Anda di halaman 1dari 10

DISKUSI 8 KEPABEANAN DAN CUKAI

1. Berikan tanggapan Anda terkait dengan Floating Storage yang ada di materi inisiasi inisiasi 8!
Jawaban :
Floating storage merupakan tempat kegiatan beberapa bisnis yang dilakukan melalui PLB floating storage , diantara kegiatan alih mua ( ship to
ship ) yang sudah dilakukan sekarang tank cleaning , blending , pengisian minyak atau air bersih ( bunkering ) dan lay up chanser kapal .
kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja , meningkatkan daya kegiatan dan turut mendorong pemulihan ekonomi nasional ,
maka itu patut di dukung dan dikembangkan oleh pemerintah

2. Perdagangan dunia saat ini mengarah kepada rezim perdagangan bebas, sehingga faktanya tidak ada satupun negara yang sama sekali tidak terlibat
perdagangan dengan negara lain. Sebagai akibatnya sekelompok negara membuat perjanjian di antara mereka untuk mengatasi hambatan tarif bea
masuk, sehingga insentif tarif dalam kerja sama perdagangan bebas menjadi pendorong utama terjadinya peningkatan arus barang dari suatu negara
ke Negara lainnya. Sebagaimana lazimnya di dalam suatu perjanjian akan timbul hal-hal yang positif dan hal negatif lainnya. Apakah akibat dari hal
positif dan negatif itu? Jelaskan dan berikan sebuah contohnya!

Jawaban :

Hal positif
FTA dibentuk karena memberikan manfaat kepada mitra anggotanya , dengan pembentukan FTA eksportir di negara mitra FTA akan
menikmati intensif tarif jika mengekspor barang ke negara mitra FTA lainya.
Dalam konteks kepentingan negara FTA di bentuk karena memberikan manfaat kepada angotanya.
Hal negatif
perdagangan bebas diantaranya akibat efek trade diversion dikarenakan pengalihan produk importir yang efisien dari negara di luar mitra
FTA dengan produk impor yang kurang efisien dari mitra FTA mengakibatkan maraknya produk konsumtif bermutu rendah yang beredar
di negara mitra FTA. Hal ini dapat mematiakn kinerja produsen lokal dan dapat berdampak negatif kepada kesempatan kerja dalam
pertumbuhan ekonomi. Dapat mengakibatkan gagalnya peningkatan perdagangan antara anggota karena preferinse dagang yang
diinginkan menjadi bias.
BMP ADBI kepabeanan dan cukai hal 4.19 – 4.20
3. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang perubahan atas
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai, melakukan pungutan cukai untuk produk hasil tembakau seperti rokok dengan tarif maksimal
sebesar 57%  dari harga jual eceran atau 275% dari harga jual pabrik. Mengapa demikian? Apa tujuannya? Jelaskan secara lengkap
Kemudian mengapa juga pemerintah memungut Cukai terhadap MMEA, padahal MMEA bukanlah produk yang langsung dapat dikonsumsi?
Jelaskan secara lengkap!

Jawaban :

Pemerintah menerapkan pungutan Cukai dengan tariff maksimal sebesar 57% dari harga jual eceran dan 275% dari harga jual pabrik
sebagai salah satu upaya untuk pengendalian konsumsi rokok, penerapan cukai yang tinggi ini didasarkan dengan tujuan alasan
kesehatan. Karena pada produk hasil tembakau dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan individu yang mengkonsumsinya .
Jika Cukai rokok diterapkan dengan tariff yang tinggi maka harga rokok juga akan semakin meningkat dan diharapkan masyarakat bisa
mengendalikan konsumsi rokok.

peredaran produk MMEA yang tidak terkontrol akan menimbulkan keresahan terhadap masyarakat. Dampak negative akan timbul dari produk
MMEA , oleh karena itu pemerintah memungut cukai terhadap MMEA hal tersebut sebagai salah satu upaya untuk mengontrol peredaran produk
MMEA di pasaran. Apabila produk MMEA dikenakan cukai maka harga produk akan menjadi mahal. Harga produk yang mahal ini akan
membatasi akses masyrakat terhadap konsumsi MMEA

4. Harga jual pabrik per bungkus rokok produksi PT Bentoel Rokok Indonesia adalah Rp23.000,- Berdasarkan harga tersebut ditentukan cukai
sebesar 275% dan laba penyalur yang diperbolehkan hanya 8%. Berdasarkan keterangan tersebut, hitunglah Harga Eceran (HE) rokok tersebut?

