12 TAHUN 1985
stdd
HERU SUPRIYANTO
1
BUMI Ps. 1
⚫ Adalah
permukaan
bumi dan
tubuh bumi
TUBUH yang ada di
bawahnya.
2
Hutan
Kebun
Desa
Sektor Lainnya
Kota
Tambang
3
BANGUNAN
Adalah konstruksi teknik
yang ditanam atau
dilekatkan secara tetap pada
tanah dan/atau perairan
4
BANGUNAN
a. Jalan lingkungan
b. Jalan TOL;
c. Kolam renang;
d. Pagar mewah;
e. Tempat olah raga
f. Galangan kapal, dermaga;
g. Taman mewah;
h. Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa
minyak;
i. Fasilitas lain yang memberikan manfaat
5
SUBJEK PAJAK
Ps. 4 ayat (1):
6
WP WAJIB PENDAFTARAN, p.l. SATU BULAN,
SETELAH PERSYARATAN SUBJEKTIF: PMK No. 48/PMK.03/2021
1. Sektor Perkebunan → Tgl. IUP oleh Pemda, Tgl. HGU oleh
kemen. di bidang pertanahan
2. Sektor Perhutanan → Tgl. izin usaha atau penugasan, oleh
kemen. di bidang kehutanan
3. Sektor Migas → Tgl. K2S, antara pemerintah dan K3S
4. Sektor PPB → Tgl. izin, kuasa, atau penugasan, oleh kemen.
di bidang ESDM, atau Tgl. kontrak
5. Sektor Minerba → Tgl. Izin, oleh kemen. di bidang ESDM atau
Pemda, Tgl. kontrak atau perjanjian
6. Sektor Lainnya → Tgl. IUP, oleh kemen. di bidang kelautan
dan perikanan, Tgl. izin perairan, kementerian di bidang
perhubungan 7
PMK 186/PMK.03/2019 Persyaratan Objektif
1. Perkebunan Areal dalam IUP-B, IUP, Izin Tetap Usaha Budidaya Perkebunan;
HGU
6. Lainnya Perairan
Areal di luar areal berdasarkan izin
merupakan satu kesatuan yang digunakan untuk
kegiatan usaha yang secara fisik tidak terpisahkan.
Memiliki 1 titik koordinat atau lebih yang sama; atau terhubung melalui
sungai, parit, jembatan, jaringan pipa, konveyor, jalan, atau jembatan
PMK 186/PMK.03/2019
Kawasan Perhutanan
Areal IUPHHK-HA : 100.000 ha
Permukaan Bumi ha ha
Kawasan Perhutanan 100,000
Areal Tidak Dikenakan PBB 25,000
PBB Sektor
Areal Tidak Dikenakan PBB Sektor 300 Pertambangan Minyak
Perhutanan Dan Gas Bumi
Areal Dikenakan PBB Sektor Perhutanan 74,700
PENETAPAN SEBAGAI WP
3) Dalam hal atas suatu OP belum jelas diketahui Wajib Pajaknya, Dirjen
Pajak dapat menetapkan Subyek Pajak sdd ayat (1) sebagai Wajib Pajak.
4) Subyek Pajak yang ditetapkan sdd ayat (3) dapat memberikan keterangan
secara tertulis kepada Dirjen Pajak bahwa ia bukan WP terhadap Obyek
Pajak dimaksud.
5) Bila keterangan yang diajukan oleh Wajib Pajak sdd ayat (4) disetujui,
maka Dirjen Pajak membatalkan penetapan sebagai Wajib Pajak sdd ayat
(3) dalam jangka waktu satu bulan sejak diterimanya surat keterangan
dimaksud.
6) Bila keterangan yang diajukan itu tidak disetujui, maka Dirjen Pajak
mengeluarkan surat keputusan penolakan dengan disertai alasan
alasannya.
