Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TIMBULNYA FIRQAH DALAM ISLAM DAN SYIAH SERTA KHAWARIJ


Dosen pengampu : H. Lukman

Kelas TN21A
Kelompok :
1. MAULANA BAIHAQI (103210037)
2. NENDI SETIAWAN (103210015)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS NAHDLATUL ULAMA
PEKALONGAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah pendidikan agama islam dan aswaja.”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami ingin mengucapkan banyak terimakasih
kepada berbagai pihak yang telah ikut andil dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari segi penyusunannya maupun materinya. Dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangundari berbagai pihak.
Kemudian kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat baik bagi
pembaca maupun kami sebagai penyusunnya

Pekalongan, 23 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................................................... ii

BAB I...................................................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN................................................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................................ 1

BAB II.................................................................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN................................................................................................................................................... 2

2.1 Timbulnya Firqah dalam islam..................................................................................................

2.2 Sejarah singkat syiah dan khawarij..........................................................................................

BAB III................................................................................................................................................................... 7

PENUTUP............................................................................................................................................................. 7

A. Kesimpulan............................................................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................... 8

DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Agama islsam yang di bawa oleh Rasululloh SAW merupakan kesatuan yang utuh dari 3
unsur, yaitu iman, islam dan ikhsan. Dalam agama islam tidak ada yang di
pertentangkan, apabila terjadi hal yang kurang dapat di pahami, maka seluruh
persoalan itu di kembalikan kepada Rasululloh SAW. Setelah Rasululloh SAW wafat
bibit perselisihan di antara umat islam mulai tampak yang pertama kali tampak
mengenai tempat Rasululloh SAW di makamkan dan siapa yang berhak menggantikan
beliau, yang kemudian menyebabkan timbulnya firqah dikalangan umat islam. Sahabat
anshor memandang bahwa jabatan khalifah harus dari kalangan mereka. Mereka telah
menolong dan melindungi dakwah nabi sehingga islam bisa berkembang pesat.
Kemudian di lain pihak berpendapat bahwa ke khalifahan harus berada di tangan Bani
Hasyim. Perselisihan akhirnya dapat di atasi dengan terpilihnya sayyidina Abu Bakar
Assidiq dan kemudian di teruskan oleh Umar bin Khattab akan tetapi pada masa
khalifah Utsman bin Affan timbul berbagai perpecahan di kalangan umat islam secara
lebih serius hingga muncul seorang yahudi kelahiran yaman yang bernama Abdullah bin
Sabba, yang mengaku telah masuk islam dan ia dengan gencar mempropagandakan
semangat anti khalifah Ustman bin Affan. Sejak itu munculah aliran syiah dan
selanjutnya di susul aliran lain sebagai reaksi terhadap aliran syiah. Dari akar
permasalahan ini kemudian timbul usaha membentengi ajaran dengan rumusan hujjah.
Maka lahirlah fiqoh satau madzab baik di bidang fiqih maupun akhlak/tassawuf.

Oleh karena itu pengertian dari firqah secara etimologi atau bahasa adalah kelompok,
rombongan, kumpulan atau golongan sedangkan secara terminology (istilah) firqah
berarti golongan atau kaum yang mengikuti pemahaman atau pendapat yang keluar
dari pemahaman jama’ah muslimin dan mereka kemudian memisahkan diri dari ikatan
keutamaan dalam islam.

1.2Rumusan Masalah
Adapun rumusan penulisan makalah diantaranya sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah timbulnya firqah dalam islam ?
2. Syiah adalah
3. Khawarij
1.3Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penulisan
makalah ini, ialah agar mahasiswa dapat memahamikonsep pemikiran dalam
islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Timbulnya Firqah dalam islam


