Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KINERJA KEUANGAN

PT XL AXIATA TBK DAN ENTITAS ANAK


PERIODE TAHUN 2010 2014

DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD HARI SETIAWAN
B1C1 14 039

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang Perusahaan 1
2. Kondisi Keuangan Eksisting 1
3. Aspek Produksi 2
4. Aspek Pemasaran 2
5. Aspek Governance 3
ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN 5
1. Rasio Likuiditas 5
1.1. Current Ratio 5
1.2. Acid Test Ratio 5
1.3. Cash Ratio 5
1.4. Perputaran Piutang 6
1.5. Periode Rata-Rata Pengumpulan Piutang 6
1.6. Perputaran Persediaan 6
1.7. Periode Rata-Rata Penyimpanan Persediaan Di Gudang 7
1.8. Perputaran Modal Kerja 7
2. Rasio Solvabilitas 7
2.1. Rasio Modal Dengan Aktiva 7
2.2. Rasio Modal Dengan Aktiva Tetap 8
2.3. Rasio Aktiva Tetap Dengan Hutang Jangka Panjang 8
2.4. Rasio Hutang Jangka Panjang Dengan Modal Sendiri 8
2.5. Rasio Antara Hutang Dengan Modal Sendiri 9
2.6. Rasio Antara Hutang Dengan Aktiva 9
3. Rasio Rentabilitas 10
3.1. Rasio Laba Usaha Dengan Aktiva Usaha 10
3.2. Perputaran Aktiva Usaha 10
3.3. Gross Margin Ratio 10
3.4. Operating Margin Ratio 10
3.5. Net Mergin Ratio 11

ii
3.6. Operating Ratio 11
3.7. Rate Of ROI 11
3.8. Net Rate of ROI 11
3.9. Rentabilitas Modal Sendiri 12
3.10. Laba Per Lembar Saham Biasa 12
PENUTUP 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Perusahaan
Dengan pengalaman lebih dari 17 tahun beroperasi di pasar Indonesia, PT XL
Axiata Tbk. merupakan salah satu penyedia layanan seluler terkemuka di Indonesia.
Saat ini, XL dipandang sebagai salah satu penyedia layanan seluler untuk Data dan
Teleponi terkemuka di Indonesia.
XL memulai usaha sebagai perusahaan dagang dan jasa umum pada tanggal 6
Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari. Pada tahun 1996, XL
memasuki sektor telekomunikasi setelah mendapatkan izin operasi GSM 900 dan secara
resmi meluncurkan layanan GSM. Dengan demikian, XL menjadi perusahaan swasta
pertama di Indonesia yang menyediakan layanan telepon seluler.
Di kemudian hari, melalui perjanjian kerjasama dengan Grup Rajawali dan tiga
investor asing (NYNEX, AIF dan Mitsui), nama Perseroan diubah menjadi PT
Excelcomindo Pratama.
Pada September 2005, XL melakukan Penawaran Saham Perdana (IPO) dan
mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang sekarang dikenal sebagai
Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada saat itu, XL merupakan anak perusahaan Indocel
Holding Sdn. Bhd., yang sekarang dikenal sebagai Axiata Investments (Indonesia) Sdn.
Bhd., yang seluruh sahamnya dimiliki oleh TM International Sdn. Bhd. melalui TM
International (L) Limited. Pada tahun 2009, TMI berganti nama menjadi Axiata Group
Berhad dan di tahun yang sama PT Excelcomindo Pratama Tbk. berganti nama menjadi
PT XL Axiata Tbk. untuk kepentingan sinergi.
Saat ini, mayoritas saham XL dimiliki oleh Axiata melalui Axiata Investments
(Indonesia) Sdn. Bhd (66,43 persen) dan sisanya dipegang oleh publik (33,57 persen).
2. Kondisi Keuangan Eksisting
Jumlah aset Perseroan meningkat 58% dari Rp40,3 triliun pada tahun 2013
menjadi Rp63,7 triliun. Peningkatan aset tersebut terutama mencerminkan hasil dari
akuisisi Axis, penambahan dan peningkatan infrastruktur jaringan, serta kenaikan kas
dan setara kas dari hasil penjualan menara dan pendanaan terkait lainnya.
Aset lancar meningkat 128% dari Rp5,8 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp13,3
triliun didorong oleh peningkatan kas dan setara kas yang naik 427% dibandingkan
tahun sebelumnya karena penerimaan kas dari hasil penjualan menara dan peningkatan