7) Apabila setelah jangka waktu satu bulan sejak tanggal diterimanya
keterangan sdd ayat (4), Dirjen Pajak tidak memberikan keputusan, maka
keterangan yang diajukan itu dianggap disetujui.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --
Pasal 17 ayat (1): “WP dapat mengajukan banding kepada badan peradilan pajak terhadap
keputusan yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak sdd Pasal 4 ayat (6) dan Pasal 16 ayat (3) dalam
jangka waktu 3 bulan sejak tanggal diterimanya surat keputusan oleh WP dengan dilampiri
10
salinan surat keputusan tersebut. Pasal 17 dihapus dengan UU No. 12 Tahun 1994
OBJEK PAJAK DIKECUALIKAN
Ps. 3
⚫ Kepentingan umum di bidang
ibadah, sosial, kesehatan,
pendidikan, dan kebudayaan
nasional, yang tidak dimaksudkan
untuk memperoleh keuntungan;
⚫ Kuburan, peninggalan purbakala,
atau yang sejenis dengan itu;
11
Hutan lindung, hutan suaka alam,
hutan wisata, taman nasional, tanah
penggembalaan yang dikuasai oleh
desa, dan tanah negara yang belum
dibebani suatu hak;
Perwakilan diplomatik, konsulat
berdasarkan asas perlakuan timbal
balik;
Badan atau perwakilan organisasi
internasional yang ditentukan oleh
Menteri Keuangan
------------------------------------------ 12
KMK No. 1004/KMK.04/1985
SOAL
OP sektor Pertambangan Migas
Eksplorasi onshore 5.000 m2. Harga
pasar tanah Rp 103.000/ m2.
Bangunan 200 m2. Biaya pembuatan
baru Rp 2,2 juta/m2.
Berapa PBB terhutang jika NJOPTKP
12 juta?
13
JAWAB
14
NJOPTKP - Ps. 3 UU PBB
15
Dasar Penghitungan Pajak
UU PBB Ps.6
(3) Dasar penghitungan pajak adalah Nilai Jual Kena Pajak yang ditetapkan
serendah-rendahnya 20% (dua puluh persen) dan setinggi-tingginya
100% (seratus persen) dari NJOP.
1 JANUARI
Tahun pajak adalah jangka waktu satu tahun takwim (Ps. 8 ayat (1)
18
1 JANUARI → GOOD CONDITION
1 PEBRUARI → RUSAK
19
SAAT TERHUTANG FORMIL
Ps. 11
(1) Pajak yang terhutang berdasarkan
SPPT sdd Pasal 10 ayat (1) harus
dilunasi selambat-lambatnya enam
bulan sejak tanggal diterimanya
SPPT oleh WP.
20
NILAI JUAL OBJEK PAJAK
DASAR PENGENAAN PAJAK adalah NJOP (Ps. 6 ayat (1))
21
NJOP
NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi
jual beli yang terjadi secara wajar Atau ditentukan melalui
perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau
nilai perolehan baru, atau NJOP pengganti (Ps. 1 Angka 3)
22
PENDAFTARAN DAN
PENDATAAN
Dalam rangka pendataan, subyek pajak wajib mendaftarkan obyek
pajaknya dengan mengisi SPOP (Ps. 9 ayat (1))
⚫ SPOP adalah surat yang digunakan oleh WP untuk melaporkan data obyek pajak
menurut ketentuan undang-undang ini (Ps. 1 ayat (4))
SPOP sdd ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap serta
ditandatangani dan disampaikan kepada DJP yang wilayah kerjanya
meliputi letak obyek pajak, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
setelah tanggal diterimanya SPOP oleh subyek pajak. (Ps. 9 ayat (2))
Pelaksanaan dan tata cara pendaftaran obyek pajak sdd ayat (1) dan
ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri Keuangan (Ps. 9 ayat (3))
------------------------------------------------------------------------------------------------
PMK No. 48/PMK.03/2021
23
Pendaftaran dan Pendataan
OP dan SP/WP
Indikasi kewajiban Melakukan penilaian
perpajakan dalam tidak untuk menentukan
SPOP pengisian SPOP besarnya NJOP
kembali tidak sesuai dengan
ketentuan
perundang- Pembetulan
undangan SPOP SPP
perpajakan yang T
ada
berlaku 1.Tidak
Penyampai menanggapi
an SPOP 2.tidak melakukan
KPP SP/WP
pembetulan SPOP
melakukan
3.melakukan
Klarifikasi pembetulan
berbeda dengan
laporan
pelaksanaan
SPOP tdk KPP menerbitkan klarifikasi
kembali surat teguran Bahan usulan
Penelitian PBB/
usulan
Pasal 9 dan Pasal 10 (1) UU PBB Pemeriksaan
PMK No. 48/PMK.03/2021
Penelitian dan Pemeriksaan PBB
SP/WP
YA membetulkan
YA Kembali dari
SPPT SPOP hasil SP/WP? SPOP
Klarifikasi?