PEMBAHASAN

A. Sejarah Timbulnya Firqoh Islam

Timbulnya aliran-aliran teologi Islam tidak terlepas dari fitnah-fitnah yang beredar
setelah wafatnya Rasulullah saw. Setelah Rasulullah saw. wafat peran sebagai kepala
Negara digantikan oleh para sahabat-sahabatnya, yang disebut Khulafaur Rasyidin
yakni Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Namun,
ketika pada masa Utsman bin Affan mulai timbul adanya perpecahan antara umat Islam
yang disebabkan oleh banyaknya fitnah yang timbul pada masa itu. Sejarah mencatat,
akibat dari banyaknya fitnah yang timbulkan pada masa itu menyebabkan perpecahan
pada umat Islam, dari masalah politik sampai pada masalah teologis. Awal mula
perpecahan bisa kita simak sejak kematian Utsman bin Affan r.a. Ahli sejarah
menggambarkan ,Usman sebagai orang yang lemah dan tak sanggup menentang ambisi
keluarganya yang kaya dan berpengaruh itu untuk menjadi gubernur. Tindakan-
tindakan yang dijalankan Usman ini mengakibatkan reaksi yang tidak menguntungkan
bagi dirinya. Sahabat- sahabat nabi setelah melihat tindakan Usman ini mulai
meninggalkan khalifah yang ketiga ini. Perasaan tidak senang akan kondisi ini
mengakibatkan terjadinya pemberontakan, seperti adanya lima ratus pemberontak
berkumpul dan kemudian bergerak ke Madinah. Perkembangan suasana di Madinah ini
membawa pada pembunuhan Usman oleh pemuka- pemuka pemberontak di Mesir ini.

Setelah Usman wafat Ali sebagai calon terkuat menjadi khalifah keempat. Tetapi segera
ia mendapat tantangan dari pemuka-pemuka yang ingin pula menjadi khalifah,
terutama Talhah dan Zubeir dari Mekkah yang mendapat sokongan dari Aisyah.
Tantangan ini dapat dipatahkan Ali dalam pertempuran yang terjadi di Irak tahun 656
M. Talhah dan Zubeir mati terbunuh dan Aisyah dikirim kembali ke Mekkah.

Tantangan kedua datang dari Mu‟awiyah, Gubernur Damaskus dan keluarga dekat
Usman. Ia menuntut Ali supaya menghukum pembunuh- pembunuh Usman, bahkan ia
menuduh bahwa Ali turut campur dalam soal pembunuhan itu. Dalam pertempuran
yang terjadi antara kedua golongan ini di Siffin, tentara Ali mendesak tentara Muawiyah
sehingga yang tersebut akhir ini bersiap-siap untuk lari. Tetapi tangan kanan Muawiyah
Amr Ibn al-‘As yang terkenal sebagai orang licik minta berdamai dengan mengangkat al-
Quran ke atas. Qurra’ atau syiah yang ada dipihak Ali mendesak Ali untuk mnerima
tawaran itu dan dicarilah perdamaian dengan

mengadakan arbitase. Sebagai pengantara diangkat dua orang, yaitu Amr Ibn al-„As dari
pihak Muawiyah dan Abu Musa al-Asyari dari pihak Ali. Dalam pertemuan mereka,
kelicikan Amr mengalahkan perasaan takwa Abu Musa. Sejarah mengatakan bahwa

2
keduanya terdapat pemufakatan untuk menjatuhkan kedua pemuka yang bertentangan,
Ali dan Muawiyah.Tradisi menyebutkan bahwa Abu Musa terlebih dahulu
mengumumkan kepada orang ramai putusan menjatuhkan kedua pemuka yang
bertentangan itu. Berlainan dengan apa yang telah disetujui, Amr mengumumkan hanya
menyutujui penjatuhan Ali yang telah di umumkan Abu Musa, tetapi menolak
penjatuhan Muawiyah. Peristiwa ini merugikan bagi Ali dan menguntungkan bagi
Muawiyah. Khalifah yang sebenarnya adalah Ali, sedangkan Muawiyah kedudukannya
tak lebih dari Gubernur daerah yang tak mau tunduk kepada Ali sebagai khalifah.
Dengan adanya arbitase ini kedudukannya telah naik menjadi khalifah yang tidak resmi.
Sikap Ali yang menerima dan mengadakan arbitase ini, sungguhpun dalam keadaan
terpaksa, tidak disetujui oleh sebagian tentaranya. Mereka berpendapat bahwa hal
serupa itu idak dapat diputuskan oleh arbitase manusia. Putusan hanya datang dari
Allah dengan kembali kepada hukum-hukum yang ada dalam al-Quran. La hukma illa
lillah (tidak ada hukum selain hukum dari Allah) atau la hakama illa Allah (Tidak ada
pengantar selain dari hukum Allah), menjadi semboyan mereka.