1
uang muka dan pembayaran di muka pelanggan yang meningkat 64% serta pengakuan
aset ganti rugi sehubungan dengan akuisisi Axis.
Aset tidak lancar meningkat 46% dari Rp34,4 triliun di tahun 2013 menjadi
Rp50,4 triliun terutama karena pengakuan aset tak berwujud sebagai dampak dari
akuisisi Axis dan peningkatan aset tetap dari investasi infrastruktur jaringan yang
berkelanjutan dan aset Axis.
Jumlah liabilitas meningkat 99% dari Rp25,0 triliun pada tahun 2013 menjadi
Rp49,7 triliun, terutama karena adanya pinjaman baru di tahun 2014 untuk mengakuisisi
Axis sehingga total pinjaman menjadi RP 29,6 triliun. Liabilitas lancar meningkat 94%
dari Rp7,9 triliun di tahun 2013 menjadi Rp15,4 triliun terutama didorong oleh kenaikan
hutang dagang sebesar 38% dibandingkan tahun sebelumnya dan provisi yang lebih
besar pada tahun 2014. Sedangkan liabilitas jangka panjang meningkat 101% dari
Rp17,0 triliun di tahun 2013 menjadi Rp34,3 triliun terutama karena Perseroan
memperoleh pinjaman jangka panjang untuk mengakuisisi Axis dan peningkatan
liabilitas jangka panjang lainnya sehubungan dengan penjualan menara.
Pada 31 Desember 2014 jumlah ekuitas mencapai Rp14,0 triliun atau turun 9%
dari Rp15,3 triliun pada akhir 2013. Penurunan ini disebabkan karena Perseroan
mengalami rugi tahun berjalan sebesar Rp891 miliar.
3. Aspek Produksi
Setelah keberhasilan program paket Internet Unlimited, XL meluncurkan paket
perdana baru yang disebut Internet Super Unlimited yang ditujukan untuk pelanggan
yang baru menggunakan layanan Data. Paket ini memungkinkan pengguna baru untuk
merasakan layanan Data melalui paket layanan Data sederhana dengan kuota
penggunaan yang memadai. Setelah mereka merasakan pengalaman layanan Data dan
kemudian membutuhkan pengalaman yang lebih baik dan kuota penggunaan yang lebih
besar, XL menawarkan pilihan yang lebih tinggi melalui layanan volume based Hot Rod
3G + untuk pengalaman yang lebih baik.
4. Aspek Pemasaran
Sistem telekomunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam
meningkatkan keunggulan bersaing sebuah negara. Dalam studi yang dilakukan oleh
Bank Dunia pada tahun 2009, dinyatakan bahwa setiap 10% kenaikan penetrasi jaringan
pita lebar (broadband) dapat meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto) sebesar
1,38%. Namun saat ini Indonesia belum dapat mengambil manfaat ekonomi secara

