Anda di halaman 1dari 26

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021

Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi


Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
dan
Peraturan Menteri ATR/Ka BPN No. 19 Tahun 2021
Tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No. 19 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum Sebagai Amanat UU No. 11
Asas UU No 11 Tahun 2020 padal 2 : Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
1) Pemerataan hak
2) Kepastian Hukum
3) Kemudahan Berusaha Pengadaan Tanah adalah kegiatan
4) Kebersamaan menyediakan tanah dengan cara memberi
5) Kemandirian
Ganti Kerugian yang layak dan adil
Tujuan UU CK antara lain untuk melakukan
penyesuaian berbagai aspek pengaturan yang
berkaitan dengan peningkatan ekosistem investasi,
kemudahan dan percepatan proyek strategis Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi
nasional yang berorientasi pada kepentingan Pembangunan untuk Kepentingan Umum
nasional yang berlandaskan pada ilmu pengetahuan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
dan teknologi nasional dengan berpedoman pada masyarakat dan mendukung pengembangan
haluan ideologi Pancasila ekonomi dan pelayanan dasar
Landasan Hukum Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Sebelum UUCK Setelah UUCK

PP No. 19 Th 2021 Permen ATR/Ka


UU No 2 Th 2012 Perpres 71 Tahun 2012 Perka BPN No 5 Th 2012 UU No 2 Th 2012
tentang
tentang tentang BPN No. 19 Th
Perpres 40 Tahun 2014 Permen ATR/Ka BPN No 6 Th Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah 2015 Pengadaan Tanah 2021 tentang
Perpres 90 Tahun 2014 UU No. 11 Th 2020 Pengadaan Tanah Ketentuan
bagi Permen ATR/Ka BPN No 22 Th bagi
tentang Cipta Kerja bagi Pelaksanaan PP
Pembangunan Perpres 30 Tahun 2015 2015 Pembangunan
Pembangunan No. 19 Tahun 2021
Perpres 148 Tahun untuk Kepentingan
untuk Kepentingan Permen ATR/Ka BPN No 20 Th
Umum
Untuk Kepentingan
2015 2020 Umum
Umum
Peraturan Menteri ATR/Ka BPN No 19 Tahun 2021 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
PP Nomor 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum

PP 19/2021
Pasal 8 ayat (5)
Perka BPN Perka BPN Permen Permen
Pasal 52
No. 5/2012 6/2015 ATR/Ka BPN ATR/Ka BPN Perpres
Pasal 88,
Pasal 116,
22/2015 20/2020 148/2015
Pasal 132 Ayat 5,
Pasal 139 ayat 4

Permen ATR/Ka BPN No. 19 Tahun 2021 tentang Ketentuan Pelaksanaan Nomor Surat
19 Tahun 2021 Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Edaran
Permen ATR/Ka BPN No. 19 Tahun 2021
terdiri atas 10 Bab, 155 Pasal dan 72 Lampiran
Pengaturan Baru Pengadaan Tanah bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum berdasarkan Undang-Undang Cipta Kerja

Pasal 123 UU 11/2020


“pihak yang menguasai tanah
negara dengan itikad baik” adalah:
Perubahan status tanah dilakukan sampai 1. penguasaan tanah yang diakui oleh
Tambahan 6 (enam) Jenis Kepentingan dengan penetapan lokasi peraturan perundang-undangan;
Inventarisasi dan Identifikasi untuk Satgas A
Umum : 2. tidak ada keberatan dari Masyarakat
1. kawasan Industri Hulu dan Hilir Minyak dan Gas dan B dapat dilakukan oleh Surveyor/
Hukum Adat, kelurahan/desa atau yang
2. kawasan Ekonomi Khusus Penyurvei Berlisensi disebut dengan nama lain, atau pihak lain
3. kawasan Industri atas penguasaan Tanah baik sebelum
4. kawasan Pariwisata maupun selama pengumuman
5. kawasan Ketahanan Pangan Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah Skala Kecil berlangsung; dan
6. kawasan pengembangan teknologi oleh Bupati/Walikota 3. penguasaan dibuktikan dengan kesaksian
yang diprakarsai dan/atau dikuasai oleh Bentuk Ganti kerugian untuk tanah dari 2 (dua) orang saksi yang dapat
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, dipercaya
Wakaf/TKD dapat dalam bentuk uang
atau BUMD.

