Anda di halaman 1dari 7

Seringkali terjadi  kesalahan dalam Laporan Keuangan suatu perusahaan :

1. Apa sering menjadi penyebab dari kesalahan tersebut ? 


Keliru Memperhitungkan Persediaan Barang
Persediaan dalam perusahaan dagang merupakan aset yang penting. Tentunya
perusahaan akan melakukan perhitungan secara fisik untuk menyesuaikan dengan
laporan persediaan yang telah dibuat sebelumnya. Bisa saja karena salah
memperhitungkan membuat persediaan di akhir periode terlalu tinggi maupun terlalu
rendah. Hal ini nanti akan berdampak pada neraca yang ada dalam laporan
keuangan.
Salah Posting
Kesalahan pencatatan bisa saja terjadi sehingga nominal untuk akun yang digunakan
tidak sesuai. Misalnya saja saat penjualan tunai anda keliru membukukan nya sebagai
penjualan kredit. Hal ini berdampak pada hutang bertambah dan kelebihan kas saat
dilakukan cash opname.
Tidak Menghitung Harga Pokok Penjualan Secara Cermat
Dalam menentukan harga pokok penjualan dalam perusahaan harus memperhatikan
tiga hal yakni persediaan, pembelian bersih dan retur. Mungkin saja anda lupa untuk
memasukkan biaya angkut dan retur untuk menghitung harga pokok penjualan
tersebut. Akhirnya harga pokok penjualan yang ditampilkan tidak akurat lagi.
Tidak Bisa Membedakan Akuntansi Berbasis Akrual dan Kas
Pencatatan akuntansi untuk penerimaan dan pengeluaran kas terbagi atas dua
metode yakni akrual dan kas basis. Ada perbedaan saat pencatatan kas
menggunakan dua metode ini. misalnya saja untuk metode cash basis biaya dicatat
saat mengeluarkan uang sedangkan accrual basis pencatatan dilakukan saat biaya
tersebut digunakan.
Laporan Usia Piutang Usaha Yang Buruk
Bagi perusahaan dagang tentu sering mendapati penjualan secara kredit. Dalam
penjualan kredit sangat perlu untuk memperhitungkan usia piutang usaha. Jangan
sampai anda hanya sibuk menjual secara kredit namun lupa menagih piutang. Bisa-
bisa perusahaan kekurangan kas untuk biaya operasionalnya jika piutang tak anda
tagih-tagih.
Kesalahan Penulisan Desimal
Bisa saja kesalahan dalam laporan keuangan perusahaan dagang karena keliru
dalam menulis decimal. Bisa saja anda harus nya menuliskan Rp. 10.000.000 namun
ditulis menjadi Rp. 1.000.000. kesalahan ini bisa berakibat pada nominal dalam
laporan keuangan tak sesuai dengan kenyataan yang ada. Informasi yang ditampilkan
dalam laporan tersebut menjadi tidak akurat dan accountable.
Tidak Memperhitungkan Biaya Angkut
Mungkin laporan keuangan anda keliru karena lupa untuk memperhitungkan biaya
angkut. Biaya angkut ini bisa timbul saat membeli barang maupun menjual barang ke
konsumen. Ada beberapa ketentuan dalam pengiriman barang seperti FOB, CIF
maupun CNF. Ada biaya barang angkut yang ditanggung pihak pembeli namun ada
pula yang ditanggung oleh pihak penjual. Untuk itu sebelum membeli pastikan dahulu
ketentuan biaya angkutnya agar tidak salah dalam memperhitungkan harga pokok
penjualan .