Mereka memandang Ali telah berbuat salah, oleh karena itu mereka meninggalkan
barisannya. Golongan mereka inilah dalam sejarah islam terkenal dengan nama al-
Khawarij, yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri. Karena memandang Ali
bersalah dan berbuat dosa, mereka melawan Ali. Ali sekarang menghadapi dua musuh,
yaitu Muawiyah dan Khawarij.Karena selalu mendapat serangan dari kedua pihak ini Ali
terlebih dahulu memusatkan usahanya untuk menghancurkan Khawarij. Setelah
Khawarij kalah Ali terlalu lelah untuk meneruskan pertempuran dengan Muawiyah.
Muawiyah tetap berkuasa di Damaskus dan setelah Ali wafat ia dengan mudah dapat
memperoleh pengakuan sebagai khalifah umat Islam pada tahun 661 M.

B . Sejarah Singkat Syiah Dan Kawarij

- Syiah

Syi'ah adalah sebutan untuk aliran dalam ilmu kalam yang menjadi pengikut Ali bin Abi
Thalib. Secara etimologis, Syi'ah berasal dari bahasa Arab yang berarti pembela atau
pengikut seseorang.

Muhammad Husain Attaba⠀™I menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Syi'ah Islam
bahwa Syi'ah adalah kaum muslimin yang menganggap pergantian kekhalifahan Nabi
Muhammad SAW merupakan hak istimewa yang dimiliki keluarga nabi (ahlul bait).
Mereka meyakini bahwa Ali berhak atas pergantian tersebut, bukan yang lain.

Muslim Syi'ah memiliki perbedaan pandangan yang tajam dalam menafsirkan Al-
Qur'an, Hadits, dan lainnya. Sebagai contoh, perawi Hadits dari Muslim Syiah berpusat
pada perawi dari Ahlul Bait saja, sementara yang lainnya seperti Abu Hurairah tidak
dipergunakan.

Menurut Abu Zahrah, Aliran Syiah mulai muncul pada akhir dari masa jabatan Utsman
bin Affan kemudian tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan Ali bin Abi

3
Thalib. Sedangkan menurut Mongomary Watt, aliran Syi'ah mulai muncul ketika
berlangsung peperangan antara Ali bin Abi Thalib dan Mu⠀™awiyah bin Abi Sofyan
yang dikenal dengan Perang Siffin.

Dalam peperangan ini, sebagai respons atas penerimaan Ali terhadap tahkim atau
arbitrase yang ditawarkan Mu⠀™awiyah, pasukan Ali bin Abi Thalib terpecah menjadi
dua. Pertama kelompok yang mendukung sikap Ali bin Abi Thalib (Syi'ah) dan
kelompok yang menolak sikap Ali bin Abi Thalib (Khawarij).

Kalangan Syi⠀™ah sendiri berpendapat bahwa kemunculan Syi⠀™ah berkaitan
dengan masalah penganti (Khilafah) Nabi SAW. Mereka menolak kekhalifahan Abu
Bakar, Umar bin Khathab, dan Usman bin Affan karena dalam pandangan mereka hanya
Ali bin Abi Thalib yang berhak mengantikan Nabi SAW. Kepemimpinan Ali dalam
pandangan Syi⠀™ah tersebut sejalan dengan isyarat-isyarat yang diberikan Nabi SAW,
pada masa hidupnya. Pada awal kenabian ketika Muhammad SAW diperintahkan
menyampaikan dakwah ke kerabatnya, yang pertama menerima adalah Ali bin Abi
Thalib. Diceritakan bahwa Nabi pada saat itu mengatakan bahwa orang yang pertama
menemui ajakannya akan menjadi penerus dan pewarisnya. Selain itu, sepanjang
kenabian Muhammad, Ali merupakan orang yang luar biasa besar.

