Anda di halaman 1dari 14

lOMoARcPSD|31259032

Makalah SPI KEL 6

sharia economy 20 (Institut Agama Islam Negeri Pekalongan)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by laila fauziah (laila.fauziah54@gmail.com)
lOMoARcPSD|31259032

MAKALAH
KEMUNDURAN PERADABAN ISLAM
(PERANG SALIB DAN INVASI BANGSA MONGOL)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Bapak Fahrodin, M.H.I

DISUSUN OLEH :
1) Mifta arum sukma (4120101)
2) Akhmad yusuf I.M(4120102)
3) Fifiani dwi kurnia (4120103)
4) Septiana mufidah (4120104)

Kelompok 6

KELAS C SEMESTER 1
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2020/2021

Downloaded by laila fauziah (laila.fauziah54@gmail.com)


lOMoARcPSD|31259032

KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya dengan petunjuk-petunjuknya sebagaimana yang terkandung dalam Al-Quran dan
sunnah, petunjuk menuju ke jalan yang lurus dan jalan yang diridhoinya. Demikian juga kami
bersyukur kepadanya yang telah memudahkan penulisan makalah yang sederhana ini hingga
dapat terselesaikan dengan judul: “KEMUNDURAN PERADABAN ISLAM (PERANG SALIB
DAN INVASI BANGSA MONGOL)”.Shalawat beserta salam semoga senantiasa dihantarkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga, dan para pengikutnya sampai
di hari kiamat.
Makalah ini tidak akan terwujud, jika tidak ada dorongan dan dukungan dari berbagai
pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.

Tentunya dalam penulisan makalah ini dengan sebaik mungkin untuk mendapatkan
informasi dari berbagai sumber yang telah direkomendasikan maupun dari webset-webset
internet yang ada, tidak lepas dari kekurangan, tetapi penulis telah berusaha semaksimal
mungkin untuk meminimalisir kekurangan-kekurangan tersebut. Oleh karena itu, sangat
diharapkan kritik dan saran dari Bapak Fahrodin, M.H.I demi kesempurnaan penulisan makalah
pada masa-masa berikutnya. Semoga bermanfaat bagi kami dan pembaca pada umumnya. Amin.

Pekalongan, 1 November 2020

Penyusun

Downloaded by laila fauziah (laila.fauziah54@gmail.com)


lOMoARcPSD|31259032

DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................... 1
1.3 TUJUAN............................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................ 2
2.1 SEJARAH PERANG SALIB.............................................................................................. 2
2.2 INVASI MONGOL............................................................................................................... 6

BAB II PENUTUP..................................................................................................................... 9
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 10

Downloaded by laila fauziah (laila.fauziah54@gmail.com)


lOMoARcPSD|31259032

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak kekuasaan Bani Abbasiyah didominasi oleh orang-orang Turki, Buwaihi dan
Saljuk, Otoritas kekuasaanya tidak mempunyai pengaruh politik sama sekali dan dapat dikatan
hanya sebagai boneka saja. Hal ini ditandai dengan melemahnya kepatuhan dinasti-dinasti kecil
yang berada dibawah taring kekuasannya. Perpecahan dikalangan umat islam membuka jalan
bagi rezim-rezim non-muslim seperti Mongol dan pasukan dari Negara-negara Eropa untuk
menguasai Negara Islam dan peradabannya.
Perang salib menyebabkan banyak kerugian dikalangan umat Islam terutama dalam aspek
politik. Imeprium Islam dihancurkan secara sistematik. Belum lagi kedatangan orang-orang
Mongol yang membawa malapetaka dan bencana terhadap umat Islam melalui pembantaian,
sistem perbudakan dan bebean pajak yang tinggi. Bahkan Baghdad sebagai pusat kebudayaan
dan peradaban islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan takut pula dibumi
hanguskan oleh Hulagu Khan dan pasukannya.
Untuk mengetahui sejauh mana proses dan dampak yang ditimbulkan dari serangan-
serangan (invasi) bangsa Mongol dan perang salib tersebut, maka ini faktor latar belakang kami
sebagai pemakalah dalam menyusun makalah ini. Dan kami akan mengurainya secara jelas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa perang salib itu?
2. Apa saja faktor penyebab perang salib itu?
3. Apa sebab-sebab invasi bangsa mongol ?
4. Apa dampak invasi mongol?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa itu perang salib
2. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab terjadinya perang salib
3. Mengetahui apa saja sebab invasi bangsa mongol
4. Mengetahui dampak invasi bangsa mongol