Pengadaan Tanah Skala Kecil dapat


dilaksanakan melalui tahapan pengadaan
1. Pihak yang Berhak terdiri dari:
tanah atau secara langsung a. pemegang hak atas tanah;
Pengadaan Tanah dalam kawasan hutan b. pemegang hak pengelolaan;
1. Nilai Ganti Kerugian bersifat Final dan c. nazhir untuk tanah wakaf;
melalui mekanisme perubahan peruntukan Mengikat d. pemegang alat bukti tertulis hak
atau pelepasan kawasan hutan 2. Penilai mendampingi saat musyawarah lama;
Jangka waktu berlakunya Penetapan Lokasi e. masyarakat hukum adat;
(Penlok) diberikan selama 3 (tiga) tahun dan f. pihak yang menguasai tanah negara
dapat diperpanjang tanpa memulai proses dari dengan itikad baik;
awal g. pemegang dasar penguasaan atas
tanah; dan/atau
h. pemilik bangunan, tanaman, atau
Kementerian ATR/BPN membantu instansi Pengadilan Negeri wajib menerima benda lain yang berkaitan dengan
yang memerlukan tanah dalam penyusunan penitipan ganti kerugian dalam 14 hari tanah
DPPT (Dokumen Perencanaan Pengadaan 2. Masyarakat hukum adat keberadaannya
Tanah); diperkuat sesuai ketentuan peraturan
Pelibatan Pengguna dan Pengelola BMN perundang-undangan.
dalam Konsultasi Publik
Pengaturan Baru Pengadaan Tanah bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum berdasarkan Undang-Undang Cipta Kerja

Pasal 124 UU 11/2020 Pasal 173 UU 11/2020 Ketentuan Lain

Apabila terdapat persoalan pungutan atau pengenaan tarif 0 %


Pengadaan Tanah untuk PSN konkrit, untuk mengatasinya (nol persen) bea perolehan hak atas
Menteri dapat melakukan tanah dan bangunan dalam
Pengaturan Proses Pengadaan Tanah dapat dilakukan oleh Badan diskresi dalam pengadaan tanah bagi pembangunan
dalam Kawasan Hutan, Lahan Usaha penyelenggaraan urusan untuk kepentingan umum dan
Pertanian/LP2B, Tanah Kas Desa, pemerintah di bidang Proyek Strategis Nasional
Tanah Wakaf, Tanah Asset dan Tanah pengadaan tanah bagi
pembangunan untuk
Negara kepentingan umum
Proyek Strategis Nasional
belum dimuat dalam Rencana
Tata Ruang, Kesesuaian
Kegiatan Pemanfaatan Ruang
diberikan dalam bentuk perubahan data pendukung di luar Penyelesaian laporan dan/atau
penetapan lokasi dapat diajukan pengaduan dari masyarakat kepada
Rekomendasi Kesesuaian
revisi penetapan lokasi berdasarkan pimpinan K/L atau APH terkait
Kegiatan Pemanfaatan Ruang rekomendasi Ketua Pelaksana pengadaan Tanah dan PSN,
Pengadaan Tanah dilakukan dengan
mendahulukan proses
administrasi
Pengadaan Tanah untuk PSN
melalui mekanisme pengadaan
tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum;
ASAS DAN TUJUAN PENGADAAN TANAH

KEMANUSIAAN
Pengadaan tanah harus memberikan perlindungan serta penghormatan terhadap HAM, harkat, dan martabat setiap WN dan
penduduk Indonesia secara proporsional

KEADILAN
Memberikan jaminan penggantian yang layak kepada pihak yang berhak dalam proses pengadaan tanah sehingga
mendapatkan kesempatan untuk dapat melangsungkan kehidupan yang lebih baik

