LAPORAN MAGANG
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI
DEPOK
JANUARI 2014
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI
DEPOK
JANUARI 2014
iv
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
ini. Kepada tim lantai 2 PT PQ, Mbak Widia, Chyntia, Pak Ali dan Mas Rohati
yang telah meluangkan waktu untuk wawancara dan membantu dalam
kelancaran penulisan laporan magang ini.
6. Terima kasih banyak untuk teman-teman seperjuangan penulis, Randis, Tiksa,
Eriska, Zipora, Tiffa, Zahra, Steffani, Irangkuti, Buntang, Awin, Intan, dan
lain-lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. S.E.lamat sarjana
semua! semoga sukses di jenjang berikutnya. Salam Makara Abu-abu!
7. Untuk berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan magang
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan magang ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
v
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
ABSTRAK
Kata kunci:
Pendapatan, konstruksi, kontrak jangka panjang
vii
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014 Universitas Indonesia
ABSTRACT
Keyword:
Revenue, expense, construction, long-term contract
viii
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014 Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
ix
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014 Universitas Indonesia
3.1.1 Gambaran Umum ....................................................................................... 30
3.1.2 Bidang Jasa yang Disediakan oleh PT PQ ................................................. 30
3.1.3 Struktur Organisasi PT PQ ......................................................................... 31
3.2 Proses Bisnis PT PQ................................................................................................ 34
3.3 Visi, Misi dan Budaya PT PQ ................................................................................... 38
3.4 Anak Perusahaan dan KSO PT PQ ......................................................................... 38
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................... 40
4.1 Analisis Kontrak Konstruksi PT PQ ....................................................................... 40
4.1.1 Pengertian dan Isi Kontrak Konstruksi PT PQ........................................... 40
4.1.2 Proses Pembuatan Kontrak Konstruksi PT PQ .......................................... 41
4.1.3 Jenis Kontrak Konstruksi Pada PT PQ....................................................... 42
4.1.4 Kesesuaian Kontrak Konstruksi Pada PT PQ dengan Peraturan yang
Berlaku Mengenai Kontrak Konstruksi...................................................... 42
4.2 Analisis Pengakuan Pendapatan Proyek Pada PT PQ ............................................. 43
4.2.1 Ilustrasi Kontrak Konstruksi PT PQ Pada Proyek X .................................. 43
4.2.2 Metode Pengakuan Pendapatan Proyek PT PQ.......................................... 48
4.2.3 Proses Penagihan Pembayaran Kepada Pemberi Pekerjaan (Owner) ........ 49
4.2.4 Retensi dan Uang Muka Kontrak pada PT PQ ........................................... 51
4.2.5 Pencatatan Jurnal Terkait dengan Pengakuan Pendapatan pada PT PQ .... 52
4.2.6 Kesesuaian Pengakuan Pendapatan pada PT PQ dengan Peraturan dan
Teori Terkait .............................................................................................. 52
4.3 Analisis Pengakuan Beban Proyek Pada PT PQ ..................................................... 54
4.3.1 Kesesuaian Pengakuan Biaya pada PT PQ dengan PSAK No. 34 (2010) . 56
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 59
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 59
5.2 Saran........................................................................................................................ 59
5.2.1 Saran kepada PT PQ................................................................................... 59
5.2.2 Saran kepada Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia .................................................................................................... 60
DAFTAR REFERENSI .................................................................................................. 62
x
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014 Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
xi
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014 Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
xii
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014 Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014 Universitas Indonesia
2
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
3
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
4
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pendapatan
2.1.1 Pengertian Pendapatan
Menurut FASB dalam Godfrey (2010) pendapatan didefinisikan sebagai
berikut:
“Revenues are inflows or other enhancements of assets of an entity or settlements of
its liabilities (or a combination of both) from delivering or producing goods,
rendering services or other activities that constitute the entity’s ongoing major or
central operations.”
Maksud dari definisi FASB di atas, pendapatan adalah arus masuk atau tambahan
lain atas aset dari suatu entitas atau penyelesaian kewajiban (dapat merupakan
kombinasi antara keduanya) dari pengiriman atau produksi barang, pemberian jasa,
atau dari kegiatan lain yang merupakan operasi utama dari entitas
Di dalam IASB Conceptual Framework paragraf 70 (a) dan 74 dalam Godfrey
dijelaskan bahwa:
“Income is increases in economic benefits during the accounting period in the form
of inflows or enchancements of assets or decreases of liabilities that result in
increases in equity, other than those relating to contributions from equity
participants.
Maksud dari definisi menurut IASB adalah menjelaskan bahwa pendapatan
merupakan bagian dari penghasilan. Penghasilan (income) meliputi pendapatan
(revenue) dan keuntungan (gain). Dijelaskan di dalam PSAK No. 23 mengenai
Pendapatan bahwa pendapatan adalah penghasilan yang timbul selama dalam
aktivitas normal entitas dan dikenal dengan bermacam-macam sebutan seperti
penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividend dan royalti. Keuntungan (gain)
dimasukkan ke dalam komponen penghasilan karena merepresentasikan future
economic benefit.
