Anda di halaman 1dari 63

Pelaksanaan

Pengadaan Tanah Bagi


Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum

Dirangkum oleh :
YUHENDRI YAKUB, S.SiT., M.H
Kepala Bidang Pengadaan Tanah & Pengembangan
Kanwil BPN Provinsi Sumatera Barat
Sekilas Masa Dinas
1998 – Kantah Kab. Padang Pariaman
2000 – Tugas Belajar STPN di Yogyakarta
2004 – Kanwil BPN Prov. Sumbar
2006 – Kasubsi Kantah Kota Bukittinggi
2012 – Kasi Penataan Pertanahan Kantah Kota Solok
2013 – Kasi Survei, Pengukuran dan Pemetaan
Kantah Kota Payakumbuh
2017 – Kasi Pengadaan Tanah Kantah Kota Padang
2018 – Kasi Survei dan Pemetaan Tematik
Kanwil BPN Prov. Sumbar
2019 –Kasi Infrastruktur Pertanahan Kantah Kota Padang
2020 –Kabid Pengadaan Tanah dan Pengembangan
Kanwil BPN Prov. Sumbar
PORTOFOLIO
Pengadaan Tanah
Dasar Hukum Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum

UU NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN
1 UMUM

UU NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA (LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN
2 2020 NOMOR 245, TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6573)

PP NOMOR 19 TAHUN 2021 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGIAN


3 PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

4 PP NOMOR 42 TAHUN 2021 TENTANG KEMUDAHAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL

5 PERMENDAGRI NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG BIAYA OPERASIONAL DAN PENDUKUNG ANGGARAN
PENGADAAN TANAH APBD PROV/KAB/KOTA

6 PMK NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG BIAYA OPERASIONAL DAN PENDUKUNG PMK
PENGADAAN TANAH MELALUI ANGGARAN APBN NO.10 / 2016

PERMEN ESDM NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENYELESAIAN TEKNIS TERHADAP TANAH, BANGUNAN,
7 DAN/ATAU TANAMAN YANG DIKUASAI MASYARAKAT PADA KAWASAN HUTAN DALAM RANGKA PERCEPATAN
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN
Lanjutan……

PERMA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM SENGKETA


8 PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM PADA PERADILAN
TATA USAHA NEGARA

PERMA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN DAN Perma No. 2
9 PENITIPAN GANTI KERUGIAN KE PENGADILAN NEGERI DALAM PENGADAAN TANAH
Tahun 2021
BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

PERATURAN MENTERI ATR/BPN NOMOR 4 TAHUN 2020 TENTANG PENILAI


10 PERTANAHAN

PERATURAN MENTERI ATR/BPN NOMOR 19 TAHUN 2021 TENTANG KETENTUAN


PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2021 TENTANG
11 PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGIAN PEMBANGUNAN UNTUK
KEPENTINGAN UMUM

KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NO : 171-114-2014 TENTANG PENETAPAN


BIAYA OPERASIONAL DAN BIAYA PENDUKUNG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN
12 UNTUK KEPENTINGAN UMUM YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH KAB./KOTA DALAM PROVINSI SUMATERA BARAT

SURAT MENTERI ATR/KA BPN NOMOR 3061/2.1/VII/2016 TANGGAL 1 JULI 2016


13 PERIHAL KETENTUAN PENGELOLAAN BIAYA SATGAS A DAN B DALAM RANGKA
PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
Pengertian

“Kegiatan menyediakan tanah


Pengadaan Tanah dengan cara memberi ganti
(Pasal 1 angka 2 UU No. 2/2012) kerugian yang layak dan adil
kepada pihak yang berhak”

“Tanah, ruang atas tanah dan


bawah tanah, bangunan,
Objek Pengadaan Tanah
(Pasal 1 angka 4 UU No. 2/2012) tanaman, benda yang berkaitan
dengan tanah, atau lainnya yang
dapat dinilai.”
Ganti Kerugian “Penggantian yang layak
(Pasal 1 angka 10 UU No. 2/2012) dan adil kepada pihak yang
berhak dalam proses
pengadaan tanah.”

Kepentingan Umum “Kepentingan bangsa, negara,


(Pasal 1 angka 6 UU No. 2/2012)
dan masyarakat yang harus
diwujudkan oleh pemerintah
dan digunakan sebesar-
besarnya untuk kemakmuran
rakyat.
Asas Pengadaan Tanah
(Pasal 2 UU No. 2 / 2012)

1. Asas Kemanusiaan
Yang dimaksud dengan “asas kemanusiaan” adalah Pengadaan Tanah harus memberikan
pelindungan serta penghormatan terhadap hak asasi manusia, harkat, dan martabat setiap warga
negara dan penduduk Indonesia secara proporsional,

2.Asas Keadilan
Yang dimaksud dengan “asas keadilan” adalah memberikan jaminan penggantian yang layak
kepada Pihak yang Berhak dalam proses Pengadaan Tanah sehingga mendapatkan kesempatan untuk
dapat melangsungkan kehidupan yang lebih baik.

3.Asas Kemanfaatan
Yang dimaksud dengan “asas kemanfaatan” adalah hasil Pengadaan Tanah mampu memberikan
manfaat secara luas bagi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.