KEMANFAATAN
Hasil pengadaan tanah mampu memberikan manfaat secara luas bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara

Kepastian
Memberikan kepastian hukum tersedianya tanah dalam proses pengadaan tanah untuk pembangunan dan memberikan jaminan
kepada yang berhak untuk mendapatkan ganti kerugian yang layak
ASAS DAN TUJUAN PENGADAAN TANAH

KETERBUKAAN
Proses pengadaan tanah dilakukan dengan musyawarah para pihak tanpa unsur paksaan untuk mendapatkan kesepakatan
bersama

KEIKUTSERTAAN
Dukungan dalam penyelenggaraan pengadaan tanah melalui partisipasi masyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung sejak perencanaan sampai dengan kegiatan pembangunan

KESEJAHTERAAN
Pengadaan tanah untuk pembangunan dapat memberikan nilai tambah bagi kelangsungan kehidupan pihak yang berhak
dan masyarakat secara luas

KEBERLANJUTAN
Kegiatan pembangunan dapat berlangsung secara terus menerus, berkesinambungan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan

KESELARASAN
Pengadaan tanah untuk pembangunan dapat seimbang dan sejalan dengan kepentingan masyarakat dan negara
Tahapan Pengadaan Tanah
Pengadaan Tanah untuk kepentingan umum diselenggarakan melalui tahapan:

1 PERENCANAAN 2 PERSIAPAN

Instansi yang memerlukan tanah Gubernur/Bupati/Walikota


• Data awal dan persetujuan pihak yang berhak
Dokumen Perencanaan Pengadaan objek pengadaan
Tanah • Penetapan lokasi dan pengumuman

Instansi yang

3
memerlukan tanah
PELAKSANAAN
4 PENYERAHAN HASIL ATR/BPN dan Instansi Terkait

ATR/BPN •

Hasil Inventarisasi dan Identifikasi
Hasil Penilaian oleh Appraisal
• Berita Acara Musyawarah
• Berita Acara Penyerahan Hasil • Validasi Pembayaran
• Sertifikasi hasil Pengadaan Tanah • Pelepasan dan Pemberian Ganti Kerugian
• Berita Acara Hasil Pengadaan Tanah
SkemaTahap Perencanaan dan
Persiapan
Perencanaan Pengadaan Tanah

• Perencanaan didasarkan pada • Hasil pengolahan dan Analisa data • Persiapan

Tanah (DPPT)
Pengadaan Tanah

Perencanaan
Dokumen Perencanaan Pengadaan

Tata Laksana Tahapan


Tahapan Perencanaan

rencana tata ruang dan disusun dalam sistematika naskah • Pelaksanaan


prioritas pembangunan DPPT • Pengajuan DPPT
• Instansi yang memerlukan tanah • Naskah DPPT yang telah
diselesaikan dan disepakati
• Perubahan DPPT
dapat melibatkan KL di bidang
pertanahan dan instansi terkait ditetapkan oleh pejabat Instansi
yang memerlukan tanah
• Masa berlaku DPPT selama 2 • DPPT yang telah ditetapkan
tahun diajukan ke gubernur/bupati/wali
• Instansi yang Memerlukan kota
Tanah dapat menunjuk • Jika Instansi yang Memerlukan
Lembaga profesional dan/atau Tanah adalah Badan Usaha, maka
ahli wajib melampirkan surat perjanjian
• Muatan Tambahan Dokumen • Apabila terdapat perubahan data
Perencanaan Pengadaan fisik dan yuridis hasil pelaksanaan
Tanah (DPPT) pengadaan tanah (berdasarkan
• Dilakukan apabila Instansi yang rekomendasi Ketua P2T) dapat
Memerlukan tanah memandang dilakukan perubahan DPPT dan
dijadikan dasar usulan revisi
perlu menambahkan muatan Penetapan Lokasi.
DPPT berkaitan dengan
preferensi Bentuk Ganti
Kerugian
Perencanaan Pengadaan Tanah

