat dilakukan dengan cara menentukan
alternatif-alternatif sumber pendanaan yang ada sehingga diperoleh sumber pendanaan yang
efisien. Perusahaan dalam rangka menentukan sumber pendanaan yang tepat dapat menggunakan
konsep struktur modal yang optimal. Struktur Modal merupakan masalah penting dalam
pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan. Untuk mengukur Struktur Modal
tersebut maka dapat digunakan beberapa Teori yang menjelaskan Struktur Modal dalam suatu
Perusahaan.

PENDAHULUAN
Struktur modal perusahaan merupakan bagian dari struktur keuangan perusahaan yang mengulas
tentang cara perusahaan mendanai aktivanya struktur modal mengarah pada pendanaan
perusahaan yang menggunakan utang jangka panjang, saham preferen ataupun modal pemegang
saham. Pada hakikatnya, struktur modal merupakan kombinasi utang dan ekuitas dalam struktur
keuangan jangka panjang perusahaan lebih menggambarkan target komposisi utang dan ekuitas
dalam jangka panjang pada suatau perusahaan. Struktur modal pada tiap perusahaan ditetapkan
dengan memperhitungkan berbagai aspek atas dasar kemungkinan akses dana, keberanian
perusahaan menanggung risiko, rencana strategis pemilik, serta analisis biaya dan manfaat yang
diperoleh dari setiap sumber dana. Pada setiap sumber dana yang dapat dipergunakan oleh
perusahaan melekat kelebihan dan kekurangannya terkait status perusahaan.
Perusahaan yang belum berstatus perseroan terbatas, berstatus perseroan terbatas, perusahaan
tertutup dan terbuka, memiliki kemampuan akses dana yang berbeda. Perusahaan yang berstatus
terbuka (go publik), memiliki akses terhadap sumber pendanaan yang lebih luas dengan
pertimbangan sahamnya dapat dijual kepada masyarakat luas. Ketatnya persaingan dalam dunia
bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa
terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya karena baik buruknya performa perusahaan akan
berdampak pada nilai pasar perusahaan dan juga mempengaruhi minat investor untuk
menanamkan atau menarik investasinya dari suatu perusahaan, hal ini akan mempengaruhi
ketersediaan dan besarnya dana. Modal merupakan suatu elemen penting dalam suatu
perusahaan, disamping sumber daya manusia, mesin, material dan sebagainya. Suatu perusahaan
selalu membutuhkan modal dan tetap dibutuhkan jika perusahaan bermaksud melakukan expansi
oleh karena itu perusahaan harus menentukan berapa besarnya modal yang diperlukan untuk
membiayai usahanya. Kebutuhan dana bisa dipenuhi dari berbagai sumber, pada dasarnya
sumber modal diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu utang dan ekuitas. Komposisi keduanya
dalam struktur pendanaan jangka panjang suatu perusahaan disebut struktur modal perusahaan.
Keputusan struktur modal dalam perusahaan merupakan hal yang penting pentingnya struktur
modal ini karena adanya pilihan kebutuhan antara memaksimalkan return atau menimilkan biaya
modal dengan kemampuan perusahaan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang kompetitif.
Struktur modal perusahaan adalah kombinasi dari saham-saham yang berbeda (saham biasa dan
saham preferen) atau bauran seluruh sumber pendanaan jangka panjang (ekuitas dan utang) yang
digunakan perusahaan.