2
optimal dari kemajuan teknologi telekomunikasi. Penyebabnya antara lain karena
keterbatasan ketersediaan sarana jaringan tetap pita lebar (atau jaringan serat optik)
yang saat ini baru dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat Indonesia.
Di sisi lain, pasar telekomunikasi Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang
mengesankan. Karena karakteristik geografis Indonesia, maka sistem telekomunikasi
yang lebih berkembang adalah pasar seluler. Menurut lembaga riset Business Monitor
International, jumlah pelanggan seluler pada akhir 2013 telah mencapai 301 juta dan
diperkirakan akan mencapai 343 juta pada tahun 2018. Angka ini jauh melampaui
pelanggan fixed line dan fixed-wireless. Jumlah yang sangat besar tersebut telah
menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar seluler terbesar di dunia.
Hasil survei We Are Social pada Januari 2014 menyatakan pengguna internet
(netizen) mencapai 72,7 juta orang, yang merupakan jumlah netizen terbanyak di Asia
Tenggara. Indonesia juga tercatat memiliki jumlah pengguna media sosial yang luar
biasa besar. Pengguna Facebook tercatat 62 juta, Twitter 19,5 juta Line 14 juta dan Path
4 juta. Fakta tersebut telah menjelaskan mengapa saat ini operator seluler di Indonesia
fokus untuk mendorong pertumbuhan pelanggan Data dan pendapatan terkait Data.
5. Aspek Governance
Sebagai perusahaan publik, XL berkomitmen untuk mengelola dan menjaga
reputasi perusahaan dengan menjalankan praktik-praktik tata kelola/ Good Corporate
Governance (GCG) terbaik di setiap aktivitas bisnisnya. Implementasi GCG di XL
bertujuan untuk mencapai keberhasilan atas visi dan misi perusahaan melalui
pengelolaan yang bertanggung jawab, mandiri dan adil, serta memastikan transparansi
melalui keterbukaan informasi kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya.
XL menempatkan aspek integritas pada urutan pertama dari empat nilai utama
XL yang terdiri dari uncompromising integrity, team synergy, simplicity dan
exceptional performance. Dalam menjalankan tugas, setiap karyawan XL harus
memiliki standar etika tinggi, berperilaku profesional dan mematuhi semua peraturan
perundang-undangan yang berla ku.
Prinsip, kebijakan dan penerapan tata kelola XL mengacu pada Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pedoman Umum Good Corporate
Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance,
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, ketentuan The ASEAN Corporate Governance

3
Scorecard yang merupakan standar dan praktik Corporate Governance di negara-
negara ASEAN, serta praktik-praktik terbaik (best practices) yang berlaku di dunia
bisnis.
Sebagai panduan pelaksanaan GCG di lingkungan kerja, XL telah menyusun
berbagai pedoman dan kebijakan yang terus menerus dimutakhirkan dengan
menyesuaikan dengan kondisi terkini, perubahan peraturan perundang-undangan, dan

dinamika perkembangan usaha.

4
BAB II
ANALISA KINERJA PERUSAHAAN
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan
perusahaanperuasahaan membayar semua kewajiban fianansial jangka pendek pada saat
jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Untuk menilai likuiditas
perusahaan digunakan ratio-ratio berikut ini.
1.1. Current Ratio
Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban
lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui
kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Berikut
ini Tabel Komparatif PT. XL Axiata Tbk. selama periode 2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
1 Current Ratio 86.44% 73.69% 41.86% 38.81% 48.83% 57.92% 0.44
Dilihat dari Current Ratio Perusahaan dalam keadaan likuid, tingkat
likuiditas perusahaan ini meningkat dari 48.83% ke angka 86.44% pada tahun
2014 dengan rata-rata 57%.
1.2. Acid Test Ratio
Rasio ini d digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Penghitungan quick ratio
dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan. Berikut ini Tabel
Komparatif PT. XL Axiata Tbk. selama periode 2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
Acid Test
2 Ratio 52.86% 33.42% 15.10% 19.11% 19.74% 28.05% 0.67
Dilihat dari Acid Test Ratio perusahaan ini tidak dalam keadaan Likuid
di awal tahun dan terus mengalami peningkatan dari 19.7%sampai pada tingkat
52.8% dengan rata-rata akhir 28%
1.3. Cash Ratio
Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat
menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban

5
lancar tahun yang bersangkutan. Berikut ini Tabel Komparatif PT. XL Axiata Tbk.
selama periode 2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
3 Cash Ratio 45.14% 16.62% 9.06% 11.44% 8.02% 18.06% 1.41
Dilihat dari Cash Ratio perusahaan tidak dapat menjamin seluruh utang
lancarnya namun angkanya meingkat dari angka 8% sampai 45% di akhir tahun
dengan rata-rata diakhir tahun sebesar 18%
1.4. Perputaran Piutang
Suatu angka yang menunjukkan berapa kali suatu perusahaan melakukan
tagihan atas piutangnya pada suatu periode tertentu. Angka ini diperoleh
berdasarkan hubungan antara saldo piutang rata-rata dengan penjualan kredit.
Berikut ini Tabel Komparatif PT. XL Axiata Tbk. selama periode 2010 sampai
2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
4 Perputaran Piutang 2x 23 x 35 x 30 x 32 x 24 x 0.01
Perputaran piutang menurun dari yang tahun 2010 yaitu 24 kali menurun
ke 2 kali pada tahun 2014. Rata-rata perputarannya pada akhir tahun yaitu 24 kali
1.5. Periode Rata-rata Pengumpulan Piutang
Berikut ini table komparatif Perputaran Ratio Periode Rata-rata
Pengumpulan Piutang PT. Astra International Tbk. dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2014. Berikut ini Tabel Komparatif PT. XL Axiata Tbk. selama
periode 2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010
rata geometrik
Periode rata-
rata
5 193 hari 16 hari 10 hari 12 hari 11 hari 49 hari 4 hari
pengumpulan
Piutang
waktu pengumpulan piutang rata-rata pada awal tahun sebanyak 32 hari
meningkat menjadi 193 hari, Hal ini disebabkan terjadinya penurunan perputaran
piutang yang menurun.
1.6. Perputaran Persediaan
Perputaran piutang menunjukkan berapa kali persediaan perusahaan
berubah menjadi kas. Berikut ini Tabel Komparatif PT. XL Axiata Tbk. selama
periode 2010 sampai 2014.

6
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
6 Perputaran Persediaan Tidak Ada Beban Pokok Pernjualan

1.7. Periode Rata-rata Persediaan Tersimpan Di Gudang


Rasio ini menghitung jumlah hari rata-rata persediaan tersimpan di
gudang dalam 1 periode tahun. Berikut ini Tabel Komparatif PT. XL Axiata Tbk.
selama periode 2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
Periode rata-rata
Persediaan tersimpan di Tidak Ada Beban Pokok Pernjualan
7 gudang

1.8. Perputaran Modal Kerja


Perputaran modal kerja atau working capital turn over merupakan salah
satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan
selama periode tertentu. Berikut ini Tabel Komparatif PT. XL Axiata Tbk. selama
periode 2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
Perputaran Modal
8 Kerja 0x 2x 3x 2x -15 x -1 x -0.003 x
Rasio ini menunjukkan laba usaha yang dihasilkan dari rata-rata modal
kerja naik dari -15 x menjadi 2x.
2. Rasio Solvabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban
finansialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang jika perusahaan tersebut
dilikuidasi. Untuk menilai solvabilitas suatu perusahaan digunakan rasio-rasio berikut.
2.1. Ratio Modal dengan Aktiva
Ratio ini menunjukkan seberapa besar pembelian aktiva menggunakan
modal sendiri atau seberapa besar hak pemilik atas aktiva perusahaan. Berikut ini
Tabel Komparatif PT. XL Axiata Tbk. selama periode 2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
Ratio Modal
1 dengan Aktia 22% 38% 43% 44% 43% 38.03% 0.13

7
Rasio modal dengan aktiva menurun dari 43% menjadi 22%, artinya
jumlah besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva

8
2.2. Ratio Modal dengan Aktiva Tetap
Ratio ini menunjukkan seberapa besar pembelian aktiva tetap dengan
menggunakan modal sendiri atau seberapa besar hak pemilik atas aktiva
perusahaan. Berikut ini Tabel Komparatif PT. XL Axiata Tbk. selama periode
2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
Rasio Modal
dengan Aktiva
2 Tetap 28% 44% 48% 49% 47% 43.31% 0.15
Rasio modal dengan aktiva tetap menurun dari 47% menjadi 28%, artinya
jumlah besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva
tetap
2.3. Ratio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang
Kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman jangka panjang
dengan jaminan aktiva aktiva tetap. Berikut ini Tabel Komparatif PT. XL Axiata
Tbk. selama periode 2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
Ratio Aktiva Tetap
dengan Hutang Jangka
3 Panjang 147% 202% 280% 318% 228% 234.91% 0.16
terjadi penurunan rasio ini dari tingkat 228% menjadi 147% sehingga jaminan
untuk para kreditor semakin kecil, sehingga tingkat keamanan menurun.
2.4. Nilai Buku Saham Biasa
Nilai buku per lembar saham menunjukkan jumlah rupiah yang akan
dibayarkan kepada setiap lembar saham apabila perusahan pada saat itu
dibubarkan dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisir dengan harga
yang sama dengan nilai bukunya. Berikut ini Tabel Komparatif PT. XL Axiata
Tbk. selama periode 2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
Nilai Buku Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Saham Biasa (105.00) 121.00 322.00 322.00 340.00 200.00 -0.08
terjadi penurunan nilai buku saham yang awalnya Rp. 340 menjadi
kerugian sebesar Rp. 105, ini menandakan terjadi peningkatan kualitas
perusahaan. Dengan rata-rata Nilai Buku Saham Biasa adalah 445.

9
2.5. Ratio Hutang Jangka Panjang dengan Modal Sendiri
Ratio ini menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya jangka panjang. Berikut ini Tabel Komparatif
PT. XL Axiata Tbk. selama periode 2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
Ratio Hutang Jangka
Panjang dengan Modal
6 Sendiri 246% 111% 74% 64% 94% 117.77% 0.66
Ratio ini menunjukkan terjadi peningkatan tingkat modal sendiri dalam
menjamin hutang jangka panjang. 94% modal sendiri menjamin hutang jangka
panjang meningkat menjadi 246
2.6. Ratio Antara Hutang Lancar Dengan Modal Sendiri
Ratio ini menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya jangka pendeknya. Berikut ini Tabel Komparatif
PT. XL Axiata Tbk. selama periode 2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
Ratio antara Hutang
Lancar dengan Modal
7 Sendiri 356% 163% 131% 128% 133% 182.11% 0.67
Ratio ini menunjukkan terjadi peningkatan tingkat modal sendiri
dalam menjamin hutang jangka pendek. Pertama 133% modal sendiri menjamin
hutang jangka pendek meningkat menjadi 356%
2.7. Ratio Antara Hutang Dengan Aktiva
Ratio ini menunjukkan kemampuan total aktiva perusahaan menjamin
seluruh hutangnya. Berikut ini Tabel Komparatif PT. XL Axiata Tbk. selama
periode 2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
Ratio antara Hutang
8 dengan Aktiva 78% 62% 57% 56% 57% 61.97% 0.34
Ratio ini menunjukkan terjadi peningkatan tingkat aktiva dalam
menjamin semua hutangnya. Rasio 57% modal aktiva menjamin semua hutang
meningkat menjadi 78%