Jawab :

- Cukai = Tarif Cukai x Harga Jual Pabrik


= 275% x Rp 23.000
= Rp 63.250
- Total = Harga Jual Pabrik + Cukai
= Rp 23.000 + Rp 63.250
= Rp 86.250
- PPN = Tarif PPN x Total
= 10% x Rp 86.250
= Rp 8.625
- Laba Penyalur = 8 % x ( HJP + Cukai + PPN )
= 8 % x ( Rp 86.250 + Rp 8.625 )
= 8 % x Rp 94.875
= Rp 7.590
- HJE ( Harga Jual Eceran ) = Laba Penyalur + (Harga Jual Pabrik + Cukai)
= Rp 7.590 + Rp 86.250
= Rp 93.840
  Maka, Harga Jual Eceran rokok tersebut adalah sebesar Rp 93.840

5.Produsen rokok PT HM Sampoerna, Tbk memproduksi rokok SKM Dji Sam Soe 234 dengan isi 12 batang per Bungkus mengajukan awal
Permohonan Penyediaan Pita Cukai dengan data untuk 3 bulan sebelumnya sebagai berikut: pada bulan Mei = 700 lembar; bulan Juni = 900
lembar dan bulan Juli = 800 lembar untuk Golongan I dan Seri I dengan Harga Jual Eceran per bungkus Rp25.000,- Disamping itu PT HM
Sampoerna juga memproduksi rokok SKT Sampoerna Hijau isi 20 batang per bungkus mengajukan juga Permohonan Penyediaan Pita Cukai
dengan data, sebagai berikut: pada bulan Mei = 800 lembar; bulan Juni = 900 lembar dan bulan Juli = 1000 lembar, untuk Golongan II dan Seri
II dengan Harga Jual Eceran per bungkus Rp10.000,-

Sebagai tambahan informasi bahwa tarif cukai bersasarkan PMK yang telah ditetapkan terhadap produk Hasil Tembakau tersebut adalah:

a. Untuk merek Dji Sam Soe 234 tarif cukai spesifik adalah Rp590/batang

b. Untuk merek Sampoerna Hijau tarif cukai spesifik adalah Rp180/batang

c. Tarif PPN Hasil Tembakau adalah 10%

Berdasarkan data-data tersebut di atas, hitung:

1. Total Nilai cukai yang terhutang!

2. Total PPN Hasil Tembakau yang terhutang!

Jawab :

P3C SKM Dji Sam Soe 234 = 100% x 1/3 (Realisasi CK-1 Mei + Juni + Juli)
= 100% x 1/3 (700 + 900 + 800)
= 100% x 1/3 (2400)
= 800 lembar
P3C SKT Sampoerna Hijau = 100% x 1/3 (Realisasi CK-1 Mei + Juni + Juli)
= 100% x 1/3 (800 + 900 + 1.000)
= 100% x 1/3 (2.700)
= 900 lembar

Perhitungan Cukai dan PPN untuk merk SKM Dji Sam Soe 234
Jumlah barang = 800 lembar x 12 batang x 120 keping
= 1.152.000
Cukai terutang = Rp590 x 1.152.000
= Rp679.680.000
PPN terutang = 10% x Rp25.000 x 800 x 120
= Rp240.000.000

Perhitungan Cukai dan PPN untuk merk SKT Sampoerna Hijau


Jumlah barang = 900 lembar x 20 batang x 56 keping
= 1.008.000
Cukai terutang = Rp180 x 1.008.000
= Rp181.440.000
PPN terutang = 10% x Rp10.000 x 900 x 56
= Rp50.400.000

Total Cukai Terutang = Rp679.680.000 + Rp181.440.000 = Rp861.120.000


Total PPN Terutang = Rp240.000.000 + Rp50.400.000 = Rp290.400.000
6. Perhitungan bea keluar;

ITEM DESCRIPTION QUANTITY UNIT PRICE TOTAL


CB 101 Dress Type Cupboard 12 $80 $960
CB 102 Kitchen Type Cupboard 21 $43 $903
CB 103 Meal Type  Cupboard 17 $97 $1,649
CB 104 Book Type Cupboard 8 $140 $1,120
        $4,632
Berdasarkan invoice di atas, hitunglah berapa bea keluar yang harus dibayarkan oleh eksportir?