2. Bagaimana cara koreksi kesalahan Laporan Keuangan?  

Cara mengoreksi kesalahan laporan keuangan pada umumnya adalah melakukan


jurnal, posting ulang, melakukan pengecekan kembali pencatatan persediaan dan
melakukan pengecekan kembali akun.
Jurnal koreksi salah catat yang dibuat untuk membetulkan kesalahan –kesalahan akan
tergantung pada bentuk laporan laba rugi yang disusun.
Bila laporan laba rugi disusun dengan cara All Inclusive, yaitu semua elemen yang
mempengaruhi perhitungan laba rugi dilaporkan dalam laporan laba rugi, maka jurnal
koreksi akan dicatat dalam rekening-rekening nominal.
Bila laporan laba rugi disusun dengan cara Current Operating Performance, yaitu
laporan laba rugi hanya menunjukkan transaksi-transaksi yang sering terjadi yang
timbul dalam periode itu maka jurnal koreksi akan dicatat dalam rekening Laba Tidak
Dibagi.
Dan dilaporkan dalam laporan laba tidak dibagi.
Berikut ini contoh soal koreksi kesalahan dalam akuntansi untuk membetulkan
kesalahan-kesalahan yang terjadi dan dan pengaruh masing-masing keslahan terhadap
neraca dan laporan laba rugi.
Cara #1. Kesalahan dalam Persediaan Barang
Misalnya persediaan barang tanggal 31 Desember 2015 terlalu kecil Rp. 10.000.000.
Akibat dari kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi adalah :
Laporan Laba Rugi :
Tahun 2015 :
Harga Pokok Penjualan terlalu besar karena persediaan akhir terlalu kecil. Laba bersih
terlalu kecil.
Tahun 2016 :
Harga pokok penjualan terlalu kecil karena persediaan awal terlalu kecil. Laba bersih
terlalu besar.
Neraca :
Tahun 2015 :
Aktiva terlalu kecil karena persediaan terlalu kecil. Laba tidak dibagi terlalu kecil.
Tahun 2016 :
Neraca sudah benar karena kesalahan tahun 2015 dibenarkan oleh kesalahan tahun
2016.
Bila kesalahan ini diketahui sebelum tutup buku tahun 2016, maka kesalahan ini perlu
dibetulkan.
Contoh jurnal koreksi persediaan untuk membetulkan kesalahan seperti ini adalah
sebagai berikut :
Persediaan Barang                          Rp. 10.000.000
    Koreksi Laba Tahun-tahun lalu
(Laba tidak dibagi)                                Rp. 10.000.000
 Jika kesalahan ini baru ketahui sesudah penutupan buku tahun 2016, maka tidak
diperlukan jurnal koreksi  karena kesalahan akhir 2015 yang terlalu kecil sudah
dibetulkan dengan kesalahan persediaan awal tahun 2016 yang terlalu besar.
 
