Anda di halaman 1dari 10

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa :

Nomor Induk Mahasiswa/NIM :

Tanggal Lahir :

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4235 / Kepabeanan dan Cukai

Kode/Nama Program Studi : 30/DIII Perpajakan

Kode/Nama UPBJJ : 21/Jakarta

Hari/Tanggal UAS THE : Rabu, 29 Desember 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa :
NIM :
Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4235 / Kepabeanan dan Cukai
Fakultas : Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik
Program Studi : 30/DIII Perpajakan
UPBJJ-UT : 21/Jakarta

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari
aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman
sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS
THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan
dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian
hari terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Jakarta, 29 Desember 2021
Yang Membuat Pernyataan
Kepabeanan dan Cukai
ADBI4235

1. PT Aneka Tambang sebagai BUMN memesan barang kiriman untuk keperluan


smelter atau tailingnya yang nilainya menurut AWB US$2.500 dari Shanghai, China.
NDPBM US$1 = Rp 14.000 disamping itu diketahui pula bahwa PT Antam
mempunyai NPWP dan API. Bea masuk sesuai dengan MFN adalah 12%. Hitung
berapa total biaya pajak seluruhnya yang harus dibayarkan oleh PT Aneka Tambang!
Jawab :
FOB = US$ 2.500,00
Freight : 10%xFOB = US$ 250,00
CFR = US$ 2.750,00
Insurance : 0,5% x CFR
0,5% x 2.750 = US$ 13,75
CIF = US$ 2.763,75

Nilai Pabean : 2.763,75 x Rp14.000 = Rp 38.692.500,00


BM : 12% x 38.692.000 = Rp 4.643.100,00
Nilai Impor : Nilai Pabean + BM
38.692.500 + 4.643.100 = Rp 43.335.600,00

PPN : 10% x 43.335.600 = Rp 4.333.560,00


PPh Ps 22 : 2,5% x 43.335.600 (2,5% dg API) = Rp 1.083.390,00
PDRI : PPN + PPh Ps 22 = Rp 5.416.950,00

Total : BM + PDRI = Rp10.060.050,00


Pungutan
Jadi, biaya pajak seluruhnya yang harus dibayarkan oleh PT Aneka Tambang adalah
sebesar Rp10.060.050,00.
(ADBI4235 Kepabeanan dan Cukai - Modul 2 Halaman 2.25)

2. Di dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 pada Pasal 25 ayat 1 dan Pasal 26
ayat 2, pada kedua Pasal itu (25 & 26) membahas tentang hal yang hampir sama
saja. Apa sebenarnya perbedaan utama dalam hal di kenakan untuk barang-barang
apa saja? Apakah subjek, objek, dan mekanisme pembebasan barang-barang
tersebut bagi setiap pasalnya? Jelaskan secara lengkap!
Jawab :
Pasal 25 UU Kepabeanan mengatur tentang Pembebasan Bea Masuk yang sifatnya
multak atau permanen artinya tidak ada pembayaran bea masuk yang diwajibkan.
Meskipun sifat pembebasan dalam Pasal 25 ini bersifat multak, namun untuk
beberapa kriteria tertentu para pihak yang berhak menerima pembebasan wajib
memenuhi persyaratan yang ditentukan. Ada 17 kategori barang yang mendapat
fasilitas pembebasan multak, antara lain :
A. Barang impor untuk perwakilan negara asing
- Subjek Pembebasan : perwakilan diplomatik, perwakilan konsuler, dan
organisasi international yang diperlakukan sebagai perwakilan diplomatik/konsuler
- Objek barang yang dibebaskan : barang yang dipakai untuk keperluan resmi, untuk
perbaikan gedung yang ditempati perwakilan, barang pindahan
- Mekanisme pembebasan

B. Barang untuk keperluan Badan Internasional


- Subjek pembebasan : Badan internasional sebagai suatu institusi resmi, para
pejabat pada badan internasional dan Tenaga Ahli bangsa asing
- Objek barang yang dibebaskan : barang yang dipakai untuk keperluan resmi,
barang keperluan pribadi, barang proyek dan non proyek
- Mekanisme pembebasan :
C. Barang Kiriman atau Hibah
- Subjek pembebasan : Badan atau lembaga yang bergerak di bidang ibadah
untuk umum, amal, sosial , pemerintah pusat / pemerintah daerah,
- Objek pembebasan : barang-barang berupa logistik, barang-barang berupa
peralatan
- Mekanisme pembebasan :