• Muatan Dokumen • Muatan Wajib Dokumen • Muatan Tambahan


Muatan DPPT

Muatan Wajib DPPT

Muatan Tambahan DPPT


Perencanaan Pengadaan Perencanaan Pengadaan Dokumen Perencanaan
Tanah (DPPT) : Tanah (DPPT) Pengadaan Tanah (DPPT)
• Maksud dan tujuan rencana
• Muatan Wajib pembangunan;
• Dilakukan apabila Instansi
• Muatan Tambahan • Kesesuaian Kegiatan yang Memerlukan tanah
Pemanfaatan Ruang memandang perlu
• Prioritas Pembangunan menambahkan muatan
nasional/daerah; DPPT berkaitan dengan
• Letak tanah; preferensi Bentuk Ganti
• Luas tanah yang dibutuhkan; Kerugian
• Gambaran umum status tanah;
• Perkiraan jangka waktu
pelaksanaan Pengadaan Tanah;
• Perkiraan jangka waktu
pelaksanaan pembangunan;
• Perkiraan nilai tanah;
• Rencana penganggaran;
• Preferensi bentuk Ganti
Kerugian;
Persiapan Pengadaan Tanah
Skema Tahapan Pelaksanaan dan Penyerahan Hasil

11
Pelaksanaan Pengadaan Tanah
Pelaksanaan Pengadaan Tanah

Permohonan pelaksanaan • Ketua Pelaksana Pengadaan •Data Pihak yang Berhak dan Objek

Inventarisasi dan Identifikasi


Permohonan Pelaksanaan
Pengadaan Tanah

Persiapan Pelaksanaan
dari Instansi yang memerlukan Pengadaan Tanah meliputi :
Tanah membentuk :
tanah dilengkapi dengan : 1. nama, pekerjaan, dan alamat Pihak
• Satgas A untuk Pengukuran yang Berhak;
1. SK Penetapan Lokasi;
2. DPPT;
dan pemetaan Objek 2. nomor induk kependudukan atau
3. data awal pihak yang berhak dan objek Pengadaan Tanah, dapat identitas diri lainnya Pihak yang
Berhak;
pengadaan tanah; melibatkan surveyor
3. bukti penguasaan dan/atau pemilikan
4. data awal masyarakat terkena dampak; berlisensi. tanah, bangunan, tanaman, dan/atau
5. berita acara kesepakatan; dan • Satgas B untuk Pengumpulan benda yang berkaitan dengan tanah;
6. surat pernyataan pemasangan tanda data pihak yang berhak dan 4. letak tanah, luas tanah dan nomor
identifikasi bidang;
batas bidang tanah. objek pengadaan tanah, dapat
5. status tanah dan dokumennya;
7. Surat pernyataan Izin alih status melibatkan penyurvei 6. jenis penggunaan dan pemanfaatan
penggunaan/pelepasan kawasan berlisensi. tanah;
hutan, aset atas tanah kas desa, tanah
wakaf, tanah ulayat, dan/atau tanah • Pelaksana Pengadaan Tanah 7. pemilikan dan atau penguasaan tanah,
menyusun jadwal kegiatan dan bangunan, dan atau benda lain yang
aset Pemerintah Pusat, berkaitan dengan tanah;
8. Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, RAB BOBP 8. pembebanan Hak Atas Tanah; dan
atau BUMDES • Waktu pelaksanaan Pengadaan 9. Ruang Atas dan Ruang Bawah Tanah.
9. Surat pernyataan kesiapan dan/atau tanah dihitung sejak permohonan •Hasil pelaksanaan tugas Satgas A berupa
dokumen anggaran yang telah pelaksanaan pengadaan tanah Peta Bidang Tanah dan hasil pelaksanaan
mengalokasikan BOPP dan anggaran tugas Satgas B berupa Daftar Nominatif,
GR
dinyatakan sudah lengkap digunakan dalam proses penentuan nilai
Ganti Kerugian
• Pengumuman Peta Bidang Tanah dan
Daftar Nominatif selama 14 Hari
Pelaksanaan Pengadaan Tanah

• Penilaian ganti kerugian oleh Penilai Pertanahan


Penilaian Oleh Penilai
Pertanahan

berdasarkan daftar nominatif dan peta bidang tanah


• Nilai Ganti kerugian yang layak dan adil merupakan nilai
pada saat pengumuman Penetapan Lokasi
pembangunan, bersifat final dan mengikat.