LITERATUR TEORI
Pengertian Struktur Modal
Ada beberapa pengertian struktur modal menurut para ahli, yaitu:
 J. Fred Weston dan Thomas E Copeland (1996)
Weston dan Copeland mengatakan bahwa struktur modal adalah pembiayaan permanen yang
terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham.
 Frank J Fabozzi and Pamela Peterson (2000)
Menurut Fabozzi dan Peterson, struktur modal adalah kombinasi dari hutang dan ekuitas yang
digunakan untuk membiayai proyek perusahaan. Struktur modal suatu perusahaan adalah
campuran hutang, ekuitas yang dihasilkan secara internal, dan ekuitas baru.
 J Keown dkk (2000)
Menurut Keown dkk struktur modal adalah paduan atau kombinasi sumber dana jangka panjang
yang digunakan oleh perusahaan.
 Weston dan Copeland (1992)
Weston dan Copeland memberikan definisi struktur modal sebagai pembiayaan permanen yang
terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Nilai buku dari
modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal disetor atau surplus modal dan
akumulasi laba ditahan. Bila perusahaan memiliki saham preferen, maka saham tersebut akan
ditambahkan pada modal pemegang saham.
 Farah Margaretha (2004)
Menurut Margaretha struktur modal menggambarkan pembiayaan permanen perusahaan yang
terdiri atas utang jangka panjang dan modal sendiri.
 Menurut Lawrence, Gitman (2000, p.488)
Menurutnya definisi struktur modal adalah sebagai berikut: ”Capital Structure is the mix of long
term debt and equity maintained by the firm”. Struktur modal perusahaan menggambarkan
perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan.
Ada dua macam tipe modal menurut Lawrence, Gitman (2000) yaitu modal hutang (debt capital)
dan modal sendiri (equity capital). Tetapi dalam kaitannya dengan struktur modal, jenis modal
hutang yang diperhitungkan hanya hutang jangka panjang.

Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri.
Modal asing dalam hal ini adalah utang jangka panjang maupun jangka pendek. Sedangkan
modal sendiri terbagi atas laba ditahan dan penyertaan kepemilikan perusahaan.
Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara
risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham. Untuk itu, dalam penetapan
struktur modal suatu perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai variabel yang
memengaruhinya.
Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur
modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan, terutama dengan
adanya utang yang sangat besar akan memberikan beban kepada perusahaan.

Tujuan Struktur Modal


Tujuan manajemen struktur modal adalah memadukan sumber-sumber dana permanen yang
digunakan perusahaan untuk operasionalnya yang akan memaksimalkan nilai perusahaan itu
sendiri. Pencarian struktur modal yang optimal merupakan pekerjaan yang sangat sulit, karena
adanya konflik yang mengarah kepada biaya agensi. Konflik lama terjadi antara pemegang
saham dan pemegang obligasi dalam penetapan struktur modal optimal suatu perusahaan. Maka
untuk mengurangi kemungkinan manajemen menanggung risiko berlebihan atas nama pemegang
saham, perlu memasukkan beberapa batasan protektif.

Komponen Struktur Modal


1. Hutang Jangka Panjang
Jumlah hutang di dalam neraca akan menunjukkan besarnya modal pinjaman yang digunakan
dalam operasi perusahaan. Modal pinjaman ini dapat berupa hutang jangka pendek maupun
hutang jangka panjang, tetapi pada umumnya pinjaman jangka panjang jauh lebih besar
dibandingkan dengan hutang jangka pendek.
Menurut Sundjaja dan Barlian (2003, p.324), “hutang jangka panjang merupakan salah satu dari
bentuk pembiayaan jangka panjang yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun, biasanya 5
– 20 tahun”. Pinjaman hutang jangka panjang dapat berupa pinjaman berjangka (pinjaman yang
digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja permanen, untuk melunasi hutang lain, atau
membeli mesin dan peralatan) dan penerbitan obligasi (hutang yang diperoleh melalui penjualan
surat-surat obligasi, dalam surat obligasi ditentukan nilai nominal, bunga per tahun, dan jangka
waktu pelunasan obligasi tersebut).
Mengukur besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur (debt ratio) dilakukan dengan
cara membagi total hutang jangka panjang dengan total asset. Semakin tinggi debt ratio, semakin
besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan.