Di dalam IAS 18 Revenue (2009) didefinisikan pendapatan adalah
“Revenue is the gross inflow of economics benefits during the period arising in
the course of the ordinary activities of an entity when those inflows result in
5
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
6
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
7
1. devising
an idea
9. receipt of
cash 2. making
purchases
8. delivery of
goods to 3. receipt of orders
customer before commencing
production
7. receipt of
orders after
completing 4. commencing
production production
6. completion of
production 5. progressively
throughout
production
Pengakuan pendapatan dapat terjadi pada poin 5, terjadi pada industri bangunan
konstruksi, pendapatan akan diakui berdasarkan progress selama produksi
(progressively throughout production)
Pengakuan pendapatan dapat terjadi pada poin 7, diakui pada saat penerimaan
pesanan oleh pelanggan setelah perusahaan selesai berproduksi (receipt of
orders after completing production)
Pengakuan pendapatan dapat terjadi pada poin 8, pada saat pengiriman barang
kepada pelanggan
Pengakuan pendapatan dapat terjadi pada poin 9, pada saat perusahaan
menerima pembayaran dari pelanggan dan untuk penjualan dengan kredit
angsuran (receipt of cash)
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
8
b. Perusahaan mengakui pendapatan yang diperoleh dari pemberian jasa pada saat
pemberian jasa dilakukan dan ditagih.
c. Perusahaan mengakui pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aset seperti
bunga, sewa dan royalti, seiring berjalannya waktu atas aset yang digunakan.
d. Perusahaan mengakui pendapatan yang diperoleh dari penjualan aset selain
persediaan pada saat terjadi penjualan atau perdagangan
Empat karakteristik transaksi tersebut dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Pendapatan Keuntungan
Description Pendapatan
Pendapatan dari
dari dari atau
bunga, sewa dan
of pemberian kerugian dari
Penjualan jasa royalti
disposisi
Revenue
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
9
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
10
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
11
pendapatan yang timbul dari transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara
entitas dan pembeli atau pengguna aset tersebut lalu diukur dengan nilai wajar
imbalan yang diterima atau dapat diterima oleh entitas dikurangi dengan jumlah
diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh entitas.
Sejalan dengan yang dijelaskan dalam PSAK No. 23 (2010), dijelaskan pula di
dalam Kieso (2011) bahwa pendapatan diukur berdasarkan nilai wajar (fair value)
berdasarkan kesepakatan penjual dan pembeli, juga harus dikurangi dengan diskon
atau rabat.
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
12
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
13
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
14
Selain itu dijelaskan pula di dalam Lampiran 08 Surat Edaran Bapepam No. SE
02/PM/2002 bahwa industri konstruksi memiliki beberapa resiko yang tidak terlepas
dari karakteristik utama kegiatan perusahaan yaitu penyediaan jasa konstruksi.
Resiko tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Terlambatnya penyelesaian pekerjaan atas kontrak konstruksi
b. Terlambatnya pembayaran yang dilakukan oleh pemberi kerja atas pelaksanaan
kerja yang telah selesai dilakukan
c. Kemungkinan terjadinya perubahan di dalam kontrak dengan pihak pemberi
kerja sehingga menyebabkan perubahan estimasi dalam penetapan pendapatan
dan biaya atas pekerjaan konstruksi
d. Kenaikkan harga bahan baku yang tidak tercantum dalam perjanjian dengan
pemberi kerja
e. Resiko menurunnya tingkat keamanan suatu area, wilayah dan negara tempat
operasional industri konstruksi yang mengakibatkan rusaknya aset yang
digunakan
f. Resiko terjadinya wanprestasi (cidera janji) dari mitra kerjasama operasi yang
dapat mengakibatkan peningkatan beban atau menurunnya pendapatan
perusahaan secara bersama-sama
g. Resiko leverage yang terkait pada kewajiban perusahaan karena pendanaan
yang berasal dari luar perusahaan untuk melakukan operasi
h. Resiko asuransi yang terkait dengan gagalnya klaim perusahaan atas kerugian
akibat bencana alam atau gangguan usaha
i. Resiko perubahan kondisi sosial politik yang berkaitan dengan dampak negatif
dari perubahan kondisi sosial politik terhadap operasi perusahaan
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
15
Pengertian kontrak konstruksi menurut IAS 11 ini sesuai dengan yang dijelaskan
didalam PSAK No. 34 tentang Kontrak Konstruksi bahwa kontrak konstruksi
merupakan suatu kontrak yang dinegosiasikan terlebih dahulu secara khusus untuk
konstruksi suatu aset atau kombinasi aset yang saling berhubungan erat satu sama
lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi dan fungsi atau tujuan
pokok penggunaan.
Definisi kontrak kerja konstruksi yang disebutkan di dalam UU No 18 Tahun
1999 tentang Jasa Konstruksi adalah dokumen-dokumen yang mengatur hubungan
hukum antara penyedia jasa dengan pengguna jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi. Dijelaskan didalam pasal 6 bahwa bidang usaha jasa konstruksi tersebut
mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal atau tata lingkungan.