“ N i l a i Ganti Kerugian seharusnya tidak lebih


rendah dari Nilai Pasar Property”
Pelaksanaan Pengadaan Tanah

Musyawarah Bentuk Ganti • Ganti Kerugian dalam keadaan • Penitipan Ganti Kerugian kepada

Tanah Sisa
Musyawarah dan Pemberian Ganti

Ganti Kerugian Keadaan Khusus dan


Kerugian

Penitipan Uang Ganti Kerugian


khusus (bencana alam, biaya Pengadilan Negeri jika:
Kerugian : • Pihak yang Berhak menolak bentuk
a. Uang; pendidikan, menjalankan ibadah, dan/atau besarnya Ganti
pengobatan, pembayaran hutang, Kerugian berdasarkan hasil
b. Tanah pengganti; dan/atau keadaan mendesak musyawarah dan tidak mengajukan
c. Permukiman kembali; lainnya) diberikan paling banyak keberatan ke Pengadilan Negeri;
• Pihak yang Berhak menolak
d. Kepemilikan saham; atau 25 % dari NJOP/ZNT atau besarnya Ganti Kerugian
e. Bentuk lain yang disetujui perkiraan nilai Ganti Kerugian berdasarkan putusan Pengadilan
oleh kedua belah pihak. dari Penilai Negeri/Mahkamah Agung yang
berkekuatan hukum tetap,
• Pihak yang Berhak tidak
Pemberian Ganti Kerugian • Ganti kerugian untuk Tanah diketahui dan/atau Pihak yang
Sisa : Berhak
dilakukan bersamaan dengan
Pelepasan Hak oleh Pihak • luasnya kurang dari 100 M2, • tidak diketahui keberadaannya;
dapat diberikan Ganti Kerugian • Objek Pengadaan Tanah yang akan
yang Berhak setelah dilakukan diberikan Ganti Kerugian: sedang
validasi oleh Pelaksana • luasnya lebih dari 100 M2, dapat menjadi objek perkara di
diberikan Ganti Kerugian setelah pengadilan, masih
pengadaan tanah.
mendapat kajian teknis dipersengketakan
kepemilikannya, diletakkan sita oleh
pejabat yang berwenang; atau, menjadi
jaminan di bank.
Pelaksanaan Pengadaan Tanah

• Pengadilan Negeri paling Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah • Pihak yang Berhak adalah

Pelepasan Hak
Penitipan Uang Ganti Kerugian

Pihak yang Berhak


dilaksanakan oleh Pihak yang Berhak
lama dalam jangka waktu kepada Negara di hadapan Kepala Kantor pihak yang menguasai atau
14 Hari wajib Pertanahan setempat atau pejabat yang memiliki Objek Pengadaan
ditunjuk. Tanah
• menerima Penitipan Ganti
Kerugian. Kuasa Pihak yang Berhak dalam pelepasan • Pihak yang Berhak terdiri :
• Ganti Kerugian yang
hak diberikan kepada : • Pemegang Hak Atas Tanah
a. seorang dalam hubungan darah ke atas,
dititipkan di Pengadilan ke bawah atau ke samping sampai • Penengang Hak Pengelolaan
Negeri berupa uang dalam derajat kedua atau suami/istri bagi Pihak • Nazhir untuk Tanah Wakaf
yang Berhak berstatus perorangan;
mata uang Rupiah. b. seorang yang ditunjuk sesuai dengan • Pemegang alat bukti tertulis
• Pengambilan uang ganti ketentuan anggaran dasar bagi Pihak hak lama
yang Berhak berstatus badan hukum; • Masyarakat hukum adat
kerugian yang dititipkan di atau
Pengadilan Negeri dengan c. ahli waris dalam hal Pihak yang Berhak • Pihak yang menguasai Tanah
Surat Pengantar Ketua
meninggal dunia sebelum pelaksanaan Negara dengan iktikad baik
pemberian Ganti Kerugian.
Pelaksana Pengadaan Dalam hal Pihak yang Berhak berhalangan • Pemegang dasar
Tanah/Kepala Kantor karena hukum maka pelaksanaan penguasaan atas tanah
Pelepasan Hak dilakukan oleh pengampu
Pertanahan. atau wali • Pemilik bangunan, tanaman,
atau benda lain yang
Pemutusan Hubungan Hukum antara Pihak berkaitan dengan tanah
yang Berhak dengan Objek Pengadaan
Tanah sejak dilepaskan hak atas tanahnya
Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah
Pengadaan Tanah Skala Kecil
Merupakan kegiatan menyediakan tanah untuk luasan yang tidak lebih dari 5 (lima) hektar yang dapat
dilaksanakan secara langsung ataupun melalui tahapan

