BANGUNAN
(PBB)
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
(PBB)
ADALAH
DIKENAKAN TERHADAP
SUBJEK PAJAK
BUMI BANGUNAN
ADALAH : ADALAH :
PERMUKAAN BUMI YG MELIPUTI TANAH KONSTRUKSI TEKNIK
DANPERAIRAN PEDALAMAN YG DITANAM ATAU
SERTA LAUT WILAYAH DILEKATKAN SECARA
INDONESIA, DAN TUBUH BUMI YG TETAP PADA TANAH
ADA DIBAWAHNYA DAN/ATAU PERAIRAN
Pasal 1 angka 1 Pasal 1 angka 2
OBJEK PAJAK
Pasal 2 ayat (1)
BANGUNAN
BUMI/TANAH BANGUNAN
- Letak - Bahan bangunan
- Peruntukan - Rekayasa
- Pemanfaatan - Letak
- Kondisi lingkungan - Kondisi lingkungan
- Dan lain-lain - Dan lain-lain
OBJEK PAJAK
YANG TIDAK DIKENAKAN PBB
Pasal 3 ayat (1)
Memperoleh Memperoleh
manfaat manfaat
atas bangunan atas bumi
Memiliki, Mempunyai
menguasai suatu hak
bangunan atas bumi
Dikenakan
SUBJEK kewajiban WAJIB
PAJAK membayar PAJAK
pajak
NILAI JUAL OBJEK PAJAK
TIDAK KENA PAJAK
(NJOPTKP)
Pasal 3 Ayat (3)
NJOPTKP
NJOP
(Nilai Jual Objek Pajak)
NJOP ditetapkan setiap tiga tahun oleh Menteri Keuangan, kecuali untuk daerah tertentu
ditetapkan setiap tahun sesuai perkembangan daerahnya
PENENTUAN NJOP
PENDEKATAN PENILAIAN
CARA PENILAIAN
Penilaian Massal
Penilaian Individual
PENDEKATAN PENILAIAN
SERENDAH-RENDAHNYA 20 %
DAN
SETINGGI-TINGGINYA 100 %
PERSENTASE NJKP
DITETAPKAN DENGAN
PERATURAN PEMERINTAH
PENETAPAN BESARNYA
NILAI JUAL KENA PAJAK
(PP No. 25 TAHUN 2002)
TARIF TUNGGAL
0,5 %
CARA MENGHITUNG
Tahun Pajak
Adalah jangka waktu satu tahun takwim, yaitu dari tanggal 1 Januari
s/d 31 Desember.
Standar Investasi adalah jumlah biaya yang diinvestasikan untuk suatu pembangunan
dan/atau penanaman dan/atau penggalian jenis sumber daya alam atau budidaya
tertentu, yang dihitung berdasarkan komponen tenaga kerja, bahan dan alat, mulai
dari awal pelaksanaan pekerjaan hingga tahap produksi atau menghasilkan
SIT adalah jumlah biaya yang diinvestasikan untuk satu jenis tanaman budidaya
perkebunan per hektar yang dihitung berdasarkan :
- koomponen tenaga kerja;
- bahan dan alat;
mulai dari pengolahan tanah hingga tanaman menghasilkan
Catatan :
Penentuan SIT perkebunan diatur sebagai berikut :
a. Besarnya SIT perkebunan dihitung berdasarkan jumlah biaya yang diinvestasikan untuk
suatu jenis tanaman budidaya perkebunan per hektar dalam satu tahun.
b. Apabila suatu jenis tanaman budidaya perkebunan dalam satu tahun mengalami lebih dari
satu kali periode tanam, maka besarnya SIT perkebunan dalam satu tahun dihitung sebesar
standar investasi untuk sekali periode tanam dikalikan jumlah periode tanam dalam satu
tahun.