TIDAK Permohonan
TIDAK
(setelah ditegor) Pengembalian
Data Baru
LB PBB
Ada YA
Indikasi isian YA keterangan
SPOP tidak
lain?
benar?
Dapat
TIDAK diusulkan
PENELITIAN
PEMERIKSAAN
PBB
Jumlah pajak yang terhutang dalam SKP sdd ayat (2) huruf b
adalah selisih pajak yang terhutang berdasarkan hasil
pemeriksaan atau keterangan lain dengan pajak yang
terhutang yang dihitung berdasarkan SPOP ditambah denda
administrasi sebesar 25% dari selisih pajak yang terhutang
Ps. 10 ayat (4)
27
Penetapan 1 - SPPT
⚫ PER - 34/PJ/2008 Tentang Bentuk Dan Isi
Formulir SPPT PBB
⚫ SE - 25/PJ/2010 Tentang Penandatanganan
SPPT PBB
⚫ SPPT PBB dapat diterbitkan melalui
⚫ Pencetakan massal
⚫ pencetakan dalam rangka
⚫ Pembuatan salinan SPPT PBB
⚫ Tindak lanjut suatu keputusan
⚫ selain tsb.
28
Penetapan 2 - SKP-1/2
SPOP tidak disampaikan, berdasar data yang
ada, diterbitkan SKP:
Pokok = Rp 1.000.000
Sanksi adm
25% x Rp 1.000.000 = Rp 250.000
Pajak terhutang = Rp 1.250.000
Penetapan 2 - SKP-2/2
Pemeriksaan/keterangan lain, pajak terhutang >
SPOP yang disampaikan
SPPT berdasar SPOP = Rp 1.000.000
Pemeriksaan, = Rp 1.500.000
Selisih = Rp 500.000
Denda adm:
25% x Rp500.000 = Rp 125.000
Pajak terhutang SKP = Rp 625.000
PEMBAYARAN
Pajak yang terhutang berdasarkan SPPT sdd Pasal 10 ayat (1) harus
dilunasi selambat-lambatnya enam bulan sejak tanggal diterimanya
SPPT oleh wajib pajak.(Ps. 11 ayat (1))
Pajak yang terhutang berdasarkan SKP sdd Pasal 10 ayat (3) dan ayat
(4) harus dilunasi selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal
diterimanya SKP oleh wajib pajak. (Ps. 11 ayat (2))
Pajak yang terhutang dibayar di Bank, Kantor Pos dan Giro, dan tempat
lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan (Ps. 11 ayat (5))
Bagian penerimaan Pemerintah Daerah sdd ayat (1), sebagian besar diberikan kepada
Pemerintah Daerah Tingkat II (Ps. 18 ayat (2))
Imbangan pembagian hasil penerimaan pajak sdd ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan
Peraturan Pemerintah (Ps. 18 ayat (3))
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PP No. 16 Tahun 2000 Tentang Pembagian Hasil Penerimaan PBB Antara Pemerintah Pusat Dan
Daerah32
33
Pengangsuran Penundaan
34
Pengangsuran
b. masa pengangsuran dimulai setelah jatuh tempo SPPT, SKP PBB, atau STP
PBB
c. Besarnya angsuran ditentukan dalam jumlah yang sama besar untuk setiap
angsuran
Penundaan
a. dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama 12 bulan sejak diterbitkannya
SK
36
PENAGIHAN
SPPT, SKP, dan STP merupakan dasar penagihan pajak (Ps.