• efisiensi Secara Langsung


Tujuan • efektivitas • dilaksanakan dengan cara
• jual beli/tukar menukar/cara lain yang disepakati.
• dilaksanakan secara langsung oleh Instansi yang
Memerlukan Tanah tidak memerlukan Penetapan Lokasi.
• pengadaan langsung • wajib dilaporkan oleh Instansi yang Memerlukan Tanah
• menggunakan kepada kepala Kantor Pertanahan setempat.
Cara tahapan

• memenuhi Kesesuaian
Melalui Tahapan
Dilakukan dalam hal :
Kegiatan Pemanfaatan • diperkirakan akan mendapat penolakan dari masyarakat
Syarat
Ruang (KKPR) • lokasi Pengadaan Tanah tidak memungkinkan untuk
dipindah

Penetapan Lokasi itetapkan berdasarkan rencana Dokumen


Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) dan rencana
kerja Instansi yang memerlukan tanah oleh
Bupati/Walikota

DPPT Disusun dengan muatan dan study kelayakan minimal


Kunci Sukses Pengadaan Tanah

1. Perencanaan yang baik dan akurat


2. Kepastian ketersediaan Uang Ganti Rugi ataupun Biaya Operasional Pelaksanaan Pengadaan Tanah
3. Tidak adanya penundaan waktu pelaksanaan
4. Tata kelola yang baik dalam pelaksanaan pengadaan tanah:
a) Rincian Anggaran Biaya Operasional
b) Rencana Jadwal Kegiatan
c) Kualitas Daftar Nominatif dan Peta Bidang
d) Kepatuhan terhadap jangka waktu pelaksanaan pengadaan tanah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
5. Dokumen yang berkualitas terdiri dari
a) Peta Bidang dan Daftar Nominatif yang berkualitas
b) Pelepasan Hak dan Pembayaran Ganti Rugi
c) Dokumen Penyerahan Hasil
6. Sinergi dan koordinasi antar K/L dan pihak terkait lainnya
Daftar Proyek Target Beroperasi Dan Selesai Tahun 2022
Sektor Pelabuhan, 1. Pembangunan Jaringan Sungai
Daerah Irigasi Lhok Guci 1. Bendungan Lolak Bendungan
Bandar Udara dan - Bidang 33,22% - Luas 16,93% -Bidang 97,45 % -Luas 99,33%
dan Irigasi
2. Pembangunan Jaringan Irigasi 2. Bendungan Kuwil Kawangkoan
Kereta Jambo Aye Kanan -Bidang 100% -Luas 100%
- Bidang 46,84% -Luas 20,76% 1. Bendungan Margatiga
Pelabuhan Kijing -Bidang 61,8 % -Luas 56,38%
-Bidang 96,53 % -Luas 96,97% 2. Bendungan Way Sekampung
-Bidang 100 % -Luas 100 %
KA Tebing Tinggi-Kuala Tanjung
-Bidang 69,41% -Luas 30,96%
1. Bendungan Sadawarna
- Bidang 66,65% - Luas 61,03%
2. Bendungan Ciawi
- Bidang 98,74% - Luas 94,83%
3. Bendungan Sukamahi
LRT Jabodetabek (DKI Jakarta) - Bidang 99,37% - Luas 94,13%
-Bidang 9,67% -Luas 12,45%
Bendungan Semantok
LRT Jabodetabek (Jawa Barat) -Bidang 95,68 % -Luas 73,61 %
-Bidang 102,2 % -Luas 93,18%
Bendungan Tamblang
-Bidang 100% -Luas 100%

