Anda di halaman 1dari 6

Nama : Delima Dinda Indrisari

NPM : 20302025
Jurusan : Akuntansi Perpajakan Transferan 2020 Sekolah Tinggi Perpajakan
Indonesia (AP B)
Mata Kuliah : PBB/BPHTB/APRAISAL
Dosen : Bpk Ir. Wuriyanto Marso, MA.

Selasa, 30 Maret 2021

1. Soal Perhitungan PBB terutang Sektor Usaha Perikanan Laut !


Perusahaan PT. Minomartani yang bergerak dibidang penangkapan ikan memiliki usaha
dibidang perikanan laut dengan data:
a) Pada tahun 2019 dapat menangkap ikan sebagai berikut:
- Tuna sebanyak 300 ton dengan harga jual rata-rata Rp. 12.500,- per kg dan total biaya
operasional sebesar Rp. 3 milyar
- Salmon sebanyak 100 ton dengan harga jual rata-rata Rp. 25.000,- per kg dan total
biaya operasional sebesar Rp. 2 milyar
b) Jumlah kapal sebanyak 15 buah dan areal penangkapan masing-masing kapal seluas 3 ha,
areal luas penangkapan ikan yang mendapat izin seluas 5 km2 dengan klasifikasi NJOP
sebesar Rp 140 per m2, emplasemen seluas 3 ha dengan NJOP sebesar Rp 10.000 per m2.
c) Memiliki bangunan kamar pendingin 500 m2 NJOP Rp 595.000 per m2, gudang seluas
1.000 m2 NJOP Rp 365.000 per m2, dermaga seluas 2.000 m2 NJOP sekitar Rp 700.000
per m2.
d) Jika angka kapitalisasi 10, tarif PBB 0,5 %, NJKP 40 % dan NJOPTKP Rp. 12.000.000.
Hitung besarnya PBB terutang Tahun 2020 !

Penyelesaian:

Perhitungan NJOP sebagai dasar pengenaan PBB dan Besarnya PBB Terutang :
1. Areal Produktif Perikanan : 30.000 m2 x 15 kapal = 450.000 m2
2. NJOP Areal Produktif:
- Pendapatan Kotor Tuna : 300.000 kg x Rp. 12.500 = Rp. 3.750.000.000
Biaya Produksi : = Rp. 3.000.000.000
Pendapatan Bersih Tuna : Rp. 750.000.000

- Pendapatan Kotor Salmon : 100.000 kg x Rp. 25.000 = Rp. 2.500.000.000


- Biaya Produksi Salmon : = Rp. 2.000.000.000
- Pendapatan Bersih Salmon: Rp. 500.000.000
Pendapatan Bersih (Tuna + Salmon)
Rp. 750.000.000 + Rp. 500.000.000 Rp. 1.250.000.000
NJOP Areal Produktif : 10 x Rp. 1.250.000.000 = Rp. 12.500.000.000
3. Luas diluar areal produktif : 5.000.000 – 450.000 = 4.550.000 m2
NJOP areal diluar produktif : 4.550.000 m2 x Rp. 140 = Rp. 637.000.000
4. Emplasemen : 30.000 m2 x Rp. 10.000 = Rp. 300.000.000
5. Bangunan Pendingin : 500 m2 x Rp. 595.000 = Rp. 297.500.000
6. Bangunan Gudang : 1.000 m2 x Rp. 365.000 = Rp. 365.000.000
7. Bangunan Dermaga : 2.000 m2 x Rp. 700.000 = Rp. 1.400.000.000
NJOP sebagai dasar perhitungan PBB = Rp. 15.499.500.000
NJOPTKP = Rp. 12.000.000
NJOPKP = Rp. 15.487.500.000
PBB Terutang : 0,5% x 40% x Rp. 15.487.500.000 = Rp. 30.975.000
2. Soal Perhitungan PBB terutang Sektor Usaha Perikanan Budidaya !
Perusahaan budidaya ikan mempunyai usaha perikanan budi daya sebagai berikut:
a) Areal digunakan untuk budiaya ikan seluas 10 ha dan areal emplasemen seluas 2 ha
dengan NJOP Rp. 64.000,- per m2.. Ikan yang dapat dihasilkan dalam setahun sebanyak
200 ton degan harga jual rata-rata Rp. 12.000,- per kg. Sedangkan biaya produksi selama
setahun sebesar Rp. 2 milyar.
b) Tanah emplasemen dipergunakan untuk bangunan-bangunan pendukung kegiatan
pembudidayaan ikan terdi dari:
- Cold stroge (pendingin) seluas 300 m2 dengan NJOP Rp. 700.000 per m2
- Gudang seluas 1.000 m2 dengan NJOP Rp. 365.000 per m2,
- kantor seluas 250 m2 dengan NJOP Rp. 429.000 per m2,
- perumahan seluas 2.000 m2 dengan NJOP Rp. 505.000 per m2.
c) Jika angka kapitalisasinya 8, tarif 0,5 %, NJKP 40 % dan NJOPTKP ditetapkan sebesar
Rp. 12.000.000, berapakah PBB terutang Perusahaan tersebut.

