Anda di halaman 1dari 8

PROSEDUR PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM DI WILAYAH IKN

1) Dasar Hukum Pengadaan Tanah untuk kepentingan umum


a) Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2022 tentang Perolehan Tanah dan
Pengelolaan Pertanahan di Ibu Kota Nusantara
b) Perubahan Beberapa ketentuan dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun
2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum kedalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Pasal 173 dan Pasal 185 huruf b.
c) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021 tentang Penyelanggaraan
Pengadaan tanah Bagi Pembangunan Kepentingan Umum
2) Prosedur Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum di Wilayah IKN

A. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2022 tentang


Perolehan Tanah dan Pengelolaan Pertanahan di Ibu Kota
Nusantara Adapun proses pengadaan tanah diwilayah IKN dilakukan
sebagai berikut;
1) Pengadaan Tanah dilakukan melalui mekanisme :
- Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan umum; atau
- Pengadaan Tanah secara Langsung
2) Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk kepentingan umum
diselenggaran melalui tahapan:
a) Perencanaan;
b) Persiapan;
c) Pelaksanaan; dan
d) Penyerahan hasil
 Tahapan Perencanaan dilakukan oleh Otorita IKN melibatkan
Kementerian Agaria/Pertanahan dan tata ruang, kementerian Pekerjaan
Umum dan Oerumahan Rakyar, Kementerian/Lemabaga terkait dan/atau
perangkat daerah membuat DPPT (dokumen Perencaan Pengadaan
Tanah)
 Tahapan Persiapan, kepala otorita membentuk tim persiapan
pengadaan tanah, tim persiapan pengadaan tanah bertugas untuk
melaksanakan pemberitahuan rencana pembangunan, pendataan awal
lokasi rencana pembangunan, melaksanakan konsultasi publik,
menyiapkan lokasi pembangunan, mengumumkan penetapan lokasi
pembangunan untuk kepentingan umum.
 Tahapan pelaksanaan dan tahapan penyerahan hasil dilaksanakan
kementerian menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
agrarian/pertanahan dan tata ruang
3) Pengadaan Tanah Secara Langsung
Sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor 65 Tahun 2022 tentang
Perolehan Tanah dan Pengelolaan Pertanahan di Ibu Kota Nusantara Pasal
10 Dalam rangka efisiensi dan efektivitas, perolehan tanah IKN dapat
dilakukan melalui pengadaan tanah secara langsung oleh Otorita Ibu Kota
Nusantara dengan pihak yang berhak dengan cara :
- jual beli,
- hibah
- pelepasan secara sukarela, ruislag, atau
- cara lain yang disepakati.
Dalam hal Pengadaan Tanah secara langsung tidak tercapai kesepakatan,
perolehan Tanah di Ibu Kota Nusantara menggunakan mekanisme
Pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk Kepentingan Umum.

Perpres ini tidak memberikan prosedur secara rinci terkait dengan


Pengadaan tanah di Wilayah IKN. Prosedur lengkap pengadaan tanah
merujuk pada PP No. 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