Bendungan Beringin Sila


-Bidang 100 % -Luas 100 %

1. Tol Pasuruan Probolinggo


1. Tol Sigli-Banda Aceh -Bidang 90,85 % -Luas 92,57 %
-Bidang 97,39% -Luas 98% 1. Tol Cisumdawu
1. Tol Cibitung-Cilincing
- Bidang 99% - Luas 99.54%
- Bidang 97,54% -Luas 95,31%
Sektor Jalan 2. Tol Becakayu
2. Tol Cinere-Jagorawi
- Bidang 95,32% - Luas 97,64%
dan 1.Tol Serpong-Cinere
- Bidang 90,84% -Luas 99,74%
- Bidang 95,64% -Luas 96,25%
3. Tol Cibitung-Cilincing
- Bidang 99,75% - Luas 99,68%
Jembatan 4. Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu
- Bidang 82,23% - Luas 95,49%
Keterangan:
- Total Proyek Target Beroperasi dan Selesai Tahun 2022
sebanyak 24 PSN
- 4 Proyek telah selesai pengadaan tanahnya
- Sisa UGK ± Rp117.068.451.023
Permasalahan dan Strategi Percepatan
Pelaksanaan Pengadaan Tanah

(1) Banyaknya Perkara atau (1) Disharmonisasi Beberapa


Sengketa terkait Obyek Ketentuan Peraturan
Pengadaan Tanah

COMP- (2) Banyaknya Laporan dan REGU- (2) Pemahaman Instansi yang
LAINT Pengaduan Masyarakat terkait Memerlukan Tanah terhadap
Pengadaan Tanah yang LATION Regulasi Pengadaan Tanah
Menyebabkan Banyak Waktu yang Masih Lemah
P2T Tersita untuk Memberikan
Keterangan atau BAP

Strategi Strategi

● Tim Advokasi intens mendampingi P2T


● Sosialisasi regulasi Pengadaan Tanah
yang terkena masalah hukum
● Pembahasan lebih intensif dengan
● Biro Hukum & Dirjen 7 memberikan Kementerian/Lembaga terkait
pendampingan yang intens untuk
pengadaan tanah on going dan diusulkan
untuk ada Tim Khusus
Permasalahan dan Strategi Percepatan
Pelaksanaan Pengadaan Tanah
(1) Permasalahan Hukum yang (1) Tanah Berkarakteristik Khusus
Dihadapi Para Panitia yang Memerlukan Perlakuan
Pengadaan Tanah (P2T) Khusus

LAW (2) Penggunaan Aplikasi SIPT oleh LAND (2) Layanan KKPR Masih Manual
P2T yang Masih Rendah dan Lama serta terdapat
Sehingga Basis Data Perbedaan Pemahaman
Pengadaan Tanah Tidak terhadap Pihak yang Memohon
Tersedia dengan Baik dan KKPR
Tidak Bisa Tersaji dengan
Cepat
Strategi
Strategi

● Pembahasan lebih intensif dengan


● Seluruh P2T harus menggunakan
Kementerian/Lembaga terkait
SIPT dan diberikan punishment
untuk yang tidak ● Penyesuaian Regulasi agar Pelayanan
● APIP dan Humas harus lebih proaktif Menjadi Lebih Terstruktur dan
memberikan pendampingan terkait Terarah
pelaksanaan Pengadaan Tanah
Terima Kasih
#KementerianATRBPN

Anda mungkin juga menyukai