PBB
Oleh
Amri Utama, S.E.,M.M.
1
Jenis PBB dan Pengelola PBB
2
Dasar Hukum dan Pengertian PBB
PBB adalah
- pajak yang bersifat kebendaan dalam arti
besarnya pajak terutang ditentukan oleh
keadaan objek yaitu bumi / tanah dan atau
bangunan.
- Keadaan Subjek ( siapa yang membayar) tidak
ikut menentukan besarnya pajak.
3
Objek PBB
BUMI:
- Permukaan bumi dan
- tubuh bumi yang ada dibawahnya.
- Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan
pedalaman serta laut wilayah Indonesia
BANGUNAN:
Kontruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan
secara tetap pada tanah dan/atau perairan.
5
Objek PBB
10
Klasifikasi Bangunan dalam PBB
11
Dasar Pengenaan PBB
14
Tarif PBB
15
Nilai Jual Kena Pajak
16
Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak
(NJOPTKP)
NJOPTKP adalah batas NJOP atas bumi dan/atau
bangunan yang tidak kena pajak. Besarnya NJOPTKP
untuk setiap daerah Kabupaten/Kota serendah-
rendahnya Rp 10.000.000,- dengan ketentuan sebagai
berikut :
1. Setiap Wajib Pajak memperoleh pengurangan
NJOPTKP sebanyak satu kali dalam satu Tahun
Pajak.
2. Apabila wajib pajak mempunyai beberapa Objek
Pajak, maka yang mendapatkan pengurangan
NJOPTKP hanya satu Objek Pajak yang nilainya
terbesar dan tidak bisa digabungkan dengan Objek
Pajak lainnya. 17
NJOPTKP
18
Dasar Perhitungan PBB
19
Saat Terutang PBB
20
Pendaftaran dan Surat Pemberitahuan
Objek Pajak (SPOP)
Mendaftarkan objek PBB-nya dengan: mengisi
SPOP secara jelas, benar, dan lengkap serta
ditandatangani dan disampaikan ke KPP yang
wilayah kerjanya meliputi letak objek PBB,
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah
tanggal diterimanya SPOP oleh subjek PBB.
Pelaksanaan dan tata cara pendaftaran objek pajak
sebagaimana diatur lebih lanjut oleh Menteri
Keuangan. SPOP adalah sarana bagi Wajib Pajak
untuk mendaftarkan Objek PBB yang akan dipakai
sebagai dasar untuk menghitung PBB yang
terutang. 21
Pendaftaran dan Surat Pemberitahuna
Objek Pajak (SPOP)
Dalam pengisisn SPOP harus Jelas, Benar dan
Lengkap. Yang dimaksud dengan jelas, benar, dan
lengkap adalah :
• Jelas, berarti penulisan data yang diminta dalam
SPOP dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak
menimbulkan salah tafsir yang dapat merugikan
negara maupun Wajib Pajak sendiri;
• Benar, berarti data yang dilaporkan harus sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya;
• Lengkap berarti seluruh bagian yang harus diisi
oleh Wajib Pajak terisi semua dan
ditandatangani. 22
Pengertian Nomor Objek Pajak Pajak Bumi
dan Bangunan (NOP)
Yang dimaksud dengan Nomor Objek Pajak Pajak
Bumi dan Bangunan yang selanjutnya disingkat
dengan NOP adalah nomor identitas objek pajak
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), yang bersifat :
1. unik, yaitu setiap objek pajak PBB diberikan
satu NOP dan berbeda dengan NOP yang
diberikan untuk objek pajak PBB lainnya;
2. tetap, yaitu NOP yang diberikan kepada setiap
objek pajak PBB tidak berubah dalam jangka
waktu lama; dan
3. standar, yaitu hanya ada satu sistem pemberian
NOP yang berlaku secara nasional. 23
Pengertian Nomor Objek Pajak Pajak Bumi
dan Bangunan (NOP)
24
Pengertian Nomor Objek Pajak Pajak Bumi
dan Bangunan (NOP)
Struktur NOP terdiri dari 18 (delapan belas) digit, dengan
rincian sebagai berikut :
• digit ke-1 dan ke-2 merupakan kode provinsi;
• digit ke-3 dan ke-4 merupakan kode kabupaten/kota;
• digit ke-5 sampai dengan digit ke-7 merupakan kode
kecamatan;
• digit ke-8 sampai dengan digit ke-10 merupakan kode
kelurahan/desa;
• digit ke-11 sampai dengan digit ke-13 merupakan kode
nomor urut blok;
• digit ke-14 sampai dengan digit ke-17 merupakan kode
nomor urut objek pajak;
• digit ke-18 merupakan kode tanda khusus
25
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang PBB
26
Hak Wajib Pajak atas SPPT
28
KEBERATAN
31
Tata Cara Keberatan
• Tanda penerimaan Surat Keberatan yang
diberikan oleh pejabat Direktorat Jenderal Pajak
yang ditunjuk untuk itu atau tanda pengiriman
Surat Keberatan melalui pos tercatat menjadi
tanda bukti penerimaan Surat Keberatan
tersebut bagi kepentingan Wajib Pajak.
