Anda di halaman 1dari 3

BRINDA IVANA BENITA/190424640

TUGAS PBB-P2
1. Mengapa, berdasar UU PDRD ps 94, hasil pemungutan Pajak Provinsi harus dialokasikan ke
PemKab/Pemkot? Jelaskan
Jawab:
Karena untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan daerah provinsi
dan mewujudkan penyelenggaraan otonomi daerah secara nyata dan bertanggungjawab.Semua itu
guna sebagai pedoman dalam pelaksanaan penyaluran bagi hasil Pajak Daerah Provinsi kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.Bisa dilihat bahwa yang diterima pemerintah kota/kabupaten
itu hanya sedikit untuk membangun daerah

2. Mungkinkah mereka yang memiliki tanah dan belum bersertifikat harus bayar PBB?

Jawab:

Iya karena Pajak Bumi dan Bangunan adalah pungutan atas tanah dan bangunan yang muncul
karena adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi bagi seseorang atau badan yang
memiliki suatu hak atasnya, atau memperoleh manfaat dari padanya.Tanah yang dimaksudkan disini
adalah objek dari PBB meskipun tanah tersebut tidak memiliki sertifikat tetap harus membayar PBB.
pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) tidak mewajibkan seorang wajib pajak memiliki
sertifikat tanah,bisa saja ada warga yang rutin membayar PBB walaupun ia tidak tercatat sebagai
pemilik tanah. Pemerintah memiliki hak untuk menetapkan subjek pajak terhadap suatu objek pajak
yang belum jelas Wajib pajaknya.Ketidak jelasan wajib pajak itu bisa jadi dikarenakan suatu objek
pajak tidak memiliki sertifikat yang sah, yang mengandung informasi wajib pajaknya.

3. Bagaimana dgn tanah & bangunan yang dikuasai/ dimiliki oleh perguruan tinggi atau RS atau
sekolah? Apakah dikenai PBB? Jelaskan

Jawab:

Tidak dikenai PBB dikarenakan seperti yang tertera pada UU republik Indonesia nomor 12 tahun
1994 tentang pajak bumi dan bangunan bab II pasal 3 ayat 1a yang berbunyi: Obyek Pajak yang tidak
dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan adalah obyek pajak yang :a. digunakan semata-mata untuk
melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan
nasional, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan. Yang dimaksud dengan "tidak
dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan" adalah bahwa objek pajak itu diusahakan untuk
melayani kepentingan umum, dan nyata-nyata tidak ditujukan untuk mencari keuntungan. Hal ini
dapat diketahui antara lain dari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dari yayasan/badan
yang bergerak dalam bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional
tersebut. Termasuk pengertian ini adalah hutan wisata milik negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.Jadi perguruan tinggi,rs atau sekolah yang tidak memungut
keuntungan itu tidak dikenai pbb.
4. Apakah semua obyek pajak dikelola BUMD dikenai PBB oleh Pemda? Jelaskan

5. Bagaimana pengenaan PBB untuk jalan lingkungan, taman, atau bangunan pos satpam di komopleks
perumahan? Jelaskan

Jawab:

Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah bumi dan/atau bangunan yang
dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang
digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Termasuk dalam
pengertian bangunan adalah:jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti
hotel, pabrik, dan emplasemennya, yang merupakan suatu kesatuan dengan kompleks bangunan
tersebut;Dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah
NJOP. Besarnya NJOP ditetapkan setiap 3 (tiga) tahun, kecuali untuk objek pajak tertentu dapat
ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan wilayahnya. Penetapan besarnya NJOP
dilakukan oleh Bupati.Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan sebesar
0,1 % (nol koma satu persen) dari dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan.

6. Apakah rumah susun yang dibangun oleh Pemda dan digunakan oleh lapisan masyarakat strata
ekonomi lemah terkena PBB? Bagaimana pengenaannya?

Jawab:

Ya kena karena objek pajak PBB P2 adalah bumi dan bangunan yang ada di wilayah perkotaan dan
perdesaan. Misalnya rumah, hotel, apartemen, rumah susun, pabrik, tanah kosong, dan sawah.
Merujuk pada pasal 80 ayat (1) UU PDRD, tarif maksimal yang telah ditetapkan untuk PBB P2 adalah
sebesar 0,3%. Namun, tarif ini bervariasi, tergantung dari kebijakan pemerintah daerah yang
bersangkutan. – Perhitungan PBB P2: Tarif x Dasar pengenaan pajak (NJOP Bumi + NJOP Bangunan
– NJOPTKP) .Adapun alasan yang mendukung bahwa rumah susun tidak termasuk objek pajak PBB
P2

7. Bagaimana pengenaan PBB bagi wajib pajak yang memiliki beberapa rumah di beberapa daerah?
Jelaskan
Jawab:
Pengenaan PBB bagi wajib pajak yang memiliki beberapa rumah di beberapa daerah seperti yang
tertera di dalam UU No 12 Tahun 1994 pasal 3 ayat 3 “Apabila seorang Wajib Pajak mempunyai
beberapa Objek Pajak, yang diberikan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak hanya salah satu Objek
Pajak yang nilainya terbesar, sedangkan Objek Pajak lainnya tetap dikenakan secara penuh tanpa
dikurangi Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak.
Contoh: Seorang Wajib Pajak mempunyai dua Objek Pajak berupa bumi dan bangunan masing-
masing di Daerah A dan di Daerah B dengan nilai sebagai berikut :

a. Daerah A.

- Nilai Jual Objek Pajak Bumi = Rp 8.000.000,00


- Nilai Jual Objek Pajak Bangunan = Rp 5.000.000,00
Nilai jual Objek Pajak Untuk Penghitungan Pajak :
- Nilai Jual Objek Pajak Bumi Rp   8.000.000,00
- Nilai Jual Objek Pajak Bangunan Rp   5.000.000,00 (+)
- Nilai Jual Objek Pajak sebagai dasar Rp 13.000.000,00
pengenaan pajak
- Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp   8.000.000,00 (-)
- Nilai Jual Objek Pajak untuk Rp 5.000.000,00
Penghitungan Pajak

b.  Daerah B.

- Nilai Jual Objek Pajak Bumi = Rp 5.000.000,00


- Nilai Jual Objek Pajak Bangunan = Rp 3.000.000,00
Nilai Jual Objek Pajak untuk Penghitungan Pajak :
- Nilai Jual Objek Pajak Bumi Rp 5.000.000,00
- Nilai Jual Objek Pajak Bangunan Rp 3.000.000,00 (+)
- Nilai Jual Objek Pajak sebagai dasar Rp 8.000.000,00
pengenaan pajak
- Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp               0,00 (-)
- Nilai Jual Objek Pajak untuk Rp 8.000,000,00
Penghitungan Pajak
Untuk Objek Pajak di Desa B, tidak diberikan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak sebesar
Rp.8.000.000,00 (delapan juta rupiah), karena Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak telah
diberikan untuk Objek Pajak yang berada di Desa A.

https://pajak.go.id/id/undang-undang-nomor-12-tahun-1994
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/mengenal-pbb-p2
http://bppkad.sragenkab.go.id/index.php/pajak-bumi-bangunan-p2/
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/pajak-bumi-dan-bangunan
https://www.ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=31809
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (kendalkab.go.id)

Anda mungkin juga menyukai