Anda di halaman 1dari 14

Tugas kelompok

PERIODESASI SEJARAH DALAM ISLAM


Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah sejarah peradaban islam

Dosen Pengampu: Juanda. M.Pd.I

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Norma Weldania (1811050132)
2. Yoan Febrian (1811050345)

Jurusan : Pendidikan Matematika


Semester : 2(dua)
Kelas :D

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1440H/2019M

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan
hidayah-Nya sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan,baik di alam dunia maupun akhirat kelak,sehingga semua cita-cita
serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing kami serta teman-
teman sekalian yang telah membantu,sehingga pembuatan makalah yang berjudul
“periodisasi sejarah dalam islam” terselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan.
kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum dapat
dikatakan sempurna. Kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar
makalah ini dapat dikatakan sempurna.Semoga Bermanfaat

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
Daftar isi...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1


BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
A. Islam Periode Klasik.................................................................. 3
B. Periode Pertengahan................................................................... 6
C. Periode Modern.......................................................................... 9

BAB III PENUTUP...................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di kalangan sejarahwan terdapat perbedaan tentang saat dimulainya sejarah
islam. Secara umum, perbedaan pendapat tersebut dapat dibedakan menjadi
dua, pertama, sebagian sejarawan berpendapat bahwa sejarah islam dimulai
sejak Nabi Muhammad SAW. Diangkat menjadu Rasul. Oleh karena itu,
pendapat ini, selama 13 tahun Nabi Muhammad SAW. Tinggal di mekkah
telah lahir masyarakat muslim meskipun belum berdaulat.
Kedua, sebagai sejarawanberpendapat bahwa sejarah umat Islam dilulai sejak
Nabi Muhammad SAW, hijrah ke madinah karena masyarakat muslim baru
berdaulat ketika Nabi Muhammad SAW. Tinggal di Medinah. Nabi
Muhammad SAW, tidak hanya sebagai Rasul, tetapi juga merangkap sebagai
pemimpin atau kepada negara berdasarakan konstitusi yang disebut Piagam
Madinah.
Di samping perbedaan mengenai awal sejarah umat Islam, sejarwan juga
berbeda dalam menentukan fase-fase atau periodisasi sejarah Islam. Paling
tidak, ada dua periodesasi sejarah Islam yang dikemukakan ulama Indonesia,
yaitu A., Hasymy dan Harun Nasution. Menurut A. Hasymy (1978:58),
periodisasi sejarah Islam adalah sebagai berikut:
1. Permulaan islam (610-661M)
2. Daulah ammawiyah (661-750M)
3. Daulah Abasiyah I (750-847M)
4. Daulah Abbasiyah II (847-946M)
5. Daulah Abbasiyah III (946-1075M)
6. Daulah mughal (1261-1520M)
7. Daulah utsmaniah (1520-1801M)
8. Kebangkitan (1801- sekarang)

1
Harun Nasution (1975:13-14) dan Nourouzman Shidiqi (1986: 12) membagi
sejarah islam menjadi tiga periode yaitu:
1. Periode klasik (650-1250M)
2. Periode pertengahan (1250-1800)
3. Periode modern (1800- sekarang).
Untuk kepentingan analisis, periodisasi sejarah Islam yang akan digunakan
adalah periodisasi yang disepakati oleh para pakar Islam pada umumnya,
yaitu sejarah Islam pada periode klasik, pertengahan dan modern.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang terjadi pada Periode Klasik ?
2. Apa yang terjadi pada Periode Pertengahan ?
3. Apa yang terjadi pada Periode Modern ?

