Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 1 PBB

SPPT PBB diatas bahwa objek yang menjadi objek pajak bumi dan bangunan adalah luas (M2),
dengan NJOP terhadap masing2 luas bumi dan bangunan dengan tarif NJOP per M2 berbedabeda
disetiap daerah yang ditinggali dalam hal ini saya memberi contoh SPPT PBB rumah saya.

Dasar perhitungannya adalah total NJOP bumi dan bangunan


Rp 695.355.000 (total NJOP Bumi) + Rp 189.500.000 (total NJOP bangunan) =
Rp 884.855.000 NJOP sebagai dasar pengenaan PBB-P2
Rp 15.000.000 adalah NJOPTKP (NJOP tidak kena pajak) sudah ditentukan oleh perda setiap daerah
NJOP-NJOPTKP Rp 869.855.000 (NJOP untuk penghitungan PBB-P2)

Terhadap penghitungan PBB-P2 yang terutang Penyesuaian NJOP tentunya akan berdampak pada
kenaikan PBB-P2 yang harus dibayar oleh Wajib Pajak, selain dipengaruhi oleh luasnya yaitu luas
bumi, luas bangunan ditambah nilai bangunan dan tarif pajak dengan adanya 4 tarif pajak yang
berbeda, yaitu:

1. Tarif 0.01% untuk NJOP dibawah nilai Rp. 200 Juta


2. Tarif 0.1% untuk NJOP Rp.200 Juta s/d Rp. 2 Miliar
3. Tarif 0.2% untuk NJOP Rp.2 Miliar s/d 10 Miliar
4. Tarif 0.3% untuk NJOP Rp. 10 Miliar atau lebih Mengingat penilaian dilakukan berdasarkan zona
nilai tanah, maka kenaikan NJOP tidak dapat dihindari akan berdampak tidak hanya terhadap WP
Badan tetapi juga WP Perorangan.
Terhadap Rp 869.855.000 akan dikenakan tarif pajak sebesar 0.1%

maka 0.1% x Rp 869.855.000 = Rp 869.855 merupakan angka yang harus dibayarkan

Tetapi pada Pergub DKI Jakarta Nomor 25 tahun 2018 mengatur bahwa terhadap pembebasan atas
pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan atas rumah, rumah susun dan sederhana sewa
dan rumah susun sederhana milik dengan nilai jual objek pajak sampai dengan Rp 1.000.000.000
(satu miliar rupiah). Maka dari itu SPPT PBB diatas mendapat pembebasan sehingga total yang harus
dibayar adalah Rp. 0

Anda mungkin juga menyukai