Downloaded by laila fauziah (laila.fauziah54@gmail.com)


lOMoARcPSD|31259032

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perang Salib
A. Timbulnya Perang Salib
Perang salib (The Crusader War) adalah serangkaian perang agama selama hampir dua
abad sebagai reaksi kristen eropa terhadap Islam asia. Perang ini terjadi karena sejumlah kota
dan tempat suci Kristen diduduki Islam sejak 632, seperti di Suriah, Asia Kecil, Spanyol, dan
Sicilia. Militer Kristen menggunakan salib sebagai simbol yang menunjukkan bahwa perang ini
suci dan bertujuan membebaskan kota suci baitul maqdis (Yerusalem) dari orang Islam.
Perang salib awalnya disebabkan adanya persaingan pengaruh antara Islam dan Kristen.
Penguasa Islam AIP Arselan yang memimpin gerakan ekspansi yang kemudian dikenal dengan
“Peristiwa Manzikart”.
Pada tahun 464 H (1071 M), tentara ALP Arselan yang hanya berkekuatan 15.000
prajurit, dalam peristiwa ini berhasil mengalahkan tentara romawi yang berjumlah 200.000
orang, terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, Al-Akraj, Al-Hajr, Prancis, dan Armenia. Peristiwa
besar ini menanamkan benih permusuhan dan kebencian orang-orang Kristen terhadap umat
islam, yang kemudian mencetuskan Perang Salip. Kebencian itu bertambah setelah dinasti Seljuk
dapat merebut Bait Al-Maqdis pada tahun 471 H dari kekuasaan Dinasti Fathimiyah yang
berkedudukan di Mesir.
Menurut Phillip K. Hittin, Perang Salib adalah reaksi dunia Kristen di Eropa terhadap
dunia Islam di Asia. Dilihat dari sudut lain, maka faktor-faktor yang turut menimbulkan perang
salib ialah keinginan mengembara kemiliteran bangsa Tentonia. Akan tetapi, yang merupakan
penyebab langsung terjadinya perang salip ialah permintaan kaisar Alexius Comnenus tahun
1095, kepada Paus Urbanus II. Kaisar dari Bizantium ini meminta bantuan dari Romawi, karena
daerah-daerahnya yang tersebar sampai ke pesisir laut Marmura ditindas-binasakan oleh Bani
Saljuk. Bahkan, kota Konstantinopel pusat kekuasaan Romawi diancam direbut oleh kaum
muslimin.

B. Sebab-sebab Perang Salib


Ada beberapa faktor yang memicu terjadinya perang salip. Adapun yang menjadi faktor
utama yang menyebabkan terjadinya perang salib, ada tiga hal, yaitu agama, politik, dan sosial
ekonomi.
a) Faktor agama
Sejak dinasti Saljuk merebut Baitul Maqdis dari tangan Dinasti Fathimiyah pada tahun
1070 M, pihak Kristen merasa tidak bebas lagi menunaikan ibadah ke sana karena penguasa
Saljuk menetapkan sejumlah peraturan yang dianggap mempersulit mereka yang hendak
melaksanakan ibadah ke Baitul Maqdis. Umat Kristen merasa perlakuaan apara penguasa Dinasti
Saljuk sangat berbeda dari para penguasa islam lainnya yang pernah berkuasa di kawasan itu
sebelumnya.

