Anda di halaman 1dari 8

TUGAS III PENGANTAR AKUNTANSI

1. Jelaskan keuntungan dan kelemahan dari perusahaan perseroan dibandingkan


perusahaan perseorangan dan persekutuan!
2. Sebutkan karakteristik dari perusahaan perseroan yang anda ketahui! berikan contoh
kasus dari perusahaan perseroan yang anda ketahui!
3. Pada tanggal 20 Januari 2018 dikeluarkan saham sebanyak 500.000 lembar saham
biasa dengan nominal Rp. 25.000. Saham tersebut dijual sebanyak 100.000 lembar
dengan kurs 95% dan Nilai Nominal Rp 25.000. Diminta buatlah jurnal untuk
mencatat transaksi tersebut!
4. Laba perusahaan Rp200.000.000,-  Perusahaan mengumumkan akan membagikan
deviden sebesar 60% dari total laba pada 5 Januari 2019. Pembagian deviden
direalisasikan pada 20 April 2019.Diminta jurnal saat pengumuman dan pembagian
deviden. 

Jawab:

1. Perseroan vs Persekutuan/Perseorangan

 Keuntungan perusahaan perseroan dibanding perusahaan perseorangan dan


persekutuan:

(+) Perseroan (-) Perusahaan Persekutuan/Perorangan


Perseroan dapat melakukan pembelian, Perusahaan perseorangan membeli,
pemilikan dan penjualan harta kekayaan atas menjual atau memiliki harta kekayaan atas
namanya sendiri, perseroan juga dapat nama pribadi pemiliknya, bukan atas nama
menandatangani kontrak perjanjian asal perusahaan.
sejalan dengan anggaran dasar perusahaan.

Pemilikan perseroan ditandai dengan saham Perusahaan persekutuan, hak pemilikan


atau sero yang dapat dengan mudah sulit dipindahtangankan atau bahkan tidak
diperjualbelikan tanpa mengganggu kegiatan mungkin dijual kepada orang lain tanpa
atau perubahan modal perusahaan. persetujuan anggota sekutu yang lain.

Perseroan dapat lebih mudah mendapat Pada perusahaan perorangan, investasi usaha
tambahan modal melalui penerbitan saham terbatas pada jumlah yang dapat disediakan
baru ketika ada investor yang bermaksud pemilik dari kekayaan pribadinya, ditambah
untuk memberikan modal dengan menjadi jumlah tambahan yang dapat diperoleh dari
pemegang saham. pinjaman

Perseroan juga lebih mudah mendapatkan Perusahaan persekutuan/ perseorangan


modal usaha dari Bank. Bank akan lebih lebih sulit memperoleh tambahan modal
mempercayai badan usaha berbentuk atau investasi dari perbankan, terutama
perseroan dibanding badan usaha lainnya untuk jumlah yang besar.
karena perseroan merupakan badan hukum
yang dianggap sebagai entitas tersendiri
yang terpisah dengan pendiri perseroan.
Perseroan terbatas dapat menjalankan Dalam persekutuan, apabila terjadi
usahanya dalam jangka waktu yang sangat perubahan pemilik dalam persekutuan
lama, perseroan dapat dipertahankan berarti persekutuan yang ada menjadi
walaupun pendiri atau pengurus lamanya bubar dan diganti dengan bentuk
sudah meninggal. Jadi, perseroan dapat tetap persekutuan yang baru.
berjalan dengan pemilik atau anggotanya
yang sudah berubah. 
Tanggung jawab pemilik perseroan hanya Pada perusahaan persekutuan pemilik
terbatas pada jumlah yang telah disetorkan bertanggung jawab penuh terhadap utang-
ke perseroan tersebut atau jumlah saham utang perusahaan.
yang dimiliki. Jika seseorang termasuk
pemegang saham dan kebetulan
perusahaannya memiliki utang, pemegang
saham hanya bertanggung jawab sebesar
modal yang disetorkan.

 Kelemahan perusahaan perseroan dibanding perusahaan perseorangan dan persekutuan:

(-) Perseroan (+) Perusahaan Persekutuan/Perorangan


Perseroan membutuhkan proses yang Pendirian perusahaan perorangan (orang
panjang dan dana yang cukup besar. pribadi) sangat mudah dan tidak berbelit-
Pendirian perseroan terbatas sangat rumit belit biasanya syarat perizinan di
proses administrasinya mulai dari izin Pemerintah Daerah lebih ringan; tidak
pendirian, hingga kelengkapan memerlukan akta formal (akta pendirian
administrasi.  dari notaris) dalam pendiriannya tetapi
untuk bisnis-bisnis tertentu perlu meminta
izin ke Pemerintah Daerah setempat,
sehingga pemilik tidak perlu mengeluarkan
biaya yang terlalu besar.