2. Modal Sendiri
Menurut Wasis (1981), dalam struktur modal konservatif, susunan modal menitikberatkan pada
modal sendiri karena pertimbangan bahwa penggunaan hutang dalam pembiayaan perusahaan
mengandung resiko yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri. Menurut
Sundjaja at al. (2003, p.324), “modal sendiri/equity capital adalah dana jangka panjang
perusahaan yang disediakan oleh pemilik perusahaan (pemegang saham), yang terdiri dari
berbagai jenis saham (saham preferen dan saham biasa) serta laba ditahan”.
Pendanaan dengan modal sendiri akan menimbulkan opportunity cost. Keuntungan dari memiliki
saham perusahaan bagi owner adalah control terhadap perusahaan. Namun, return yang
dihasilkan dari saham tidak pasti dan pemegang saham adalah pihak pertama yang menanggung
resiko perusahaan. Modal sendiri atau ekuitas merupakan modal jangka panjang yang diperoleh
dari pemilik perusahaan atau pemegang saham. Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam
perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan modal pinjaman memiliki jatuh
tempo.

PEMBAHASAN
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal
saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan
terhadap seluruh utangnya. Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal
asing dan modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang
maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa
juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan. Struktur Modal juga merupakan masalah
penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan. Untuk mengukur
Struktur Modal tersebut maka dapat digunakan beberapa Teori yang menjelaskan Struktur Modal
dalam suatu Perusahaan.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Struktur Modal antara lain :
a. Struktur Aktiva (Tangibility)
Kebanyakan perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap ,
akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanent yaitu modal sendiri,
sedangkan hutang bersifat pelengkap. Perusahaan yang semakin besar aktivanya terdiri dari
aktiva lancer akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan utang. Hal ini
menunjukkan adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal suatu perusahaan.

b. Growth Opportunity
Yaitu kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan.
Teori Agency menggambarkan hubungan yang negative antara Growth Opprtunity dan leverage.
Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung akan melewatkan kesempatan dalam
berinvestasi pada kesempatan investasi yang menguntungkan.

c. Ukuran Perusahaan (Firm Size)


Perusahaan besar cenderung akan melakukan diversifikasi usaha lebih banyak dari pada
perusahaan kecil. Oleh karena itu kemungkinan kegagalan dalam menjalankan usaha atau
kebangkrutan akan lebih kecil. Ukuran perusahaan sering dijadikan indicator bagi kemungkinan
terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan dalam ukuran lebih besar
dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya.

d. Profitabiltas
Teori Pecking Order mengatakan bahwa perusahaan lebih menyukai internal funding.
Perusahaan dengan frofitalitas yang tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak dari
pada perusahaan dengan profitalitas rendah.
Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi investasi menggunakan utang yang
relative kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian
besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Hal ini menunjukkan
bahwa profitalitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Semakin tinggi keuntungan
yang diperoleh berarti semakin rendah utang.

e. Risiko Bisnis
Risiko Bisnis akan mempersulit perusahaan dalam melaksanakan pendanaan eksternal, sehingga
secara teori akan berpengaruh negative terhadap leverage perusahaan.
Teori Struktur Modal
1) Teori Pendekatan Tradisional
Pendekatan Tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal. Artinya Struktur
Modal mempunyai pengaruh terhadap Nilai Perusahaan, dimana Struktur Modal dapat berubah-
ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal.

2) Teori Pendekatan Modigliani dan Miller


Pada tahun 1950-an, dua orang ekonom menentang pandangan tradisional struktur modal.
Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Kemudian
pada awal tahun 1960-an, kedua ekonom tersebut memasukkan faktor pajak ke dalam analisis
mereka. Mereka sampai pada kesimpulan bahwa nilai perusahaan dengan hutang lebih tinggi
dibandingkan nilai perusahaan tanpa hutang. Kenaikan nilai tersebut dikarenakan adanya
penghematan pajak dari penggunaan hutang.