Downloaded by laila fauziah (laila.fauziah54@gmail.com)


lOMoARcPSD|31259032

b) Faktor politik1
Ketika itu dinasti Saljuk di Asia Kecil sedang mengalami perpecahan, dan Dinasti
Fathimiyah di Mesir dalam keadaan lumpuh, sementara kekuasaan islam di Spanyol semakin
goyang. Situasi yang demikian, mendorong para penguasa Kristen di Eropa untuk merebut satu
persatu daerah kekuasaan islam, seperti dinasti kecil di Edessa dan Baitul Maqdis.
c) Faktor sosial ekonomi
Stratifikasi sosial masyarakat eropa ketika itu terdiri dari tiga kelompok, yaitu kaum
gereja, kaum bangsawan, serta kesatria, dan rakyat jelata. Meskipun merupakan mayoritas dalam
masyarakat, kelompok yang terakhir ini menempati kelas yang paling rendah. Kehidupan mereka
sangat tertindas dan terhina. Oleh karena itu, mereka di mobilisasi oleh pihak-pihak gereja untuk
turut mengambil bagian dalam perang salib dengan janji akan diberikan kebebasan dan
kesejahteraan yang lebih baik apabila perang dapat di menangkan. Mereka menyambut seruan itu
secara spontan dengan melibatkan diri dalam perang tersebut.

C. Peradaban Islam Pada Masa Perang Salib


Para sejarawan berbeda pendapat dalam menetapkan periodisasi perang salib. Prof.
Ahmad Syalabi dalam At-Tarikh Al Islami wa Al-Hadharat Al-Islamiyyah misalnya, membagi
periodisasi perang salib itu terbagi atas tujuh periode.
Sedangkan menurut Dr. Badri Yatim, M.A, bahwa perang salib dapat dibagi dalam 3
periode. Menurut Phillip K. Hitti dalam The Arabs A Short History, pembagian perang salib yang
lebih tepat adalah sebagai berikut:
1. Periode Salib 1 (1096-1144 M)
Periode pertama, disebut periode penaklukan. Jalinan kerja sama Kaisar Alexius I dan Paus
Urbanus II berhasil membangkitkan semangat umat Kristen, terutama akibat pidato Paus
Urbanus II di Clermont (Perancis Selatan), 26 November 1095. Pidato tersebut membuat orang-
orang Kristen, mendapat suntikan untuk mengunjungi kuburan suci.
Hassan Ibrahim Hassan dalam buku Tarikh Al-Islam (Sejarah Kebudayaan Islam)
menggambarkan gerakan ini sebagai gerombolan rakyat jelata yang tidak memiliki pengalaman
perang, tidak disiplin, dan tanpa persiapan.

Gerakan ini dipimpin oleh Pierre I'ermite. Sepanjang jalan menuju Konstantinopel, mereka
membuat keonaran, melakukan perampokan, dan bahkan terjadi bentrokan dengan penduduk
Hongaria dan Bizantium. Akhirnya, dengan mudah, pasukan Salib ini dapat dikalahkan oleh
pasukan Dinasti Saljuk.

1[1]Drs. Samsul Munir Amin, M.A, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Amzah, 2010) hal. 231
[2] Dr. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008) hal. 77
[3] Prof. Dr. H. Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik (Jakarta: Prenada Media, 2004) hal.
182
[4] Drs. Samsul Munir Amin, M.A, Sejarah Peradaban Islam, hal. 234-236
[5] Ibid, hal. 137

Downloaded by laila fauziah (laila.fauziah54@gmail.com)


lOMoARcPSD|31259032

Pasukan Salib berikutnya dipimpin oleh Godfrey of Bouillon. Gerakan ini lebih merupakan
militer yang terorganisasi rapi. Mereka berhasil menduduki kota suci Palestina (Yerusalem) pada
7 Juli 1099. Pasukan Godfrey ini melakukan pembantaian besar-besaran terhadap umat Islam
tanpa membedakan laki-laki dan wanita, anak-anak dan dewasa, serta tua dan muda. Mereka juga
membumihanguskan bangunan-bangunan milik umat Islam. Sebelum menduduki Baitulmakdis,
pasukan ini terlebih dahulu merebut Anatalia Selatan, Tarsus, Antiolia, Allepo, dan Ar-Ruba'
(Edessa), juga merebut Tripoli, Syam (Suriah), dan Arce. Kemenangan pasukan Salib pada
periode ini telah mengubah peta .dunia Islam dan berdirinya kerajaan-kerajaan Latin-Kristen di
timur, seperti Kerajaan Baitulmakdis (1099) di bawah pemerintahan Raja Godfrey, Edessa
(1099) di bawah Raja Baldwin, dan Tripoli (1099) di bawah kekuasaan Raja Reymond.