D. Barang Pribadi penumpang , awak sarana pengangkut, pelintas batas dan barang
kiriman melalui jasa titipan dan kiriman pos
- Subjek :penumpang, awak sarana pengangkut
- Objek barang pribadi penumpang
Pasal 26 UU Kepabeanan memberikan bentuk fasilitas fiskal berupa pembebasan
atau keringanan bea masuk terhadap barang impor yang digunakan untuk keperluan
tertentu. Fokus pemberian fasilitas ini terutama ditujukan terhadap sektor industri dan
perdagangan sebagai bentuk insentif fiskal pemerintah untuk meningkatkan
pertumbuhan sektor industri dan perdagangan.
Sifat pembebasan yang diatur dalam Pasal 26 UU Kepabeanan adalah pembebasan
relatif, yaitu bentuk fasilitas yang diberikan didasarkan pada beberapa persyaratan
dan tujuan tertentu sehingga terhadap barang impor dapat diberikan skema
pembebasan atau hanya keringanan bea masuk saja. Sebagai contoh, perlakukan
fasilitas terhadap pembangunan atau pengembangan industri berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan nomor 135/KMK.04/2002 merupakan keringanan bea
masuk (tarif akhir bea masuk menjadi 5%), sedangkan perlakuan fasilitas terhadap
pembangunan datau pengembangan industri dari berlakunya Peraturan Menteri
Keuangan nomor 176/PMK.04/2009 adalah bentuk pembebasan bea masuk (tarif
akhir bea masuk menjadi 0%).
Sesuai Pasal 26 ayat (1), fasilitas pembebasan atau keringanan bea masuk dapat
diberikan atas impor:
a. barang dan bahan untuk pembangunan dan pengembangan industri dalam
rangka penanaman modal
b. mesin untuk pembangunan dan pengembangan industri
c. barang dan bahan dalam rangka pembangunan dan pengembangan industri
untuk jangka waktu tertentu
d. peralatan dan bahan yang digunakan untuk mencegah pencemaran lingkungan
e. bibit dan benih untuk pembangunan dan pengembangan industri pertanian,
peternakan, atau perikanan
f. hasil laut yang ditangkap dengan sarana penangkap yang telah mendapat izin
g. barang yang mengalami kerusakan, penurunan mutu, kemusnahan, atau
penyusutan volume atau berat karena alamiah antara saat diangkut ke dalam
daerah pabean dan saat diberikan persetujuan impor untuk dipakai
h. barang oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang ditujukan untuk
kepentingan umum
i. barang untuk keperluan olahraga yang diimpor oleh induk organisasi olahraga
nasional
j. barang untuk keperluan proyek pemerintah yang dibiayai dengan pinjaman
dan/atau hibah dari luar negeri
k. barang dan bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan
tujuan untuk diekspor.

Objek Fasilitas :
- fasilitas yang diberikan terhadap mesin
Mesin yang dimaksud adalah setiap mesin, permesinan, alat perlengkapan
instalasi pabrik, peralatan atau perkakas dalam keadaan terpasang maupun
terlepas yang digunakan untuk pembangunan atau pengembangan industri.
- fasilitas yang diberikan terhadap barang dan bahan
barang dan bahan yang dimaksud adalah semua barang atau bahan, tidak
melihat jenis dan komposisinya, yang digunakan sebagai bahan atau komponen
untuk menghasilkan barang jadi.
- tujuan fasilitas adalah untuk pembangunan
pembangunan yang dimaksud adalah pendirian perusahaan atau pabrik baru
untuk menghasilkan barang dan jasa.
- tujuan fasilitas lainnya adalah untuk pengembangan
pengembangan yang dimaksud adalah kegiatan pengembangan terhadap
perusahaan atau pabrik yang telah ada sebelumnya, meliputi penambahan,
modernisasi, rehabilitasi dan/atau restrukturisasi dari alat-alat produksi termasuk
mesin untuk tujuan peningkatan jumlah, jenis, dan kualitas hasil produksi.

Syarat atas barang yang diberikan fasilitas pembebasan atau keringan diberikan
sepanjang mesin, barang dan bahan tersebut :
a) belum diproduksi di dalam negeri
b) sudah diproduksi di dalam negeri tetapi belum memenuhi spesifikasi yang
dibutuhkan
c) sudah diproduksi di dalam negeri tetapi jumlahnya belum mencukupi kebutuhan
industri

Subjek penerima fasilitas pembebasan


- perusahaan di bidang industri yang menghasilkan barang
- perusahaan di bidang industri yang menghasilkan jasa
Ruang lingkup industri jasa antara lain :
1) pariwisata dan kebudayaan
2) transportasi/perhubungan untuk jasa transportasi publik
3) pelayanan Kesehatan publik
4) pertambangan
5) konstruksi
6) industri telekomunikasi
7) kepelabuhanan

Mekanisme Pembebasan
Untuk mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk atas impor mesin atau bahan
baku produksi dalam rangka pembangunan atau pengembangan, perusahaan
mengajukan permohonan yang menandatangani pimpinan perusahaan kepada
Kepala BKPM. Skema tahap pertama adalah pengajuan permohonan untuk
mendapatkan fasilitas pembebasan atas impor mesin. Skema tahap kedua diajukan
oleh perusahaan industri manufaktur yang memenuhi persyaratan setelah
perusahaan menyampaikan laporan realisasi skema fasilitas tahap pertama.