Dalam pasal 22 dijelaskan bahwa kontrak kerja konstruksi sekurang-kurangnya harus
mencakup:
1. Para pihak, yamg memuat secara jelas identitas para pihak
2. Rumusan pekerjaan, yang memuat uraian yang jelas dan rinci tentang lingkup
kerja, nilai pekerjaan dan batasan waktu pelaksanaan
3. Masa pertanggungan dan atau pemeliharaan, yang memuat tentang jangka
waktu pertanggungan dan atau pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab
penyedia jasa
4. Tenaga ahli, yang memuat ketentuan tentang jumlah, klasifikasi dan kualifikasi
tenaga ahli untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi
5. Hak dan kewajiban, yang memuat hak pengguna jasa untuk memperoleh hasil
pekerjaan konstruksi serta kewajibannya untuk memenuhi ketentuan yang
diperjanjikan serta hak penyedia jasa untuk memperoleh informasi dan imbalan
jasa serta kewajibannya melaksanakan pekerjaan konstruksi
6. Cara pembayaran, yang memuat ketentuan tentang kewajiban pengguna jasa
dalam melakukan pembayaran hasil pekerjaan konstruksi
7. Cidera janji, yang memuat ketentuan tentang tanggung jawab dalam hal salah
satu pihak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diperjanjikan
8. Penyelesaian perselisihan, yang memuat ketentuan tentang tata cara
penyelesaian perselisihan akibat ketidaksepakatan
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
16
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
17
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
18
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
19
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
20
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
21
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
22
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
23
Menurut PSAK No. 34 (2010) apabila hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi
secara andal, maka pendapatan dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak
konstruksi akan diakui sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap
penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan. Pendapatan
kontrak akan diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau yang akan
diterima sesuai dengan yang dijelaskan di dalam paragraf 12.
Pengakuan pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahapan penyelesaian
suatu kontrak disebut dengan metode persentase penyelesaian. Di dalam metode ini
pendapatan kontrak akan dihubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi dalam
proses pencapaian tahap penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan, beban dan laba
yang dilaporkan dapat diatribusi menurut penyelesaian pekerjaan secara
proporsional. Pendapatan kontrak akan diakui sebagai pendapatan dalam laba rugi
pada periode akuntansi di mana pekerjaan dilakukan dan beban kontrak akan diakui
sebagai beban dalam laba rugi pada periode akuntansi di mana pekerjaan dilakukan.
Formula yang digunakan untuk menghitung persentase penyelesaian pekerjaan
menurut Kieso (2011) adalah sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
24
b. Untuk mencatat berapa jumlah yang dapat ditagih oleh perusahaan kepada
pemberi pekerjaan (progress billings)
Accounts receivable xxx
Billing on construction in process xxx
c. Untuk mencatat jumlah actual yang dibayar oleh pemberi pekerjaan kepada
perusahaan
Cash xxx
Account receivable xxx
d. Untuk mencatat pengakuan pendapatan dan gross profit setiap periode
Construction in process xxx
Construction expense xxx
Revenue from long term contracts xxx
e. Pencatatan ketika kontrak selesai
Billing on construction in process xxx
Construction in process xxx
Di dalam PSAK No. 34 (2010) dijelaskan tahap-tahap penyelesaian suatu
kontrak yang ditentukan dengan cara sebagai berikut:
a. Proporsi biaya kontrak yang terjadi untuk pekerjaan yang dilaksanakan sampai
tanggal perhitungan, dibandingkan dengan estimasi total biaya kontrak,
b. Survei atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, dan
c. Penyelesaian suatu bagian secara fisik dari pekerjaan kontrak.
Selain tentang pengakuan pendapatan dan beban kontrak, PSAK No. 34 (2010)
juga menjelaskan bahwa suatu entitas wajib mengungkapkan:
a. Jumlah akumulasi biaya yang terjadi dan laba yang diakui setelah dikurangi
dengan kerugian yang diakui hingga tanggal pelaporan
b. Jumlah uang muka yang diterima
c. Jumlah retensi
Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas, entitas juga harus menyajikan hal-
hal sebagai berikut:
a. Jumlah tagihan bruto kepada pelanggan sebagai aset.
b. Jumlah utang bruto dari pelanggan sebagai liabilitas.