PENENTUAN BESARNYA NJOP
SEKTOR PERKEBUNAN
KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998
Pasal 3
Areal kebun :
Pasal 6
Areal produktif :
Pasal 7
Areal produktif :
Pasal 8
Areal produktif :
Pasal 9
Areal produktif :
NJOP = Angka kapitalisasi tertentu X hasil bersih galian
tambang dalam setahun sebelum tahun pajak berjalan
Areal belum/tidak produktif, emplasemen dan areal lainnya didalam atau
diluar wilayah kuasa pertambangan
Catatan : NJOP atas Objek Pajak sektor pertambangan yang dikelola berdasarkan
Kontrak Karya atau Kontrak Kerjasama ditetapkan sesuai dengan yang diatur
dalam kontrak yang berlaku
(Pasal 10)
PENENTUAN BESARNYA NJOP
USAHA BIDANG PERIKANAN LAUT
KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998
Pasal 11
Areal penangkapan ikan :
NJOP = 10 x Hasil bersih ikan dalam satu tahun
sebelum tahun pajak berjalan
Areal pembudidayaan ikan
Pasal 12
Areal pembudidayaan ikan darat :
NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian
seperlunya + Standar biaya investasi tambak menurut
jenisnya
Areal emplasemen dan areal lainnya
1. BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah
dan atau bangunan
2. Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan adalah perbuatan
hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan atau
bangunan oleh orang pribadi atau
3. Hak atas tanah, termasuk hak pengelolaan, beserta bangunan di
atasnya
Objek Pajak
• Jual beli
• Tukar menukar
• Hibah
• Hibah Wasiat
• Waris
• Pemasukan dalam Perseroan atau badan hukum lainnya
• Pemisahan hak yang menyebabkan peralihan
• Penunjukan pembeli dalam lelang
• Penggabungan, peleburan, dan pemekaran usaha
• Hadiah
Perbedaan Waris dan Hibah Wasiat
Hak milik
Hak guna usaha
Hak guna bangunan
Hak pakai
Hak milik atas satuan rumah
susun
Hak pengelolaan
BUKAN OBJEK BPHTB
• Tukar menukar
1.Jual beli • Hibah wasiat
2.Penunjukan pembeli dalam lelang • Waris
• Hibah
• Pemasukan ke PT
• Pemisahan hak
• Peralihan hak karena putusan hakim
• dll
NJOP PBB SEBAGAI DPP
2. NPOP dalam bentuk harga transaksi atau harga pasar yang tidak
diketahui atau lebih rendah dari NJOP PBB yang menjadi DPP
adalah NJOP PBB
Jika Nilai Perolehan dari A sampai L di atas tidak diketahui atau lebih
rendah dari NJOP yang digunakan untuk penetapan NJOP PBB dalam
PBB, maka nilai perolehan objek pajak yang digunakan sama dengan
NJOP PBB pada tahun harga perolehan
NILAI PEROLEHAN OBJEK PAJAK TIDAK KENA PAJAK
(NPOPTKP)
1. Ditetapkan secara regional paling banyak Rp. 60 juta untuk setiap Wajib Pajak
3. Untuk perolehan hak karena waris, atau hibah wasiat yang diterima orang
pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan
lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah
wasiat, termasuk suami/istri, ditetapkan paling banyak Rp300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).
Saat BPHTB Terhutang
BPHTB yang terutang dibayar ke kas negara melalui Bank/Kantor Pos Persepsi
BPHTB, yaitu Kantor Pos dan atau Bank Badan Usaha Milik Negara atau Bank
Badan Usaha Milik Daerah atau tempat pembayaran lain yang ditunjuk oleh
Menteri Keuangan menggunakan Surat Setoran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan (SSB).
Lain-lain
47
Pemberian pengurangan BPHTB (cont.)