Sejarah Khawarij

Khawarij menurut bahasa adalah jama⠀™ dari isim fail Kharij, artinya sesuatu yang
keluar. Dalam kitab Al-Milal Wa An-Nihal dijelaskan bahwa setiap orang yang keluar
dari imam yang telah disepakati bersama dinamakan Kharijiy.

Khawarij merupakan penyebutan atas suatu kelompok yang menolak arbitrase yang
digunakan oleh Muawiyah dalam perang Shiffin. Khawarij menamakan diri mereka
dengan sebutan kaum Syurah, yang berasal dari kata yasyri (menjual).

Sejarah menyebutkan bahwa tempat tersebut merupakan tempat berkumpul mereka


yang telah memisahkan diri dari barisan Ali (pada waktu itu berjumlah sekitar 12.000
orang).

Khawarij dikenal sebagai aliran kalam tertua dalam sejarah peradaban Islam. Kelompok
ini memiliki pandangan bahwa saat Ali menerima arbitrase yang diajukan oleh
Muawiyah, maka ia telah melakukan dosa besar. Oleh karena itu, Ali dianggap kafir dan
darahnya halal untuk dibunuh. Tak hanya Ali, semua orang yang mereka anggap telah
melanggar ajaran Islam masuk ke dalam golongan kafir, termasuk diantaranya
Muawiyah bin Abi Sufyan, Amr Ibn Al-⠀˜As, serta Abu Musa Al-Asy⠀™ari.

Ada 2 faktor sehingga terlahirlah aliran teologi Khawarij

1. Faktor Politik

Khawarij secara historis lahir pada tahun 657 M tepat sesaat setelah terjadinya perang
Siffin. Khawarij dapat dikatakan sebagai aliran teologi tertua dalam dunia Islam
sekaligus pelopor lahirnya berbagai aliran teologi lainnya dalam dunia Islam. Pada

4
awalnya aliran khawarij lahir bukan karena persoalan teologis dalam Islam melainkan
karena persoalan politik yang sengit.

Salah satu peristiwa kelam yang menggegerkan penduduk Madinah adalah peristiwa
terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan. Terbunuhnya Utsman bin Affan akibat adanya
fitnah yang menimpa Utsman bin Affan. Salah satu penyebab yang semakin membuat
fitnah ini tersulut adalah isu nepotisme yang membayangi pemerintahan Utsman bin
Affan. Seperti yang diketahui bahwa semasa pemerintahannya, Utsman bin Affan
banyak mengangkat para kerabatnya dalam posisi-posisi penting di tubuh
pemerintahan, misalnya Mu'awiyah bin Abu Sofyan yang menduduki posisi Gubernur
Syam, Abdullah bin Sa'ad bin Abu Sarh menduduki jabatan Gubernur Mesir, Abdullah
bin Amir menduduki jabatan gubernur Bashrah sehingga Utsman bin Affan dituduh
lebih mengutamakan kesejahteraan para kerabatnya dalam mengelola pemerintahan.
Akibat dari fitnah ini adalah munculnya gerakan-gerakan pemberontakan yang ingin
menggulingkan pemerintahan Utsman bin Affan. Klimaks dari pemberontakan ini
adalah tewasnya Utsman bin Affan di tangan salah seorang pemberontak dari Mesir
yaitu Wardan bin Samurah.

Di tengah situasi yang genting ini maka Ali lah satu-satunya tokoh umat Islam kala itu
yang mampu menggantikan Utsman sebagai khalifah dan dipercaya mampu meredam
pemberontakan-pemberontakan yang muncul. Akhirnya Ali dibaiat sebagai khalifah
pada tanggal 25 Dzulhijah atau 24 Juni 656 M.