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
25
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
26
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
27
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
28
5. Utang pajak
6. Uang muka kontrak
7. Beban masih harus di bayar
8. Pendapatan diterima di muka
9. Bagian liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
10. Liabilitas jangka pendek lain-lain
b. Liabilitas Jangka Panjang
1. Utang hubungan istimewa
2. Liabilitas pajak tangguhan
3. Pinjaman jangka panjang
4. Utang sewa guna usaha
5. Keuntungan tangguhan aset dijual dan disewa guna usaha kembali
6. Utang obligasi
7. Liabilitas jangka panjang lainnya
8. Utang subordinasi
9. Obligasi konversi
3) Ekuitas
a. Modal saham
b. Tambahan modal disetor
c. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
d. Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi
e. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dari efek tersedia untuk
dijual
f. Selisih penilaian kembali aset tetap
g. Opsi saham
h. Saldo laba
i. Modal saham diperoleh kembali
B. Laporan Laba Rugi
Komponen utama laporan laba rugi perusahaan konstruksi terdiri dari:
1) Pendapatan usaha
2) Beban kontrak
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
29
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
BAB 3
PROFIL PERUSAHAAN
3.1 Profil PT PQ
3.1.1 Gambaran Umum
PT PQ adalah anak perusahaan PT PQRS yang pada awalnya bernama PT
PQR. PT PQ didirikan pada tanggal 12 Oktober 1988 berdasarkan akta notaris Ny.
Rahma Arie Soetardjo, S.H No 16. Pada tanggal 6 Juni 2000 nama perusahaan
berubah menjadi PT PQ. Sesuai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan No. 15
tanggal 15 Februari 2002, saat ini komposisi pemilikan saham 99,99% dimiliki oleh
PT PQRS dan 0,01% dimiliki oleh PT PR.
30
Univeritas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
31
Dewan Direksi
Direktur Utama
Direktur SDM & Pengembangan Usaha
Direktur Keuangan & Penunjang Proyek
Direktur Bisnis & Operasi I
Direktur Bisnis & Operasi II
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
32
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
33
DIREKTORAT
UTAMA
DINAS DINAS DINAS GROUP GROUP GROUP GROUP GROUP GROUP GROUP
DINAS DINAS DINAS
AKT. QA,QC MATERIAL PROJECT PROJECT PROJECT PROJECT PROJECT PROJECT PROJECT
WORKSHOP CIVIL SDM KONTROL MANAGEMENT MANAGEMENT MANAGEMENT MANAGEMENT MANAGEMENT MANAGEMENT MANAGEMENT
PROYEK SYSTEM
DINAS DINAS DINAS DINAS DINAS DINAS DINAS DINAS DINAS DINAS
PAJAK &
MECH. & PIPING PENAGIHAN UMUM PENGD. & PROC. PENGD. & PROC. PENGD. & PROC. PENGD. & PROC. PENGD. & PROC. PENGD. & PROC. PENGD. & PROC.
DINAS GROUP
DINAS
FORMWORK &
PRO. & PE. VERIFIKASI
ALAT KONSTRUKSI
DINAS DINAS
PEMB. &
ARCHITECTURE KREDIT
GROUP
PENGD. & TEKNIK
SERVICE
GPEM
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
34
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
35
dokumen teknis dan biaya yang dibantu oleh Divisi Keuangan, Bisnis Unit
Aplikasi Baja dan Perawatan Industri, Quality Assesment, Quality Control dan
Safety Health Environment, Sistem Pengendalian Internal dan Manajemen
Resiko (SPI dan MRI) serta QSHE legal. Setelah dilakukan evaluasi kembali
terhadap kelengkapan dokumen, harga penawaran dan telah memenuhi
persyaratan yang diminta pemberi pekerjaan (owner) maka proposal siap untuk
digunakan dalam proses lelang (tender).
3. Tinjauan Kontrak
Setelah proposal yang digunakan dalam proses lelang (tender) dinyatakan
menang atau disetujui oleh pemberi pekerjaan (owner), maka Project Manager
dari Bisnis Unit melakukan tinjauan tentang kesesuaian isi kontrak dengan
proposal, dokumen lelang (tender) dan surat penunjukan pengerjaan proyek
dari pemberi pekerjaan (owner). Bila terdapat perbedaan antara dokumen-
dokumen tersebut maka perbedaan ini harus dibicarakan dengan pemberi
pekerjaan (owner). Dalam melakukan tinjauan ini Project Manager dari Bisnis
Unit dibantu oleh Divisi QSHE Legal, Divisi Sistem Pengendalian Internal dan
Manajemen Resiko (SPI dan MRI), Quality Assesment, Quality Control dan
Safety Health Environment serta Divisi SDM dan Divisi Keuangan.
4. Project Execution Plan
Setelah kontrak disetujui bersama oleh PT PQ dengan pemberi pekerjaan
(owner), Project Manager dibantu oleh Section Manager yaitu Construction
Manager, Engineering Manager, Procurement Manager, Project Control
Manajer, Quality Assesment and Quality Control Manager dan Safety Health
Environment Manager, menyiapkan rencana pelaksanaan pekerjaan termasuk
process control yang dicatat dalam Project Execution Plan (PEP). Project
Execution Plan (PEP) menjelaskan tentang rencana kerja proyek yang meliputi
uraian singkat penjelasan proyek, struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan,
kompetensi personil proyek, Quality Control Manager dan Safety Health
Environment (QSHE) objective proyek, manajemen proyek, metode
penanganan proyek dari segi teknis, engineering, procurement, kontrol
meterial, logistik, kontrol waktu, kontrol terhadap kualitas, resiko proyek,
komisi (jika diperlukan), quality assurance plan, Safety Health Environment
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
36
(SHE) plan, Rencana Anggaran Proyek (RAP), Berita Acara I dan II serta
Project Close Out Report. Dokumen Project Execution Plam (PEP) disetujui
oleh Koordinator Steering Committee dan Direktur Bisnis dan Operasi.