Penyelesaian:

Perhitungan NJOP sebagai dasar pengenaan PBB dan Besarnya PBB Terutang :
1. Areal Produktif Perikanan : 10 ha x 10.000 m2 = 100.000 m2
2. NJOP Areal Produktif:
Pendapatan Kotor : 200.000 kg x Rp. 12.000 = Rp. 2.400.000.000
Biaya Produksi : = Rp. 2.000.000.000
Pendapatan Bersih : Rp. 400.000.000
NJOP Areal Produktif :8 x Rp. 400.000.000 = Rp. 3.200.000.000
3. Luas tanah emplasemen : 100.000 – 80.000 = 20.000 m2
NJOP tanah emplasemen : 20.000 m2 x Rp. 64.000 = Rp. 1.280.000.000
4. Bangunan Pendingin : 300 m2 x Rp. 700.000 = Rp. 210.000.000
5. Bangunan Gudang : 1.000 m2 x Rp. 365.000 = Rp. 365.000.000
6. Bangunan Kantor : 250 m2 x Rp. 429.000 = Rp. 107.250.000
7. Bangunan Perumahan : 2.000 m2 x Rp. 505.000 = Rp. 1.010.000.000
NJOP sebagai dasar perhitungan PBB = Rp. 6.172.250.000
NJOPTKP = Rp. 12.000.000
NJOPKP = Rp. 6.160.250.000
PBB Terutang : 0,5% x 40% x Rp. 6.160.250.000 = Rp. 12.320.500,-
3. Soal Perhitungan PBB terutang Sektor Perkebunan !

Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Daerah Provinsi Riau mempunyai ijin areal
perkebunan seluas 11.000 ha dengan data :
A. Tanah:
1. Areal Kebun:
a. Tanaman belum menghasilkan:
- Luas areal : 6.000 ha, NJOP Rp. 140 per m2
- Biaya Investasi : Rp. 4.750.000 per ha
b. Tanaman sudah menghasilkan :
- Luas areal : 4.000 ha, NJOP Rp. 1.200 per m2
- Biaya Investasi : Rp. 5.750.000 per ha
2. Luas areal emplasemennya adalah sisa areal kebun yang ditanami dengan NJOP Rp.
36.000,-
B. Bangunan:
1. Pabrik : 3.000 m2 , Klas 24 : Rp. 700.000 per m2
2. Gudang : 1.000 m2 , Klas 27 : Rp. 429.000 per m2
3. Kantor : 500 m2 , Klas 22 : Rp. 968.000 per m2
4. Perumahan : 1.000 m2 , Klas 22 : Rp. 823.000 per m2
Jika tarif PBB 0,5 %, NJKP 40 % dan NJOP TKP Rp. 12.000.000,- hitung PBB terutang
Perkebunan tersebut !