2. Perang Salib II (1144-1192 M)


Periode kedua, disebut periode reaksi mmlslam (1144-1192). Jatuhnya beberapa wilayah
kekuasaan Islam ke tangan kaum Salib membangkitkan kaum muslimin menghimpun kekuatan
untuk menghadapi mereka. Di bawah komando lmaduddiu Zangi, Gubernur Mosul, kaum
muslimin bergerak maju membendung serangan pasukan Salib. Bahkan, mereka berhasil
merebut kembali Allepo dan Edessa (1144).

Setelah lmaduddiu Zangi wafat tahun 1146, posisinya digantikan oleh putranya, Nuruddin Zangi.
Ia meneruskan cita-cita ayahnya yang ingin membebaskan negara-negara Islam di timur dari
cengkraman kaum Salib. Kota-kota yang berhasil dibebaskan, antara lain Damaskus (1147),
Antiolia (1149), dan Mesir (1169).

Kemenangan kaum muslimin ini, terutama setelah munculnya Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi
(Saladin) di Mesir yang berhasil membebaskan Baitulmakdis pada 2 Oktober 1187. Keberhasilan
umat Islam inilah membangkitkan kaum Salib untuk mengirim ekspedisi militer yang lebih kuat.
Ekspedisi ini dipimpin oleh raja-raja besar Eropa, seperti Frederik I (Barbarossa, Kaisar Jerman),
Richard I (The Lion Hamed. Raja Inggris), dan Philip II (Augustus, Raja Perancis). Ekspedisi
Salib ini dibagi beberapa divisi, sebagian mamah jalan darat dan sebagian lagi menempuh jalur
laut. Frederick yang memimpin divisi darat tewas ketika menyeberangi sungai Armenia, dekat
kota Ruba', (Edessa)Sebagian tentaranya kembali, kecuali beberapa orang yang terus
melanjutkan perjalanannya di bawah pimpinan putra Frederick.

Dua divisi lainnya yang menempuh jalur laut bertemu di Sisilia. Mereka berada di Sisilia hingga
musim dingin berlalu. Karena terjadi kesalahpahaman, akhimya mereka meninggalkan Sisilia
secara terpisah. Richard menuju Ciprus dan mendudukinya, kemudian melanjutkan perjalanan ke
Suriah (Syam), sedangkan Philip langsung ke Arce, dan pasukannya berhadapan dengan pasukan
Saladin, sehingga terjadi pertempuran sengit. Namun, akhirnya pasukan Saladin memilih mundur
dan mengambil langkah untuk mempertahankan Mesir.

Dalam keadaan demikian, pihak Richard dan pihak Saladin sepakat untuk melakukan gencatan
senjata dan membuat perjanjian. inti perjanjian damai itu adalah daerah pedalaman akan menjadi
milik kaum muslimin dan umat Kristen yang akan berziarah ke Baitulmakdis akan terjamin
keamanannya. Adapun daerah pesisir utara, Arce, dan lain berada di bawah kebiasaan tentara
Salib.

Downloaded by laila fauziah (laila.fauziah54@gmail.com)


lOMoARcPSD|31259032

3. Perang Salib III (1193-1291 M)


Periode ketiga (1193-1291) lebih dikenal dengan periode perang saudara kecil-kedia atau
periode kehancuran di dalam pasukan Salib. Hal ini disebabkan oleh ambisi politik untuk
memperoleh kekuasaan dan sesuatu yang bersifat materialistik daripada motivasi agama. Dalam
periode ini, muncul pahlawan wanita dari kalangan kaum muslimin yang terkenal gagah berani,
yaitu Syajar Ad-Durr. Ia berhasil menghancurkan pasukan Raja Louis IX dari Perancis sekaligus
menangkap raja tersebut. Bukan hanya itu, pahlawan wanita yang gagah berani ini telah mampu
menunjukkan kebesaran Islam dengan membebaskan dan mengizinkan Raja Louis IX kembali
ke negerinya, Perancis.