5. Engineering
Pekerjaan Divisi Engineering adalah membantu pekerjaan yang ada di Divisi
Bisnis Unit sejak saat penyiapan proposal hingga dihasilkan produk
engineering untuk pelaksanaan pekerjaan proyek. Produk engineering yang
dimaksud meliputi basic design, gambar atau desain pelaksanaan (shop
drawing) serta spesifikasi material dan pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan pada
Divisi Engineering ini dilakukan atas dasar input data atau desain dari Bisnis
Unit dengan mempertimbangkan standar dalam kontrak maupun Standar
Nasional Indonesia (SNI) serta mempertimbangkan unsur-unsur Kesehatan,
Keselamtan Kerja dan Lingkungan (K3L) pada saat pelaksanaan pekerjaan.
Proses kegiatan pelaksanaan Engineering dibagi menjadi 2 tahap yaitu basic
design dan detail design. Hasil pelaksanaan pada setiap tahap tersebut direview,
diverifikasi dan divalidasi oleh personil yang berkompeten di Divisi
Engineering kemudian diserahkan kepada Project Engineer sebagai personil
yang bertanggung jawab dalam koordinasi engineering proyek.
6. Procurement
Pembelian barang atau jasa dibagi menjadi dua berdasarkan keperluannya yaitu
pembelian barang atau jasa proyek dan barang atau jasa non proyek. Yang
termasuk dalam barang/jasa proyek yaitu pembelian berdasarkan Rencana
Anggaran Proyek (RAP) yang dilakukan di home office maupun pembelian
yang dilakukan di project site untuk keperluan kegiatan operasional proyek
dengan penanggung jawab Divisi Penunjang Proyek, Project Manager dan tim
dari proyek terkait. Sedangkan yang dimaksud dengan pembelian barang atau
jasa non proyek yaitu pembelian berdasarkan rencana pembelian dalam
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang dilakukan di home
office untuk keperluan operasional di home office dengan penanggung jawab
Divisi Penunjang Proyek dan Dinas Umum Perkantoran. Terdapat dua tahap
dalam proses pembelian barang atau jasa proyek dan non proyek yaitu sebagai
berikut:
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
37
a. Procurement Planning
Project Manager menyiapkan Procurement Planning yang menguraikan
tentang sistem pembelian, sistem pemaketan, jadwal pembelian dan nilai
pembelian.
b. Pembelian Barang dan Jasa
Project Manager meminta Divisi Penunjang Proyek melakukan proses
pembelian barang atau jasa dari vendor atau sub kontraktor yang terdapat
dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM). Selanjutnya Divisi Penunjang
Proyek meminta penawaran kepada vendor-vendor (sub kontraktor)
tersebut melalui fax, surat permintaan penawaran dan rapat penjelasan
pekerjaan proyek. Penawaran dari vendor-vendor atau sub kontraktor
yang masuk tersebut dievaluasi berdasarkan dokumen administrasi,
dokumen teknis, biaya dan persyaratan Kesehatan, Keselamatan Kerja
dan Lingkungan (K3L). Kemudian dilakukan klarifikasi dan negosiasi
oleh personil yang berwenang sesuai prosedur pembelian barang atau
jasa. Hasil dari negosiasi tersebut dibuatkan Berita Acara oleh Project
Manager (PM) yang disepakati bersama antara vendor atau sub
kontraktor dengan Divisi Penunjang Proyek. Divisi Penunjang Proyek
membuat surat pemberitahuan kalah atau menang kepada vendor atau sub
kontraktor dan membuatkan kontrak atau job order bagi vendor atau sub
kontraktor yang menang.
7. Commissioning
Commissioning dilakukan setelah pekerjaan yang memerlukan adanya
commissioning dianggap selesai. Hal itu untuk membuktikan bahwa hasil
kinerja proyek sesuai dengan produk yang dihasilkan.
8. Provisional Hand Over
Project Manager menyiapkan dokumen Berita Acara (BA) I yang diperlukan
untuk dimintakan persetujuan ke pemberi pekerjaan (owner) sebagai bukti
bahwa pekerjaan telah selesai 100% dan bisa diserah terimakan ke pemberi
pekerjaan (owner). Dokumen Berita Acara (BA) I tersebut akan digunakan
sebagai lampiran dalam pembuatan tagihan.
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
38
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
39
2. PT KK
PT KK merupakan anak perusahaan PT PQ yang didirikan pada tanggal 22
Februari 2013 berdasarkan akta notaris Ny. Indrajati Tandjung, S.H No 29.