Teori MM tanpa pajak


Teori struktur modal modern yang pertama adalah teori Modigliani dan Miller (teori MM).
Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai
perusahaan. MM mengajukan beberapa asumsi untuk membangun teori mereka (Brigham dan
Houston, 2001, p.31) yaitu:
 Tidak terdapat agency cost.
 Tidak ada pajak.
 Investor dapat berhutang dengan tingkat suku bunga yang sama dengan perusahaan
 Investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen mengenai prospek
perusahaan di masa depan
 Tidak ada biaya kebangkrutan
 Earning Before Interest and Taxes (EBIT) tidak dipengaruhi oleh penggunaan dari
hutang.
 Para investor adalah price-takers.
 Jika terjadi kebangkrutan maka aset dapat dijual pada harga pasar (market value).
Dengan kata lain, dalam kondisi tanpa pajak, Modigliani dan Miller berpendapat bahwa struktur
modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Tingkat keuntungan dan risiko usaha (keputusan
investasi) yang akan mempengaruhi nilai perusahaan (bukannya keputusan pendanaan).
Proposisi 2 mengatakan bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk perusahaan yang
menggunakan hutang, naik proporsional terhadap peningkatan rasio hutang dengan saham.
Dengan menggunakan hutang yang semakin banyak, perusahaan bisa menggunakan sumber
modal yang lebih murah yang semakin besar. Penggunaan sumber modal yang murah yang
semakin banyak akan menurunkan biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan (WACC)
tersebut, jika tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham (ks) konstan. Tetapi dengan
semakin meningkatnya hutang, tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham (ks) juga akan
meningkat. Dua efek yang saling berlawan tersebut menghasilkan biaya modal rata-rata
tertimbang yang konstan. Hasilnya, nilai perusahaan akan konstan.

Teori MM dengan pajak


Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis dan kemudian MM memasukkan faktor pajak ke
dalam teorinya. Pajak dibayarkan kepada pemerintah, yang berarti merupakan aliran kas keluar.
Hutang bisa digunakan untuk menghemat pajak, karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang
pajak.

3) Teori Trade-Off dalam Struktur Modal


Menurut trade-off teory yang diungkapkan oleh Myers (2001), “Perusahaan akan berhutang
sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan
hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress)” (p.81). Biaya kesulitan
keuangan (Financial distress) adalah biaya kebangkrutan (bankruptcy costs) atau reorganization,
dan biaya keagenan (agency costs) yang meningkat akibat dari turunnya kredibilitas suatu
perusahaan. Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal memasukkan
beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan
(financial distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric
information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan hutang.
Konsep trade off dalam balancing theory adalah menyeimbangkan manfaat dan biaya dari
penggunaan utang dalam struktur modal sehingga disebut pula sebagai trade off theory (Brigham
et al, 1999 dalam Kaaro, 2003). Berdasarkan teori Modigliani dan Miller (1996) dalam Adler
Haymans Manurung (2004), semakin besar utang yang digunakan, semakin tinggi nilai
perusahaan.
Model Modigliani dan Miller mengabaikan faktor biaya kebangkrutan dan biaya keagenan.
Struktur modal yang optimal dapat ditemukan dengan menyeimbangkan antara keuntungan
penggunaan utang dengan biaya kebangkrutan dan biaya keagenan yang disebut model trade off
( Myers, 1984 dalam Perminas Pangeran, 2004).
4. Pecking Order Theory
Pecking order theory mengasumsikan bahwa perusahan bertujuan untuk memaksimumkan
kesejahteraan pemegang saham. Perusahaan berusaha menerbitkan sekuritas pertama dari
internal, retained earning, kemudian utang berisiko rendah dan terakhir ekuitas (Myers, 1984
dalam Perminas Pangeran, 2004).

