PENGERTIAN
PIPA GAS
DALAM
REGULASI
PT PGN LNG Indonesia (Tbk)
Bea Perolehan
Pajak Bumi Hak Atas
dan Bangunan Tanah dan
Bangunan
OBYEKNYA BUMI DAN BANGUNAN
PELAKSANANYA DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK
PEMASUKAN BAGI PEMERINTAH OBYEKNYA NILAI PEROLEHAN ATAS
PUSAT BUMI DAN BANGUNAN TERSEBUT
PELAKSANANYA PEMERINTAH DAERAH
MASING-MASING
PEMASUKAN BAGI PEMERINTAH
DAERAH
PASAL 4 AYAT (1) UU NO.12
TAHUN 1985
“Yang menjadi subyek pajak adalah orang
DEFINISI DARI HAK ATAS TANAH TERDAPAT PADA PASAL 2 AYAT (3) UU RI
NO. 20 TAHUN 2000 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN
BANGUNAN,
”Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Milik atas Satuan Rumah Susun,
Hak Pengelolaan”
DEFINISI DARI BANGUNAN TERDAPAT PADA PASAL 1 AYAT (1) UU RI
NO. 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG,
“Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air,
yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau
tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan
khusus.”
Bahwasanya ruas transmisi (pipa gas) tidak termasuk dalam objek pajak menurut UU
RI No. 20 tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan UU RI
No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Maka terhadap ruas transmisi (pipa
gas) tidak dapat dikenakan BPHTB.
Untuk menjawab apakah
ruas transmisi (pipa gas)
dapat dikategorikan