12)
38
SURAT TAGIHAN PAJAK
⚫ Denda administrasi sdd ayat (3) ditambah dengan
hutang pajak yang belum atau kurang dibayar
ditagih dengan STP yang harus dilunasi selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal diterimanya
STP oleh WP (Ps. 11 ayat (4))
-------------------------------------------------------------------
⚫ Pajak yang terhutang yang pada saat jatuh tempo pembayaran tidak dibayar
atau kurang dibayar, dikenakan denda administrasi sebesar 2% (dua persen)
sebulan, yang dihitung dari saat jatuh tempo sampai dengan hari
pembayaran untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan (Ps.
11 ayat (3))
⚫ Pajak yang terhutang berdasarkan SPPT ... (Ps. 11 ayat (1)
⚫ Pajak yang terhutang berdasarkan SKP ... (Ps. 11 ayat (1)) 39
⚫ PMK No. 80/PMK.03/2023
⚫ Diterbitkan dalam hal terdapat PBB terutang dalam
SPPT atau SKP PBB yang
⚫ tidakatau
⚫ kurang dibayar
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan menyatakan alasan secara
jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterimanya surat
sdd ayat (1) oleh Wajib Pajak, kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka
waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.
(4) Tanda penerimaan Surat Keberatan yang diberikan oleh pejabat Direktorat Jenderal Pajak yang
ditunjuk untuk itu atau tanda pengiriman Surat Keberatan melalui pos tercatat menjadi tanda
bukti penerimaan Surat Keberatan tersebut bagi kepentingan Wajib Pajak.
(5) Apabila diminta oleh Wajib Pajak untuk keperluan pengajuan keberatan, Direktur Jenderal
Pajak wajib memberikan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaan pajak.
(2) Sebelum surat keputusan diterbitkan, Wajib Pajak dapat menyampaikan alasan
tambahan atau penjelasan tertulis.
(3) Keputusan Dirjen Pajak atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya
atau sebagian, menolak atau menambah besarnya jumlah pajak yang
terhutang.
(4) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas ketetapan sdd Pasal 10 ayat
(2) huruf a, Wajib Pajak yang bersangkutan harus dapat membuktikan
ketidakbenaran ketetapan pajak tersebut.
(5) Apabila jangka waktu sdd ayat (1) telah lewat dan Dirjen Pajak tidak memberi
suatu keputusan, maka keberatan yang diajukan tersebut dianggap diterima.
42
KEBERATAN (3/3)
(2) Ketentuan mengenai pemberian pengurangan pajak sdd ayat (1) diatur
oleh Menteri Keuangan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
PMK No. 82/PMK.03/2017 Tentang Pemberian Pengurangan PBB
Atas SPPT dan/atau SKP PBB
46
a. Kondisi tertentu OP yang ada hubungannya
dengan subjek pajak dan/atau karena sebab
sebab tertentu lainnya → p.t. 75%
⚫ Kerugian komersial (SPT Tahunan PPh)
⚫ Kesulitan likuiditas (utang jangka pendek)
b. Bencana alam → p.t. 100%
disebabkan oleh alam a.l.: gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,
dan tanah longsor
Sebab lain yang luar biasa → p.t. 100%
A.l.: kebakaran, wabah penyakit, wabah hama,
huru hara, kerusuhan atau tindakan anarkis
PENGURANGAN DENDA ADM &
PENGURANGAN ATAU PEBATALAN - SPPT SKP STP-
YANG TIDAK BENAR – PMK 81/PMK.03/2017
Ps. 20
Atas permintaan Wajib Pajak Dirjen Pajak dapat mengurangkan denda
administrasi karena hal-hal tertentu
⚫ Ketentuan ini memberi kesempatan kepada Wajib Pajak untuk
meminta pengurangan denda administrasi sdd Pasal 10 ayat (3),
Pasal 11 ayat (3), dan ayat (4), kepada Dirjen Pajak.