Pada awal berdirinya PT KK disiapkan untuk menangani jasa konsultasi di
bidang engineering, technical study, project management dan konsultan
pengawas untuk pengembangan PT PQRS Group pada khususnya dan di luar
PT PQRS Group. PT KK ini bertujuan untuk menjalankan usaha di bidang jasa
studi kelayakan dan konsep rencana, bidang jasa perkiraan biaya, pengontrolan
biaya dan perencanaan, bidang jasa penelitian, bidang jasa riset, pengembangan
dan konsultasi strategis kebijakan sosial, politik dan publik, bidang jasa
konsultasi industri, bidang jasa survey, bidang jasa konsultan drawing, design
dan komunikasi.
3. PT KPDP
PT KPDP didirikan berdasarkan akta notaris Ny. Indrajati Tandjung, S.H.,
Nomor 15 tanggal 17 Juni 2013. Anggaran dasar perusahaan adalah sebesar Rp
18.000.000.000 yang berasal dari 18.000 lembar saham. Saham tersebut
dimiliki oleh PT PQ sebanyak 17.999 lembar saham dan PT KK 1 lembar
saham dimana saham tersebut bernilai Rp 1.000.000. Kantor pusat berlokasi di
Cilegon. PT KPDP adalah anak perusahaan PT PQ yang bergerak di bidang
perawatan dan perbengkelan mesin dan alat-alat pabrik khusus PT PQRS.
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
40
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
41
Mereview draft
Review kontrak dari sisi
Menyiapkan
dokumen teknis, Verifikasi draft Persetujuan
draft kontrak
tender dan keuangan, legal, kontrak kontrak
kerja
proposal safety dan
lingkungan
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
42
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
43
2. Pekerjaan tambah/kurang
3. Jaminan pelaksanaan
4. Denda keterlambatan
Kontrak jangka panjang yang digunakan oleh PT PQ telah sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Kieso (2011). Jenis kontrak harga tetap (lump sum) dan
kontrak harga satuan (unit price) juga telah sesuai dengan yang disebutkan di dalam
Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang pembagian kontrak konstruksi
berdasarkan imbalan yang dibagi menjadi lima jenis dan dua diantaranya merupakan
kontrak harga tetap (lump sum) dan kontrak harga satuan (unit price). Pernyataan staf
cost control bahwa tidak boleh terdapat penambahan pekerjaan ketika menggunakan
kontrak harga tetap (lump sum) juga sesuai dengan yang dijelaskan di dalam
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang atau Jasa Pemerintah.
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
44
setelah masa pemeliharaan berakhir yang dinyatakan dengan Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan Kedua (BA-II).
Pembayaran dari pemberi kerja (owner) berdasarkan kontrak awal ditentukan
akan dibayarkan dalam 6 tahap yaitu:
1. Tahap pertama adalah pembayaran uang muka (down payment) yang di dalam
kontrak disebutkan sebesar 20% dari harga borongan yaitu 20% x Rp
54.650.355.100 = Rp 10.930.071.020. Uang muka ini akan diberikan oleh
pemberi pekerjaan (owner) setelah kontrak ditandatangani oleh kedua belah
pihak.
2. Tahap kedua adalah pembayaran termin 1 yaitu sebesar 25% x Rp
54.650.355.100 x 70% = Rp 9.563.812.143. Pembayaran tahap kedua ini akan
diberikan apabila penyelesaian pekerjaan telah mencapai 25% dan Berita Acara
Progress Tercapai telah disetujui oleh pemberi pekerjaan (owner).
3. Tahap ketiga adalah pembayaran termin 2 yaitu sebesar 25% x Rp
54.650.355.100 x 70% = Rp 9.563.812.143. Pembayaran tahap ketiga akan
diberikan apabila penyelesaian pekerjaan telah mencapai 50% dan Berita Acara
Progress Tercapai telah disetujui oleh pemberi pekerjaan (owner). Begitu pula
dengan pembayaran tahap ke empat dan ke lima.
4. Pembayaran tahap ke empat akan diberikan oleh pemberi kerja apabila
penyelesaian pekerjaan telah mencapai 75%.
5. Pembayaran tahap ke lima akan diberikan apabila penyelesaian pekerjaan telah
mencapai 100%. Pada saat pembayaran tahap ke lima ini akan diterbitkan
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pertama (BA-1).
6. Pembayaran tahap ke enam yang merupakan pembayaran tahap terakhir dari
pemberi pekerjaan (owner) akan dibayarkan setelah berakhirnya masa
pemeliharaan yaitu merupakan tahap pembayaran retensi sebesar 10% x Rp
54.650.355.100 = Rp 5.465.035.510. Dengan dibayarkannya retensi berarti
diikuti dengan diterbitkannya Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Kedua
(BA-II) yang menandakan berakhirnya tanggung jawab pemeliharaan PT PQ
dan akan dilakukan serah terima jasa.