4. Asas Kepastian
Yang dimaksud dengan “asas kepastian” adalah memberikan kepastian hukum tersedianya tanah
dalam proses Pengadaan Tanah untuk pembangunan dan memberikan jaminan kepada Pihak yang
Berhak untuk mendapatkan Ganti Kerugian yang layak.
5. Asas Keterbukaan
Yang dimaksud dengan “asas keterbukaan” adalah bahwa Pengadaan Tanah untuk pembangunan
dilaksanakan dengan memberikan akses kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan Pengadaan Tanah.
6. Asas Kesepakatan
Yang dimaksud dengan “asas kesepakatan” adalah bahwa proses Pengadaan Tanah dilakukan
dengan musyawarah para pihak tanpa unsur paksaan untuk mendapatkan kesepakatan bersama.
7. Asas Keikutsertaan
Yang dimaksud dengan “asas keikutsertaan” adalah dukungan dalam penyelenggaraan Pengadaan
Tanah melalui partisipasi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, sejak perencanaan
sampai dengan kegiatan pembangunan.
8. Asas Kesejahteraan
Yang dimaksud dengan “asas kesejahteraan” adalah bahwa Pengadaan Tanah untuk pembangunan
dapat memberikan nilai tambah bagi kelangsungan kehidupan Pihak yang Berhak dan masyarakat secara
luas.
9. Asas Keberlanjutan
Yang dimaksud dengan “asas keberlanjutan” adalah kegiatan pembangunan dapat berlangsung
secara terus-menerus, berkesinambungan, untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
10. Asas Keselarasan
Yang dimaksud dengan “asas keselarasan” adalah bahwa Pengadaan Tanah untuk pembangunan
dapat seimbang dan sejalan dengan kepentingan masyarakat dan negara.
Jenis-jenis Kepentingan Umum
(Pasal 10 UU No. 2 / 2012)

a. Pertahanan dan keamanan nasional; k. Tempat pemakaman umum


b. Jalan umum, jalan tol, terowongan, pemerintah/pemda;
jalur kereta api, stasiun kereta api, dan l. Fasilitas sosial, fasilitas umum, dan
fasilitas operasi kereta api; ruang terbuka hijau publik;
c. Waduk, bendungan, bendung, irigasi, m. Cagar alam dan cagar budaya;
saluran air minum, saluran n. Kantor pemerintah pusat/pemda/desa;
pembuangan air dan sanitasi, dan o. penataan permukiman kumuh
bangunan pengairan lainnya; perkotaan dan/atau konsolidasi tanah,
d. Pelabuhan, bandar udara, dan terminal; serta perumahan untuk masyarakat
e. Infrastruktur minyak, gas, dan panas berpenghasilan rendah dengan status
bumi; sewa termasuk pembangunan rumah
f. Pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, umum & rumah khusus
dan distribusi tenaga listrik; p. Prasarana pendidikan atau sekolah
g. Jaringan telekomunikasi dan pemerintah/pemda;
informatika pemerintah; q. Prasarana olahraga pem/pemda; dan
h. Tempat pembuangan dan pengolahan r. Pasar umum dan lapangan parkir umum.
sampah;
i. Rumah sakit pemerintah/pemda
j. Fasilitas keselamatan umum;
Berdasarkan Pasal 123 angka 2 UU No. 11/ 2020 tentang Cipta Kerja bahwa Jenis
Kepentingan Umum pada Pasal 10 UU No. 2/2012 terdapat penambahan, yaitu :

a. Kawasan Industri Hulu dan Hilir Minyak dan Gas yang diprakarsai dan atau dikuasai oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik
Daerah;
b. Kawasan Ekonomi Khusus yang diprakarsai dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah;
c. Kawasan Industri yang diprakarsai dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah;
d. Kawasan Pariwisata yang diprakarsai dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Fusat, Pemerintah
Daerah, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah;
e. Kawasan Ketahanan Pangan yang diprakarsai dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah; dan
f. Kawasan Pengembangan teknologi yang diprakarsai dan/atau dikuasai oleh Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah.
Sumber Dana Pengadaan Tanah
(Pasal 52 UU No. 2/2012)

1. Pendanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum


bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD).
2. Dalam hal Instansi yang memerlukan tanah Badan Hukum
Milik Negara/Badan Usaha Milik Negara yang mendapatkan
penugasan khusus, pendanaan bersumber dari internal
perusahaan atau sumber lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
Tahapan Pengadaan Tanah
(Pasal 13 UU No.2/2012)

I. PERENCANAAN II. PERSIAPAN III. PELAKSANAAN IV. PENYERAHAN HASIL


• Instansi yang memerlukan
• Instansi yang memerlukan • BPN (Pelaksana Pengadaan • BPN (Pelaksana
tanah
tanah Tanah) Pengadaan Tanah)
• Pemerintah Provinsi (Tim
• Penilai Pertanahan • Instansi yang memerlukan
Pesiapan)
• “Instansi yang tanah
memerlukan tanah
membuat perencanaan
pengadaan tanah dengan
melibatkan kementerian/
Lembaga yang
menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang
pertanahan”

• (Pasal 123 angka 3 UU No.


11/2020)
I.

TAHAPAN PERENCANAAN
1. Maksud dan tujuan rencana pembangunan
2. Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
Muatan Dokumen 3. Prioritas Pembangunan Nasioanal/ Daerah
Perencanaan Pengadaan 4. Letak tanah
Tanah (DPPT) 5. Luas tanah yang dibutuhkan
(Pasal 6 ayat PP No. 19 Tahun
6. Gambaran umum status tanah
2021)
7. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengadaan
Tanah
DPPT berlaku untuk jangka waktu 2 8. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan
( dua ) tahun sejak ditetapkan pembangunan
(Pasal 8 ayat (3) PP No. 19/2021) 9. Perkiraan nilai tanah
10. Rencana penganggaran
11.Preferensi bentuk ganti kerugian
II.