B. Berdasarkan Peraturan Nomor 19 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum
Merujuk Pada Peraturan Perundang-undangan yang mengatur khusus
mengenai mekanisme pengadaan tanah guna melengkapi prosedur
pengadaan tanah di Wilayah IKN merujuk pada Undang-Undang Nomor
Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum yang telah diubah melalui Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Pasal 173 dan Pasal 185 huruf b dengan
Peraturan Pelaksananya Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi pembangunan untuk
kepentingan umum. Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
kepentingan umum diselenggarakan melalui tahapan: perencanaan,
persiapan, pelaksanaan dan penyerahan hasil.
1. Rencana Pengadaan Tanah,
Rencana Pengadaan tanah disusun oleh instansi yang memerlukan tanah
dengan melibatkan kementerian/ lembaga yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pertanahan dan instansi teknis terkait.
Membuat Dokumen rencana Pengadan Tanah yang memuat paling sedikit
tentang : rencan apembangunan, letak tanah, perkiraan nilai tanah,
rencana penganggaran, prefensi bentuk ganti kerugian. Perkiraan Nilai
tanah untuk menguraikan perkiraan ganti kerugian objek pengadaan
tanah, meliputi:
a. Tanah
b. Ruang atas tanah dan ruang bawah tanah
c. Bangunan
d. Tanaman
e. Benda yang berkaitan dengan tanah
f. Kerugian yang dapat dinilai
2. Rencana Persiapan
Gubernur melaksanakan tahapan persiapan dan menerima dokumen
perencanaaan kemudian pembentukan Tim persiapan guna
melaksanakan tugas:
1) melaksanakan pemberitahuan rencana pembangunan;
Pemberitahuan disampaikan secara langsung maupun tidak
langsung, secara langsung melalui sosialisasi, tatap muka dan/atau
surat pemberitahuan, pemberitahuan tidak langsung melalui media
cetak/ elektronik.
2) melaksanakan pendataan awal lokasi rencana pembangunan;
Yang dimaksud kegiatan pendataan adalah kegiatan pengumpulan
data awal pihak yang berhak dan objek pengadaan tanah. Sesuai
dengan Pasal 18 PP No. 19 Tahun 2021 Pihak yang berhak terdiri
atas:
a. Pemegang Ha katas Tanah
b. Pemegang Hak Pengelolaan
c. Nazhir untuk wakaf
d. Pemegang alat bukti tertulis hak lama
e. Masyarakat hukum adat
f. Pihak yang menguasai tanah negara dengan itikad baik;
g. Pemegang dasar penguasaan atas tanah da/atau
h. Pemilik bangunan, tanaman atau benda lain yang berkaitan
dengan tanah
3) melaksanakan Konsultasi Publik rencana pembangunan
konsultasi publik guna mendapat kesepakatan lokasi rencana
pembangunan dari pihak yang berhak. Rencana pembangunan yang
dapat dilakukan secara bertahap. Dengan mengundang pihak yang
berhak dan mengundang masyarakat yang terkena dampak untuk
hadir, undangan diberikan paling lamab 3 hari sebelum pelaksanaan
konsultasi Publik.
Dalam hal pihak yang berhak tidak diketahui maka pemberitahuan
dilakukan melalui pengumuman di Kantor Kelurahan/Desa/
Kecamaatan, medaia cetak, media elektronik. Pada tahap ini Tim
persiapan akan menjelaskan mengenai rencana pengadaan tanah
yang meliputi;
a) Maksud dan tujuan rencana pembangunan kepentingan umum
b) Tahapan waktu proses penyelenggaraan pengadaan tanah
c) Peran penilai dalam menentukan nilai ganti kerugian
d) Insentif yang akan diberikan kepada pihak yang berhak
e) Objek yang dinilai ganti kerugian
f) Hak dan kewajiban pihak yang berhak, Pengelola barang
dan/atau Pengguna Barang dan masyarakat yang terkenda
dampak
4) menyiapkan Penetapan Lokasi pembangunan;
- Permohonan penetapan lokasi pembangunan dari instansi dijaukan
kepada gubernur
5) mengumumkan Penetapan Lokasi pembangunan untuk Kepentingan
Umum;
- Gubernur bersama instansi yang memerlukan tanah mengumumkan
penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum
6) melaksanakan tugas lain yang terkait persiapan Pengadaan Tanah
bagi pembangunan untuk Kepentingan Umum yang ditugaskan oleh
gubernur.
3. Pelaksanaan pengadaan Tanah
1) Kepala Kantor Wilayah Menugaskan kepala Kantor Pertanahan sebagai
ketua pelaksanana pengadaan tanah.
2) Penyiapan Pelaksanaan, berdasarkan penetapan lokasi pembangunan,
instansi yang memerlukan tanah mengajukan permohonan yang
dilengkapi dengan : Keputusan penetapan lokasi, dokumen
perencanaan pengadaan tanah, data awal pihak yang berhak dan
objek pengadaan tanah, data awal masayrakat yang terkena dampak,
berita acara kesepakatan, surat pernyataan pemasangan tanda batas
bidang tanah. satuan tugas Pengadaan tanah akan melakukan
Pengumpulan data fisik dan data yuridis objek pengadaan tanah
3) Inventarisasi dan identifikasi , satuan tugas melaksanakan pengukuran
dan pemetaan yang meliputi:
- Pengukuran dan pemetaan batas keliling lokasi
- Pengukuran dan pemetaan bidang per bidang
Pengumpulan data pihak yang berhak dan objek pengadaan tanah
paling kurang berisi:
a) nama, pekerjaan, dan alamat Pihak yang Berhak
b) nomor induk kependudukan atau identitas diri lainnya Pihak yang
Berhak;
c) bukti penguasaan dan/atau pemilikan tanah, bangunan, tanaman,
dan/atau benda yang berkaitan dengan tanah;
d) letak tanah, luas tanah dan nomor identifikasi bidang;
e) status tanah dan dokumennya;
f) jenis penggunaan dan pemanfaatan tanah;
g) pemilikan danf atau penguasaan tanah, bangunan, danf atau
benda lain yang berkaitan dengan tanah;
h) pembebanan Hak Atas Tanah; dan
i) Ruang Atas dan Ruang Bawah Tanah.
Hasil Inventasis dan identifikasi pihak yang berhal dibuat dalam
bentuk daftar normative untuk objek pengadaan tanah yang telaah
dilakukan pengukuran dan pemetaan bidang tanah dibuat dalam bentuk
peta bidang tanah
Pengumuman Peta bidang tanah dan daftar normative diumumkan di
kantor lurah/desa/kecamatan dan lokasi pembangunan dalam waktu 14
hariUpaya keberatan atas penentuan peta bidang tanah dan data
normative, pihak yang berhak dapat mengakukan Kepada ketua
Pelaksana Pengadaan tanah dalam waktu 14 hari sejak hasil inventasisasi
dan identifikasi diumumkan.
4) Penetapan penilian oleh jasa penilai
Penilaian besarnya ganti kerugian per bidang tanah meliputi;
a) Tanah
b) Ruang atas tanah dan ruang bawah tanah
c) Bangunan
d) Tanaman
e) Benda yang berkaitan dengan tanah
f) Kerugian yang dapat dinilai
Besarnya nilai ganti kerugian:
- Besarnya nilai ganti kerugian merupakan nilai tunggal untuk perbidang
tanah
- Besarnya nilai ganti kerugian bersifat final dan mengikat
- Besarnya nilai ganti kerugian dijadikan dasar musyawarah untuk
menetapkan bentuk ganti kerugian
5) Musyawarah Penetapan bentuk kerugian
- Musyawarah dilhadiri penilai, instansi yang memrlukan tanah dan pihak
yang berhak. Undangan kepada pihak yang berhak disampaikan paling
lama 3 hari sebelum tanggal pelaksanaan musyawarah
- Musyawarah untuk menetapkan bentuk ganti kerugian
- Jika tidak terjadi kesepakatan bentuk/besar nya kerugian pihak yang
berhak dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri setempat
dalam waktu paling lama 14 hari setelah ditandatanganinya berita acara
hasil musyawarah (pasal 75)
- PN memutus bentuk dan atau besarnya ganti rugi dalam waktu paling
lama 30 hari sejak diterimanya pengajuan keberatan
- Pihak yang keberatan terhadap putusan Pengadilan Negeri dalam waktu
paling lama 14 (empat belas) Hari dapat mengajukan kasasi kepada
Mahkamah Agung.
- Mahkamah Agung wajib memberikan keputusan dalam waktu paling lama
30 (tiga puluh) Hari sejak permohonan kasasi diterima.
6) Pemberian ganti Kerugian
- Pemberian ganti kerugian dalam bentuk :Uang, Tanah Pengganti,
Permukiman Kembali, Kepemilikan saham atau, Bentuk lain yang disetujui
oleh kedua belah pihak.
- Bentuk ganti kerugian baik berdiri sendiri maupun gabungan dari
beberapa bentuk kerugian, diberikan sesuia dengan nilai ganti kerugian
yang nominalnya sama dengan nilai yang ditetapkan.
7) Penitipan Ganti Kerugian
- Instansi yang memerlukan tanah mengajukan permohonan penitipan
ganti kerugian kepada ketua Pengadilan Negeri pada wilayah lokasi
pembangunan untuk kepentingan umum
- Permohonan penitipan ganti kerugian dilakukan dalam hal:
a) Pihak yang Berhak menolak bentuk danf/atau besarnya Ganti Kerugian
berdasarkan hasil musyawarah dan tidak mengajukan keberatan ke
Pengadilan Negeri;
b) Pihak yang Berhak menolak besarnya Ganti Kerugian berdasarkan
putusan Pengadilan Negeri/Mahkamah Agung yang telah berkekuatan
hukum tetap;
c) Pihak yang Berhak tidak diketahui dan/atau Pihak yang Berhak tidak
diketahui keberadaannya;
d) Pihak yang Berhak tidak diketahui dan/atau Pihak yang Berhak tidak
diketahui keberadaannya;
1) sedang menjadi objek perkara di pengadilan;
2) masih dipersengketakan kepemilikannya;
3) diletakkan sita oleh pejabat yang berwenang; atau
4) menjadi jaminan di bank.
8) Pemutusan Hubungan Hukum antara Pihak Yang berhak
dengan Objek Pengadaan Tanah;
Objek Pengadaan Tanah yang telah diberikan Ganti Kerugian atau Ganti
Kerugian telah dititipkan di Pengadilan Negeri atau yang telah
dilaksanakan Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah, hubungan
hukum antara Pihak yang Berhak dan tanahnya hapus demi hukum.
Kepala Kantor Pertanahan karena jabatannya, melakukan pencatatan
hapusnya hak
9) Pedokumentasian Data Administrasi Pengadaan Tanah
Pelaksana Pengadaan Tanah melakukan pengumpulan, pengelompokan,
pengolahan, dan penyimpanan data Pengadaan Tanah. Data Pengadaan
Tanah disimpan, didokumentasikan dan diarsipkan oleh kepala Kantor
Pertanahan setempat. Data Pengadaan Tanah dapat disimpan dalam
bentuk data elektronik.
4. Penyerahan Hasil Pengadaan tanah
Ketua pelaksana Pengadaan Tanah menyerahkan hasil Pengadaan Tanah
kepada Instansi yang Memerlukan Tanah disertai data Pengadaan Tanah.

Anda mungkin juga menyukai