5) Teori Asimetri Informasi dan Signaling


Teori ini mengatakan bahwa dalam pihak pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak
mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan resiko perusahaan. Pihak tertentu
mempunyai informasi yang lebih dari pihak lainnya.
Teori ini terdiri dari Teori :
 Myers dan Majluf
Menurut Teori ini ada asimetri informasi antara manger dengan pihak luar. Manager mempunyai
informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi perusahaan dibandingan pihak luar.
 Signaling
Mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan signal yang
disampaikan oleh manager ke pasar. Jika manager mempunyai keyakinan bahwa prospek
perusahaan baik, dan karenanya ingin agar saham tersebut meningkat, ia ingin
megkomunikasikan hal tersebut kepada investor. Manager bisa menggunakan hutang lebih
banyak sebagai signal yang lebih credible. Karena perusahaan yang meningkatkan hutang bisa
dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang.
Investor diharapkan akan menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai
prospek yang baik.

6) Teori Keagenan (Agency Approach)


Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai
kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham dengan manager adalah konsep free-
cash flow. Ada kecenderungan manager ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai
control atas sumber daya tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik
leagenan free cash flow. Jika perusahaan menggunakan hutang, maka manager akan dipaksa
untuk mengeluarkan kas dari perusahaan untuk membayar bunga.
Kesimpulan mengenai pengertian struktur modal adalah pendanaan perusahaan yang bersumber
dari hutang jangka panjang dan modal sendiri.
7) Model Miller dengan Pajak Perusahaan dan Personal
Modigliani dan Miller mengembangkan model struktur modal tanpa pajak, dan dengan pajak.
Nilai perusahaan dengan pajak lebih tinggi dibandingkan dengan nilai perusahaan tanpa pajak.
Selisih tersebut diperoleh melalui penghematan pajak karena bunga bisa dipakai untuk
mengurangi pajak.
Miller sendiri kemudian mengembangkan model struktur modal dengan memasukkan pajak
personal. Pemegang saham dan pemegang hutang harus membayar pajak jika mereka menerima
dividen (untuk pemegang saham) atau bunga (untuk pemegang hutang). Menurut model tersebut,
tujuan yang ingin dicapai adalah, tidak hanya meminimalkan pajak perusahaan, tetapi
meminimalkan total pajak yang harus dibayarkan (pajak perusahaan, pajak atas pemegang
saham, dan pajak atas pemegang hutang).

Contoh Studi Kasus Konsep Struktur Modal


Misalkan PT.ABC mempunyai 100% modal sendiri, dan diharapkan memperoleh laba bersih
setiap tahunnya sebesar Rp.10 juta. Kalau tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik
modal sendiri (= ke ) adalah 20%, maka nilai perusahaan dan biaya modal perusahaan bisa
dihitung sebagai berikut. Biaya modal perusahaan juga bisa dihitung dengan rumus  =
ke = 10 juta/50 juta = 0,20          

O   Laba bersih operasi Rp. 10 juta


   F   Bunga
E    Laba tersedia untuk poemilik saham Rp.10 juta
ke   Biaya modal sendiri 0,2
S    Nilai modal sendiri Rp.50 juta
B   Nilai pasar hutang
V   Nilai perusahaan Rp.50 juta
ko  Biaya modal perusahaan =
0,20 (50/50) + 0(0/50) 0,2

Sekarang misalkan PT.ABC akan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang. Biaya
hutang (=kd), atau tingkat keuntungannya yang diminta oleh kreditor, misalnya 60%. Untuk
menggunakan hutang tersebut perusahaan harus membayar bunga setiap tahunya sebesar Rp.4
juta. Dengan menggunakan hutang perusahaan menjadi lebih berisiko, dan karenanya biaya
modal sendiri (=ke) naik menjadi lebih berisiko, dan karenanya biaya modal sendiri (=k e) naik
menjadi, misalnya, 22%. Kalau laba operasi bersih tidak berubah, maka nilai perusahaan akan
nampak sebagai berikut.
O Laba operasi bersih Rp.10,00 juta
F Bunga Rp.  4,00 juta
E Laba tersedia untuk pemegang saham Rp.  6,00 juta
ke Biaya modal sendiri         0,22
S Nilai modal sendiri Rp. 27,27 juta
B Nilai hutang (4 juta/0,16) Rp. 25,00 juta
V Nilai perusahaan Rp. 52,27 juta
ko Biaya modal perusahaan
=0,22(27,27)+0,16(25/52,27)=        0,191