Tuntutan pertama yang dihadapi Ali ketika pertama memangku jabatan khalifah adalah
menjatuhkan hukuman bagi para pembunuh Utsman bin Affan. Hal ini ditujukan agar
kestabilan sistem kekhilafahan Islam dapat normal kembali. Langkah pertama Ali
sebagai khalifah untuk meredam fitnah yang masih berkobar adalah dengan memecat
semua pejabat tinggi yang dulu pernah diangkat oleh Utsman bin Affan karena pangkal
utama dari kenapa timbulnya pemberontakan ini adalah ketidaksukaan para
pemberontak terhadap pejabat-pejabat yang masih memiliki kolega dengan Utsman bin
Affan.

Pada awal mulanya Khawarij adalah pendukung setia Khalifah Ali bin Abi Thalib yang
mendukung Ali dalam melawan konfrontasi pasukan Mu'awiiyah dalam perang Siffin.
Namun, pada akhirnya kaum khawarij merasa kecewa dan menuai kebencian kepada
khalifah Ali bin Abi Thalib. Penyebabnya adalah keputusan Ali yang menerima
perundingan perdamaian/Arbitrase dengan pihak Mu'awiyah. Kaum Khawarij menilai
Ali tidak pantas melakukan perundingan perdamaian dengan pihak yang melakukan
bughat/makar.

Setelah mereka mengkafirkan Ali dan pihak lainnya yang ikut terlibat dalam Arbitrase
ini, kaum Khawarij melepaskan dukungannya kepada Ali dan keluar dari barisan
kelompok Ali. Karena keputusan mereka untuk keluar (Khawarij) dari barisan Ali inilah
yang menyebabkan mereka dinamakan dengan kaum Khawarij yaitu orang yang keluar
dan memisahkan diri.

2. Faktor Sosial

5
Selain karena faktor politik yang menyebabkan lahirnya kelompok Khawarij ternyata
kondisi sosial juga turut mempengaruhi lahirnya kelompok ini. Sebagian besar orang-
orang Khawarij berasal dari kalangan Arab Badui yang memiliki kedangkalan
intelektual jika dibandingkan dengan kaum Muslim yang bertempat tinggal di pusat
kota Madinah maupun Mekkah.

Selain itu letak geografis tempat tinggal mereka yang sangat berjauhan dengan domisili
Rasul di pusat kota Medinah maupun Mekkah sehingga mereka tidak bisa setiap saat
menjumpai Rasul dalam melakukan sharing mengenai masalah agama Islam.

Namun, walaupun begitu mereka memiliki semangat yang tinggi dalam melaksanakan
secara aplikatif ajaran-ajaran Islam sehingga di kemudian hari kaum khawarij ini
memiliki semangat fundamentalis membabi buta yang tidak didukung oleh pemahaman
Islam secara komprehensif. Banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang masih bersifat
mutasyabihat yang mereka tafsirkan menurut logika mereka saja dengan tujuan untuk
mendukung doktrin ajaran mereka.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi firqah adalah sebuah paham keagamaan yang di anut oleh orang islam,yang
memiliki kepercayaan yang berbeda tentang masalah (pandangan) terhadap hukum
islam yang kurang begitu jelas. Tapi perlu di ingat kita tidak boleh menyalahkan begitu
saja orang yang tidak sepaham dengan kita ,karena semua adalah benar dan yang salah
adalah orang yang menyalahkan hal-hal tersebut.

7
DAFTAR PUSTAKA
https://www.mahasiswaunusa.com/2019/06/makalah-firqah-dalam-islam-
pdf.html https://aswajacenterpati.wordpress.com/tag/firqah/
https://agungnahdlatussubban.blogspot.com/2016/11/firqah-dalam-
islam.html
http://kajialquran.blogspot.com/2015/03/firqah.html#.XGYqalUzbDc

Anda mungkin juga menyukai