• Wajib Pajak orang pribadi yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan
Rumah Sederhana (RS), dan Rumah Susun Sederhana serta Rumah Sangat
Sederhana (RSS) yang diperoleh langsung dari pengembangan dan dibayar
secara angsuran (25%)
• Wajib Pajak orang pribadi yang menerima hibah dan orang pribadi yang
mempunyai hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu
derajat ke atas atau satu derajat ke bawah (50%)
48
Pemberian Pengurangan BPHTB karena Sebab-sebab
Tertentu :
• Wajib Pajak yang memperoleh hak atas tanah melalui pembelian dari hasil ganti
rugi pemerintah yang nilai ganti ruginya di bawah Nilai Jual Objek Pajak (50%)
• Wajib Pajak yang memperoleh hak atas tanah sebagai pengganti atas tanah yang
dibebaskan oleh pemerintah untuk kepentingan umum (50%)
• Wajib Pajak Badan yang terkena dampak krisis ekonomi dan moneter yang
berdampak luas pada kehidupan perekonomian nasional sehingga Wajib Pajak
harus melakukan restrukturisasi usaha dan atau utang usaha sesuai dengan
kebijaksanaan pemerintah (75%)
49
Pemberian Pengurangan BPHTB karena Sebab-sebab
Tertentu :
• Wajib Pajak Bank Mandiri yang memperoleh hak atas tanah yang
berasal dari Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Pembangunan
Indonesia, dan Bank Ekspor Impor dalam rangkaian proses
penggabungan usaha (merger) (100%)
• Wajib Pajak Badan yang melakukan Penggabungan Usaha (merger)
atau Peleburan Usaha (konsolidasi) dengan atau tanpa terlebih dahulu
mengadakan likuidasi dan telah memperoleh keputusan persetujuan
penggunaan Nilai Buku dalam rangka penggabungan atau peleburan
usaha dari Direktur Jenderal Pajak (50%)
50
Pemberian Pengurangan BPHTB karena Sebab-sebab
Tertentu :
• Wajib Pajak yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan yang
tidak berfungsi lagi seperti semula disebabkan bencana alam atau
sebab-sebab lainnya seperti kebakaran, banjir, tanah longsor, gempa
bumi, gunung meletus, dan huru- hara yang terjadi dalam jangka waktu
paling lama 3 (tiga) bulan sejak penandatanganan akta; (50%)
• Wajib Pajak orang pribadi Veteran, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara
Nasional Indonesia (TNI), Polisi Republik Indonesia (POLRI), Pensiunan
PNS, Purnawirawan TNI, Purnawirawan POLRI atau janda/duda-nya
yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan rumah dinas
Pemerintah; (75%)
51
Pemberian Pengurangan BPHTB karena Sebab-sebab
Tertentu :
• Wajib Pajak Badan Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) yang
memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan dalam rangka
pengadaan perumahan bagi anggota KORPRI/PNS; (100%)
• Wajib Pajak Badan anak perusahaan dari perusahaan asuransi dan
reasuransi yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan yang
berasal dari perusahaan induknya selaku pemegang saham tunggal
sebagai kelanjutan dari pelaksanaan Keputusan Menteri Keuangan
tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi; (100%)
52
Pemberian Pengurangan BPHTB karena Sebab-sebab
Tertentu :
53
CONTOH PENGHITUNGAN BPHTB
Pada tanggal 1 Maret 2010, Joko membeli sebuah rumah seluas 200 M2 yang
berada diatas sebidang tanah hak milik seluas 500 M2 di Kota Bogor dengan harga
perolehan sebesar Rp500.000.000,. Berdasarkan data SPPT PBB atas objek
tersebut ternyata NJOPnya sebesar Rp.600.000.000,- (tanah dan bangunan). Bila
NPOPTKP ditentukan sebesar Rp50.000.000,-maka berapa BPHTB yang harus
dipenuhi oleh Joko?
Contoh Perhitungan BPHTB
Seorang anak memperoleh warisan dari ayahnya sebidang tanah dan bangunan
dengan nilai pasar yang dinilai oleh perusahaan penilai sebesar Rp.
300.000.000,- . Terhadap tanah dan bangunan tersebut telah diterbitkan Surat
Pemeberitahuan Pajak Terutang(SPPT) Pajak Bumi dan Bangunan pada tahun
ahli waris mendaftarkan warisannya ke Kantor Pertanahan setempat dengan
Nilai Jual Objek Pajak sebesar Rp. 325.000.000,-. Apabila di Kabupaten/Kota
letak tanah dan bangunan tersebut berada, Kantor Pelayanan Pajak Pratama
setampat menatapkan Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak dalam hal
perolehan karena waris dan hibah wasiat sebesar Rp. 300.000.000,-, berapakah
BPHTB yang harus dibayar.
• Bapak Sumarno membeli sebidang tanah yang terletak di Ka
bupaten Tangerang dengan Nilai Perolehan Objek Pajak (NP
OP) sebesar Rp50.000.000,- Apabila NPOPTKP ditetapkan un
tuk Kabupaten Tangerang sebesar Rp60.000.000,- .
Hitunglah BPHTB yang menjadi kewajiban Bapak Sumarno ts
b adalah :
• Seorang anak menerima warisan dari orang tuanya sebida
ng tanah dan bangunan dengan nilai pasar pada waktu pe
ndaftaran hak sebesar Rp250 juta. Terhadap tanah dan ba
ngunan tersebut telah dikenakan PBB dengan NJOP sebes
ar Rp325 juta. Apabila NPOPTKP karena waris untuk daer
ah tersebut ditentukan sebesar Rp250 juta .Hitunglah
BPHTB yang terutang.