Anda di halaman 1dari 3

Menurut saya masih kurangnya pengawasan terhadap oknum atau pejabat setempat yang

melakukan tindak atas penerimaan barang impor atau ekspor illegal.

Menurut UU No. 17 tahun 2006 tentang perubahan atas UU No. 10 tahun 1995 institusi Bea dan
Cukai berwenang dalam melakukan pengawasan atas barang ekspor maupun impor dan
pemungutan bea masuk dan bea keluar. Lalu lintas barang ekspor maupun impor adalah bagian dari
perdagangan internasional dan DJBC (Direktorat Jendral Bea dan Cukai) adalah pihak yang
memegang kendali atas kegiatan perdagangan internasional. Dalam melaksanakan tugas
pelaksanaannya dibebankan kepada Direktorat Jenderal, Pejabat Bea dan Cukai untuk
mengamankan hak-hak negara berwenang mengambil tindakan yang diperlukan terhadap barang.
Dalam melaksanakan kewenangan dapat dilengkapi dengan senjata api. Dalam melaksanakan tugas,
juga dapat meminta bantuan angkatan bersenjata atau instansi lainnya. Pejabat Bea dan Cukai
berwenang menengah barang dan/atau sarana pengangkut.

TPS : Berada di kawasan pabean untuk menimbun barang, sementara menunggu pemuatan atau
pengeluarannya. Penupukan paling lama 30 hari.
TPP : Berada dibawah pengelolaan DJBC, untuk menyimpan barang yang dinyatakan tidak dikuasai
sesuai UU Kepabean. TPP menjadi tempat penumpukan barang yang melampaui batas di TPS
TPB : Berada dibawah pengelolaan DJBC, untuk menimbun barang dengan tujuan tertentu seperti
penimbunan, produksi, pengetesan, daur ulang dsb.

Konsep pengangkutan terus atas barang impor terjadi dalam kondisi


apabila atas partai barang impor yang akan ditujukan ke LDP tidak dilakukan
pembongkaran di Pelabuhan singgah di Indonesia. Sedangkan konsep pengangkutan
lanjut atas barang impor terjadi karena rute sarana pengangkut harus singgah
di pelabuhan dalam daerah pabean Indonesia. Perbedaannya dengan konsep
angkut terus, konsep pengangkutan lanjut mengacu pada kondisi
pengangkutan barang impor dari LDP yang harus singgah di Pelabuhan
Indonesia dan melakukan pembongkaran di pelabuhan Indonesia. Atas
kegiatan pembongkaran ini maka pengangkut diwajibkan untuk
menyampaikan manifest.

Konsep Anggapan Ekspor,suatu barang dianggap sebagai barang ekspor bilamana telah dimuat
disarana pengangkut untuk dikeluarkan dari daerah pabean,diberlakunya konsep ini dikarenakan
untuk mempermudah upaya pengawasan yang harus dilakukan oleh aparatur DJBC.

Pre-Entry Classification yaitu penetapan klasifikasi barang oleh Direktur Jenderal terhadap importasi
barang sebelum diajukan pemberitahuan pabean atas permohonan importir. Sedangkan Valuation
Ruling yaitu penetapan nilai pabean oleh Direktur Jenderal yang dibuat berdasarkan hasil audit
kepabeanan terhadap importasi barang yang telah dan akan dilakukan oleh importir dalam jangka
waktu tertentu.

Barang ekspor apa sajakah yang dikenakan bea ekspor?