10
3. Ratio Rentabilitas
Ratio ini digunakan untuk mengukur profit yang di peroleh dari modal-modal
yang atau aktiva yang digunakan perusahaan memperoleh keuntungan. Berikut ini ratio-
ratio untuk menghitung tingkat Rentabilitas.
3.1. Ratio Laba Usaha dengan Aktiva Usaha
Ratio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba dari Aktia usaha yang dimiliki. Berikut ini Tabel Komparatif PT. XL Axiata
Tbk. selama periode 2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
Ratio Laba Usaha
1 dengan Aktiva Usaha 1% 4% 12% 14% 18% 9.92% 0.01
Ratio ini menunjukkan laba usaha yang di hasilkan pada setiap rupiah
aktiva usaha menurun dari 18% menjadi 1%
3.2. Penjualan Aktiva Usaha
Berikut ini table komparatif Penjualan Aktiva Usaha PT. Astra
International Tbk. dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Berikut ini Tabel
Komparatif PT. XL Axiata Tbk. selama periode 2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
Penjualan Aktiva
2 Usaha 4% 53% 59% 59% 63% 47.36% 0.01

3.3. Gross Margin Ratio


Marjin laba kotor (gross profit margin) adalah perbedaan antara biaya
dan pendapatan penjualan. Berikut ini Tabel Komparatif PT. XL Axiata Tbk.
selama periode 2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
Gross Margin
3 Ratio Tidak Ada Beban Pokok Penjualan

3.4. Operating Margin Ratio


Ratio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
mengubah pendapatan atau penjualan bersih menjadi laba operasi. Semakin besar
rasio semakin baik. Berikut ini Tabel Komparatif PT. XL Axiata Tbk. selama
periode 2010 sampai 2014.

11
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
Operating Margin
4 Ratio 18% 8% 21% 24% 29% 20.07% 0.16
rasio ini menunjukkan persentase penjualan bersih yang menjadi laba
operasi turun dari 29% menjadi 18%.
3.5. Net Margin Ratio
Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Berikut ini Tabel Komparatif
PT. XL Axiata Tbk. selama periode 2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
5 Net Margin Ratio -46% 7% 18% 21% 23% 4.53% -0.50
Rasio ini menunjukkan presentase kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan bersih menurun dari 23% menjadi -46%
3.6. Operating Ratio
Operating Ratio digunakan untuk mengukur biaya operasi per
penjualan, semakin kecil angka rasio menunjukan kinerja yang semakin baik.
Berikut ini Tabel Komparatif PT. XL Axiata Tbk. selama periode 2010 sampai
2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
6 Operating Ratio 982% 92% 79% 76% 71% 259.93% 3.47
Rasio ini menunjukkan peningkatan beban operasi di setiap rupiah
pendapatan dari 71% ke angka 98%
3.7. Rate of ROI
ROI (Return On Investment) adalah rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva untuk
menghasilkan keuntungan. Berikut ini Tabel Komparatif PT. XL Axiata Tbk.
selama periode 2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
7 Rate of ROI -2% 3% 11% 12% 14% 7.79% -0.03
Rasio ini menunjukkan terjadi penurunan keuntungan dari penggunaan
aktiva menurun dari 14% menjadi -2%
3.8. Net Rate of ROI

12
ROI (Return On Investment) adalah rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva untuk
menghasilkan laba bersih. Berikut ini Tabel Komparatif PT. XL Axiata Tbk.
selama periode 2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
8 Net Rate of ROI -1% 3% 8% 9% 11% 5.73% -0.03
Rasio ini menunjukkan terjadi penurunan keuntungan bersih dari
penggunaan aktiva menurun dari 11%% menjadi -1%
3.9. Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan menghasilkan laba
menggunakan modal sendiri. Berikut ini Tabel Komparatif PT. XL Axiata Tbk.
selama periode 2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
Rentabilitas Modal
9 Sendiri -6% 7% 18% 21% 25% 12.74% -0.06
Rasio ini menunjukkan terjadi penurunan keuntungan dari penggunaan
modal sendiri menurun dari 25% menjadi -6%
3.10. Laba Per Lembar Saham Biasa
Laba bersih per saham biasa adalah laba yang dihasilkan per lembar
saham biasa. Berikut ini Tabel Komparatif PT. XL Axiata Tbk. selama periode
2010 sampai 2014.
Rata- Pertumbuhan
Rasio 2014 2013 2012 2011 2010 rata geometrik
Laba Per Lembar
Saham Biasa
10 (dalam Rp.) -105 121 322 322 340 200 -0.08
Rasio ini menunjukkan terjadi peningkatan keuntungan dari jumlah
lembar saham yang menurun dari 340 menjadi -105