Jawaban :

Bea Keluar = Tarif x Harga ekspor x Jumlah satuan barang x Kurs


= 5% x $4.632 x 58 x Rp. 14. 500
= Rp. 194.775.600

7. Invoice berikut disampaikan kepada PT Apple Indonesia, sebagai berikut:

ITEM DESCRIPTION QUANTITY UNIT PRICE


CP07A14 Cell Phone iPhone 14 34 US$1,750
Berdasarkan peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.010/2021 barang dengan term free on board di atas di kenakan bea masuk 12% dan pajak
pertambahan nilai 11%, serta kurs yang berlaku pada saat itu US$1 = Rp14.500,-

Berdasarkan invoice di atas tersebut, hitung total pajak dalam rangka impor dan total pungutan yang harus dibayarkan oleh PT Apple Indonesia.
Informasi tambahan perusahaan mempunyai angka pengenal impor, tapi belum mempunyai nomor pokok wajib pajak.

Jawaban :
FOB : 1.750 X 34 = 59.500
Feight : 10% X 59.500 : 5.950 (10%, diasumsikan dari Asia no ASEAN)
Insurance : 0.5% x 65.450 : 327,25
CIF : 65.777,25
Nilai pabean : 65.777,25 x 14.500 = 953.770.125 (diubah ke rupiah)
BM : 12% x 953.770.125 = 114.452.415 (tarif x nilai pabean)
Nilai impor, 953.770.125 + 114.452.415 = 1.068.222.540
PPN : 11% x 1.068.222.540 = 117.504.479,4
PPh Ps 22 : 5% x 1.068.222.540 = 53.411.127 (punya API,non NPWP naik 100%)
PDRI : PPN + PPh = Rp. 170.915.606,4
Total Pungutan : BM + PDRI = Rp. 285.368.021,4 = Rp. 285.368.021
8. PT Kino Indonesia belum mempunyai API, mengimpor hasil hutan berupa rotan dari Naypyidaw, Myanmar sebanyak 35 ton menggunakan
petikemas ukuran  40 feet yang mempunyai kapasitas masing-masing 7 ton. Harga rotan FOB US$5/Kg. Asuransi ditutup di Jakarta senilai
US$500. Freight dari Naypyitaw ke Tanjung Priok per petikemas @ US$2,850. Bea masuk sebesar 8% dan bea masuk anti dumping sebesar
25% dengan NDPBM US$1 = Rp14.500,- Hitung berapa total besarnya pungutan Impor dan total pajak dalam rangka impor? Lakukan
pembulatan hanya di akhir perhitungan!
Jawaban :
1 ton = 1.000 kg
Total petikemas = 35 ton : 7 ton = 5 petikemas

- FOB Total = US$ 5 x 1.000kg x 35 ton x 5 Petikemas


= US$ 875.000
- Freight Total = US$ 2.850 x 5 petikemas
= US$ 14.250
- CIF = FOB Total + Freight Total
= US$ 875.000 + US$ 14.250
= US$ 889.250.
- Nilai Pabean = CIF x Kurs
= US$ 889.250 x Rp. 14.500
= Rp. 12.894.125.000
- Bea Masuk = Tarif BM x Nilai Pabean
= 8% x Rp. 12.894.125.000
= Rp. 1.031.530.000
- BMAD = Tarif BMAD x Nilai Pabean
= 25% x Rp. 12.894.125.000
= Rp. 3.223.531.250
- Nilai Impor = Nilai Pabean + BM + BMAD
= Rp. 12.894.125.000 + Rp. 1.031.530.000 + Rp. 3.223.531.250
= Rp. 17.149.186.250
- PPN = 10% x Nilai Impor
= 10% x Rp. 17.149.186.250
= Rp. 1.714.918.625
- PPh = 7,5% x Nilai Impor ( Karena PT Kino tidak punya API)
= 7,5% x Rp. 17.149.186.250
= Rp. 1.286.188.968,75
- PDRI = PPN + PPh
= Rp. 1.714.918.625 + Rp. 1.286.188.968,75
= Rp. 3.001.107.593,75
- Total Pungutan = PDRI + Bea Masuk + BMAD
= Rp. 3.001.107.593,75 + Rp. 1.031.530.000 + Rp. 3.223.531.250
= Rp. 7.256.168.843,75
= Rp. 7.256.168.844
= RP. 7.256.169.000