⚫ Dirjen Pajak dapat mengurangkan sebagian atau seluruh denda
administrasi dimaksud.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pasal 10 ayat (3): “Jumlah pajak yang terhutang dalam SKP sdd ayat (2) huruf a, adalah
pokok pajak ditambah dengan denda administrasi sebesar 25% dihitung dari
pokok pajak”
Pasal 11 ayat (3):” Pajak yang terhutang yang pada saat jatuh tempo pembayaran tidak
dibayar atau kurang dibayar, dikenakan denda administrasi sebesar 2% sebulan,
yang dihitung dari saat jatuh tempo sampai dengan hari pembayaran untuk jangka
waktu paling lama 24 bulan
Pasal 11 ayat (4): “Denda administrasi sdd ayat (3) ditambah dengan hutang pajak yang
48
belum atau kurang dibayar ditagih dengan STP yang harus dilunasi selambat-
PENGURANGAN DENDA ADM
⚫ Hal-hal ttt:
⚫ Kealpaan WP
⚫ Bukan kesalahan WP
⚫ Kesulitan likuiditas
⚫ Bencana alam/kejadian luar biasa
⚫ Hal-hal lain pertimbangan dirjen
⚫ Syarat: tidak mengajukan
⚫ keberatan dst
⚫ pengurangan ps. 19 dst
⚫ pengurangan denda dst
⚫ Pembatalan dst
49
PMK 81/PMK.03/2017
1. Pengurangan Denda Adm
2. Pengurangan SPPT, SKP Yang Tidak Benar
3. Pembatalan SPPT, SKP, STP Yang tidak Benar
50
PASAL 23
⚫ Terhadap hal-hal yang tidak diatur secara
khusus dalam Undang-undang ini, berlaku
ketentuan dalam Undang-undang Nomor 6
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan serta peraturan
perundang undangan lainnya
51
PERMOHONAN RESTITUSI
PMK. No. 17/PMK.03/2011
Kelebihan pembayaran PBB terjadi dalam
hal:
a. PBB yang dibayar ternyata lebih besar
dari yang seharusnya terutang; atau
b. Dilakukan pembayaran PBB yang tidak
seharusnya terutang.
PEMBETULAN
PMK 11/PMK.03/2013
⚫ Sesuai Ps. 16 KUP
⚫ Kesalahan tulis, kesalahan hitung,
kekeliruan penerapan peraturan
⚫ Permintaan WP atau secara jabatan
⚫ Dapat dilakukan tanpa batas waktu
sepanjang belum daluwarsa
⚫ Salah Tulis:
⚫ Penulisan nama, alamat, NOP, Nomor SPPT/SKP/STP, tahun pajak,
tanggal jatuh tempo dan lain-lain yang sejenis
⚫ Ketet diterbitkan ganda
⚫ Salah Hitung:
⚫ +, -, x, /, tarif, klasifikasi dll
⚫ Salah/keliru penerapan peraturan perundang-
undangan:
⚫ kekeliruan penerapan ketentuan UU dan peraturan pelaksanaannya
terhadap fakta atau kenyataan objek dan subjek pajak yang sudah
jelas/benar
⚫ Asumsi/anggapan tidak terdapat perbedaan pendapat antara fiskus
dengan wajib pajak
⚫ WP pertambangan berdasar perjanjian kontrak karya, telah diatur mengenai
kewajiban PBB, ternyata keliru ditetapkan berdasar peraturan yang berlaku umum
(lex generalis), seharusnya ditetapkan berdasar ketentuan yang tercantum dalam
perjanjian tersebut
⚫ Kekeliruan dapat dibetulkan secara jabatan (tanpa permintaan WP) maupun atas
permintaan WP
PEMBERIAN IMBALAN BUNGA
(2) Kewajiban memberikan keterangan sdd ayat (1) huruf b, berlaku pula bagi pejabat lain
yang ada hubungannya dengan Obyek Pajak.
(3) Dalam hal pejabat sdd ayat (1) dan ayat (2) terikat oleh kewajiban untuk memegang
rahasia jabatan, kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan sepanjang menyangkut
pelaksanaan Undang-undang ini.
(4) Tata cara penyampaian laporan dan permintaan keterangan sdd ayat (1) dan ayat (2)
diatur oleh Menteri Keuangan.
Pasal 22
Pejabat yang tidak memenuhi kewajiban sdd Pasal 21, dikenakan sanksi menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
TINDAK PIDANA PELANGGARAN
57
PELANGGARAN
Pasal 24: “ Barang siapa karena kealpaannya :