TAHAPAN PERSIAPAN
Pembentukan TIM (SK Gubernur)

1.TIM Verifikasi 2. TIM Persiapan


a) Asisten bidang urusan pemerintahan (ketua) a) Asisten bidang urusan pemerintahan (ketua)
b) Perangkat Daerah yang membidangi urusan pertanahan b) Biro Pemerintahan Sekda
c) Biro Pemerintahan Sekda c) Biro Hukum Sekda
d) Biro Hukum Sekda d) Bupati/ Walikota
e) Dinas terkait e) Perangkat Daerah Prov. Urusan pertanahan
f) Kabid Pengadaan Tanah Kanwil BPN
Tugas Tim Verifikasi g) Unsur Perangkat Daerah Prov. Terkait
1. Verifikasi muatan DPPT sesuai dan lengkap h) Camat
2. Menetapkan tanggal diterima DPPT setelah verifikasi i) Lurah
j) Unsur Instansi Teknis
k) Sekretariat
3. TIM Kajian Keberatan
a) Sekretaris Daerah Provinsi
Tugas Tim Persiapan
b) Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi
1. Memberitahukan Rencana Pembangunan
c) Instansi di Bidang Perencanaan Pembangunan
2. Melakukan Pendataan Awal
Daerah
3. Melaksanakan Konsultasi Publik Pembangunan
d) Kakanwil KUMHAM
4. Menyiapkan Penetapan Lokasi
e) Bupati/ Walikota/ yang ditunjuk
5. Mengumumkan Penetapan Lokasi
f) Akademisi
6. Melaksanakan tugas lain terkait persiapan
Tugas Tim Kajian Keberatan
1. Menginvetarisasi masalah yang keberatan
2. Melakukan Pertemuan dengan pihak yang keberatan
3. Membuat Rekomendasi diterima/ ditolaknya
keberatan
1. Pemberitahuan Rencana Pembangunan
(Pasal 12 PP No. 19/2021)

Materi :
Secara Langsung Tidak Langsung
1. Maksud dan tujuan rencana
pembangunan;
2. Letak tanah dan luas tanah yang
- Sosialisasi Tatap dibutuhkan;
- Media Cetak ,
Muka/ Virtual 3. Tahapan rencana pengadaan tanah;
- Media
- Surat 4. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan
Elektronik
Pemeberitahuan pengadaan tanah;
5. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan
pembangunan;
6. Informasi lainnya yang dianggap
perlu;
7. Pemberitahuan disampaikan secara
langsung, kepada masyarakat melalui
sosialisasi, tatap muka, dan surat
pemberitahuan
2. Pendataan Awal Lokasi Rencana Pembangunan

1.Pendataan awal lokasi rencana pembangunan meliputi


kegiatan pengumpulan data awal Pihak yang Berhak dan
Objek Pengadaan Tanah (Pasal 17 PP No. 19/2021)

2. Pihak yang berhak (Perseorangan, Badan hukum, Badan


sosial, Badan keagamaan, Instansi pemerintah (pusat,
daerah, desa), Bank Tanah, BUMN, BUMD dan BUMDes)
(Pasal 18 ayat (1) PP No. 19/2021)
3. Konsultasi Publik
(Pasal 29 PP No. 19/2021)

1. Dilaksanakan di kantor kelurahan/ desa/camat


2. Undangan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum
konsultasi publik dilaksanakan
3. Tim persiapan menjelaskan maksud dan tujuan rencana
pembangunan, tahapan pengadaan tanah, peran
penilai dalam menentukan nilai ganti rugi, dsb
4. Konsultasi publik dilakukan secara dialogis
5. Apabila pihak yang berhak tidak diketahui
keberadaannya, dilakukan melalui pengumuman di
kantor lurah/camat/media cetak/elektronik
4. Penetapan Lokasi

Ditetapkan oleh Gubernur


(Pasal 19 ayat (6) UU No. 2/2012 )

Berlaku 2 (dua) tahun dan Berlaku 3 tahun dan


dapat diperpanjang paling dapat diperpanjang 1
lama 1 (satu) tahun. Menjadi kali untuk 1 tahun.
(Pasal 123 angka 6 UU No.
(Pasal 24 UU No. 2/2012)
11/2020)

Dalam hal Penetapan Lokasi atau perpanjangan Penetapan Lokasi atau


Pembaruan Penetapan Lokasi akan berakhir atau telah berakhir dan
masih terdapat kegiatan yang belum selesai sebelum berlakunya
Peraturan Menteri ini, diberikan penambahan jangka waktu selama 1
(satu) tahun terhitung sejak berakhirnya Penetapan Lokasi atau
perpanjangan Penetapan Lokasi atau Pembaruan Penetapan Lokasi
(Pasal 153 ayat (1) Permen ATR/Kepala BPN Nomor 19/2021)
5. Pengumuman Penetapan Lokasi

1. Gubernur bersama Instansi yang memerlukan tanah mengumumkan penetapan lokasi


pembangunan untuk Kepentingan Umum.
(Pasal 26 UU No. 2/2012)

2. Pengumuman Penetapan Lokasi pembangunan memuat nomor dan tanggal keputusan


penetapan Lokasi, peta lokasi pembangunan, maksud dan tujuan pembangunan, letak dan
luas tanah yang dibutuhkan, perkiraan jangka waktu pelaksanaan pengadaan Tanah dan
perkiraan jangka waktu pembangunan.
(Pasal 48 ayat (2) PP No. 19/2021)

3. Pengumuman Penetapan Lokasi dilakukan di kantor Kelurahan/Desa atau nama lain, kantor
Kecamatan, dan atau kantor Bupati/Walikota dan di lokasi pembangunan Diumumkan
melalui media elektronik selama 10 (sepuluh) hari.
(Pasal 49 PP No. 19/2021)
III.

TAHAPAN PELAKSANAAN
1. Penyiapan Pelaksanaan
(Pasal 82 Permen ATR/BPN No. 19/2021)

Instansi yang
Kanwil BPN
memerlukan tanah
1. Permohonan Tertulis
2. Menyampaikan Penjelasan/ Pemaparan
mengenai Permohonan Pelaksanaan PT
dihadapan Kakanwil
3. Lampiran Permohonan : 1. Verifikasi Permohonan
a.DPPT 2. Verifikasi dilakukan max 3 (tiga) hari
b.Dokumen Persiapan : setelah permohonan diterima
-Keputusan SK Penlok dan Peta Lokasi
Pembangunan
3. Apabila lengkap, dibuat Berita Acara
-Data Awal Pihak yang berhak dan objek PT. penerimaan permohonan.
-Berita Acara kesepakatan lokasi dalam 4. Apabila tidak lengkap, berkas
Konsultasi Publik permohonan dikembalikan untuk
-Surat pernyataan pemasangan tanda batas dilengkapi/ perbaiki
c. Surat Persetujuan Pelepasan/ Penggunaan
Kawasan Hutan, Izin Alih fungsi lahan/ status
5. Waktu pelaksanaan PT terhitung
penggunaan/ pelepasan asset tanah desa, sejak Berita Acara penerimaan
ulayat, wakaf, aset pemerintah, Bank tanah, permohonan ditandatangani.
BUMN, BUMD, dalam hal terdapat bidang
tanah yang berstatus tanah tsb diatas.
d. Surat Pernyataan kesiapan/ dokumen
anggaran/ alokasi BOBP serta anggaran ganti
kerugian
➢Dilaksanakan oleh Kepala Kantor Wilayah
BPN selaku Ketua