D. Dampak Perang Salib


a) Di Eropa
Perang Salib menimbulkan beberapa akibat penting dalam sejarah dunia. Perang Salib
membawa Eropa kedalam kontak langsung dengan dunia muslim dan terjadinya hubungan antara
timur dan barat. Kontak ini menimbulkan saling tukar pikiran antara kedua belah pihak.
Pengetahuan orang timur yang maju memberi daya dorong besar bagi pertumbuhan intelektual
Eropa Barat.2
Keuntungan Perang Salib bagi Eropa adalah menambah lapangan perdagangan,
mempelajari kesenian, dan penemuan penting,seperti kompas pelaut, kincir angin dan sebagainya
dari orang Islam. Mereka juga dapat mengetahui cara bertani yang maju dan mempelajari
kehidupan industri timur yang lebih berkembang. Ketika kembali ke Eropa, mereka mendirikan
sebuah pasar khusus untuk barang-barang timur. Orang barat mulai mnyadari kebutuhan akan
barang-barang timur, dan karena kepentingan ini perdagangan antara timur dan barat menjadi
lebih berkembang.

b) Dunia Islam
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Perang Salib dimenangakan oleh umat Islam,
akan tetapi dampak negatif yang ditimbulkan oleh perang salib sangat banyak, termasuk dalam
segi perekonomian, karena Perang Salib terjadi di daerah kekuasaan Islam, meskipun umat
Kristen juga tidak kalah merugi.
Meskipun pihak Kristen Eropa menderita kekalahan dalam Perang Salib, namun mereka
telah mendapatkan hikmah yang tidak ternilai harganya karena mereka dapat berkenalan dengan
kebudayaan dan peradaban Islam yang sudah sedemikian majunya. Bahkan kebudayaan dan
peradaban yang mereka peroleh dari Timur-Islam menyebabkan lahirnya renaisans di Barat.

2[6] Dr. Badri Yatim, Op. Cit, hal. 77


[7] Prof. Dr. H. Musyrifah Sunanto, Op. Cit, hal. 184
[8] Ibid, hal. 79
[9] Ibid, 241

Downloaded by laila fauziah (laila.fauziah54@gmail.com)


lOMoARcPSD|31259032

Selain Ekonomi, beberapa dampak negatif dan kerugian dunia Islam akibat Perang Salib
adalah sebagai berikut:
- Politik
Kekuatan politik umat Islam menjadi lemah. Dalam kondisi demikian mereka bukan menjadi
bersatu, tetapi malah terpecah belah. Banyak dinasti kecil yang memerdekakan diri dari
pemerintahan pusat Abbasiyah di Baghdad
- Militer
Dalam bidang militer, dunia Barat menemukan persenjataan dan teknik berperang yang belum
pernah mereka temui sebelumnya di negerinya, seperti penggunaan bahan-bahan peledak untuk
melontarkan peluru, pertarungan senjata dengan menunggang kuda, teknik melatih burung
merpati untuk kepentingan informasi militer, dan penggunaan alat-alat rebana dan gendang untuk
memberi semangat kepada pasukan militer di medan perang.
- Perindustrian
Dalam bidang perindustrian, mereka menemukan kain tenun dan peralatannya di dunia Islam,
kemudian mereka bawa ke negerinya, seperti kain muslin, satin, dan damas. Mereka juga
menemukan berbagai jenis parfum, kemenyan, dan getah Arab yang dapat mengharumkan
ruangan.
- Pertanian
Sistem pertanian yang sama sekali baru di dunia Barat mereka temukan di Timur-Islam, seperti
model irigasi yang praktis dan jenis tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang beraneka macam,
termasuk penemuan gula.
- Perniagaan
(rangkuman)Orang barat memakai sistem perdagangan Islam yang menggunakan uang sebagai
alat tukar dalam jual beli. Karena sebelumnya mereka masih menggunakan sistem barter.
- Ilmu pengetahuan dan kesehatan
Ilmu astronomi yang sudah dikembangkan oleh umat Islam sejak abad ke-9 telah pula
memepengaruhi lahirnya berbagai observatorium di Barat. Selain itu bangsa barat juga meniru
adanya rumah sakit, sebagaimana sudah berkembang lama di dunia Islam.