Produk Hasil Pengolahan Mineral Logam dan Produk Mineral Logam Kriteria Tertentu.
Kulit.
Kayu.
CPO (Crude Palm Oil) atau Minyak Kelapa Sawit.
Biji Kakao.
Dalam ketentuan perundang-undangan perpajakan telah diatur tentang proporsi besaran pajak yang
harus dibayarkan oleh wajib pajak baik orang pribadi maupun badan. Meski demikian, perhitungan
tarif pajak dan penyusunan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak dilakukan oleh masing-masing
wajib pajak, terutama untuk jenis pajak penghasilan. Setiap wajib pajak berkewajiban melaporkan
penghasilan atau harta kekayaan yang menjadi objek pajak. Sementara perhitungan tarif bea dan
cukai dilakukan oleh pemerintah. Dalam hal ini, orang pribadi atau perusahaan yang melakukan
impor atau ekspor membuat dokumen pemberitahuan kepada pihak bea dan cukai mengenai barang
yang akan diimpor atau diekspor. Dokumen ini disebut dengan Pemberitahuan Impor Barang (PIB).
Atas dasar dokumen tersebut, kemudian pihak bea dan cukai melakukan perhitungan total nilai bea
impor atau ekspor yang harus dibayarkan. Jika bea impor atau ekspor telah dibayarkan, maka orang
pribadi atau perusahaan selaku pengimpor dapat mengambil barang yang diimpornya.

Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai adalah :


a) Barang yang tidak dikeluarkan dari Tempat Penimbunan Sementara yang berada di dalam
area pelabuhan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak penimbunannya;
b) Barang yang tidak dikeluarkan dari Tempat Penimbunan Sementara yang berada di luar area
pelabuhan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak penimbunannya;
c) Barang yang tidak dikeluarkan dari Tempat Penimbunan Berikat yang telah dicabut izinnya
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pencabutan izin; atau
d) Barang yang dikirim melalui Pos :
1) yang ditolak oleh si alamat atau orang yang dituju dan tidak dapat dikirim kembali kepada
pengirim di luar Daerah Pabean;
2) dengan tujuan luar Daerah Pabean yang diterima kembali karena ditolak atau tidak dapat
disampaikan kepada alamat yang dituju dan tidak diselesaikan oleh pengirim dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya Pemberitahuan dari Kantor Pos.

Barang yang Dikuasai Negara adalah :


a) barang yang dilarang atau dibatasi untuk diimpor atau diekspor yang tidak diberitahukan
atau diberitahukan secara tidak benar dalam Pemberitahuan Pabean;
b) barang dan/atau sarana pengangkut yang ditegah oleh Pejabat Bea dan Cukai; atau
c) barang dan/atau sarana pengangkut yang ditinggalkan di Kawasan Pabean oleh pemilik yang
tidak dikenal.

Barang yang Menjadi Milik Negara adalah :


a) Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai yang merupakan barang yang dilarang untuk
diekspor atau diimpor, kecuali terhadap barang dimaksud ditetapkan lain berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b) Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai yang merupakan barang yang dibatasi untuk
diekspor atau diimpor, yang tidak diselesaikan oleh pemiliknya dalam jangka waktu 60
(enam puluh) hari terhitung sejak disimpan di Tempat Penimbunan Pabean;
c) Barang dan/atau sarana pengangkut yang dicegah oleh Pejabat Bea dan Cukai yang berasal
dari tindak pidana yang pelakunya tidak dikenal;
d) Barang dan/atau sarana pengangkut yang ditinggalkan di Kawasan Pabean oleh pemilik yang
tidak dikenal yang diselesaikan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak disimpan di
Tempat Penimbunan Pabean;
e) Barang yang Dikuasai Negara yang merupakan barang yang dilarang atau dibatasi untuk
diimpor atau diekspor; atau
f) Barang dan/atau sarana pengangkut yang berdasarkan putusan hakim yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dinyatakan dirampas untuk negara.

Tidak, Kantor Pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tempat
dipenuhinya Kewajiban Pabean sesuai dengan ketentuan undang-undang. Sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai pada Direktorat Teknis Kepabeanan Kantor Pusat
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berdasarkan atas tindak lanjut hasil pemeriksaan dari unit lain
pada Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang melaksanakan fungsi pengawasan

Registrasi importir dilaksanakan dalam rangka tertib administrasi importir. Dengan adanya tertib
administrasi importir diharapkan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mengetahui kejelasan
eksistensi, penanggungjawab, nature of business, dan auditabilitas dari setiap importir. Pada
akhirnya diharapkan pengawasan terhadap importir semakin mudah dan kebocoran penerimaan
negara dari pajak dalam rangka impor dapat diminimalkan.

Anda mungkin juga menyukai