➢Kakanwil BPN dapat memobilisasi pegawai


di lingkungan unit kerjanya

Pelaksanaan ➢Kakanwil BPN dapat menugaskan


Pengadaan Tanah Kakantah sebagai Ketua Pelaksana
Pengadaan Tanah, dg mempertimbangkan
efisiensi, efektifitas, kondisi geografis, dan
sumber daya manusia.

➢SK P2T dan SK Penugasan ditetapkan


dengan Keputusan Kakanwil.
Susunan Keanggotaan P2T

Kanwil Kantah Kab/ Kota

1. Kakanwil BPN ( Ketua merangkap


anggota);
2. Kabid Pengadaan Tanah ( anggota);
3. Kakan Pertanahan setempat 1. Kakan Pertanahan (ketua
(anggota); merangkap anggota);
4. Pejabat perangkat daerah prov 2. Kasi PT atau Pejabat Fungsional
setingkat Es III yg menangani (anggota);
urusan pertanahan (anggota); 3. Pejabat SKPD Daerah Kab/Kota
5. Pejabat perangkat daerah Kab/Kota setingkat Es. IV yg menangani
setingkat Es III yang menangani urusan pertanahan (anggota);
urusan pertanahan (anggota); 4. Camat (anggota);
6. Camat atau nama lain setempat 5. Lurah/ Wali Nagari (anggota);
(anggota); 6. Pejabat Fungsional di seksi PT
7. Lurah/Walinagari pada lokasi (sekretaris merangkap anggota).
pengadaan tanah (anggota);
8. Pejabat fungsional dari Bidang
Pengadaan Tanah (Sekretaris
merangkap anggota)
1. Koordinasi dengan Instansi yang
memerlukan Tanah; Instansi terkait, Penilai
Pertanahan, Tokoh Masyarakat dan Pihak
Lain yang dianggap perlu;
2. Membuat rapat, rencana kerja dan jadwal
pelaksanaan;
Tugas Pelaksana 3. Menyiapkan Pembentukan Satgas;
Pengadaan Tanah 4. Memperkirakan Kendala yg mungkin
terjadi;
5. Menyusun strategi dan solusi;
6. Menyiapkan administrasi dan mengajukan
kebutuhan BOBP;
7. Menetapkan Penilai atas usulan Instansi
yang memerlukan Tanah
SEKRETARIAT
(Pelaksana Pengadaan Tanah dibantu oleh Sekretariat P2T)

Keanggotaan Tugas

• Pejabat atau staf yang • menyiapkan


ditunjuk Ketua P2T. administrasi
• Minimal 4 (empat) pengadaan tanah
orang/ dapat ditambah (keuangan,
dengan pertimbangan pendokumentasian,
luasan, jumlah bidang,
dan surat menyurat).
letak geografis objek PT
SATGAS
(Ketua Pelaksana membentuk Satgas A dan Satgas B)

Satgas A Satgas B
• Membidangi pengumpulan • Membidangi
data fisik pengumpulan data yuridis
• Ketua dan anggota objek pengadaan tanah
minimall 2(dua) orang • Ketua dan anggota
• Mempunyai Kompetensi di minimall 2(dua) orang
bidang survey, pengukuran • Mempunyai kompetensi
dan pemetaan di bidang pertanahan,
• Dapat menambah anggota hukum/ manajemen
unsur perangkat sebagai • Dapat menambah
penunjuk batas bidang dan anggota instansi teknis
menggunakan survey terkait dan survey
berlisensi berlisensi
2. Inventarisasi Dan Identifikasi

1. Inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan,


penggunaan, dan pemanfaatan tanah meliputi
kegiatan:
a. pengukuran dan pemetaan bidang per bidang
tanah; dan
Pasal 123 angka 7 b. pengumpulan data Pihak yang Berhak dan
UU No. 11 Tahun 2020 Objek Pengadaan Tanah.

2. Inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan,


penggunaan, dan pemanfaatan tanah dilaksanakan
dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) Hari.

3 Pengumpulan data Objek Pengadaan Tanah dapat


dilakukan oleh Surveyor berlisensi.
1.Pemberitahuan kepada pihak yang berhak,
pengelola/pengguna barang, masyarakat yg terkena
dampak, kuasanya
➢ Memuat rencana dimulainya keg.inventarisasi dan
identifikasi
➢ Dilakukan secara langsung (tertulis, tatap muka/virtual)
➢ Diterimanya pemberitahuan dibuktikan dg tanda terima
secara langsung atau media elektronik lainnya.
Inventarisasi Dan Identifikasi
(Pasal 96
Permen ATR/BPN No. 19/2021)
2. Tugas Satgas dalam Penyiapan Inventarisasi dan
Identifikasi

➢ Penyusunan rencana jadwal kegiatan


➢ Penyiapan bahan formulir
➢ Penyiapan peralatan teknis
➢ Koordinasi dengan perangkat Kecamatan dan
Lurah/Walinagari
➢ Penyiapan Peta Kerja bersumber peta trase dan Peta
Bidang Tanah terdaftar di lokasi tersebut.
3. Tugas Satgas dalam Pelaksanaan Inventarisasi dan Identifikasi di lokasi

Satgas A Satgas B
Melakukan : Mengumpulkan Data :