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
45
2010 2011
Progress 25%
PT PQ akan mengakui pendapatan dan beban yang terjadi setiap akhir periode
berdasarkan Berita Acara Progress Tercapai yang telah disetujui oleh pemberi
pekerjaan (owner) dan akan mencatat jurnal sebagai berikut, untuk tanggal 31/12/10
dan 31/1/11 PT PQ tidak melakukan pencatatan jurnal pendapatan sebab belum ada
pendapatan yang diakui:
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
46
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
47
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
48
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
49
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
50
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
51
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
52
lambat 20 hari kalender setelah penggunaan uang muka atau 30 hari kalender untuk
proyek yang berlokasi di luar Provinsi Banten.
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
53
telah dijelaskan di dalam Kieso (2011) dan PSAK No. 34 (2010). Dengan
menggunakan metode ini, pendapatan kontrak akan dihubungkan dengan persentase
penyelesaian pekerjaan yang terjadi di lapangan. Persentase penyelesaian tersebut
ditetapkan berdasarkan kemajuan fisik pekerjaan di lapangan yang kemudian
dituangkan dalam Berita Acara Progress Tercapai. Berita acara ini harus mendapat
persetujuan dari pemberi kerja (owner), Project Manager dan konsultan pengawas.
Sebelum memberi persetujuan, ketiga belah pihak tersebut harus melakukan survey
atas pekerjaan yang dilaksanakan agar progress yang diakui sesuai dengan yang
terjadi di lapangan. Berita Acara Progress Tercapai inilah yang menjadi dasar
pengakuan pendapatan PT PQ. Penentuan tahap penyelesaian ini telah sesuai dengan
tahapan penyelesaian kontrak yang disebutkan di dalam PSAK No 34 (2010)
paragraf 29 yaitu survey atas pekerjaan yang telah dilaksanakan.
Cara menghitung pendapatan yang diakui sampai saat ini dan perhitungan
persentase pekerjaan selesai pada PT PQ juga sesuai dengan yang telah dijelaskan di
dalam PSAK No. 34 (Revisi 2010). PT PQ mengukur pendapatan pada nilai wajar
dan diakui sebagai pendapatan pada laporan laba rugi pada periode akuntansi dimana
pekerjaan dilakukan. Selain itu komponen pendapatan pada PT PQ juga telah sesuai
dengan ketentuan PSAK No 34 (2010) yaitu berisi:
1. jumlah pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak serta
2. penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim dan pembayaran insentif
sepanjang hal ini dapat menghasilkan pendapatan. Apabila penambahan,
pengurangan dan klaim tidak disetujui oleh pemberi kerja (owner) maka
perusahaan akan mengakuinya sebagai beban proyek.
Apabila dalam suatu proyek total biaya kontrak melebihi total pendapatan
kontrak maka perusahaan akan mengakuinya sebagai beban proyek. Perusahaan juga
mengungkapkan:
1. jumlah akumulasi biaya dan laba yang diakui setelah dikurangi kerugian dalam
laporan laba rugi komprehensif,
2. jumlah uang muka yang diterima sebagai liabilitas dalam laporan posisi
keuangan, serta
3. jumlah retensi sebagai aset lancar dalam laporan posisi keuangan.
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
54
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
55
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
56
Biaya kesejahteraan
Biaya pengobatan
Biaya makan, minum dan lembur
Biaya perjalanan dinas
Biaya sewa kendaraan dan rumah
Biaya reparasi dan perawatan
Biaya komunikasi
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak langsung melekat dengan volume
pekerjaan namun memiliki kontribusi terhadap penyelesaian proyek. Yang termasuk
beban (biaya) tidak langsung pada PT PQ adalah
1. Cost of money
Cost of money adalah biaya yang berasal dari cash pooling. Cash pooling
adalah pendanaan yang berasal dari pinjaman atau subsidi silang dengan
perusahaan-perusahaan PQRS Group. Dana cash pooling ini akan disubsidi
oleh PT PQ kepada proyek-proyek yang memiliki cash flow minus. Selanjutnya
akan timbul bunga dari dana pinjaman tersebut dan itulah yang disebut dengan
cash pooling.
2. Corporate overhead
Corporate overhead merupakan biaya gaji bagi karyawan di divisi yang
diperbantukan untuk menangani suatu proyek.
3. Marketing fee
Marketing fee merupakan biaya-biaya yang berkaitan dengan strategi
pemasaran perusahaan.
4. Client entertainment
Client entrentainment merupakan biaya yang digunakan oleh perusahaan untuk
melakukan jamuan kepada klien serta termasuk pula biaya jamuan untuk
auditor.
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
57
terjadi dalam mencapai tahap penyelesaian tersebut sehingga pendapatan, beban dan
laba yang dilaporkan dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan secara
proposional. PT PQ telah menerapkan yang dijelaskan di dalam PSAK No. 34
(2010) tersebut dengan menggunakan pendapatan perusahaan sebagai acuan.
Dijelaskan pula di dalam PSAK No. 34 (2010) bahwa perusahaan harus
menyajikan jumlah tagihan bruto kepada pelanggan sebagai aset yang diperoleh dari
biaya yang terjadi ditambah laba yang diakui, dikurangi dengan jumlah kerugian dan
termin yang diakui, untuk semua pekerjaan dalam proses di mana biaya yang terjadi
ditambah laba yang diakui atau dikurangi kerugian yang diakui melebihi termin.