Laba perseroan yang dibagikan kepada para Perusahaan perseorangan pajak pemilik
pemegang saham dikenakan pajak dua kali. tidak perlu membayar pajak badan,
Pertama, laba perseroan dikenakan pajak walaupun demikian tetap saja semua
30% karena perseroan merupakan subjek pendapatan harus bayar pajak perorangan
pajak (badan hukum) tersendiri. Kedua, saat (orang pribadi) dan semua keuntungan
laba dibagikan kepada pemegang daham menjadi milik pemilik dan dapat digunakan
dalam bentuk dividen, dikenakan pajak secara bebas oleh pemilik. 
penghasilan atas nama pemegang saham.

Perseroan banyak diatur oleh regulasi Perusahaan perorangan/persekutuan tidak


pemerintah atau undang-undang. Peraturan- terlalu banyak diatur oleh peraturan
peraturan tersebut antara lain mengatur pemerintah, sehingga pemilik bebas
masalah siapa yang menjadi pemegang melakukan aktivitasnya.
saham, tata cara menjual saham, jenis modal
yang dapat dikeluarkan, dan sebagainya.

Pengambilan keputusan dan kebijakan Pada perusahaan perseorangan, karena


perusahaan perseroan terbatas harus melalui kepemilikan perusahaan dikuasai individu,
suatu rapat antara dewan direksi dan para maka setiap pengambilan kebijakan
pemegang saham yang dinamakan Rapat perusahaan dapat dieksekusi secara
Umum Pemegang Saham (RUPS). Sehingga langsung. Perusahaan persekutuan (CV),
apabila perusahaan memerlukan kebijakan pengambilan keputusan dilakukan oleh
yang darurat dan sesegera mungkin, harus sekutu aktif yang secara langsung dan aktif
memerlukan waktu yang cukup lama karena dalam operasional persekutuan, dengan
harus melalui suatu RUPS. persetujuan sekutu pasif (pemodal).
Sehingga kedua jenis perusahaan ini, tidak
membutuhkan waktu yang lama dalam
pengambilan keputusan.

2. Karakteristik perusahaan perseroan adalah:


 Perseroan merupakan badan hukum tersendiri.
Perseroan terbatas atau disingkat PT adalah badan hukum yang didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh
Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Hal ini diatur oleh Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1995.
 Hak pemilikan pada perseroan dapat dipindahtangankan.
Pemilikan perseroan ditandai dengan saham atau sero yang dapat dengan mudah
diperjualbelikan tanpa mengganggu kegiatan atau perubahan modal perusahaan.
Jika suatu hari nanti terdapat pemilik saham yang ingin menjual sahamnya, maka
tidak akan memengaruhi kegiatan operasional perusahaan dan tidak perlu
melakukan pembubaran perusahaan, karena badan usaha ini dapat berganti
kepemilikan kapan saja. Jual beli saham ini dapat dilakukan setiap saat, tanpa
mengganggu perjanjian ataupun struktur modal modal perseroan.
 Kekuasaan tertinggi ada pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS adalah Organ atau bagian Perseroan
yang memiliki kewenangan yang tidak diberikan kepada Direksi maupun Dewan
Komisaris dalam batas yang telah ditentukan oleh Undang-Undang dan / atau
anggaran dasar. Maka dengan kata lain, RUPS adalah pemegang kekuasaan
tertinggi di dalam Perseroan Terbatas, serta pemegang segala kewenangan yang
tidak diserahkan pada Dewan komisaris dan Direksi. Adapun kewenangan RUPS
adalah:
 Menyetujui tentang Pengajuan Permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit.
 Mengangkat dan juga memberhentikan anggota dari Direksi atau Dewan
Komisaris.
 Menyetujui tentang perpanjangan waktu berdirinya Perseroan Terbatas.
 Menyetujui tentang rencana peleburan, penggabungan, dan juga
pengambilalihan atau pemisahan.
 Membubarkan Perseroan.
 Mengubah anggaran dasar.

 Tanggung jawab pemilik terhadap utang terbatas.