Nama, Pekerjaan, Alamat, NIK


Pengukuran dan Pemetaan batas
keliling lokasi PT sesuai Penlok
Bukti penguasaan/ pemilikan
tanah, bangunan, tanaman dll
Melakukan Pengukuran dan
Letak tanah, luas, NIB, status tanah,
Pemetaan bidang perbidang tanah
dan dokumen, jenis penggunaan/
yang masuk Penlok
pemanfaatan tanah

Data tanaman, bangunan dan benda


Mengolah Data hasil Puldasik objek
lain
PT dan memberikan NIS
Pembebanan Hak Atas Tanah, Ruang
Atas Bawah dan Ruang Bawah Tanah
Hasil Kegiatan Satgas A berupa
Peta Bidang Tanah dan Satgas B
berupa Daftar Nominatif
4. Pengumuman Hasil Inventarisasi Dan Identifikasi
(Pasal 104 – 106 Permen ATR/BPN No. 19 Tahun 2021)

1. Hasil Invetarisasi dan Identifikasi berupa Peta Bidang Tanah dan Daftar Nominatif diserahkan oleh
Ketua Satgas kepada Ketua P2T dengan Berita Acara Hasil Inventarisasi dan Identifikasi
2. Hasil Invetarisasi dan Identifikasi tersebut diumumkan di Kantor Camat, Lurah/ Wali Nagari dan Lokasi
Pengadaan Tanah
3. Pengumuman dilakukan selama 14 hari (memberi kesempatan kepada pihak yang berhak untuk
mencermati data yang diumumkan dan mengajukan keberatan bila dirasa kurang tepat)
4. Verifikasi
a) Apabila ada pihak yang berhak yang keberatan, maka satgas a dan satgas b akan melakukan
verifikasi
b) Bila keberatan diterima maka, daftar nominatif atau peta bidang akan diperbaiki dan dibuat
berita acara yang ditandatangai oleh ketua satgas dan Ketua P2T, Bila keberatan ditolak, maka
dibuatkan berita acara penolakan keberatan yang ditandatangani ketua pelaksana
c) Berita Acara hasil verifikasi/ perbaikan bersifat final dan dijadikan dasar pemberian ganti
kerugian
3. Penetapan Penilai
(Pasal 107 Permen ATR/BPN No. 19/2021)

Surat untuk mengadakan pengadaan penilai


INSTANSI YANG
KETUA PELAKSANA
MEMERLUKAN TANAH
Menyampaikan Penilai Hasil Pengadaan Jasa

SK PENETAPAN PENILAI
PERTANAHAN

1. Penilai Pertanahan melaksanakan penilaian dalam jangka waktu 30 hari kerja


berdasarkan peta bidang tanah, daftar nominatif dan Salinan DPPT.
2. Melaksanakan koordinasi dengan Pelaksana Pengadaan Tanah apabila terdapat
perbedaan daftar nominatif dan peta bidang tanah dengan hasil inspeksi di
lapangan.
3. Penilai Tanah melakukan pemaparan/ ekspos hasil penilaian di depan P2T dan
instansi yang memerlukan tanah Tim Pelaksana pada saat musyawarah.
4. Hasil Penilaian diserahkan kepada P2T dengan berita acara.
Ekspos Penilaian
(Pasal 9 ayat (2) Permen ATR/ BPN Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penilai Pertanahan)

“Dalam hal penilaian dilakukan pada kegiatan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum, penilai pertanahan juga wajib:
a. mencari data pembanding, baik di lokasi pengadaan tanah maupun di lokasi sekitarnya;
b. melakukan ekspos hasil penilaian di hadapan Pelaksana Pengadaan Tanah; dan
c. mendampingi Pelaksana Pengadaan Tanah pada saat musyawarah bentuk ganti kerugian.”
4. Musyawarah Penetapan Bentuk Ganti Kerugian
(Pasal 112 Permen ATR/BPN No. 19/2021)

1. Musyawarah dilaksanakan secara langsung oleh P2T didampingi Penilai dan Instansi yang
memerlukan tanah untuk menyampaikan besarnya ganti kerugian hasil penilaian dan
menentukan bentuk ganti kerugian.
2. Bentuk Ganti Kerugian : Uang, tanah pengganti, kepemilikan saham/ bentuk lain yang
disepakati oleh kedua belah pihak
3. Undangan kepada pihak yang berhak disampaikan 5(lima) hari sebelum musyawarah.
4. Hasil Musyawarah dituangkan dalam bentuk berita acara kesepakatan yang memuat
pihak yang setuju, tidak setuju, tidak hadir dan tidak memberikan kuasa.
5. Validasi oleh ketua pelaksana 5 (lima) hari sejak berita acara kesepakatan bentuk ganti
kerugian di tandatangan sebagai dasar pemberian ganti kerugian
6. Pihak yang berhak dan belum sepakat dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan
Negeri paling lama 14 (empat belas) hari setelah di tandatangan berita acara
musyawarah .
5. Pemberian Ganti Kerugian

1. Ganti Kerugian dapat diberikan dalam bentuk:


a. uang;
b. tanah pengganti;
c. permukiman kembali;
d. kepemilikan saham; atau
e. bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah pihak.
(Pasal 123 angka 9 UU No. 11/2020)

3. Pemberian Ganti Kerugian dibuat dalam berita acara pemberian Ganti Kerugian dilampiri :
a. daftar Pihak yang Berhak penerima Ganti Kerugian;

a. daftar bentuk dan besarnya Ganti Kerugian yang telah diberikan;


b. daftar Pihak yang Berhak penerima Ganti Kerugian;
c. daftar dan bukti pembayaran kwitansi; dan
d. berita acara Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah.
(Pasal 85 PP No. 19/2021)
1. Dalam hal terdapat sisa tanah dari bidang tanah
yang terkena dampak PT tidak dapat fungsikan
lagi, masyarakat mengajukan permohonan
kepada ketua pelaksana untuk diberikan ganti
kerugian
2. Sisa tanah yang luasnya tidak lebih dari 100 m2
Pemberian Ganti Kerugian dan tidak dapat difungsikan dapat diberi ganti
Tanah Sisa kerugian
(Pasal 70 PP Nomor 19/2021) 3. Sisa tanah yang luasnya lebih dari 100 m2, P2T
melakukan kajian dan berkoordinasi dengan
instansi yang memerlukan tanah dan instansi
teknis untuk memberikan rekomendasi
diberikan/ tidak diberikan atau memberikan
akses.
6. Penitipan Ganti Kerugian
(Pasal 128 Permen ATR/BPN No. 19/2021)