Cara #2. Kesalahan dalam Pembelian dan Persediaan Barang

Misalnya barang-barang seharga Rp. 200.000  yang dibeli tahun 2015 baru dicatat
dalam tahun 2016.
Barang-barang tersebut tidak termasuk dalam perhitungan persediaan akhir tahun
2015.
Akibat dari kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi adalah :
Laporan Laba Rugi :
Tahun 2015 :
Harga Pokok Penjualan benar, karena pembelian terlalu kecil diimbangi dengan
persediaan akhir yang terlalu kecil. Laba bersih benar.
Tahun 2016 :
Harga Pokok Penjualan benar karena pembelian terlalu besar diimbangi dengan
persediaan awal yang terlalu kecil. Laba bersih benar.
Neraca:
Tahun 2015:
Aktiva dan utang terlalu kecil. Laba tidak dibagi benar.
Tahun 2016 :
Aktiva dan utang sudah benar karena kesalahan dalam tahun 2015 dibenarkan oleh
kesalahan tahun 2016.
Bila kesalahan ini diketahui sebelum tutup buku tahun 2016, maka kesalahan ini perlu
dibetulkan. Cara koreksi kesalahan laporan keuangan seperti ini adalah dengan jurnal
koreksi seperti berikut ini:
Persediaan Barang   Rp. 200.000
               Pembelian           Rp. 200.000
Jika kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan  buku tahun 2016 tidak diperlukan
jurnal koreksi karena kesalahan persediaan akhir dan pembelian tahun 2015 sudah
dibetulkan dengan adanya kesalahan persediaan awal dan pembelian tahun 2016.
Cara #3. Kesalahan Mencatat Pembelian
Misalnya pembelian sebesar Rp. 150.000,- pada akhir tahun 2015 baru dicatat pada
awal tahun 2016.
Barang-barang ini termasuk dalam perhitungan persediaan akhir tahun 2015.
Akibat dari kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi nampak sebagai berikut
:
Laporan Laba Rugi :
Tahun 2015 :
Harga Pokok Penjualan terlalu kecil karena pembelian terlalu kecil. Laba bersih terlalu
besar.
Tahun 2016 :
Harga Pokok Penjualan terlalu besar karena pembelian terlalu besar. Laba bersih
terlalu kecil
Neraca:
Tahun 2015 :
Aktiva benar, tapi utang terlalu kecil. Laba tidak dibagi terlalu besar.
Tahun 2016:
Neraca sudah benar karena kesalahan tahun 2015 sudah dibetulkan oleh kesalahan
tahun 2016.
Bila kesalahan ini diketahui sebelum tutup buku tahun 2016, maka kesalahan ini perlu
dibetulkan.
Cara koreksi kesalahan laporan keuangan dari kasus seperti itni adalah dengan jurnal
koreksi seperti berikut ini:
Koreksi Laba Tahun-tahun lalu (Laba Tidak Dibagi)  Rp. 150.000
              Pembelian           Rp. 150.000
Bila kesalahan ini baru ketahui sesudah tutup buku tahun 2016, maka tidak diperlukan
jurnal koreksi karena kesalahan pembelian tahun 2015 yang terlalu kecil sudah
dibetulkan dengan kesalahan pembelian tahun 2016 yang terlalu besar.

3. Mengapa kesalahan yang terjadi pada proses penyusunan Laporan


Keuangan harus segera diperbaiki ?

Kesalahan pada Laporan Keuangan harus segera di perbaiki agar catatan-catatan


akuntansi sesuai dengan keadaan sesungguhnya, sehingga data yang dihasilkan dapat
menjadi dasar dalam pengambilan keputusan dan tidak menyesatkan selain itu agar
fungsi dari Laporan keuangan dapat dicapai diantaranya membantu pihak manajemen
mengetahui resiko keuangan, membantu seluruh pihak perusahaan untuk mengetahui
kondisi keuangan, menilai persentase laba yang bisa dicapai, hingga membuat
perencanaan bisnis.
4. Apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi timbulnya kesalahan-
kesalahan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan ?

Menurut PSAK No.1 Tahun 2015, definisi laporan keuangan adalah dokumen
terstruktur yang berisi catatan posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Secara umum, orang mengenal laporan keuangan sebagai ringkasan seluruh transaksi
bisnis yang pernah terjadi dalam suatu periode. 
Bagi pelaku usaha, keberadaan laporan keuangan ini begitu penting  guna membangun
bisnis yang sehat. Selain itu, catatan keuangan juga dapat berperan sebagai alat untuk
mengevaluasi bisnis, mengambil keputusan, mendatangkan investor, hingga
menentukan pajak. Untuk membuat laporan keuangan.
Berikut tips agar meyusun laporan keuangan menjadi lebih akurat dan valid:

 Mulailah dengan Mengumpulkan serta Mencatat Transaksi pada Jurnal


Dalam dunia akuntansi, jurnal dikenal sebagai dokumen yang berisi catatan setiap
transaksi bisnis yang pernah terjadi. Transaksi bisnis sendiri banyak jenisnya, ada
transaksi penjualan produk, transaksi pembelian bahan baku, transaksi penukaran
barang, hingga transaksi sewa menyewa. 
Bila bisnis Anda pernah melakukan transaksi di atas, cobalah untuk mengumpulkan
bukti transaksi seperti kuitansi atau faktur. Setelah bukti terkumpul, baru kemudian catat
seluruh transaksi secara rinci pada jurnal. Nantinya, jurnal ini akan menjadi
penghubung antara transaksi dengan buku besar serta siklus akuntansi lainnya. 