Dalam perseroan, pemegang saham dianggap sebagai entitas yang terpisah
dengan perseroan terbatas. Pemegang saham memiliki pertanggungjawaban yang
terbatas (limited liability) dalam perseroan terbaatas. Implikasi dari prinsip
tersebut adalah, asset dari perseroan terbatas merupakan asset yang terpisah dari
asset pemilik saham. Pemegang saham tidak bertanggung jawab terhadap utang
perseroan terbatas. Kerugian yang dialami pemegang saham yang diakibatkan
oleh kerugian perseroan terbatas, hanya sebatas jumlah modal yang
diinvestasikan sebagai saham dalam perseroan terbatas.
 Pemegang saham akan memperoleh keuntungan yang berupa dividen.
Dividen adalah pembagian keuntungan berupa uang tunai, properti, atau saham
kepada pemegang saham. Pengumuman pembagian dividen ini dilakukan oleh
dewan direksi korporasi dengan menyebutkan besarannya sesuai basis per lembar
saham. Besar dividen yang diperoleh pemegang saham pada setiap periode
pembagian dapat berbeda, bergantung besaran laba yang diperoleh perusahaan.
 Memiliki struktur organisasi tertentu.
Struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari pemegang saham, direksi, dan
komisaris. Dalam PT, para pemegang saham, melalui komisarisnya melimpahkan
wewenangnya kepada direksi untuk menjalankan dan mengembangkan
perusahaan sesuai dengan tujuan dan bidang usaha perusahaan.
 Terdapat pengenaan pajak ganda.
Pertama, laba perseroan dikenakan pajak 30% karena perseroan merupakan
subjek pajak (badan hukum) tersendiri. Kedua, saat laba dibagikan kepada
pemegang daham dalam bentuk dividen, dikenakan pajak penghasilan atas nama
pemegang saham.
 Diatur oleh banyak peraturan pemerintah.
Perseroan terbatas adalah sebuah badan yang diatur dalam Undang Undang. Hal
inilah yang banyak membedakan perseroan terbatas dengan badan usaha lainnya.
Undang Undang perseroan terbatas yang paling populer adalah Undang Undang
nomor 40 tahun 2007 (UUPT). Alasan diberlakukan UUPT adalah memenuhi
permintaan masyarakat dalam bidang perseroan terbatas dengan memiliki sifat
keterbukaan, jujur dan adil. Apabila ada perusahaan yang melanggar, maka akan
dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan peraturan yang berlaku.

Contoh kasus perusahaan perseroan:

Salah satu kasus perseroan yang pernah terjadi adalah kasus PT Asuransi Jiwasraya
yang menghebohkan pada tahun 2019 lalu. Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), PT Asuransi Jiwasraya diketahui melakukan window
dressing atau rekayasa akuntansi laporan keuangan.
Berdasarkan catatan BPK, Jiwasraya telah membukukan laba semu sejak 2006. Alih-alih
memperbaiki kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan saham berkualitas,
Jiwasraya justru menggelontorkan dana sponsor untuk klub sepak bola dunia,
Manchester City, pada 2014. Kemudian pada tahun 2015, Jiwasraya meluncurkan produk
JS Saving Plan dengan cost of fund yang sangat tinggi di atas bunga deposito dan
obligasi. Sayangnya, dana tersebut kemudian diinvestasikan pada instrumen saham dan
reksadana yang berkualitas rendah baik secara langsung atau dibungkus dengan
reksadana milik direksinya, yakni Benny Tjokrosaputro dan Heru Hidayat.

Pada 2017, Jiwasraya kembali memperoleh opini tidak wajar dalam laporan
keuangannya. Padahal, saat itu Jiwasraya mampu membukukan laba Rp 360,3 miliar.
Opini tidak wajar itu diperoleh akibat adanya kekurangan pencadangan sebesar Rp 7,7
triliun. Berlanjut ke tahun 2018, Jiwasraya akhirnya membukukan kerugian unaudited
sebesar Rp 15,3 triliun. Pada September 2019, kerugian menurun jadi Rp 13,7 triliun.
Kemudian pada November 2019, Jiwasraya mengalami negative equity sebesar Rp 27,2
triliun. Disebutkan sebelumnya, kerugian itu terutama terjadi karena Jiwasraya menjual
produk saving plan dengan cost of fund tinggi di atas bunga deposito dan obligasi.
Apalagi berdasarkan catatan BPK, produk saving plan merupakan produk yang
memberikan kontribusi pendapatan tertinggi sejak tahun 2015.