C. Tujuan
1. Supaya dapat mengetahui sejarah Periode Klasik.
2. Supaya dapat mengetahui sejarah Periode Pertengahan.
3. Supaya dapat mengetahui sejarah periode Modern.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Islam Periode Klasik


Perkembangan Islam Klasik ditandai dengan perluasan wilayah. Ketika
tinggal di Mekkah, Nabi Muhammad SAW. dan para pengikutnya mendapat
tekanan dari kalangan Quraisy yang menentang ajaran yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW. Karena tekanan tersebut, Nabi Muhammad SAW. terpaksa
mengirim sejumlah pengikutnya ke Abesenia yang beragama Kristen Koptis
untuk mendapatkan suaka. Itulah fase Mekah yang membuat Nabi Muhammad
SAW. bertahan di Mekah atas dukungan keluarga. Setelah itu, istrinya Khadijah
meninggal dunia dan tidak lama kemudian kepala sukunya meninggal yang
kemudian digantikan oleh orang yang tidak simpati kepadanya .
Dalam analisis Harun Nasution, periode klasik ini dapat pula dibagi ke dalam
dua masa, masa kemajuan I dan masa disintegrasi. Masa ini merupakan masa
ekspansi, integrasi, dan kekuasaan Islam. Dalam hal ekspansi, sebelum Nabi
Muhammad SAW. wafat pada tahun 632 M., seluruh semenanjung Arabia telah
tunduk ke bawah kekuasaan Islam. Ekspansi ke daerah-daerah di luar Arabia
dimulai pada zaman khalifah pertama, Abu Bakar al-Shidiq .
1. Kemajuan Islam I
Abu Bakar menjadi khalifah pada tahun 632 M., tetapi dua tahuan
kemudian meninggal dunia. Masanya yang singkat itu banyak dipergunakan
untuk menyelesaikan Perang Riddah, yang ditimbulkan oleh suku-suku
bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada Madinah. Setelah Perang
Riddah, barulah Abu Bakar mulai mengirim kekuatan-kekuatan ke luar
Arabia. Khalid bin Walid dikirim ke Irak dan dapat menguasai al-Hirah pada
tahun 634 M. Adapun ke Suria dikirim tentara di bawah pimpinan tiga
panglima perang, Amr bin al-Ashm Yazid ibn Abi Sufyan dan Syurahbil ibn
Hasanah. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid bin walid kemudian

3
diperintahkan untuk meninggalkan Irak, dan melalui gurun pasir yang jarang
dijalani, delapan belas hari kiemudian, di sampai di Suria .
Usaha-usaha yang telah dimulai Abu Bakar dilanjutkan oleh khalifah
kedua, Umar bin al-Khattab (634-644 M). Pada zaman inilah gelombang
ekspansi pertama terjadi, kota Damaskus jatuh pada tahun 635 M, setahun
kemudian daerah Suria dapat dikuasai. Kemudian ekspansi diarahkan ke
Mesir dan Irak, Babilon di Mesir dikepung pada tahun 640 M., sementara itu
tentara Bizantium di Heliopolis dikalahkan dan Alexandria, kemudian
menyerah pada tahun 641 M.
Dengan adanya gelombang ekspansi pertama, kekuasaan Islam di bawah
kekuasaan Khalifah Villar, selain Semenanjung Arabia, telah meliputi juga
palestina, Suria, Irak, Persia dan Mesir .
Pada zaman Utsman Ibn Affan (64-656 M) Tripoli, Ciprus dan beberapa
daerah lain dikuasai, tetapi gelombang ekspansi pertama berhenti sampai di
sini. Di kalangan umat Islam mulai terjadi perpecahan karena soal
pemerintahan dan dalam kekacauan yang timbul, Utsman terbunuh.
Sebagai pengganti Utsman, Ali Ibn Abi Thalib menjadi khalifah keempat
656-6614 M.), tetapi ia mendapat tantangan dari pihak pendukung Utsman,
terutama Muawiyah, Gubernur Damaskus. Konflik antara pihak Ali dan
Muawiyah di akhiri dengan tahkim.
Dalam tahkim tersebut, pihak Ali Ibn Abi Thalib dirugikan oleh pihak
Muawiyah karena kecerdikan Amr Ibn Al-Ash yang dapat mengalahkan Abu
Musa Al-Asy’ari. Pendukung Ali terpecah menjadi dua, yaitu Syi’ah dan
Khawarij.
Karena konflik yang berkepanjangan pada akhirnya Ali terbunuh, dan
kepemimpinan dikuasai oleh Bani Umayah. Kekuasaan Bani Umayah
berumur kurang dari 90 tahun dan pada zaman ini, ekspansi yang telah
terhenti pada zaman kedua khalifah terakhir dilanjutkan kembali .
Pada zaman Mu’awiyah ekspansi Islam sampai ke negara Prancis,
melalui pengunungan Piranne, terutama dilakukan oleh Abd. Ar-Rahman Ibn
Abdullah Al-Ghafiqi, pada zaman Umar Ibn Abdul Aziz Negara-negara lain

4
yang dapat dikuasai pada zaman Bani Umayah adalah negara di Afrika, Asia
Kecil dan Asia Tengah. Ekspansi yang dilakukan Dinasti Bani Umayah inlah
yang membuat Islam menjadi negara besar di zaman itu. Dari persatuan
berbagai bangsa di bawah naungan Islam, timbullah benih-benih kebudayaan
dan peradaban Islam yang baru, sungguh pun Bani lebih banyak memusatkan
pada kebudayaan Arab .
Fase sejarah peradaban yang dibuat oleh Dinasti Bani Umayah,
kekuasaan dan kejayaan dinasti ini mencapai puncaknya pada zaman Al-
Walid I. Sesudah itu, kekuasaan mereka menurun sehingga akhirnya
dipatahkan oleh Babi Abbas pada tahun 750 M .
Pada masa Dinasti Abbasiyah inilah, perhatian pada ilmu pengetahuan
dan filsafat Yunani memuncak, terutama pada zaman Harun Al-Rasyid dan
Al-Ma’mun. buku-buku ilmu pengetahuan dan filsafat didatangkan dari
Bizantium, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Kegiatan
penerjemahan buku-buku ini berjalan kira-kira satu abad. Bait al-Hikmah,
yang didirikan al-Ma’mun, bukan hanya merupakan pusat penerjemahan,
tetapi juga akademi yang memiliki perpustakaan. Di antara cabang-cabang
ilmu pengetahuan yang diutamakan di Bait al-Hikmah adalah ilmu
kedokteran, matematika, optika, geografi, fisika, astronomi, dan sejarah di
samping filsafat . Ringkasnya, periode ini adalah periode peradaban Islam
yang tertinggi dan mempunyai pengaruh, sungguhpun tidak secara langsung,
pada tercapainya peradaban modern di Barat Sekarang.

2. Masa Disintegrasi (1000-1250 M)


Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya mulai terjadi pada akhir
zaman Dinasti Umayah, tetapi memuncak pada zaman Dinasti Abbasiyah,
terutama setelah khalifah-khalifah menjadi boneka dalam tangan tentara
pengawal. Daerah-daerah yang jauh letaknya dari pusat pemerintahan di
Damaskus dan Baghdad, melepaskan diri dari kekuasaan khalifah di pusat
dan timbullah dinasti-dinasti kecil .