3. Salah satu tupoksi DJBC adalah sebagai pelindung perbatasan, dimana


eksekutornya adalah Bea dan Cukai untuk seluruh pelabuhan dan bandara di NKRI.
Oleh sebab itu dalam rangka impor barang, pengawasan terhadap barang impor
diklasifikasikan dalam berapa kategori? Jelaskan secara lengkap! Disamping itu ada
berapa institusi atau lembaga pemerintah yang sesuai dengan lingkup tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing yang menerapkan peraturan larangan dan
pembatasan barang impor? Jelaskan lengkap masing-masing lembaga atau institusi
pemerintah apa saja yang dimaksud!
Jawab :

Pengawasan terhadap barang impor diklasifikasikan menjadi :


1. Kedatangan Sarana Pengangkut, sarana pengangkut yang akan memasuki daerah
pabean indonesia, baik memuat barnag impor maupun tidak, diwajibkan
memberitahukan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut (RKSP) kepada Kantor
Bea Cukai
2. Pemberitahuan Umum, Selanjutnya pengangkut wajib menyerahkan
pemberitahuan umum atas barang niaga yang diangkutnya. Dikenal dengan istilah
Inward Manifest.
3. Pembongkaran, pembongkaran barang dari sarana pengangkut harus dalam
pengawasan pejabat bea dan cukai. Jumlah peti kemas atau kemasan barang (koli)
yang dibongkar harus sama dengan yang diberitahukan dalam manifes.
4.Penimbunan, barang impor yang selesai dibongkar dari sarana pengangkut akan
ditempatkan di suatu gudang atau lapangan penumpukan sementara dalam area
kawasan pabean. Lokasi penumpukan ini dalam nomenklatur kepabeanan
diistilahkan sebagai tempat penimbunan sementara (TPS).

Lembaga atau institusi pemerintah yang menerapkan larangan dan pembatasan


impor :
1.Lartas Kementerian Perdagangan, beberapa ketentuan lartas impor yang diatur
oleh Kementerian Perdagangan antara lain : NPIK, SNI, LS, IP
2.Lartas Kementerian Kesehatan, mencakup produk-produk keperluan farmasi,
antaralain : narkotika, psikotropika dan prekursor.
3.Lartas Kementerian Kehutanan, adalah instansi teknis yang memberikan izin lartas
khusus untuk produk kehutanan
4.Lartas Kementerian Komunikasi dan Informatika, setiap alat dan perangkat
telekomunikasi yang dibuat, dirakit, dimasukkan untuk diperdagangkan dan atau
digunakan di wilayah negara Republik Indonesia Wajib melalui Sertifikasi.
5.Lartas Kementerian Pertanian, adalah pestisida dan obat hewan yang diatur.
6.Lartas Kementerian ESDM, adalah produk preparat pelumas.
7.Lartas Kepolisian Republik Indonesia, komoditi impor yang dikenakan ketentuan
pembatasan oleh POLRI mencakup : senjata api dan kembang api

4. Harga jual pabrik per bungkus rokok produksi PT Bentoel Rokok Indonesia adalah
Rp20.000,- Berdasarkan harga tersebut ditentukan cukai sebesar 275% dan laba
penyalur yang diperbolehkan hanya 12%. Berdasarkan keterangan tersebut,
hitunglah Harga Eceran (HE) rokok tersebut!
Jawab :
Besaran tarif Cukai yang secara detail diatur adalah sistem tarif Cukai advalorum.
Pasal 5 ayat (1) dan (2) UU Cukai, besaran tarif Cukai advalorum tertinggi untuk BKC
berupa hasil tembakau yang dibuat di Indonesia adalah 275% dari harga dasar
apabila harga dasar yang digunakan adalah harga jual pabrik, sedangkan apabila
harga dasar yang digunakan adalah harga jual eceran maka tarif maksimal yang
boleh ditetapkan adalah sebesar 57%; untuk BKC berupa hasil tembakau yang
diimpor adalah 275% dari harga dasar apabila harga dasar yang digunakan adalah
harga jual pabrik, sedangkan apabila harga dasar yang digunakan adalah harga jual
eceran maka tarif maksimal yang boleh ditetapkan adalah sebesar 57%.

Harga Jual Pabrik : Rp20.000


Cukai : 275% x Rp20.000 = Rp55.000
PDRD : 10% x Rp55.000 = Rp 5.500
PPN : 9,1%x Rp55.000 = Rp 5.005
Harga Transaksi Pabrik : Harga Jual Pabrik + Cukai + PDRD+ PPN
: Rp20.000 + Rp55.000 + Rp5.500 + Rp 5.005
= Rp85.505
Laba Penyalur : 12% x Harga Jual Pabrik
: 12% x Rp20.000 = Rp 2.400
Harga Jual Eceran : Harga Transaksi Pabrik + Laba Penyalur = Rp87.905

Jadi, Harga Eceran rokok produksi PT Bentoel Rokok Indonesia adalah sebesar
Rp82.900,-

https://news.ddtc.co.id/apa-itu-jalur-merah-kuning-hijau-dan-mita-24180
https://www.pajakku.com/read/5dae9dc24c6a88754c088069/Kontribusi-Pajak-
Rokok-Untuk-Kesehatan-Masyarakat-dan-Hukum

Anda mungkin juga menyukai