PENGENAAN SEKTOR
PERTAMBANGAN MINYAK
DAN GAS BUMI
Perhitungan Pengenaan PBB Sektor Pertambangan
Penilaian yang diterapkan untuk usaha bidang pertambangan ini sangat
berbeda dengan usaha sektor lainnya. Di Dalam Undang-Undang PBB Bab I
Ketentuan Umum Pasal 1 angka 3 disebutkan antara lain bahwa NJOP adalah
harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara
wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui
perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan
baru, atau NJOP pengganti.
Di Indonesia belum pernah ada orang atau badan memperjual-belikan
tambang, sehingga kemungkinan yang dapat terjadi adalah nilai perolehan baru
atau nilai jual pengganti yang menurut ilmu penilaian pendekatannya dapat
melalui Metode Pendekatan Data Pasar untuk tanahnya, dan Pendekatan Biaya
atau Pendekatan Pendapatan untuk bangunannya. Memang kita akui bahwa untuk
mencari NJOP usaha pertambangan ini sangat kompleks, karena mempunyai
corak, spesifikasi, pendekatan teknik, yang terdiri dari lokasi kawasan tambang,
kandungan tambang, jenis/bahan yang ditambang, teknik eksplorasi dan
eksploitasinya dan sebagainya.
Ada beberapa faktor utama yang harus diperhatikan untuk menilai usaha
bidang pertambangan:
1. Jenis/Deposit bahan tambang yang terdapat pada Wilayah Kuasa
Penambangan (WKP).
2. Konsesi atau ijin penambangan yang diberikan kepada Badan Usaha
tersebut.
200 Bab 8: Pengenaan Sektor Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi
Letak
Objek Bumi Bangunan Ket
No Peruntukan Objek
Bangunan
Penambangan
a. Producing
b.Non Production
Open
c. Non Production
Plug & Abandon
Jumlah
.…….,………………….19
99
Wajib Pajak :
(…………………..)
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Areal Produktif *
2. Areal Belum
Produktif
a. Areal General
Survey
b. Areal Eksploitasi
c. Areal non
Porduction Open
d. Areal Non
Production Plug &
Abandon
3. Areal Tidak
Produktif
4.
Areal Emplasemen
dan Bangunan
a. Perkantoran
b. Pabrik
c. Silo
d. Kilang
e. Tangki
f. Pipa
g. Gudang
h. Perumahan
i. Sarana
Olahraga/Rekreasi
j. Bangunan Poliklinik
k Bangunan Sosial
l. Landasan Pesawat
m. Jalan yang
diperkeras di lokasi
penambangan dan/
komplek
n. Dermaga
o. Area Bangunan
lainnya
5. Areal Lainnya
208 Bab 8: Pengenaan Sektor Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi
a. Areal Pengamanan
b. Areal Perairan
c. Tanah Kosong
d. Areal Lainnya.
Sub Jumlah (a)
…………….,………………….1999
Kepala Seksi Penetapan Petugas Penghitung/Kepala Subseksi
Penetapan P3
(……………………….)
(……………………………)
Mengetahui
Kepala Kantor Pelayanan PBB :
(………………..………)
Contoh Perhitungan soal pengenaan PBB Sektor Pertambangan Minyak dan
Gas Bumi .
PT. Patra Artha Bhakti, suatu Perusahaan Tambang Minyak dengan data sebagai
berikut :
210 Bab 8: Pengenaan Sektor Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi
TANAH :
a. Areal Produktif = 100 ha , kelas IA - 48 - Rp 270,00/ m2
b. Areal Belum Produktif :
1) Areal General Survey = 500 ha, kelas IA – 50 - Rp 140,00/ m2.
2) Areal Explorasi = 100 ha, kelas IA - 49 - Rp 200,00/ m2.
c. Areal Tidak Produktif = 100 ha, kelas IA – 50
d. Areal Emplasemen :
1) Pabrik = 25 ha, kelas IA - 43 - Rp 1.200,00/ m2
2) Gudang = 2 ha, kelas IA - 43
3) Perkantoran = 1 ha, kelas IA - 39 - Rp 5.000,00/ m2
4) Tangki = 10 ha, kelas IA - 43
5) Jalan diperkeras = 5 ha, kelas IA - 43
6) Perumahan = 10 ha, kelas IA - 37 - Rp 10.000,00 / m2.
