Anda di halaman 1dari 15

Anggota

Tina Riyana Vinata Puswita Sari


(7101422264) Ajeng Niken Hapsari Sri Ningsih (7101422071)
(7101422325) (7101422151)
Moderator & Pemateri 2 Pemateri 4
Pemateri 1 Pemateri 3

Kelompok 10
PAJAK
BUMI
DAN
BANGUNAN
Subjek Pajak
Pengertian PBB Bumi dan
Bangunan

Dasar
Objek PBB Pengenaan
PBB

Kriteria Objek
NJOPTKP
Pajak yang Tidak
Dikenakan PBB

Tarif Pajak Bumi dan


Bangunan
Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak bumi dan bangunan


(PBB) adalah pajak negara yang
dikenakan terhadap bumi dan
bangunan berdasarkan UU No
12 Tahun 1985 tentang Pajak
Bumi dan Bangunan
sebagaimana telah diubah
dengan UU No 12 Tahun 1994.
Objek Pajak Bumi dan Bangunan

Objek PBB adalah bumi dan atau bangunan yang


dimiliki, dikuasai, atau dimanfaatkan oleh orang
pribadi atau badan kecuali kawasan yang digunakan
untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan
pertambangan.
Kriteria Objek Pajak yang tidak dikenakan PBB

Objek pajak yang tidak dikenakan PBB adalah objek yang


digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum
dibidang ibadah, sosial, kesehatan, Pendidikan, dan
kebudayaan nasional yang tidak dimaksudkan untuk
memperoleh keuntungan seperti: masjid, gereja, rumah sakit
pemerintah, sekolah, panti asuhan, dan candi.
Dasar Pengenaan PBB
Yang menjadi Dasar Pengenaan PBB adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).
NJOP ini juga dapat ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek
lain yang sejenis atau nilai perolehan baru atau nilai NJOP pengganti. Njop
ditetapkan setiap tiga tahun kecuali untuk objek pajak tertentu dapat
ditetapkan setiap tahun dengan perkembangan wilayah atau daerahnya,
dengan memperhatikan:
1. Harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara
wajar
2. Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis yang letaknya
berdekatan dan fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya
3. Nilai perolehan baru
4. Penentuan nilai jual objek pajak pengganti
PENGERTIAN SUBJEK
PBB
Subjek PBB adalah individu
atau badan lembaga yang
memiliki hak memperoleh
manfaat atau menguasai atas
bumi, dana, bangunan,
secara nyata. Misalnya,
kepemilikan dibuktikan
dengan surat atau akta,
seperti akta/sertifikat tanah
NJKP & NJOPTKP
NJKP dapat dihitung berdasarkan presentase dari NJOP yaitu seperti objek PBB P3
yang meliputi Perkebunan, Perhutanan dan Pertambangan mendapat NJKP sebesar
40 % dan objek PBB P2 yang meliputi Perdesaan dan perkotaan mendapat
presentase sesuai dengan NJOP nya.
Sedangkan untuk NJOPTKP nya, Menurut UU N0.28 tahun 2009 dalam pengenaan
PBB terdapat suatu batas nilai yang tidak dikenakan pajak yang dimana untuk setiap
daerah kabupaten/kota serendah-rendahnya Rp. 10.000.000,-

Sedangkan menurut PMK No. 23/PMK.03/2014 tentang penyesuaian besarnya


NJOPTKP, pajak bumi dan bangunan maka besarnya NJOPTKP untuk PBB sektor
perkebunan, perhutanan, dan pertambangan(P3) ditetapkan sebesar Rp.
12.000.000,00 yang mulai berlaku pada tanggal 1 januari 2014.
TARIF PAJAK

UU No 12 Tahun 1985

• Tarif PBB sebesar 0,5 %


• Paling rendah 20%
• Paling tinggi 100%
• Tarif ini biasanya diberlakukan untuk
sector PBB P3

UU No 28 Tahun 2009
• Tarif ini biasanya diberlakukan
untuk sector PBB P2 yang
ditetapkan paling tinggi sebesar
0,3%
RUMUS PERHITUNGAN PBB

Rumus Perhitungan PBB P2 Rumus Perhitungan PBB P3

PBB P2 :
PBB P3 :
Tarif x (NJKP –
Tarif x NJKP
NJOPTKP)
Contoh Perhitungan PBB P2
Juanda mempunyai objek pajak di Kota Tangerang
berupa:
Tanah seluas 800 m2 dengan harga jual
Rp300.000,00/m2;
Bangunan seluas 400 m2 dengan nilai jual
Rp350.000,00/m2;
Taman seluas 200 m2 dengan nilai jual
Rp50.000,00/m2;
Pagar sepanjang 120 m dan tinggi rata-rata pagar 1,5
m dengan nilai jual Rp175.000,00/ m2.
Apabila tarif PBB-P2 yang berlaku di Kota Tangerang
sebesar 0,2% untuk NJOP sampai dengan
Rp1.000.000.000 dan 0,3% untuk NJOP di atas
Rp1.000.000.000.
Hitunglah berapa PBB-P2 yang harus dibayarkan oleh
Juanda
setiap tahunnya!

Penyelesaian
Contoh Perhitungan PBB P3
PT. Sawit Nusahati, sebuah perusahaan perkebunan
kelapa sawit didaerah Sumatera Utara memiliki/
menguasai/ mendapat manfaat dari tanah dan bangunan
dengan rincian sebagai berikut :

a. Bumi (Tanah)
1. Area Kebun
Usia tanaman 2 tahun : 100 Ha, klas 178 ( Rp1.700,- /
M2 ), SIT sebesar : Rp2.795.000,- per Ha
Tanaman sudah menghasilkan : 300 Ha, klas 178
( Rp1.700,- / M2 ), SIT sebesar: Rp5.646.000,- per Ha
2. Area emplasemen (areal yang digunakan untuk
berdirinya bangunan dan sarana perkebunan,
Kantor : 0,5 Ha , kelas 140 ( Rp14.000,- / M2 ),
Gudang : 1 Ha , klas 147 (Rp10.000,- / M2 ),
Pabrik : 2 Ha, klas 147b.

b. Bangunan
Kantor : 500 M2 , klas 072 ( Rp700.000,- / M2 )
Gudang : 1.000 M2, klas 078 ( Rp505.000,- / M2 )
Pabrik : 4.000 M2 , klas 084 ( Rp365.000,- / M2 )
Hitung PBB tahun 2014 atas perkebunan?

Anda mungkin juga menyukai