Selain itu menurut PSAK No. 34 (2010) perusahaan juga harus menyajikan jumlah
utang bruto kepada pelanggan sebagai liabilitas, yang diperoleh dari biaya yang
terjadi ditambah laba yang diakui, dikurangi dengan jumlah kerugian yang diakui
dan termin, untuk semua kontrak di mana termin melebihi biaya yang terjadi
ditambah laba yang diakui atau dikurangi kerugian yang diakui.
PT PQ menyajikan jumlah tagihan bruto sebagai pekerjaan dalam penyelesaian
(construction in process) yang jumlahnya diperoleh dari selisih antara biaya yang
telah dikeluarkan perusahaan untuk melakukan suatu tahapan penyelesaian pekerjaan
dengan jumlah tagihan yang disetujui oleh pemberi pekerjaan (owner). Pekerjaan
dalam penyelesaian ini disajikan sebagai aset di dalam laporan posisi keuangan
perusahaan. Pekerjaan dalam penyelesaian atau yang disebut dengan jumlah tagihan
bruto di dalam PSAK No. 34 (2010) ini terjadi ketika biaya yang telah dikeluarkan
oleh perusahaan untuk menyelesaikan suatu tahapan penyelesaian pekerjaan lebih
besar dari jumlah yang dibayarkan oleh pemberi pekerjaan (owner) kepada
perusahaan. Konsep ini telah sesuai dengan konsep penyajian jumlah tagihan bruto
yang dijelaskan di dalam PSAK No. 34 (2010) bahwa jumlah tagihan bruto terjadi
untuk semua pekerjaan dalam proses dimana biaya yang terjadi di tambah laba yang
diakui, dikurangi kerugian yang terjadi melebihi termin.
Untuk jumlah utang bruto, PT PQ menyajikannya sebagai akrual proyek
(accrued projects) yang terjadi ketika biaya yang telah dikeluarkan perusahaan untuk
melakukan suatu tahapan penyelesaian pekerjaan lebih kecil dari jumlah tagihan
yang dibsetujui oleh pemberi pekerjaan (owner). Akrual proyek ini disajikan sebagai
liabilitas di dalam laporan posisi keuangan perusahaan. Konsep ini telah sesuai
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
58
dengan konsep penyajian jumlah utang bruto yang dijelaskan di dalam PSAK No. 34
(2010) bahwa jumlah utang bruto terjadi untuk semua kontrak dimana termin
melebihi biaya yang terjadi ditambah laba yang diakui, dikurangi kerugian yang
diakui.
Kesimpulan yang dapat penulis ambil mengenai analisis pengakuan beban
konstruksi pada PT PQ adalah keseluruhan proses pengakuan beban konstruksi telah
patuh dan sesuai dengan yang dijelaskan di dalam PSAK No. 34 (2010).
Saat ini PT PQ menggunakan jasa akuntan publik Ernst&Young. Efektif mulai
tanggal 1 Januari 2012, perusahaan menerapkan PSAK No. 34 (2010) tentang
“Akuntansi Kontrak Konstruksi”. Menurut opini auditor perlakuan PT PQ terhadap
pendapatan dan biaya proyek telah sesuai dengan perundangan dan standar yang
berlaku di Indonesia dan tidak ada hal-hal yang menyimpang, sehingga auditor
memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
PT PQ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Engineering,
Procurement dan Construction (EPC). Berdasarkan wawancara dan pengamatan
penulis selama melaksanakan magang pada PT PQ dapat disimpulkan bahwa:
Jenis kontrak yang digunakan oleh PT PQ telah sesuai dengan jenis kontrak
konstruksi yang ditentukan dalam PSAK No 34 (2010) yaitu kontrak harga
tetap (lump sum) dan kontrak biaya plus (unit price).
Metode pengakuan pendapatan kontrak pada PT PQ telah sesuai dengan
ketentuan dalam PSAK No 34 (2010) tentang Kontrak Konstruksi. Pendapatan
kontrak diakui berdasarkan tingkat penyelesaian pekerjaan di lapangan karena
PT PQ menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage of
completion). Tahap penyelesaian diukur berdasarkan penyelesaian pekerjaan
fisik dan diukur menggunakan schedule (S-Curve). Kemungkinan kerugian
diakui pada saat kerugian tersebut dapat ditentukan.
5.2 Saran
59
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
60
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
DAFTAR REFERENSI
61
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014
62
Savira, Renjani Ekalaya. (2013). Metode Pengakuan Pendapatan dan Beban Serta
Hubungannya Dengan Responsibility Center (Studi Kasus di PT Wijaya Karya,
Tbk dan PT Waskita Karya, Tbk). Jakarta.
Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor, SE-02/PM/2002.
Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi
www.bi.go.id. Diakses pada tanggal 12 September 2013 pukul 09.15.
Universitas Indonesia
Tinjauan atas ..., Rizky Imania Safira, FE UI, 2014