Penyelesaian :

A. NJOP Bumi :
1. Areal Kebun :
a. Tanaman belum menghasilkan:
 Tanah : 60.000.000 m2 x Rp. 140 = Rp. 8.400.000.000
 Biaya Investasi : 6.000 ha x Rp. 4.750.000 = Rp. 28.500.000.000
b. Tanaman sudah menghasilkan:
 Tanah : 40.000.000 m2 x Rp. 1.200 = Rp. 48.000.000.000
 Biaya Investasi : 4.000 ha x Rp. 5.750.000 = Rp.
23.000.000.000
NJOP Bumi Areal Kebun = Rp.
107.900.000.000

2. Areal Emplasemen :
a. Sisa areal kebun yang ditanami: 1.000 ha x Rp. 36.000 = Rp. 36.000.000
NJOP Bumi Areal Emplasemen = Rp.
36.000.000
Jumlah NJOP Bumi ( 1 + 2) = Rp.
107.936.000.000
B. NJOP Bangunan :
b. Pabrik : 3.000 m2 x Rp. 700.000 = Rp. 2.100.000.000
c. Gudang : 1.000 m2 x x Rp. 429.000 = Rp. 429.000.000
c. Kantor : 500 m2 x Rp. 968.000 = Rp.
484.000.000
d. Perumahan : 1.000 m2 x Rp. 823.000 = Rp.
823.000.000
Jumlah NJOP Bangunan = Rp.
3.836.000.000

NJOP Bumi dan Bangunan ( A + B ) = Rp.


111.772.000.000
NJOPTKP = Rp.
12.000.000
NJOPKP = Rp.
111.760.000.000
PBB Terutang : 0,5% x 40% x Rp. 111.760.000.000 = Rp.
223.520.000

4. Soal Perhitungan PBB terutang Sektor Perhutanan !


Perusahaan yang bergerak dibidang Perhutanan dengan data produksi, luas dan klas
sebagai berikut :
a) areal belum produktif 15 ha, klas 90 nilai Rp. 3.500 per m2
b) areal tidak produktif 1.500 ha, klas 91 nilai Rp. 2.450 per m2
c) areal emplasemen 1,5 ha, klas 81 nilai Rp. 10.000 per m2
d) bangunan kantor 250 m2, klas 24 nilai Rp. 700.000 per m2
e) bangunan perumahan 1.450 m2, klas 25 milai Rp. 595.000 per m2
f) bangunan gudang 500 m2, klas 26 nilai Rp. 505.000 per m2
g) jumlah produksi kayu tahun sebelumnya 5.000 m3 dengan harga hasil produksi Rp.
800.000 per m3
h) biaya produksi sebesar Rp. 3.250.000.000,-
Jika angka kapitalisasi 8, tarif PBB 0,5 %, NJKP 40 % dan NJOPTKP Rp. 12.000.000,
berapa PBB terutang yang harus dibayar perusahaan tersebut !

Penyelesaian :
A. NJOP Bumi :
1. Areal Produktif :
- Hasil Produksi : 5.000 m3 x Rp. 800.000 = Rp. 4.000.000.000
- Biaya Produksi : = Rp. 3.250.000.000
- Pendapatan bersih : = Rp. 750.000.000
NJOP Areal Produktif : 8 x Rp. 750.000.000 = Rp. 6.000.000.000
2. Areal Belum Produktif : 150.000 m2 x Rp. 3.500 = Rp. 525.000.000
3. Areal Tidak Produktif : 15.000.000 m2 x Rp. 2.450 = Rp.
36.750.000.000
4. Areal Emplasemen : 15.000 m2 x 10.000 = Rp.
150.000.000
Jumlah NJOP Bumi (1+2+3+4) = Rp.
43.425.000.000
B. NJOP Bangunan :
1. Kantor : 250 m2 x Rp. 700.000 = Rp. 175.000.000
2. Perumahan : 1.450 m2 x Rp. 595.000 = Rp.
862.750.000
3. Gudang : 500 m2 x Rp. 505.000 = Rp.
252.500.000
Jumlah NJOP Bangunan = Rp.
1.290.250.000

NJOP Bumi dan Bangunan ( A + B ) = Rp.