Total Pungutan yang harus dibayar sebesar RP. 7.256.169.000

9.  Bapak Pudji Suprapto memesan barang kiriman berupa laptop LG melalui suatu perusahaan jasa titipan (PJT) dari negara Korea Selatan,
senilai US$1,500 dan berdasarkan AWB biaya pengangkutannya US$45 sedangkan untuk asuransi US$30 diketahui pula Bapak Suharnoto tidak
mempunyai NPWP dan tidak mempunyai API untuk NDPBM US$1 = Rp14.500,- Hitung berapa besarnya total bea masuk dan pajak dalam
rangka impor barang, serta total pungutan impor yang harus dibayarkan oleh Bapak Pudji Suprapto? Lakukan pembulatan hanya di akhir
perhitungan!
Jawaban :
Diketahui :
- FOB = US$ 1.500
- Freight = US$ 45
- Asuransi = US$ 30
- Tidak mempunyai NPWP dan Tidak memiliki API
- Kurs = Rp. 14.500
Ditanya : Total Pungutan ?
Jawab :
Penyelesaian menggunakan dokumen Consignment Note ( Harga barang US$1.500)
- CIF = FOB + Freight + Asuransi
= US$ 1.500 + US$ 45 + US$ 30
= US$ 1.575
- Nilai Pabean = CIF x Kurs
= US$ 1.575 x Rp. 14.500
= Rp. 22.837.500
- Bea Masuk = Tarif BM x Nilai Pabean ( Tarif BM Flat )
= 7,5 % x Rp. 22.837.500
= Rp. 1.712.812,5
- Nilai Impor = Nilai Pabean + Bea Masuk
= Rp. 22.837.500 + Rp. 1.712.812,5
= Rp. 24.550.312,5
- PPN = 10% x Nilai Impor
= 10% x Rp. 24.550.312,5
= Rp. 2.455.031,25
- PPh = 20% x Nilai impor ( Tidak Memiliki NPWP )
= 20% x Rp. 24.550.312,5
= Rp. 4.910.062,5
- PDRI = PPN + PPH
= Rp. 2.455.031,25 + Rp. 4.910.062,5
= Rp. 7.365.093,75
- Total Pungutan = PDRI + Bea Masuk
= Rp. 7.365.093,75 + Rp. 1.712.812,5
= Rp. 9.077.906,25
= Rp. 9.077.906
= Rp. 9.078.000

Total pungutan impor yang harus dibayarkan oleh Bapak Pudji Suprapto adalah sebesar Rp. 9.078.000

10. PT Aneka Tambang sebagai BUMN memesan barang kiriman untuk keperluan smelter atau tailingnya yang nilainya menurut Air Way Bill
US$2.500 dari Shanghai, China. NDPBM US$1 = Rp 14.500 disamping itu diketahui pula bahwa PT Aneka Tambang mempunyai NPWP dan
API. Bea masuk sesuai dengan MFN adalah 12%. Hitung berapa total pungutan dan total biaya pajak seluruhnya yang harus dibayarkan oleh PT
Aneka Tambang? Lakukan pembulatan hanya di akhir perhitungan!
Jawaban :
- Freight = 10% x FOB ( Karena barang berasal dari Shanghai, China)
= 10% x US$ 2.500
= US$ 250
- CFR = FOB + Freight
= US$ 2.500 + US$ 250
= US$ 2.750
- Asuransi = 0,5% x CFR
= 0,5% x US$ 2.750
= US$ 13,75
- CIF = FOB + Freight + Asuransi
= US$ 2.500 + US$ 250 + US$ 13,75
= US$ 2.763,75
- Nilai Pabean = CIF X Kurs
= US$ 2.763,75 + Rp 14.500
= Rp 40.074.375
- Bea Masuk = Tarif BM x Nilai Pabean
= 12 % x Rp 40.074.375
= Rp 4.808.925
- Nilai Impor = NP + BM
= Rp 40.074.375 + Rp 4.808.925
= Rp 44.883.300
- PPN = 10% x Nilai Impor
= 10% x Rp 44.883.300
= Rp 4.488.330
- PPh = 2,5% x Nilai Impor ( Perusahaan memiliki API )
= 2,5% x Rp 44.883.300
= Rp 1.122.082,5
- PDRI = PPN + PPh
= Rp 4.488.330 + Rp 1.122.082,5
= Rp 5.610.412, 5
- Total Pungutan = PDRI + Bea Masuk
= Rp 5.610.412, 5 + Rp 4.808.925
= Rp 10.419.337, 5
= Rp 10.419.000
Total pungutan yang harus dibayar oleh PT Aneka Tambah adalah sebesar Rp 10.419.000

Anda mungkin juga menyukai