B. Invasi Mongol
a. Sebab-Sebab Invasi mongol
Serangan-serangan yang dilakukan oleh Mongol memiliki latar belakang yang menjadi
motivasi mereka untuk melakukan penyerang tersebut. Maidir Harun dan Firdaus memaparkan
bahwa ada beberapa hal yang menjadi motivasi bagi Mongol untuk melakukan serangan, sebagai
berikut:
1. Faktor Politik
Pada tahun 615 H. sekitar 400 orang pedagang bangsa Tartar dibunuh atas persetujuan
wali (gubernur) Utrar. Barang dagangan mereka dirampas dan dijual kepada saudagar Bukhara
dan Samarkand dengan tuduhan mata-mata Mongol. Tentu saja hal ini menimbulkan kemarahan
Jenghis Khan. Jenghis Khan mengirimkan pasukan kepada Sultan Khawarizmi untuk meminta
agar wali Utrar diserahkan sebagai ganti rugi kepadanya. Utusan ini juga dibunuh oleh

Downloaded by laila fauziah (laila.fauziah54@gmail.com)


lOMoARcPSD|31259032

Khawarizmi
Sedangkan
Syah sehingga
menurut Muhammad
Jenghis KhanMasyhur
denganAmin,
pasukannya
bahwamelakukan
faktor politik
penyerangan
yang menyebabkan
terhadap
wilayah Mongol
bangsa Khawarizmi.
melakukan penyerangan ke wilayah Islam adalah pertama, karena Sultan
Alauddin Muhammad Khawarizmi Syah memasukkan daerah suku Qarahatun ke dalam
kekuasaannya pada tahun 1210 M., sehingga wilayahnya langsung berbatasan dengan wilayah
kerajaan Jenghis Khan. Kedua, pembataian pedagang Mongol disebabkan karena tiga orang
Islam saudagar besar bersama rombongan-nya dibunuh dan dirampas barang dagangannya oleh
orang-orang Mongol di Ibu Kota Qoraqarun. Oleh sebab itu, amir Ghayun Khan diperintahkan
oleh Sultan Alauddin agar membunuh 150 orang pedagang Mongol yang ada di Utrar.
2. Motif Ekonomi
Motif ini diperkuat oleh ucapan Jenghis Khan sendiri, bahwa penaklukan-penaklukan
dilakukannya adalah semata-mata untuk memperbaiki nasib bangsanya, menambah penduduk
yang masih sedikit, membantu orang-orang miskin dan yang belum berpakaian. Sementara di
wilayah Islam rakyatnya makmur, sudah berperadaban maju, tetapi kekuatan militernya sudah
rapuh.
3. Tabiat Orang Mongol yang Suka Mengembara
Tabiat mereka yang suka mengembara, diundang ataupun tidak diundang mereka akan
datang juga menjarah dan merampas harta kekayaan penduduk dimana mereka berdiam.
Penyerangan-penyerangan yang dilakukan oleh Jenghis Khan dengan pasukan perangnya yang
terorganisir, berusaha memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan penaklukan. Para ahli
pertukangan mereka bawa dalam pasukan batalion Zeni (yon-zipur) untuk membuat jembatan
dan menjamin melancarkan transportasi dalam penyerangan. Para tawanan perang dimanfaatkan
secara paksa untuk memanggul perlengkapan perang dan makanan. Strategi perang Jenghis Khan
yang tidak ketinggalan juga adalah membariskan penduduk sipil yang telah kalah di depan
tentara sebagai tameng untuk menggetarkan musuh. Di samping itu, Jenghis Khan membawa
penasehat yang terdiri dari para rahib dan tukang ramal.