44.715.250.000
NJOPTKP = Rp.
12.000.000
NJOPKP = Rp.
44.703.250.000
PBB Terutang : 0,5% x 40% x Rp. 44.703.250.000 = Rp.
89.406.500

5. Soal Perhitungan PBB terutang Sektor Perhutanan !


Perusahaan PT. Wono Karya di Kalimantan yang bergerak di Bidang Kehutanan
mempunyai areal Bumi dan Bangunan sebagai berikut :
A. Tanah :
1. Areal Produktif :
a. Tanah telah menghasilkan:
- Luas tanah : 10.000 ha, NJOP Rp. 140 per m2
- Biaya Investasi Tanaman (BIT) : Rp. 3.500.000 per ha
b. Tanah belum menghasilkan :
- Luas tanah : 12.000 ha, NJOP Rp. 140 per m2
- Biaya investasi tanaman : Rp. 5.250.000 per ha
2. Areal tidak produktif : 10 ha, NJOP Rp. 3.500 per m2
3. Areal perlindungan : 5 ha, NJOP Rp. 5.000 per m2
4. Areal Emplasemen : 5 ha, NJOP Rp. 64.000 per m2
B. Bangunan :
1. Pabrik : 3.000 m2, NJOP Rp. 505.000 per m2
2. Gudang : 500 m2, NJOP Rp. 365.000 per m2
3. Kantor : 200 m2, NJOP Rp. 595.000 per m2
4. Perumahan : 1.000 m2, NJOP Rp. 700.000 per m2
Jika tarif 0,5 %, NJKP 40 % dan NJOP TKP Rp. 12.000.000, berapa besar PBB terutang
perusahaan tersebut ?

Penyelesaian :

A. NJOP Bumi :
1. Areal Produktif :
a. Tanah telah menghasilkan:
- Tanah : 100.000.000 m2 x Rp. 140 = Rp.
14.000.000.000
- Biaya Investasi : 10.000 ha x Rp. 3.500.000 = Rp.
35.000.000.000
b. Tanah belum menghasilkan:
- Tanah : 120.000.000 m2 x Rp. 140 = Rp. 16.800.000.000
- Biaya Investasi : 12.000 ha x Rp. 5.250.000 = Rp.
63.000.000.000
Jumlah Nilai Areal Produktif = Rp.
128.800.000.000
2. Areal Tidak produktif : 100.000 m2 x Rp. 3.500 = Rp.
350.000.000
3. Areal Perlindungan : 50.000 m2 x Rp. 5.000 = Rp.
250.000.000
4. Areal Emplasemen : 50.000 m2 x Rp. 64.000 = Rp.
3.200.000.000
Jumlah NJOP Bumi (1+2+3+4) = Rp.
132.600.000.000
A. NJOP Bumi = Rp.
132.600.000.000
B. NJOP Bangunan
a) Pabrik : 3.000 m2 x Rp. 505.000 per m2 = Rp. 1.515.000.000

b) Gudang : 500 m2 xRp. 365.000 per m2 = Rp. 182.500.000

c) Kantor : 200 m2 x Rp. 595.000 per m2 = Rp. 119.000.000

d) Perumahan : 1.000 m2 x Rp. 700.000 per m2 = Rp. 700.000.000


NJOP Bangunan = Rp. 2.516.500.000

NJOP Bumi dan Bangunan ( A + B ) = Rp.


135.116.500.000
NJOPTKP = Rp.
12.000.000
NJOPKP (Nilai sebagai dasar perhitungan PBB) = Rp.
135.104.500.000
PBB Terutang : 0,5% x 40% x Rp. 135.104.500.000 = Rp.
270.209.000

Anda mungkin juga menyukai