Manipulasi laporan keuangan dilakukan dengan menampilkan laporan keuangan yang


selalu sehat kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam
LK) yang kini bernama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Badan Usaha
Milik Negara (BUMN). Jadi sebenarnya itu laba semu, akibat dari rekayasa akuntansi
atau window dressing, di mana sebenarnya perusahaan telah mengalami kerugian.
Akibatnya, pada saat nasabah ingin mencairkan dananya, manajemen Jiwasraya sudah
tidak memiliki aset yang likuid untuk menutup klaim yang besar tersebut, sementara aset
likuid yang selama ini dimiliki Jiwasraya telah habis karena tren pencairan klaim atas JS
Proteksi Plan telah menunjukkan peningkatan yang signifikan sejak awal 2017. Setelah
tidak memiliki aset yang likuid, melalui Direktur Utama Jiwasraya saat itu, Asmawi
Syam mengumumkan gagal bayar dalam surat bertanggal 15 Oktober 2018 kepada
nasabah.
3. Jurnal Penjualan Saham
Pada tanggal 20 Januari 2018 dikeluarkan saham sebanyak 500.000 lembar saham biasa
dengan nominal Rp 25.000. Saham tersebut dijual sebanyak 100.000 lembar dengan kurs
95% dan Nilai Nominal Rp 25.000. Diminta buatlah jurnal untuk mencatat transaksi
tersebut!

Jawab:

Bila saham dikeluarkan dengan harga di bawah nilai nominal, maka selisih yang timbul
disebut dengan disagio (discount atau diskonto).

Setoran modal 20 Januari 2018:

 Modal Saham Biasa


= 500.000 lembar x Rp 25.000,00 = Rp 12.500.000.000,00
 Harga Jual Saham Biasa
=100.000 lembar x Rp 25.000,00 = Rp 2.500.000.000,00
 Kurs 95%, Disagio saham
= Rp 2.500.000.000,00 – (95% x Rp Rp 2.500.000.000,00)
= Rp 2.500.000.000,00 – Rp 2.375.000.000,00
= Rp 125.000.000,00

Jenis Saham Harga Jual Nominal Disagio


Saham biasa Rp 2.500.000.000,00 Rp 2.375.000.000,00 Rp 125.000.000,00

Jurnal transaksi 20 Januari 2018:


Tanggal Akun Debet Kredit
20 Januari 2018 Kas Rp
12.500.000.000,00
Saham Biasa Rp 12.500.000.000,00
Kas Rp 2.375.000.000,00
Disagio saham Rp 125.000.000,00
Saham Biasa Rp 2.500.000.000,00

4. Laba perusahaan Rp200.000.000,-  Perusahaan mengumumkan akan membagikan


deviden sebesar 60% dari total laba pada 5 Januari 2019. Pembagian deviden
direalisasikan pada 20 April 2019. Diminta jurnal saat pengumuman dan pembagian
deviden. 

Jurnal Pencatatan Dividen:


Deviden dibagi = 60% x Rp 200.000.000,00
= Rp 120.000.000

 Saat pengumuman 5 Januari 2019:


Dividen Tunai (D) Rp 120.000.000
Utang Dividen tunai (K) Rp 120.000.000

Alternatif lain, perusahaan dapat langsung mendebet pada akun Laba Ditahan,
tidak pada akun Dividen Tunai. Bila pada saat pengumuman dividen didebet
pada akun Dividen Tunai, maka akun ini pada 5 Januari 2019 akan
dipindahkan ke akun laba ditahan melalui proses penutupan, dan akun utang
dividen akan disajikan dalam neraca sebagai elemen utang lancar. Jurnal untuk
menutup akun Dividen Tunai adalah sebagai berikut:

Laba Ditahan (D) Rp 120.000.000


Utang Dividen Tunai (K) Rp 120.000.000

 Saat pembayaran dividen 20 April 2019:


Utang Dividen Tunai (D) Rp 120.000.000
Kas (K) Rp 120.000.000

Tanggal Akun Debet Kredit


5 Januari 2019 Laba Ditahan Rp 120.000.000
Utang Dividen Rp 120.000.000
20 April 2019 Utang Dividen Rp 120.000.000
Kas Rp 120.000.000

Sumber:

 Sugiarto. 2009. Buku Materi Pokok Pengantar Akuntansi (Modul 7 dan Modul 8).
Jakarta: Universitas Terbuka.
 https://www.sinarharapan.co/hukum/read/24166/maki__kasus_jiwasraya_berawal_dari_
manipulasi_laporan_keuangan
 Studi Kasus Manipulasi Laporan Keuangan Jiwa Sraya
https://www.academia.edu/42330394/KASUS_JIWASRAYA

Anda mungkin juga menyukai