BANGUNAN :
a. Pabrik = 50.000 m2, kelas IIA-9 -Rp310.000,00 /m2
b. Gudang = 5.000 m2, kelas IIA - 9
c. Perkantoran = 2.000 m2, kelas IIA - 8 - Rp 365.000,00 /m2
d. Tangki = 5.000 m2, kelas IIA - 7 - Rp 429.000,00 /m2
e. Jalan diperkeras = 30.000 m2, kelas IIA - 9.
C. Hasil penjualan minyak satu tahun sebelum Tahun Pajak berjalan
= Rp 1. 000.000.000,00
D. Angka Kapitalisasi 9,5 .
Hitung PBB PT Patra Artha Bhakti tersebut di atas !
A. NJOP TANAH
Areal Produktif = 9,5 X Rp 1.000.000.000,00 = Rp 9.500.000.000,00
Areal Belum Produktif
a. Areal General Survey = 500 X 10.000 X Rp 140,00 = Rp 700.000.000,00
b. Areal Explorasi = 100 X 10.000 X Rp 200,00 = Rp 200.000.000,00
B. NJOP BANGUNAN
a. Pabrik = 50.000 X Rp 310.000,00 = Rp 15.500.000.000,00
b. Gudang = 5.000 X Rp 310.000,00 = Rp 1.550.000.000,00
c. Kantor = 2.000 X Rp 365.000,00 = Rp 730.000.000,00
d. Tangki = 5.000 X Rp 429.000,00 = Rp 2.145.000.000,00
e. Jln Keras = 30.000 X Rp 310.000,00 = Rp 9.300.000.000,00
f. Perumahan = 10.000 X Rp 429.000,00 = Rp 4.290.000.000,00
NJOP = Rp 33.515.000.000,00
Bangunan
Rangkuman :
6. Biaya membangun atau menggali dan modal yang diperlukan untuk investasi.
7. Anggaran Out Put untuk memenuhi permintaan Pasar.
8. Perkiraan Pendapatan yang berupa keuntungan dari usaha pertambangan.
Dari hal-hal tersebut di atas maka sangatlah banyak kemungkinan yang
dapat dipergunakan teori maupun pendekatan penilaian yang akan digunakan
untuk mendapatkan NJOP. Salah satu yang mungkin dapat dengan mudah
dilaksanakan adalah pendekatan pendapatan (Income approach).
Soal Latihan :
1. Sebutkan beberapa faktor utama untuk menilai Usaha Bidang Pertambangan
.
2. Sebutkan Dasar Hukum yang dipakai sebagai petunjuk pelaksanaan penilaian
pengenaan PBB Pertambangan .
3. Sebutkan apa yang dimaksud dengan Areal produktif dan Areal yang belum
produktif .
4. Jelaskan tentang NJOP PBB Sektor pertambangan .
Jawab :
1. Ada beberapa faktor utama yang harus diperhatikan untuk menilai usaha
bidang pertambangan:
a. Jenis atau Deposit bahan tambang yang terdapat pada Wilayah Kuasa
Penambangan (WKP).
b. Konsesi atau ijin penambangan yang diberikan kepada Badan Usaha
tersebut.
c. Jumlah atau Kuantitas yang terkandung pada WKP.
d. Kuantitas dan kesesuaian deposit dengan permintaan pasar.
e. Kemudahan atau kesulitan dalam mendapatkan/
mengerjakan/melaksanakan usaha yang berpengaruh terhadap
kemampuan menambang.
f. Biaya membangun atau menggali dan modal yang diperlukan untuk
investasi.
g. Anggaran Out Put untuk memenuhi permintaan Pasar.
h. Perkiraan Pendapatan yang berupa keuntungan dari usaha
pertambangan.
2. Petunjuk pelaksanaan terhadap pelaksanaan penghitungan nilai jual untuk
sektor pertambangan yang diatur dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal
Pajak Nomor KEP-16/PJ.6/1998 dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Nomor SE-24/PJ.6/1999 Hal Petunjuk Pengenaan Sektor Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi.
3. 1). Areal Produktif adalah areal di dalam Wilayah Kuasa Pertambangan
(WKP) yang telah dieksploitasi/menghasilkan minyak dan/gas bumi (tahap
eksploitasi/produksi);