Permintaan
Instansi yang Pengadilan
Ketua Pelaksana memerlukan tanah Negeri

Penitipan Ganti Kerugian dimaksud dilakukan dalam hal:


1. Pihak yang berhak menolak bentuk ganti kerugian dan tidak mengajukan
keberatan ke PN;
2. Pihak yang berhak menolak besarnya ganti kerugian berdasarkan putusan
PN/MA yang telah berkekuatan hukum tetap;
3. Pihak yang berhak tidak diketahui keberadaannya;
4. Objek sedang menjadi objek perkara di pengadilan, masih dipersengketakan
kepemilikannnya, diletakan sita oleh pejabat yang berwenang dan menjadi
jaminan di Bank.
7. Pelepasan Objek Pengadaan Tanah
(Pasal 130 Permen ATR/BPN No. 19/2021)

1.Dilaksanakan oleh pihak yang berhak kepada negara di hadapan Kepala Kantor
Pertanahan setempat atau pejabat yang ditunjuk oleh ketua P2T bersamaan
dengan pembayaran Ganti Kerugian;

2. Pelepasan Objek Pengadaan Tanah dibuat dalam Berita Acara pelepasan Hak
Objek Pengadaan Tanah.
8. Pemutusan Hubungan Hukum antara Pihak Yang Berhak dengan
Objek Pengadaan Tanah

1. a. Objek Pengadaan Tanah yang telah diberikan Ganti Kerugian atau Ganti Kerugian telah
dititipkan di Pengadilan Negeri atau yang telah dilaksanakan Pelepasan Hak Objek Pengadaan
Tanah, hubungan hukum antara Pihak yang Berhak dan tanahnya hapus demi hukum.

b. Dalam hal tanahnya sudah terdaftar kepala kantor pertanahan melakukan pencatatan
hapusnya hak dalam buku tanah dan daftar umum lainnya

c. Dalam hal belum terdaftar ketua pelaksana menyampaikan pemberitahuan kepada lurah/
camat untuk mencatat pada alas hak/ bukti perolehan dalam buku administrasi.

(Pasal 104 PP No. 19/2021)

2. Dalam hal Ganti Kerugian telah dititipkan di pengadilan maka kepala kantor pertanahan
melakukan pemutusan hubungan hukum dan mencatat hapusnya hak dalam buku tanah
berdasarkan penetapan pengadilan negeri tentang penitipan Ganti Kerugian.

(Pasal 105 ayat (1) PP No. 19/2021)


9. Pendokumentasian Data Pelaksanaan Pengadaan Tanah
(Pasal 138 Permen ATR/BPN No. 19/2021)

1. Data pelaksanaan pengadaan tanah berupa peta bidang tanah, daftar nominatif dan data
administrasi didokumentasikan melalui pengelompokan/ pengolahan berdasarkan lokasi
kelurahan/ nagari.

2. Pelaksana menyerahkan salinan data pelaksanaan PT kepada Kepala Kantor untuk disimpan/
diarsipkan dalam warkah permohonan HAT objek hasil PT.

3. Penyerahan data pelaksanaan PT dibuat dalam Berita Acara Penyerahan Data Pelaksanaan PT.
10. Pengambilan Ganti Kerugian
(Pasal 139 Permen ATR/BPN NO. 19/2021)

“Data hal ganti kerugian telah dititipkan di pengadilan maka ganti


kerugian dapat diambil pleh pihak yang berhak dengan surat
pengantar dari Ketua Pelaksana PT setelah menyerahkan dokumen
penguasaan/kepemilikan tanah dan Salinan identitas”
IV.

Tahapan Penyerahan Hasil


Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah
(Pasal 140 - 141 Permen ATR/BPN NO. 19/2021)

1. Data hasil pelaksanaan pengadaan tanah dibuat salinan dalam 2(dua) rangkap dan
dilegalisir oleh ketua, diserahkan asli dan 1(satu) salinan kepada instansi yang
memerlukan tanah serta 1(satu) Salinan kepada kepala kantor pertanahan dengan
berita acara penyerahan hasil.

2. Penyerahan hasil Pengadaan Tanah dilakukan secara keselurahan/ bertahap (paling


lama 14 (empat belas) hari sejak pelepasan hak Objek Pengadaan Tanah;

3. Tugas dan Tanggungjawab pelaksana pengadaan tanah berakhi dengan telah


ditandatangani berita acara penyerahan hasil pengadaan tanah secara keseluruhan

4. Instansi yang memerlukan tanah wajib melakukan permohonan sertifikat HAT (paling
lama 30 (tiga puluh) hari sejak penyerahan hasil Pelaksanaan Pengadaan Tanah;
Pengadaan Tanah Skala Kecil
(di bawah 5 Ha)