b. Dampak Invasi Mongol terhadap Dunia Islam


Ada dua dampak positif dan negatif. Dampak negatifnya tentunya lebih banyak bila
dibandingkan dampak positifnya. Kehancuran jelas terjadi dimana-mana akibat serangan mongol
sejak wilayah timur hingga ke barat. Kehancuran kota-kota dengan bangunan yang indah dan
perpustakaan-perpustakaan yang mengkoleksi banyak buku memperburuk situasi umat Islam.
Pembunuhan terhadap umat islam terjadi, bukan hanya pada masa Hulagu yang membunuh
khalifah Abbasiyah dan keluarganya, tetapi pembunuhan dilakukan oleh Argun, Khan keempat
pada dinasti II Khainiyah terhadap Takudar sebagai Khan ketiga yang dihukum bunuh karena
masuk Islam. Argun membunuh umat Islam dan mencopotnya dari jabatan-jabatan penting
negara.
Ada pula dampak positif dengan berkuasanya Dinasti Mongol ini setelah para
pemimpinnya memeluk agama Islam. Antara lain disebabkan mereka berasimilasi dan bergaul
dengan masyarakat muslim dalam jangka waktu yang panjang, seperti yang dilakukan oleh
gazan Khan (1295-1304) yang menjadikan Islam sebagai agama resmi kerajaanya, walaupun ia
pada mulanya beragama Budha. Rupanya , ia telah mempelajari ajaran agama-agama sebelum

Downloaded by laila fauziah (laila.fauziah54@gmail.com)


lOMoARcPSD|31259032

menetapkan keislamannya, dan yang lebih mendorongnya masuk Islam ialah pengaruh seorang
mentrinya, Rasyidudin yang terpelajar dan ahli sejarah yang terkemuka yang selalu berdialog
dengannya, dan nawruz, seorang gubernurnya untuk beberapa propinsi Siria.

BAB III

3[10] Dedi Supriyadi, M.A, Sejarah Peradaban Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2008) Hal. 177-
186
[11] Maidir Harun dan Firdaus, Sejarah Peradaban Islam, (Padang : IAIN-IB Press, 2002), Hal
107-108
[12] Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta : PT. Ichtiar Baru,
2001), Hal 242
[13] Muhammad Masyhur Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Indonesia Spirit
Foundation, 2004), Hal 171
[14] Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta : PT. Ichtiar Baru,
2001), Hal 242-243
[15] Muhammad masyur Amin, op. Cit., hal 169

Downloaded by laila fauziah (laila.fauziah54@gmail.com)


lOMoARcPSD|31259032

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa perang salib bukanlah perang karena
agama tetapi perang perebutan kekuasaan daerah. Perang ini dinamakan perang salib karena
angkatan perang tentara Nasrani menggunakan tanda salib dan mendapat restu dari Paulus di
Roma. Perang salib memakan waktu yang sangat lama. Membawa pengaruh besar pada
semaraknya lalu lintas perdagangan asia dan eropa. Mereka banyak mengetahui hal-hal baru
seperti adanya tanaman rempah-rempah dan lain-lainnya.
Sesungguhnya invasi Mongol terhadap Negara-negara Islam adalah tragedi besar yang
tidak ada tandingannya sebelum dan sesudahnya kendati sebelumnya didahului perang Salib,
apalagi melihat peristiwa hancurnya ibu kota dinasti Abbasiyah yaitu Bagdad.
Dari sini penulis menyimpulkan beberapa faktor hancurnya wilayah-wilayah Islam yang
termasuk didalamnya adalah Bagdad, diantaranya adalah :
1. Terjadinya perpecahan dan konflik internal kaum muslimin
2. Setiap amir atau khalifah hanya perhatian kepada wilayahnya saja, tanpa
3. beban ketika ada suatu wilayah Islam lainnya jatuh ke tangan musuh.

DAFTAR PUSTAKA

Downloaded by laila fauziah (laila.fauziah54@gmail.com)


lOMoARcPSD|31259032

Amin, Samsul Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah


Sunanto, Musyrifah. 2004. Sejarah Islam Klasik. Jakarta: Prenada Media
Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia
Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Maidir Harun dan Firdaus, 2002. Sejarah Peradaban Islam, Padang : IAIN-IB Press.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, 2001. Ensiklopedi Islam, Jakarta : PT. Ichtiar Baru
Muhammad Masyhur Amin, 2004. Sejarah Peradaban Islam, Bandung : Indonesia Spirit Foundation
https://tragedisosialdansejarah.blogspot.com/2018/04/periodisasi-tiga-periode-terjadinya.html#

Downloaded by laila fauziah (laila.fauziah54@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai