Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEMAJUAN DAN KEMUNDURAN UMAT ISLAM

DI SUSUN OLEH:

ALFAJRI NURUL KHAIR

TEKNOLOGI INFORMASI - S1

2012054

UNIVERSITAS MULIA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

BALIKPAPAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa

pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini

dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda

tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di

akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-

Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk

menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas MKDU Agama Islam dengan judul

“Kemajuan Dan Kemunduran Umat Islam”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna

dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,

penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini.

Balikpapan, 25 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………...

Daftar Isi……………………………………………………………………………

BAB I Pendahuluan………………………………………………………………...

A. Latar Belakang ………………………………………………………….

B. Rumusan Masalah……………………………………………………….

BAB II Pembahasan……………………………………………………………….

II.1 Islam pada Masa Klasik I (650 – 1250 M)…………………………….

II.2 Islam pada Abad Pertengahan (1250-1800 M)…………………………

II.3 Islam pada Masa Modern (1800 – Sekarang)………………………….

BAB III Penutup………………………………………………………………….

III.1 Kesimpulan…………………………………………………………...

III.2 Saran………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Islam pertama kali muncul yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sangat

menarik dan santun sehingga banyak orang yang berbondong-bondong masuk Islam

(QS: 110: 2), ketika Islam dipimpin para khalifah yang empat, islam mengalami

perluasan-perluasan wilayah, sehingga Islam tidak hanya dianut oleh orang-orang

arab dan sekitarnya. Sepeninggalnya para khalifah yang empat Islam dipimpin dinasti

umayah yang berfokus pada pembenahan administrasi Negara.

Sedangkan ketika dinasti abbasiyah maju sebagai pimpinan, Islam mengalami

kemajuan-kemajuan dalam bidang sains dan teknologi yang diambilkan dari al-Quran

yang berkaiatan dengan ayat-ayat kauniyah (alam semesta) yang dipadukan dengan

filsafat yunani. Tetapi setelah beberapa abad lamanya Islam mengalami kemunduran

sehingga tradisi keilmuan pindah ke negeri barat.

Dalam buku Ensiklopedi Islam, Jilid 2 (Jakarta, Ichtar Baru Van Hoeve)

dijelaskan bahwa sejarah Islam telah melalui tiga periode, yaitu periode klasik (650-

1250), periode pertengahan (1250-1800 M), dan periode modern(1800-sekarang).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah perkembangan ajaran islam ?

2. Apa saja faktor-faktor kemajuan dan kemunduran umat Islam?

3. Bagaimanakah perkembangan kebudayaan Islam


BAB II

PEMBAHASAN

II.1 ISLAM PADA MASA KLASIK I (650 – 1250 M)

Masa klasik dalam periodisasi islam yaitu masa dimana ketika nabi

Muhammad SAW diutus menjadi Rasul. Ada juga yang mengatakan bahwa masa

klasik yaitu masa dimana hijrahnya Rasul Allah ke Madinah.

Nabi Muhammad diutus dengan al-Qur’an sebagai penyangga utamanya. Oleh

karena masyarakat jahiliyah sangat menyukai dengan kesusastraan. Maka, al-Qur’an

diturunkan dengan bahasa sastra yang lazim dipakai masyarakatnya. Itu semua

didasarkan yaitu :

1. untuk menyesuaikan diri dengan tradisi masyarakatnya (agar komunikatif)

2. untuk menantang dan mengungguli syair-syair jahiliyah.

Dalam menyampaikan risalah Tuhan, nabi Muhammad SAW menemui gangguan

dan rintangan yang keras. Rintangan itu dapat berupa ancaman pembunuhan dari

masyarakat kafir Quraisy. Oleh karena beratnya penderitaan yang ditanggung kaum

muslimin, Nabi Muhammad SAW memerintahkan sahabatnya mencari suaka ke

Ethiopia. Pemimpin negeri Ethiopia Raja Negus menolak ekstradisi para imigran

islam yang dituntut oleh kaum Quraisy.[1]

Demikian keadaan Nabi Muhammad SAW selama berdakwah di Mekkah, sampai

kemudian ia melakukan perjanjian dengan beberapa orang utusan dari masyarkat kota

Yastrib, yang tidak berapa lama kemudian mengantarkannya berhijrah ke Madinah.


Di tempat baru ini, beliau membangun masyarakat dan meneruskan dakwahnya. Ia

menyebut pernduduk asli dengan Anshor, sedangkan penduduk yang bermigrasi

disebut Muhajirin.[2]

Selama 10 tahun Rasul Allah SAW tinggal di Madinah hingga akhirnya ia dan

kaum muslimin berhasil mendapatkan kesempatan menaklukan kota Mekkah dan

membebaskan Ka’bah dari berbagai berhala.

Setelah wafatnya Rasul, kepemimpinan diambil alih oleh para khalifah. Mulai

dari khalifah Abu Bakar hingga Ali, yang disebut sebagai masa al-Khualafa’ al-

Rashidun. Berikut ini adalah urutan khalifah yang memimpin setelah Rasul wafat,

yaitu :

a. Abu Bakar al-Shidiq (w. 634M/11 H)

Kebijakan pertama yang ia lakukan adalah memerangi orang-orang yang murtad dan

golongan orang yang menolak membayar zakat. Ia juga melanjutkan kebijakan Rasul

SAW dengan mengirim pasukan pemimpin Usamah bin Zayd ke Syria, yang

sebelumnya sampai tertunda karena sakit keras yang menderanya, menjelang

kewafatannya. Ia juga berhasil mengumpulkan Al-Qur’an dalam satu mushaf yang

berserakan pada pelepah kurma, batu tipis, tulang dan lembaran kain atau kulit

binatang.[3]

b. Umar bin Khattab (w. 644 M/23 H)

Pada masa pemerintahannya ia melakukan ekspansi ke negeri Persia, Iraq, Palestina,

Syria hingga Mesir. Hal ini ia lakukan demi membebaskan wilayah jajahan-jajahan
tersebut dari jajahan Romawi. Ia meninggal di usia 63 tahun akibat dibunuh oleh Abu

Lu’luah al-Majusi yang berasal dari Persia.[4]

c. Usman bin Affan (w. 656 M/35 H)

Pada masa pemerintahannya ia berhasil menyusun al-Quran dalam satu bentuk

bacaan yang sebelumnya memilki banyak versi. Ia juga berhasil memperluas wilayah

islam ke Turki, Siprus, Afrika Utara, Asia Tengah, Khurasan dan Balkh di

Afganistan. Pasukan tangguh dan kuat pertahanannya .[5] Usman meninggal dunia

dalam usia 82 tahun ketika membaca al-Qur’an, akibat ketidakpuasan rakyatnya atas

kebijakan politiknya yang cenderung nepotisme.

d. Ali bin Abi Thalib (w. 661 M/40 H)

Pada waktu pemerintahan Ali bin Abi Thalib, terjadi berbagai kerusuhan dan

kekacauan setelah terbunuhnya Usman. Rakyat menuntutnya untuk segera

menghukum pembunuh Usman. Itu sulit diwujudkan,karena kondisi negara yang

tidak stabil. Ia hanya menetapkan yaitu memerangi kelompok pembangkang tersebut

yang berujung pada terjadinya perang Jamal pimpinan Aisyah yang didukung Zubair

dan Talhah dan perang Siffin pimpinan Mu’awiyah .[6] Dalam perang Siffin, Ali

menerima arbitrasi yang menyebabkan pasukannya terbelah menkadi dua. Satu

menolak, sedang yang lain menerimanya. Kelompok yang menolak inilah disebut

Khawarij yang bertanggung jawab atas terbunuhnya sang Khalifah.


Setelah pemerintahan yang dipimpin oleh para khalifah, pemerintahan islam itu

berganti menjadi Monarchy heredits (kerajaan turun-temurun). Dinasti-dinastinya

terdiri dari :

1. Dinasti Amawi (Bani Ummayah)

2. Dinasti Abbasiyah (Bani Abbasiyah)

Pada periode klasik (650-1250 M), Islam mengalami dua fase penting: (1)

Fase ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan (650-1000 M). Di fase inilah Islam di

bawah kepemimpinan para khalifah mengalami perluasan pengaruh yang sangat

signifikan, kearah Barat melalui Afrika Utara Islam mencapai Spanyol dan kearah

Timur melalui Persia Islam sampai ke India. Masa ini juga ditandai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan (di bidang agama maupun non agama) dan

kebudayaan. Dalam bidang hukum dikenal para imam mazhab seperti Malik, Abu

Hanifah, Syafi’i, dan Ibn Hanbal. Di bidang teologi dikenal tokoh-tokoh seperti Abu

Hasan al-Asy’ari, al-Maturidi, Wasil ibn Atha’ al-Mu’tazili, Abu al-Huzail, al-

Nazzam dan al-Juba’i. Di bidang ketasawwufan dikenal Dzunnun al-Misri, Abu

Yazid al-Bustami, al-Hallaj dan lainnya lagi. Sementara dalam bidang filsafat dan

ilmu pengetahuan kita mengenal al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Miskawaih, Ibn al-

Haytsam, Ibn Hayyan, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi; (2) Fase disintegrasi

(1000-1250 M) yang ditandai dengan perpecahan dan kemunduran politik umat Islam

hingga berpuncak pada terenggutnya Baghdad oleh bala tentara Hulagu di tahun 1258

M.
II.2 ISLAM PADA ABAT PERTENGAHAN (1250 – 1800 M)

Periode pertengahan (1250-1800 M) dapat dibaca juga dalam dua fase penting: (1)

Fase kemunduran (1250-1500 M) yang penuh diwarnai perselisihan yang terus

meningkat dengan sentimen mazhabiyah (antara Sunni dan Syi’ah) maupun sentimen

etnis (antara Arab dan Persia). Pada masa inilah dunia Islam terbelah yang kemudian

diperparah dengan meluasnya pandangan bahwa pintu ijtihad telah tertutup.

Sementara perhatian terhadap dunia ilmu pengetahuan melemah, kekuatan Kristen

(dimana Perang Salib telah dimaklumatkan oleh Paus Urbanus II sejak dalam Konsili

Clermont tahun 1095 M) justru kian menekan dunia Islam; (2) Fase Masa Tiga

Kerajaan Besar (1500-1800). Keadaan perkembangan Islam secara keseluruhan baru

mengalami kemajuan kembali walaupun tidak sebanding dengan masa sebelumnya

(klasik) setelah berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani di Turki,

kerajaan Mughal di India dan kerajaan Safawi di Persia. Diantara ketiga kerajaan

tersebut yang terbesar dan paling lama bertahan adalah kerajaan Usmani.

A. Kerajaan Usmani

Kerajaan Utsmani didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami

daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina yang bernama Usmani atau Usmani I

dan memproklamirkan diri sebagai Padisyah al Usman atau raja besar keluarga

Usman tahun 1300 M (699 H). Kerajaan yang didirikan oleh Usmani ini selanjutnya

memperluas wilayahnya ke bagian Benua Eropa. Ia menyerang daerah perbatasan

Bizantium dan menaklukkan kota Broessa tahun 1317 M sehingga tahun 1326 M

dijadikan sebagai Ibukota Negara.


Kerajaan Usmani untuk masa beberapa abad masih dipandang sebagai Negara yang

kuat terutama dalam bidang militer. Kemajuan-kemajuan kerajaan Usmani yaitu

dalam bidang pemerintahan dan kemiliteran, bidang ilmu pengetahuan dan budaya

misalnya kebudayaan Persia, Bizantium dan arab, pembangunan Masjid-Masjid

Agung, sekolah-sekolah, rumah sakit, gedung, jembatan, saluran air villa dan

pemandian umum dan di bidang keagamaan.misalnya seperti fatwa ulama yang

menjadi hukum yang berlaku.

Kerajaan Usmani sepeninggal Sultan Al Qanuni, mengalami kemunduran yang

disebabkan oleh berbagai problema yaitu: Tidak dapat menguasai wilayah yang luas,

Kepemimpinannya lemah, Krisis ekonomi

B. Kerajaan Safawi Di Persia

Kerajaan Syafawi, mulanya adalah sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil

(Azerbaijan). Tarekatnya bernama tarekat Safawiyah, nama ini diambil dari nama

pendirinya yang bernama Safi-Al Din dan nama Syafawi dilestarikan setelah

gerakannya berhasil mendirikan kerajaan.

Jalan hidup yang ditempuh Al Din adalah jalan sufi dan mengembangkan tasawuf

Safawiyah menjadi gerakan keagamaan yang sangat berpengaruh di Persia, Syiria dan

Anatolia. Yang semula bertujuan memerangi orang-orang yang ingkar dan

memerangi orang-orang yang ahli bid’ah. Lama kelamaan pengikut tarekat

Syafawiyah berubah menjadi tentara dan fanatik dalam kepercayaan dan menentang

keras terhadap orang selain Syiah


Dalam perkembangannya, kerajaan Syafawi selanjutnya dipimpin oleh Ismail yang

baru berusia tujuh tahun. Ismail beserta pasukannya yang bermarkas di Gilan selama

lima belas tahun mempersiapkan kekuatannya dan mengadakan hubungan dengan

para pengikutnya di Azerbeijan, Syiria dan Anatolia dan pasukan tersebut dinamai

baret merah.

Saat kepemimpinan Ismail, pada tahun 1501 M, pasukannya dapat mengalahkan AK

Koyunlu di Sharur dan Tabriz sehingga Ismail memproklairkan dirinya menjadi raja

pertama dinasti Syafawi dan berkuasa selama 23 tahun.

Masa keemasan kerajaan Syafawi terjadi pada masa kepemimpinan Abbas I yaitu di

bidang pilitik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan bidang pembangunan fisik dan seni.

C. Kerajaan Mughal di India

Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang termuda diantara tiga kerajaan besar Islam.

Kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530). Babur dengan bantuan

Raja Safawi dapat menaklukkan Samarkhad tahun 1494 M. Tahun 1504 M dapat

menduduki Kabul ibukota Afganistan. Setelah itu, Raja Babur mengadakan ekspansi

terus-menerus.

Kemajuan – kemajuan kerajaan mughal diantaranya:

Di bidang Ekonomi, mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan

perdagangan. Masalah sumber keuangan Negara lebih banyak bertumpu pada sektor

pertanian
Di bidang seni dan budaya misalnya karya sastra gubahan penyair istana, penyair

yang terkenal yaitu Malik Muhammad Jayazi dengan karyanya padmavat (karya yang

mengandung pesan kebajikan jiwa manusia), karya-karya arsitektur seperti istana

fatpur Sikri di Sikri, vila dan masjid-masjid

Pada tahun 1858 M kerajaan Mughal juga mengalami kemerosotan, penyebabnya

antara lain: Kemerosotan moral dan para pejabatnya bermewah-mewahan, Pewaris

kerajaan dalam kepemimpinannya sangat lemah dan Kekuatan mililernya juga lemah.

Yang dimaksud disini adalah kerajaan Usmani (Ottoman Empire) di Turki, kerajaan

Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India. Pada masa kejayaannya, masing-

masing kerajaan ini memiliki keunggulan khas di bidang literatur dan arsitektur

sebagaimana terlihat melalui keindahan masjid-masjid dan bangunan lainnya yang

lahir ketika itu. Sedangkan perhatian pada riset ilmu pengetahuan masih terbilang

sangat kurang sehingga turut memberi kontribusi pada menurunnya kekuatan militer

sekaligus politik umat Islam. Sisi lain, dunia Kristen dengan kekayaan yang terus

berlimpah yang diangkut dari Amerika dan Timur Jauh semakin maju baik dalam

bidang ilmu pengetahuan dan kekuatan militernya. Maka sejarah akhirnya mencatat,

kerajaan Usmani terpukul kalah di wilayah Eropa, kerajaan Safawi terdesak oleh

suku-suku Afghan, dan kerajaan Mughal kian mengkerut ditekan raja-raja India.

Puncaknya, Mesir sebagai salah satu simbol dan pusat peradaban Islam ketika itu

runtuh di bawah penaklukan Napoleon di tahun 1798 M.


II.3 ISLAM PADA MASA MODERN (1800 – SEKARANG)

Periode modern (1800 M dan seterusnya) dikenal sebagai era kebangkitan kembali

umat Islam. Kekalahan demi kakalahan tampaknya mulai menyadarkan dunia Islam

bahwa dunia Barat telah mengalami kemajuan sedemikian tinggi yang takkan

mungkin terlawan dengan mengandalkan kekuatan di berbagai aspeknya yang berada

dalam keadaan lemah ketika itu. Dari sinilah muncul ide-ide pembaharuan yang

bermaksud merekonstruksi keadaan dan kualitas umat Islam sehingga memiliki

kepercayaan diri dalam menghadapi ekspansi militer, politik imperialis, dan juga

peradaban kolonial Barat yang semakin passif.


BAB III

PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Perkembangan Islam pada abad pertengahan ini dilakukan melalui tiga jalan yang

dilalui untuk memperkenalkan Islam pada masyarakat Eropa. Ketiga jalan tersebut

adalah Jalan Barat , Jalan Tengah , Jalan Tiimur. Perkembangan Islam, mengalami

dua fase yaitu fase kemajuan dan fase kemunduran. Keadaan perkembangan Islam

secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali walaupun tidak sebanding

dengan masa sebelumnya ( klasik) setelah berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu

kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Mughal di India dan kerajaan Safawi di Persia.

Ada beberapa sektor penting yang muncul sebagai pengaruh perkembangan Islam di

abad pertengahan. Beberapa sektor tersebut diantaranya bidang Politik, bidang

Ekonomi Sosial, bidang Kebudayaan, bidang Pendidikan.

III.2 SARAN

1. Kita dapat meneladani sikap intelektual dan semangat keislaman dari para

Khalifah

2. Kita dapat mengambil berbagai tauladan dari para Khalifah dan semangatnya

memperjuangkan islam

3. Kita dapat memahami dan menghayati sejarah kebudayaan Islam atau dijadikan

pandangan hidup dalam kegiatan sehari –hari


DAFTAR PUSTAKA

 http://matematikaboy.wordpress.com/2011/01/21/sejarah-islam-pada-masa-

pra-islam-dan-masa-klasik/?

blogsub=confirming&blogsub=confirming#blog_subscription-3

 http://saminsyb.blogspot.com/2012/01/ski-perkembangan-islam-pada-

periode.html

 http://adevioktavianingeblog.blogspot.com/2011/11/makalah-perkembangan-

islam-abad.html

 http://sejarah.kompasiana.com/2010/10/05/perkembangan-islam-abad-

pertengahan

Anda mungkin juga menyukai