 Masukkan Jurnal ke Buku Besar


Secara teknis, Buku Besar(General Ledger) merupakan dokumen yang berisi catatan
perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu akun karena adanya transaksi keuangan
dalam suatu periode akuntansi. Dengan kata lain, fungsi dari Buku Besar adalah
meringkas semua data transaksi yang tertulis di jurnal umum.
Memasuki akhir periode, Buku Besar dibutuhkan sebagai sumber data untuk membuat
laporan keuangan perusahaan. Nah, Fokus pada tahap ke dua ini adalah memindahkan
transaksi yang sudah didokumentasikan di jurnal ke akun-akun yang sesuai dengan
rinci.

 Buatlah Neraca Saldo


Setelah menyusun buku besar, tahap selanjutnya adalah membuat neraca saldo. Apa
itu? 
Neraca saldo disusun untuk mengetahui keseimbangan antara jumlah debit dan kredit
pada akun-akun yang ada di Buku Besar. Oleh karena itu, setelah membuat Buku
Besar, Anda perlu mengelompokkan daftar rekening yang ada di Buku Besar ke dalam
kategori pasiva atau kategori aktiva. 

 Kumpulkan Data untuk Menyusun Jurnal Penyesuaian


Tak menutup kemungkinan, dalam menjalankan bisnis bisa saja ada kemungkinan
transaksi belum tercatat atau transaksi terjadi di akhir pembuatan laporan
keuangan. Alhasil, perhitungan yang telah dilakukan pun menjadi tidak valid karena ada
transaksi yang belum diproses. Bila terjadi kasus seperti ini, silakan kumpulkan seluruh
transaksi yang belum tercatat sebagai bahan untuk membuat jurnal penyesuaian.  

 Buatlah Neraca Lajur


Neraca lajur dibuat untuk mempermudah proses penyusunan laporan keuangan. Dalam
penyelenggaraan sistem akuntansi secara manual, dokumen neraca lajur memuat
kolom-kolom berisi neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo sesudah penyesuaian,
neraca, perhitungan laba rugi. 
Di sisi lain, neraca lajur juga bisa digunakan sebagai alat untuk mengecek kesalahan
yang mungkin terjadi ketika Anda melakukan penyesuaian.  

 Susun Laporan Keuangan


Bila ke lima proses di atas telah selesai dilakukan, barulah kemudian Anda bisa
membuat laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca, laporan laba rugi, hingga
laporan perubahan modal. Keberadaan laporan keuangan sendiri terbilang penting bagi
sebuah bisnis.
Melalui catatan keuangan, pelaku usaha bisa mengetahui bagaimana bisnisnya
berkembang serta dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan.
Sementara bagi investor, laporan keuangan menjadi bahan pertimbangan utama untuk
mengalokasikan uangnya ke perusahaan tersebut.

 Biar Lebih Praktis Manfaatkan Software Akuntansi


Saat ini, sebagian besar operasional bisnis dilakukan secara komputerisasi. Bila
kesulitan untuk membuat laporan keuangan, Anda dapat
menggunakan software akuntansi yang banyak beredar di pasaran.
Di samping mudah digunakan, pembuatan catatan keuangan
melalui software akuntansi bisa meminimalisasi risiko kehilangan, kebakaran, dan
kerusakan. Selain itu, pemakaian software akuntansi biasanya dapat dilakukan di mana
dan kapan saja sehingga tidak perlu berada di kantor untuk membuat laporan
keuangan. 
Sumber:
https://ukirama.com/blogs/7-kesalahan-yang-sering-terjadi-dalam-membuat-laporan-
keuangan-perusahaan-dagang
https://www.akseleran.co.id/blog/laporan-keuangan/

Anda mungkin juga menyukai