Anda di halaman 1dari 18

PAJAK

BUMI DAN BANGUNAN


(PBB)

AFRITA
SUBYEK PBB
(UU No. 12 Thn 1994)
Orang atau Badan yang:
Memiliki, menguasai;
Memperoleh manfaat atas bumi,
dan/atau;
Memperoleh manfaat atas bangunan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan
(UU No.28 Thn 2009 Pajak & Retribusi
Daerah)

adalah pajak atas bumi dan/atau


bangunan yang dimiliki,dikuasai, dan/atau
dimanfaatkan oleh orang pribadi atau
Badan, kecuali kawasan yang digunakan
untuk kegiatan usaha perkebunan,
perhutanan, dan pertambangan
Jenis Pajak kabupaten/kota terdiri atas:
 a. Pajak Hotel;
 b. Pajak Restoran;
 c. Pajak Hiburan;
 d. Pajak Reklame;
 e. Pajak Penerangan Jalan;
 f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
 g. Pajak Parkir;
 h. Pajak Air Tanah;
 i. Pajak Sarang Burung Walet;
 j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan;

Dirjen Pajak berwenang menentukan
subyek pajak
a. A memanfaatkan bumi dan/atau bangunan
milik B, bkn krn UU atau perjanjian, mk A
ditetapkan sbg WP
b. Objek yg msh dlm sengketa pemilikan di PN,
maka orang atau badan yg memanfaatkan
obyek pajak ditetapkan sbg WP
c. Subyek pajak dlm wkt yg lama di luar wil
obyek pajak, yg merawat obyek pajak
dikuasakan kpd org atau bdn, maka
pemegang kuasa dpt ditunjuk sbg WP
UUPA (UU 5/ 1960)
“stp harta tak bergerak, baik tanah maupun
bangunan hrs mempunyai sertifikat yg
menerangkan siapa yg mempunyai hak, hak
apa yg dimiliki, letak tanah/ bangunan serta
luasnya”

Subyek yg memiliki/menguasai obyek:


-----> wajib mdaftarkan pajak
dgn mengisi SPOP ( Surat
Pemberitahuan Obyek Pajak)
Pembayaran PBB dpt dilakukan
melalui 2 jalur:

1. Melalui Bank
2. Melalui petugas pemungut
OBJEK PBB
Bumi & bangunan

Termasuk dalam pengertian Bangunan adalah:


a. jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks
bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya,
yang merupakan suatu kesatuan dengan kompleks dan bangunan
tersebut;
b. jalan tol;
c. kolam renang;
d. pagar mewah;
e. tempat olahraga;
f. galangan kapal, dermaga;
g. taman mewah;
h. tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak;
i. menara.
Objek Pajak yang tidak dikenakan PBB
Perdesaan dan Perkotaan adalah objek pajak
yang:
a. digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk
penyelenggaraan pemerintahan;
b. digunakan semata-mata untuk melayani
kepentingan umum di bidang ibadah, sosial,
kesehatan, pendidikan dan kebudayaan
nasional, yang tidak dimaksudkan
untuk memperoleh keuntungan;
c. digunakan untuk kuburan, peninggalan
purbakala, atau yang sejenis dengan itu;
Objek Pajak yang tidak dikenakan PBB Perdesaan
dan Perkotaan adalah objek pajak yang:

d. merupakan hutan lindung, hutan suaka alam,


hutan wisata, taman nasional, tanah
penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan
tanah negara yang belum dibebani suatu hak;
e. digunakan oleh perwakilan diplomatik dan
konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik;
dan
f. digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga
internasional yang ditetapkan dengan Peraturan
Menteri Keuangan.
SIFAT PBB
PBB adalah pajak yg dikenakan atas harta
tak bergerak, maka yg dipentingkan
adalah objeknya & krn itu keadaan/ status
orang atau bdn yg dijdkan subyek tdk
penting & tdk mempengaruhi besarnya
pajak

Oleh krn itu, pajak ini disebut pajak yg


obyektif
 Dasar pengenaan PBB Perdesaan dan
Perkotaan adalah NJOP (Nilai Jual
Objek Pajak)
 Besarnya NJOP sebagaimana
ditetapkan setiap 3 (tiga) tahun, kecuali
untuk objek pajak tertentu dapat
ditetapkan setiap tahun sesuai dengan
perkembangan wilayahnya.
 Penetapan besarnya NJOP dilakukan
oleh Kepala Daerah.
 Tarif PBB Perdesaan dan Perkotaan
ditetapkan paling tinggi sebesar 0,5% (nol
koma lima persen).

 Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan


dan Perkotaan ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.

 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3


Tahun 2011 tentang
Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan
Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan ditetapkan sebagai berikut :
1. untuk NJOP sampai dengan Rp.
1.000.000.000,00 ( satu milyar rupiah )
ditetapkan sebesar 0,2 % ( nol koma dua
persen ) pertahun;

2. untuk NJOP diatas Rp. 1.000.000.000,00


( satu milyar rupiah ) ditetapkan sebesar 0,3
% ( nol koma tiga persen ) pertahun.
 Besaran pokok PBB Perdesaan dan
Perkotaan yang terutang dihitung
dengan cara mengalikan tarif
dengan dasar pengenaan pajak
setelah dikurangi Nilai Jual Objek
Pajak Tidak Kena Pajak
Besarnya Nilai Jual Objek Pajak
Tidak Kena Pajak

ditetapkan paling rendah


sebesar Rp10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah) untuk
setiap Wajib Pajak
CARA MENGHITUNG PBB
 Dasar pengenaan PBB adalah Nilai Jual
Kena Pajak (NJKP)
 NJKP diperoleh stlh diadakan perkalian
20% dr NJOP
 NJOP ini dihitung sesuai dgn harga pasar
yg blaku thdp tanah & bangunan
 Tarif PBB: 0,5%
 Batas Nilai Jual Tidak Kena Pajak (BNJTKP)
adalah Rp. 10 juta
Rumusnya : NJKP= 20% x NJOP
Tarif PBB adalah : 0,5% NJKP = utang PBB
Contoh:
Deni memiliki tanah dan bangunan NJOP
Tanah&bangunan Rp. 100.000.000
Batas NJTKP Rp. 10.000.000
90.000.000
NJKP = 20% x 90.000.000 = Rp. 18.000.000

PBB Deni = 0,5% x 18.000.000 = Rp. 900.000

Anda mungkin juga menyukai