5
Dalam periode ini terjadi pula Perang Salib di Palestina. Dengan jatuhnya
Asia Kecil ke tangan Dinasti Saljuk, jalan naik haji ke Palestina bagi umat
Kristen di Eropa menjadi terhalang. Untuk membuka jalan itu kembali, Pails
Urban II berseru kepada umat Kristen Eropa pada tahun 1905 M. untuk
mengadakan perang suci terhadap Islam. Perang Salib pertama terjadi antara
tahun 1906 M dan 1099 M. Perang Salib kedua, antara tahun 1147 M. dan
1149 M. yang diikuti lagi oleh beberapa Perang Salib lainnya, tetapi tidak
berhasil merebut Palestina dari kekuasaan Islam. Pada tahun ke-20 inlah,
Palestina jatuh ke tangan Inggris sesudah kalahnya Turki dalam Perang Dunia
Pertama.
Disintegrasi dalam lapangan politik membawa pada disintegrasi dalam
lapangan kebudayaan, bahkan juga dalam lapangan agama. Perpecahan di
kalangan umat Islam menjadi besar. Dengan adanya daerah-daerah yang
berdiri sendiri, di samping Baghdad, sebagaimana dilihat timbul pusat-pusat
kebudayaan lain, terutama Kairo di Mesir, Cordova di Spanyol, Asfahan,
Bukhara, dan Samarkhand di timur. Dengan timbulnya pusat-pusat
kebudayaan baru ii, terutam pusat-pusat yang berada di bawah kekuasaan
Persia, bahasa Persia meningkat menjadi bahasa kedua di dunia Islam. Pada
zaman disintegrasi ini, ajaran-ajaran sufi yang timbul pada zaman Kemajuan
I, mengambil bentuk terikat.

B. Periode Pertengahan
1. Masa kemunduran (1250-1500M)
Pada zaman ini, Jengis Khan dan keturunannya datang membawa
penghancuran ke dunia Islam. Jengis Khan berasal dari Mongolia. Setelah
menduduki Peking pada tahun 1212 M., ia mengalihkan serangan-
serangannya ke arah Barat. Satu demi satu kerajaan Islam jatuh ke tangannya.
Transoxania dan Khawarizm dikalahkan pada tahun 1219/20 M., Kerajaan
Ghazna pada tahun 1221 M., Azarbaijan pada tahun 1223 M,, dan Saljuk di
Asia Kecil pada tahun 1243 M. Dari sini, ia meneruskan serangannya ke
Eropa dan ke Rusia.

6
Serangan ke Baghdad dilakukan oleh cucunya Hulagu Khan. Ia
mengalahkan Khurasan di Persia terlebih dahulu, kemudian ia
menghancurkan Hasysyasyin di Alamut. Pada permulaan tahun 1258 M. ia
sampai ke tepi kota Baghdad. Ketika perintah untuk menyerah ditolak oleh
Khalifah Al-Mu’tashim dan kota Baghdad dikepung, akhirnya pada 10
Februari 1258 M. benteng kota ini dapat ditembus dan Baghdad dihancurkan.
Khalifah dan keluarga serta sebagian besar dari penduduk dibunuh. Beberapa
dari anggota keluarga Bani Abbas berhasil melarikan diri, dan diantaranya
akhirnya ada yang menetap di Mesir.
Baghdad dan derah yang ditaklukkan Hulagu selanjutnya diperintah oleh
Dinasti Ilkhan. Ilkhan adalah gelar yang diberikan kepada Hulagu. Daerah
yang dukuasai dinasti ini ialah daerah yang terletak antara Asia Kecil di barat
dan India di timur.
Di Mesir, khlalifah Fatimiah digantikan oleh Dinasti Salah Ad-Din Al-
Ayubi pada tahun 1174 M. Dengan datangnya Salah Ad-Din, Mesir masuk
kembali ke aliran Sunni. Alirah Syi’ah di sana hilang dengan hilangnya
Khalifah Fatimiah. Salah Ad-Din dikenal dalam sejarah sebagai Sultan yang
banyak membela Islam dalam Perang Salib.
Di India juga, persaingan dan peperangan untuk merebut kekuasaan selalu
terjadi sehingga India senantiasa menghadapi perubahan penguasa. Dinasti
timbul untuk kemudian dijatuhkan dan diganti yang lain. Kekuasaan Dinasti
Gaznawi dipatahkan oleh pengikut-pengikut Ghaur Khan, yang juga berasal
dari salah satu suku bangsa Turki.
Sementara itu, di Spanyol timbul peperangan antara dinasti-dinasti Islam
yang ada di sana dengan raja-raja Kristen. Di dalam peperangan itu, raja-raja
Kristen memakai politik adu domba antara dinasti-dinasit Islam tersebut.
Sebaliknya, raja-raja Kristen mengadakan persatuan sehingga satu demi satu
dinasti-dinasti Islam dikalahkan. Cordova jatuh tahun 1238 M., Seville pada
tahun 1248 M., dan akhirnya Granada jatuh pada tahun 1491. Orang-orang
Islam dihadapkan pada dua pilihan, masuk Kristen atau keluar dari Spanyol.