Pasal 126 ayat (1) PP No. 19/2021


“Dalam rangka efisiensi dan efektifitas,
1.Pengadaan Tanah yang luasnya tidak lebih dari 5 (lima) Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
Hektar DAPAT dilakukan secara langsung oleh Instansi yang yang luasnya tidak lebih dari 5 (lima) hektar,
Memerlukan Tanah dengan Pihak yang Berhak. dapat dilakukan:
(Pasal 19A ayat (1) UU No. 11/2020) a. secara langsung oleh Instansi yang
Memerlukan Tanah dengan Pihak yang
2. Harus memenuhi kesesuaian kegiatan pemanfaatan Berhak, dengan cara jual beli, tukar
ruang. menukar, atau cara lain yang disepakati;
atau
3. Menggunakan hasil jasa penilai. b. dengan menggunakan tahapan
Pengadaan Tanah”.
4. Pelaporan dan hasil pelaksanaan pengadaan tanah wajib
didaftarkan ke Kantor Pertanahan setempat.
Pasal 148 ayat (1) Permen ATR/Kepala BPN
No. 19/2021
5. Penetapan Lokasi dilakukan oleh Bupati/ Walikota
(dalam bentuk DPPT dan studi kelayakan minimal) “Pengadaan Tanah skala kecil dengan
(Pasal 19B ayat (1) UU No. 11/2020) menggunakan tahapan dilakukan dalam hal:
a. Diperkirakan akan mendapat penolakan
dari masyarakat; dan
b. Lokasi pengadaan tanah tidak
memungkinkan untuk dipindah.
Biaya Operasional Dan Biaya Pendukung
(Pmk No. 10 Tahun 2016)

s.d. Rp. 10 Miliar = (4% x Rp. 10 Miliar)


> Rp. 10 Miliar s.d. Rp. 15 Miliar = (Rp. 400.000.000) + (3% x Rp. 5 Miliar)

> Rp. 15 Miliar s.d. Rp. 30 Miliar = (Rp. 550.000.000) + (2% x Rp. 15 Miliar)
=
> Rp. 30 Miliar s.d. Rp. 50 Miliar (Rp. 850.000.000) + (1% x Rp. 20 Miliar)

> Rp. 50 Miliar s.d. Rp. 100 Miliar = (Rp. 1.050.000.000) + (0.50% x Rp. 50 Miliar)

> Rp. 100 Miliar s.d. Rp. 250 Miliar = (Rp. 1.300.000.000) + (0.25% x Rp. 150 Miliar)

> Rp. 250 Miliar s.d. Rp. 500 Miliar = (Rp. 1.675.000.000) + (0.20% x Rp. 250 Miliar)

(Rp. 2.175.000.000) + (0.15% x (Nilai Ganti


> Rp. 500 Miliar =
Kerugian Tanah – Rp. 500 Miliar))
Permasalahan Dalam
Proses Pengadaan Tanah
1. Tahap Perencanaan
Permasalahan Progres

1. Instansi yang memerlukan tanah Akan disusun NSPK, petunjuk teknis


belum memahami dalam menyusun dan SOP tentang Tata Cara
dokumen perencanaan Penyusunan Dokumen Perencanaan
2. Dokumen perencanaan pengadaan
tanah belum memenuhi
persyaratan yang ditentukan.

Solusi Keterangan

Instansi yang membutuhkan tanah


disarankan berkoordinasi dengan Yang berhak dan bertanggung jawab
instansi teknis terkait termasuk dalam menyusun dokumen perencanaan
ATR/BPN dan Penilai Pertanahan dalam adalah instansi yang memerlukan tanah,
penyusunan dokumen perencanaan dalam pelaksanaannya Instansi yang
memerlukan tanah dapat meminta
bantuan kepada Instansi terkait dan
lembaga profesional dalam penyusunan
dokumen perencanaan.

Dokumen Perencanaan
2. Tahap Persiapan
Permasalahan Solusi Progres
1. Masih terdapat Penetapan 1. Perlu rekomendasi 1. Merupakan salah satu
Lokasi yang tidak sesuai dari Dirjen Tata materi muatan Petunjuk
dengan RTRW/perubahan Ruang untuk merubah Teknis yang akan
RTRW Perda yang memuat disusun pada Tahap
2. Masih terdapat Penetapan perubahan RTRW Persiapan
Lokasi yang tidak didasari tersebut (Perpres 2. Memberitahukan secara
Berita Acara Kesepakatan 58/2017) mutatis mutandis
dari Konsultasi Publik karena 2. Sosialisasi ke kepada instansi yang
tidak dilaksanakan sosialisasi pemerintah daerah membutuhkan tanah
dan konsultasi publik kepada 3. Dibentuk Tim kajian untuk membuat Berita
pihak yang berhak, sehingga keberatan Acara tentang tidak
berdampak pada ketidak dilaksanakannya
lengkapan data awal Konsultasi Publik.
3. Masih terdapat pemerintah 3. Memberitahukan kepada
daerah tidak membentuk Tim pemerintah daerah
Kajian Keberatan apabila untuk membentuk Tim
terdapat keberatan atas Kajian Keberatan
obyek yang akan dijadikan .
pengadaan tanah bagi
pembangunan untuk
kepentingan umum.
Permasalahan Solusi Progres
4. Masih terdapat 4. Sebelum diterbitkan 4. Memberikan saran
Penetapan Lokasi yang Penetapan Lokasi ,Tim kepada Pemerintah
tidak didukung dengan Persiapan harus Daerah/Provinsi untuk
data awal terkait memastikan mengenai membuat Standar dan
obyek, subyek dan obyek, subyek dan TOR dalam penerbitan
titik koordinat yang titik koordinat yang Penetapan Lokasi.
masih berubah pada pasti.
saat tahapan
pelaksanaan.