Jadi keadaan perusahaan menjadi lebih baik setelah perusahaan menggunakan hutang kerena
nilai perusahaan meningkat (atau biaya modal perusahaan menurun). Kalau misalkan sebelum
perusahaan menggunakan hutangperusahaan mempunyai jumlah lembar saham sebanyak 1.000
lembar, maka harga sahamnya adalah Rp.50.000 per lembar. Setelah perusahaan mengganti
sebagian saham dengan hutang (yang diganti adalah sebesar Rp.25 juta atau 500 lembar saham),
maka nialai shamnya naik menjadi Rp.27,27 juta/saham = Rp.54.540

KESIMPULAN
Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur
modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan, terutama dengan
adanya utang yang sangat besar akan memberikan beban kepada perusahaan. Struktur modal
adalah bauran atau perpaduan daur hutang jangka panjang saham preferen dan saham biasa.
Struktur modal yang ditargetkan adalah perpaduan antara hutang, saham preferen, saham biasa
yang dikehendaki perusahaan dalam struktur modalnya, sedangkan struktur modal yang optimal
adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian
sehingga memaksimumkan harga saham.
Tujuan manajemen struktur modal adalah memadukan sumber-sumber dana permanen yang
digunakan perusahaan untuk operasionalnya yang akan memaksimalkan nilai perusahaan itu
sendiri. Pencarian struktur modal yang optimal merupakan pekerjaan yang sangat sulit, karena
adanya konflik yang mengarah kepada biaya agensi. Konflik lama terjadi antara pemegang
saham dan pemegang obligasi dalam penetapan struktur modal optimal suatu perusahaan. Maka
untuk mengurangi kemungkinan manajemen menanggung risiko berlebihan atas nama pemegang
saham, perlu memasukkan beberapa batasan protektif.
Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan pemenuhan
dengan sumber dana dari dalam perusahaan, maka hal ini dapat menyebabkan berkurangnya
ketergantungan kepada pihak luar. Apabila kebutuhan dana sudah tidak dapat dipenuhi oleh
sumber dana dari perusahaan, maka perusahaan harus menggunakan dana yang berasal dari luar
perusahaan. Baik dari hutang maupun dengan mengeluarkan saham baru dalam memenuhi
kebutuhan dananya.

DAFTAR PUSTAKA

 Gandhy, Fardinal, (2019). Analysis of Financial Ratio to Predict Financial Distress


Conditions (Empirical Study on Manufacturing Companies listed on the Indonesia
Stock Exchange for 2014-2017). International Journal of Business and Management
Invention (IJBMI), 8(6), 27-34.
 Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of Education,
Accounting Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality
The Quality of MSME ’ s Financial Reports. The 1st Annual Conference Economics,
Business, and Social Sciences, 1(3). https://doi.org/10.4108/eai.3-2-2020.163573
 Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The Determinants
of Micro, Small and Medium Entrepreneur (MSME) Become Customer of Islamic
Banks (Religion, Religiosity, and Location of Islamic Banks ). The 1st Annual
Conference Economics, Business, and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1, (2).
https://doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290775.
 Putra, Y. M., (2017). Analisis Konsep Struktur Modal. Modul Kuliah Manajemen
Keuangan. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
 https://www.dosenpendidikan.co.id/struktur-modal/
 http://ulfatunnazilah94.blogspot.com/2015/04/makalah-struktur-modal-diajukan-
untuk.html

Anda mungkin juga menyukai