7
Pada tahun 1609 M. boleh dikatakan tidak ada lagi orang Islam di Spanyol.
Umumnya mereka pindah ke kota-kora di pantai utara Afrika.
Pada masa kemunduran I ini, disentralisasi dan disintegrasi dalam dunia Islam
meningkat. Pada zaman ini pula, terjadi kehancuran khalifah secar formal.
Islam tidak lagi mempunyai khalifah yang diakui oleh semua umat sebagai
lambang persatuacn dan ini berlaku sampai Kerajaan Utsmani mengangkat
khalifah baru di Istambul pada abad ke-16. bagian yang merupakan pusat
dunia Islam, jatuh ke tangan non-Islam untuk beberapa waktu. Dan terlebih
dari itu, Islam hilang dari Spanyol.

2. Masa Tiga Kerajaan Besar (1500 – 1800 M.)


a. Fase Kamjuan (1500 – 1700 M.)
Fase kemajuan ini merupakan Kemajuan Islam II. Tiga kerajaan Besar
yang dimaksud ialah Kerajaan Utsmani di Turki, Kerajaan Syafawi di
Persia dan Kerajaan Mughal di India.
Kemajuan Islam II ini lebih banyak merupakan kemajuan dalam
lapangan politik dan jauh lebih kecil dari Kemajuan Islam I. Pada saat
yang sama, Barat mulai bangkit, terutama dengan terbukanya jalan ke
pusat rempah-rempah dan bahan-bahan mentah di Timur Jauh, melalui
Afrika Selatan dan dijumpainya Amerika oleh Colombus pada tahun
1492 M. Akan tetapi, sebagaimana diterangkan Mc. Neill, dibandingkan
kekuatan Eropa pada waktu itu, kekuatan Islam masih lemah.

b. Fase Kemunduran II (1700-1800 M.)


Pada masa ini, kekuatan militer dan politik umat Islam menurun.
Dagang dan ekonomi umat Islam, dengan hilangnya monopoli dagang
antara timur dan barat dari tangan mereka jatuh. Ilmu pengetahuan di
dunia Islam dalam keadaan stagnasi. Tarikat-tarikat diliputi suasana
khurafat dan superstisi. Umat Islam dipengaruhi oleh sikap vatalistis.
Dunia Islam dalam keadaan mundur dan statis.

8
Pada masa itu, Eropa dengan kekayaan-kekayaan yang diangkut dari
Amerika dan laba yang timbul dari dagang langsung dengan Timur Jauh
bertambah kaya dan maju. Penetrasi barat, yang kekuatannya bertambah
besar, ke dunia Islam yang didudukinya, makin lama bertambah
mendalam. Akhirnya, pada tahun 1798 M., Napoleon menduduki Mesir,
sebagai salah satu pusat Islam yang terpenting. Jatuhnya pusat Islam ini
ke tangan Barat, menginsyafkan dunia Islam akan kelemahannya dan
menyadarkan umat Islam bahwa di barat telah muncul peradaban yang
lebih tinggi dari peradaban Islam dan merupakan ancaman bagi
kehidupan Islam sendiri.