5. Patok batas bidang 5. Sebelum diterbitkan 5. Diwajibkan kepada


belum dipasang oleh penetapan lokasi, tim instansi yang
pemilik tanah persiapan bersama memerlukan tanah
instansi yang untuk memasang patok
memerlukan tanah batas bidang keliling
harus memasang patok maupun bidang per
batas keliling maupun bidang
bidang per bidang
3. Tahap Pelaksanaan
Permasalahan
(i)

Tidak ada anggaran Pihak merasa dirugikan


Pembayaran lama
BOBP dan UGR Satgas A /B belum dibayar

Solusi

Satu kesatuan

PAGU Dokumen Appraisal Telah Terbentuk Lembaga


Definitif Perencanaan Melakukan penilaian Manajemen Aset Negara

Progres

Instansi yang memerlukan tanah Melibatkan LMAN MoU antara LMAN, BPKP,
menyiapkan dana talangan dalam penyusunan anggaran Bina Marga, Dirjen
Pengadaan Tanah, BUJT
01 TAHAPAN PERENCANAAN PENGADAAN TANAH
UNTUK KEPENTINGAN UMUM 02 TAHAPAN PERSIAPAN
DOKUMEN
PERENCANAAN 3hr+20 hr +
10 hr
TIDAK LENGKAP 2 hr 30 hr

SOSIALISASI
INSTANSI YANG DOKU LENGKAP TIM KEPADA PIHAK YG
GUBERNUR BERHAK DAN
MEMERLUKAN TANAH MEN PERSIAPAN
PENDATAAN AWAL
30 hr
DITOLAK 14 hr
3 hr
14 hr SETUJU TIM KAJIAN 30 hr 60 hr
DIBATALKAN
KEBERATAN KEBERATAN
30 hr 30 hr
Putusan MA MENOLAK KONSULTASI KONSULTASI
lanjut/tidak Gugatan ke Gugatan 14 hr PUBLIK ULANG PUBLIK
MA PTUN 7 hr
SK PENETAPAN
PENGUMUMAN
LOKASI SETUJU
14 hr DIUMUMKAN 14 HARI
7 hr
2 hr 30 hr

3 hr DAFTAR
PERMOHONAN PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN INVENTARISASI
NOMINATIF &
KE KANWIL BPN PELAKSANA PT SATGAS A & B & IDENTIFIKASI
PENYERAHA PETA BIDANG
N
HASIL 2 hr 2 hr 14 hr
KEBERATAN
14 hr PENGADAAN
PENILAI OLEH
7 hr VERIFIKASI 14 hr INSTANSI
KANTAH
PELEPASAN HAK MUSYAWARAH PENAKSIRAN PENETAPAN
PEMBERIAN SETUJU
DIHADAPAN GANTI RUGI PENILAI OLEH
GANTI RUGI SETUJU GANTI
BENTUK
KAKANTAH RUGI
min OLEH PENILAI KETUA PPT
2 hr
04 SETUJU
SETUJU
30 hr 30 hr 30 hr
TAHAPAN TIDAK SETUJU
TIDAK SETUJU
PENYERAHAN
HASIL
MA PN
JW putusan 30 03 TAHAPAN PELAKSANAAN
TIDAK SETUJU, TITIP 14 hr hr
JW putusan 30 hr
Inventarisasi Data Lokasi Indikatif
Pengadaan Tanah
Maksud dan Tujuan
➢ Tersedianya Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah dan/atau
Basis Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah guna mendukung
penyelenggaraan Pengadaan Tanah.
Prinsip - prinsip

1 Dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun anggaran;

Difokuskan untuk menghimpun Data Pra Tahap Perencanaan, Data Tahap


2 Perencanaan, dan/atau
Data Tahap Persiapan berupa data tekstual, dan dapat dilengkapi dengan data
spasial;

Melibatkan para pemangku kepentingan yang bertanggung jawab dalam tahap


3 perencanaan dan persiapan pengadaan tanah;

4 Berpedoman pada Petunjuk Pelaksanaan yang ditetapkan


Ruang Lingkup

Persiapan Pelaksanaan

Pengolahan Data
dan
Kendali Mutu

Pemantauan
Pelaporan
dan Evaluasi
1. Penyiapan Bahan
(Atk, Bahan penunjang Komputer dan Peralatan
lainnya)
2. Penyusunan Jadwal Kegiatan
(sebagai upaya sinkronisasi jadwal terhadap
kegiatan
pertanahan lainnya)
Persiapan 3. Penentuan Prioritas Lokasi Kegiatan
(Menganalisa hasil sosialisasi, mengurutkan dan
menentukan priorotas lokasi)

4. Pembentukan Tim Pelaksana


(Terdiri dari Penanggungjawab, Ketua , Sekretaris
dan
Anggota).
5. Pembekalan
(Gambaran utuh konsep kegiatan dan goal yang
dikehendaki).
Pelaksanaan

1. Penyiapan Administrasi 2. Sosialisasi dan Koordinasi


dan Peralatan

a. Pihak Undangan
- Surat Menyurat (Kementerian Satker Prov/
- Undangan Kab/Kota Bappeda Kab/
- Surat Tugas Kota)
- Notulen b. Materi
- Daftar Hadir (Kebijakan Pengadaan Tanah,
- Kwitansi Pentingnya sinergitas antar
- Foto Kegiatan pemangku
kegiatan
c. Notulen dan Daftar Hadir
Lanjutan…….

3. Pengolahan Data dan Kendali Mutu


a. Data :
• Tahapan Pra Perencanaan berupa dokumen resmi instansi yang memerlukan tanah.
• Tahapan Perencanaan berupa dokumen terkait perencanaan pengadaan
tanah/study ke-layakan.
• Tahapan Persiapan berupa dokumen perencanaan pengadaan tanah/ DPPT.
b. Data disajikan dalam bentuk tabel sesuai dengan format.
c. Ekspos Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah dihadapan kepala kantor/ pihak terkait
d. Berita Acara kendali mutu
Lanjutan…….

4. Pemantauan dan Evaluasi


a. Pemantauan
• Dilakukan berjenjang oleh Kementerian ATR cq Dirjen PTPP terhadap Kanwil, dan
Kanwil terhadap Kantah
• Dilakukan secara berkala setiap 3 ( tiga ) bulan
b. Evaluasi
c. Dilakukan oleh Kemneterian ATR/BPN cq Dirjen PTPP berdasarkan Daftar Inventarisasi
Masalah yang dihimpun Pelaksana kegiatan.
Lanjutan…….

5. Pelaporan

”Hasil Kegiatan Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah


berupa dokumen
Laporan yang sistematika penulisannya berpedoman pada Petunjuk
Pelaksanaan”.

Anda mungkin juga menyukai