Anda di halaman 1dari 4

Bab 17

PENUTUP
Saat ini pajak merupakan primadona penerimaan negara yang paling utama.
Krisis ekonomi dan moneter yang terjadi di Indonesia yang tak kunjung habis
makin memacu dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak negatif
dari utang negara dan utang para pengusaha, sehingga menuntut jalan keluar yang
semakin cepat dari keterpurukan ekonomi dan moneter. Dalam sistem self
assessment yang dianut dalam dunia perpajakan kita ada tiga fungsi utama yang
harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh aparatur di bidang Perpajakan, yaitu:
1. Penyuluhan
2. Pelayanan
3. Pengawasan/enforcement.
Memang sesungguhnya sangat sulit untuk menentukan fungsi mana yang
paling dominan dan sangat menentukan keberhasilan realisasi penerimaan pajak.
Seyogyanya ketiga fungsi tersebut harus berjalan serasi, bersama-sama seiring
sejalan saling menunjang, isi mengisi dalam suatu proses kerjasama melakukan
kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kini dalam era demokrasi dan rakyat menginginkan sesuatu serba jelas
transparant dan penuh pelayanan, maka mau tidak mau aparat perpajakan juga
dituntut dapat memberikan pelayanan dengan penuh dedikasi sebagai abdi negara
dan abdi masyarakat, atau dalam era sekarang ini sering disebut sebagai pelayanan
prima.
Direktorat PBB dalam mengantisipasi perobahan perilaku administrasi
aparat perpajakan sesungguhnya telah lebih maju mendahului pola pikir dan
pelayanan kepada Wajib Pajak. Hal itu terbukti bahwa setelah pada tanggal 21
Mei 1992 Menteri Keuangan R.I. telah menerbitkan Surat Keputusan
No.516/KMK.01/1992 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal
Pajak terkandung maksud bahwa pelayanan terhadap Wajib Pajak harus
diutamakan. Maka sejak itu Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Edaran
No.SE-19/PJ.6/1994 tanggal 15 April 1994 tentang Petunjuk Pelayanan Satu
Tempat dalam SISMIOP.
394 Bab 17 : Penutup

Pelayanan Satu Tempat pada pokoknya adalah:


1. Disetiap KP PBB hanya ada satu Tempat Pelayanan bagi Wajib Pajak;
2. PST diusahakan berada di lantai dasar dan menghadap pintu utama
sehingga begitu Wajib Pajak masuk ruangan jelas terlihat dan segera
tahu informasi yang dibutuhkan;
3. Petugas pelayanan merupakan tim dari unsur-unsur seksi terkait dalam
pelayanan;
4. Pelayanan dilaksanakan dibawah koordinasi dari seorang koordinator
dari Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan PBB
setempat;
5. Petugas dan Tim Pelayanan mengutamakan dan menekankan pada
keluwesan pelaksanaan tugas;
6. PST menggunakan sarana pendukung Komputer, DHKP, Peta Blok,
Buku Klasifikasi NJOP, dan lain-lain data dan informasi yang
dibutuhkan untuk kemudahan pelayanan;
7. Wajib Pajak yang memerlukan pelayanan diharuskan memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan.
Pelayanan Satu Tempat (PST) ini kemudian dalam kondisi seperti sekarang
ini telah dikembangkan dan dilengkapi sedemikian rupa dengan PIT (Pelayanan
Informasi Telepon), Home Page Perpajakan, dan khusus untuk pembayaran saat
ini telah dibuat sistem baru yang disebut POS (Payment On Line Sistem).

Test Formatif :

I. Pilihlah jawaban yang telah tersedia yang menurut Saudara dianggap


paling benar dengan memberikan tanda X pada huruf yang Saudara
pilih.
1. Bumi dan atau bangunan yang digunakan oleh negara untuk
penyelenggaraan pemerintahan adalah:
a. Objek pajak c. Objek pajak dengan tarif khusus
b. Bukan Objek Pajak d. (a,b,c) salah.

2. Wajib pajak adalah:


a. Subjek Pajak;
b. Subjek Pajak yang secara sah memiliki dan menguasai Objek Pajak;
c. Orang yang membayar PBB ke Bank tempat pembayaran;
d. (a,b,c) benar.
3. Tarif pajak adalah:
a. 5 % b. 0,5 % x 20 % x (NJOP – NJOP TKP)
c. 0,5 % x 20 % x NJKP d. 0,5 %.

4. NJOP adalah dasar:


Pajak Bumi dab Bangunan 395

a. Penagih pajak b. Pengenaan pajak


c. Penerbitan SPPT d. Penghitungan pajak

5. Dalam hal atas suatu objek pajak belum jelas diketahui Wajib Pajaknya:
a. Dirjen Pajak tidak dapat menetapkan Subjek Pajak atas objek pajak
tersebut sebagai WP;
b. Ketetapan penunjukan WP menunggu keputusan Pengadilan;
c. Dirjen Pajak dapat menetapkan Subjek Pajak atas objek pajak
tersebut;
d. Dirjen Pajak menerbitkan SPPT kepada Pemilik .

II. Pilihlah Jawaban Saudara dengan memberikan X pada jawaban B untuk


jawaban benar dan S pada jawaban salah.

1. Pajak yang terutang pada saat jatuh tempo pembayaran tidak atau kurang
dibayar, dikenakan sanksi administrasi sebesar 2 % sebulan maximal 24
bulan. (B /S )
2. Bagan Struktur Nomor Objek Pajak (NOP) merupakan kode wilayah 10
digit yang menggunakan standar BPS, Nomor urut per blok dengan tanda
khusus berupa 8 digit, dan unik. (B /S)
3. Untuk menentukan NJOP tanah dan bangunan untuk setiap hunian rumah
susun dilakukan secara proporsional berdasarkan luas masing-masing
hunian dan pengenaannya untuk rumah susun yang dibangun Perum
Perumnas diberi keringanan 100 %. (B / S)

III. Jawablah Soal di bawah ini:


Pak Endarto bertempat tinggal di Jl. Kencana Raya Blok C1, No. 5 Jakarta
Barat 117340, data Luas Tanah - 302 m2 dengan harga jual menurut data
pasar adalah Rp 850.000,00/per m2 dan data luas Bangunan 146 m2
dengan biaya pembangunan ditaksir Rp 400.000,00 per m2.

Jawaban Test Formatif :


I. 1. a II. 1. B
2. b 2. B
3. b 3. S
4. b
5. c
396 Bab 17 : Penutup

III. Perhitungan PBB sektor perkotaan Rumah Pak Endarto adalah:

Pertama kali data harga pasar dan biaya pembangunan bangunan harus
dikonversi terlebih dahulu ke dalam SK Menteri keuangan
No.523/KMK.04/1998 ke dalam kelas untuk:
Tanah - kelas A-17, Nilai Jual Permukaan Bumi Rp 802.000,00/per m2;
Bangunan - kelas A- 07. Nilai Jual Bangunan Rp 429.000,00/per m2.
Maka pengenaan Tanah = 302 X Rp 802.000,00 = Rp 242.204.000,00.
Bangunan = 146 X Rp 429.000,00 = Rp 62.634.000,00.
NJOP Tanah dan Bangunan sebagai dasar pengenaan PBB:
Rp 304.838.000,00.
NJOP TKP: Rp 10.000.000,00.
NJOP untuk penghitungan PBB: Rp 294.838.000,00.
PBB = 0,5 % x 20 % x Rp 294.838.000,00 = Rp 294.838,00.
Maka besarnya PBB pak Endarto yang harus dibayar adalah:
Rp 294.838,00.

-o0o-

Anda mungkin juga menyukai