C. Periode Modern
Periode ini merupakan Zaman Kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoleon di
Mesir yang berakhir pada tahun 1801 M., membuka mata dunia Islam, terutama
Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelamahan umat Islam di samping
kemajuan dan kekuatan Barat. Raja dan pemuka-pemuka Islam mulai berpikir dan
mencari jalan jntuk mengembalikan balance of power, yang telah pincang dan
membahayakan umat Islam. Kontak Islam dengan barat sekarang berlainan
dengan kontak Islam dengan barat Periode Klasik. Pada waktu itu, Islam sedang
menaik dan barat sedang dalam kegelapan. Sekarang sebaliknya, Islam sedang
dalam kegelapan dan barat sedang menaik. Kini Islam yang sedang belajar dari
barat. Dengan demikian, timbullah apa yang disebut pemikiran dan aliran
pembaharuan atau modernisasi dalam Islam. Pemuka-pemuka Islam
mengeluarkan pemikiran-pemikiran bagaimana caranya membuat Islam maju
kembali sebagaimana yang terjadi pada Periode Klasik. Usaha-usaha ke arah itu
pun mulai dijalankan dalam kalangan umat Islam. Akan tetapi, dalam hal itu, barat
juga bertambah maju.
Ide-ide baru yang diperkenalkan Napoleon di Mesri adalah: a) Sistem negara
republik yang kepala negaranya dipilih untuk jangka waktu tertentu; b) persamaan
(egalite); dan c) kebangsaan (nation) .

9
Raja dan pemuka Islam mulai berpikir dan mencari jalan keluar untuk
mengembalikan balance of power yang telah membahayakan umat Islam.
Timullah gerakan pembaharuan yang dilakukan di berbagai negara, terutama
Turki Utsmani dan Mesir. Para pembaharu di Turki melahirkan berbagai aliran
pembaharuan: Utsmani Muda yang pelopori oleh Ziya Pasya (1825-1880) dan
Namik Kemal (1840-1888), Turki Muda yang dimotori oleh Ahmed Reza (1858-
1931), Mehmed Murad (1853-1912), dan Sabahuddin (1877-1948). Di samping
itu, ada juga aliran pembaharu lain, yaitu aliran barat yang dimotori oleh Tewfik
Fikret (1867-1951) dan Abdullah Jewdat (1869-1932), aliran Islam yang dimotori
oleh Mehmed Akif (1870-1936), dan aliran-aliran nasionalis yang dimotori oleh
Zia Gokalp (1875-1924).
Di Mesir pembaharuan digagas dan dilakukan oleh para pembaharu, di
antaranya Rifa’ah al-Badawi Rafi’ ath-Thahthawi (1801-1873), yang menjadi
redaktu surat Kabar Al-Waqa’i Al-Mishriyyah, Jamaluddin Al-Afghani (1839-
1897), Muhammad Abduh (1849-1905), dan Rasyid Ridha (1865-1935). Gagasan
mereka juga dipelajari oleh ulama Indonesia yang sempat menuntut ilmu di Mesir.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab Al-Hadharah Al-


Islamiyyah. Kata dalam bahasa Arab ini sering kita terjemahkan kedalam bahasa
Indonesia dengan kebudayaan Islam.Di Indonesia seringkali disinonimkan dua
kata antara “ kebudayaan dan peradaban “. Namun dalam perkembangan ilmu
Antropologi sekarang, kedua istilah tersebut telah dibedakan.

Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu


masyarakat. Sedangkan peradaban lebih berkaitan Manifestasi-manifestasi
kemajuan mekanis dan teknologis. Kebudayaan lebih direflesasikan dalam seni,
sastra, religi, dan moral. Sedangkan peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi
dan teknologi
Priode sejarah peradaban islam
- Periode klasik
- Periode petengahan
- Periode modern

B. Saran
Belajar dari masa lalu merupakan sesuatu yang perlu kita lakukan. Dari uraian
di atas kita dapat mengambil pelajaran bahwa kita harus berusaha dengan
maksimal agar bisa membuat perubahan. Di samping itu kita sebagai umat Islam
juga harus bisa menjaga persatuan dan kesatuan agar musuh-musuh Islam tidak
bisa menghancurkan kita.

11

Anda mungkin juga menyukai