• Apabila diminta oleh Wajib Pajak untuk
keperluan pengajuan keberatan, Direktur
Jenderal Pajak wajib memberikan secara tertulis
hal-hal yang menjadi dasar pengenaan PBB.
• Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban
membayar PBB dan pelaksanaan penagihan. 32
Tata Cara Keberatan
33
Tata Cara Keberatan
Keputusan Keberatan dapat berupa :
• menerima seluruhnya, apabila data/bukti-bukti yang
dilampirkan dalam pengajuan keberatan dan/atau
diperoleh dalam pemeriksaan terbukti kebenarannya.
• menerima sebagian, apabila data/bukti-bukti yang
dilampirkan dalam pengajuan keberatan dan/atau
diperoleh dalam pemeriksaan sebagian terbukti
kebenarannya.
• menolak, apabila data/bukti-bukti yang dilampirkan
dalam pengajuan keberatan dan/atau diperoleh dalam
pemeriksaan tidak terbukti kebenarannya.
• menambah jumlah pajaknya, apabila data/bukti-bukti
yang dilampirkan dalam pengajuan keberatan dan/atau
diperoleh dalam pemeriksaan, mengakibatkan
peningkatan jumlah PBB-nya. 34
Tata Cara Banding
Wajib pajak yang keberatannya ditolak dapat
mengajukan banding ke Badan Pengadilan Pajak
(BPP). Ketentuan banding PBB mengikuti ketentuan
dalam UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang KUP stdtd
UU Nomor 16 Tahun 2000.
SOAL 1:
Pak Bejo mempunyai tanah seluas 500 m2 dengan
nilai jual Rp. 400.000 /m2. Didalam area tanahnya
terdapat bangunan rumah dengan luas 250 m2
dengan nilai jual Rp.200.000/m2 .Hitunglah
besarnya PBB jika diketahui NJOPTKP sebesar
Rp.12.000.000 dan tarif pajak sebesar 0,2 % ?
37
Contoh Perhitungan PBB
JAWAB SOAL 1:
NJOP bumi : 500 x Rp400.000 = Rp 200.000.000
NJOP rumah: 250 x Rp200.000 = Rp 50.000.000
NJOP total = Rp 250.000.000
NJKP = NJOP – NJOPTKP
= Rp. 250.000.000 - Rp12.000.000
= Rp 238.000.000
SOAL 2:
Pak Brotowali memiliki tanah seluas 1000 meter
persegi dengan NJOP tanah sebesar Rp. 100.000,-
permeter persegi. Lalu ia juga memiliki rumah
diatasnya seluas 100 meter persegi dengan NJOP
bangunan Rp. 1.000.000,- permeter persegi. Tarif
yang berlaku di daerah sana adalah 0,2% dan
NJOPTKP 10 juta rupiah.
39
Contoh Perhitungan PBB
JAWAB SOAL 2:
PBB = 0,2% x (((1.000 x 100.000) + (100 x
1.000.000)) - 10.000.000)
SOAL 3:
Pak Joko mempunyai dua Objek PBB di dua desa.
Desa A Objek Bumi sebesar 10juta, dan bangunan
sebesar 5 juta. Untuk Desa B Objek Bumi sebesar 8
juta dan Bangunan sebesar 3 juta. NJOPTKP
ditetapkan 10 Juta dan tarif PBB daerah tersebut
ditetapkan 0,3%. Hitung berapa Pajak yang harus
ditanggung Pak Joko tersebut.
41
Contoh Perhitungan PBB
JAWAB SOAL 3:
DESA A
- Bumi = 10,000,000.00
- Bangunan = 5,000,000.00
NJOP = 15,000,000.00
NJOPTKP = 10,000,000.00
NJKP = 5,000,000.00
DESA B
- Bumi = 8,000,000.00
- Bangunan = 3,000,000.00
NJOP = 11,000,000.00
NJOPTKP = -
NJKP = 11,000,000.00
JAWAB SOAL 3:
44
Contoh Perhitungan PBB
SOAL 4:
Pak Joko mempunyai dua Objek PBB di dua desa.
Desa A Objek Bumi sebesar 7juta, dan bangunan
sebesar 4 juta. Untuk Desa B Objek Bumi sebesar
10 juta dan Bangunan sebesar 4 juta. NJOPTKP
ditetapkan 12 Juta dan tarif PBB daerah tersebut
ditetapkan 0,2%. Hitung berapa Pajak yang harus
ditanggung Pak Joko tersebut.
45
45
Contoh Perhitungan PBB
JAWAB SOAL 4:
DESA A
- Bumi = 7,000,000.00
- Bangunan = 4,000,000.00
NJOP = 11,000,000.00
NJOPTKP = -
NJKP = 11,000,000.00
DESA B
- Bumi = 10,000,000.00
- Bangunan = 4,000,000.00
NJOP = 14,000,000.00
NJOPTKP = 12.000.000,00
NJKP = 2,000,000.00
JAWAB SOAL 4:
48
48