13
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan Rasio-rasio diatas, semua rasio likuiditas menunjukkan
peningkatan ini artinya kemampuan perusahaan untuk menjamin hutang jangka
pendeknya meningkat. Namun berbeda dengan rasio solvabilitasnya yang mengalami
penurunan yang artinya peusahaan mengalami penurunan kemampuan untuk
menjamin seluruh hutangnya, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka
pendek. Sama halnya dengan rasio rentabilitas perusahaan ini yang terus mengalami
penurunan, ini menandakan terjadi penurunan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba.

2. Lampiran

2.1. Laporan Posisi Keuangan

PT XL AXIATA Tbk DAN ENTITAS ANAK/ AND SUBSIDIARIES


LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN/CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal per saham)
Aset 2014 2013 2012 2011 2010
Aset lancar
Kas dan setara kas 6,951,316 1,317,996 791,805 998,113 366,161
Piutang usaha -
setelah dikurangi
cadangan kerugian
nilai piutang
- Pihak ketiga 1,116,370 1,300,252 468,152 611,896 430,338
- Pihak berelasi 13,916 13,948 37,535 32,508 26,627
Piutang lain-lain
- Pihak ketiga 56,946 18,113 21,674 25,383 76,628
- Pihak berelasi 433 131 260 191 1,124
Persediaan 77,237 49,218 49,807 66,595 61,044
Pajak dibayar
dimuka
- Pajak penghasilan
badan 391,433 205,342 136,843 80,684
- Klaim restitusi
pajak 4,088 5,161 5,161 5,161 5,161
- Pajak lainnya - 199,906 96,481 27,504 -
Beban dibayar
dimuka 3,473,543 2,120,364 1,905,088 1,513,578 1,209,452
Aset indemnifikasi 994,179 - - - -
Piutang derivatif 120,480 - 69,456 - -
Aset lain-lain 109,821 613,683 76,723 25,624 51,482

14
13,309,76
Jumlah aset lancar
2 5,844,114 3,658,985 3,387,237 2,228,017
Aset tidak lancar
Aset tetap - setelah
dikurangi akumulasi 35,859,03 30,928,45 29,643,27 25,614,83 23,197,19
penyusutan 0 2 4 0 9
Aset takberwujud 6,159,394 774,626 376,513 448,855 521,197
Investasi pada
pengendalian
bersama entitas 103,993 205,685
Beban dibayar
dimuka 1,309,654 1,357,346 1,279,063 1,174,631 888,627
Piutang derivatif 446,859 699,204 66,511 117,785 32,884
Goodwill 6,105,148
Aset lain-lain 412,648 468,199 431,359 427,316 383,357
Jumlah aset tidak 50,396,72 34,433,51 31,796,72 27,783,41 25,023,26
lancar 6 2 0 7 4
63,706,48 40,277,62 35,455,70 31,170,65 27,251,28
Jumlah aset
8 6 5 4 1
Liabiltas dan Ekuitas
Liabilitas jangka
pendek
Hutang usaha dan
hutang lain-lain
- Pihak ketiga 4,435,237 3,221,902 2,648,827 2,804,871 1,655,091
- Pihak berelasi 9,227 3,729 4,794 10,198 4,960
Hutang pajak
- Pajak penghasilan
badan 3,901 - 56,350 73,710 203,859
- Pajak lainnya 616,751 69,012 46,220 55,485 192,744
Beban yang masih
harus dibayar 576,371 728,907 714,263
- Pihak ketiga 811,457 635,522
- Pihak berelasi 5,750 -
Pendapatan
tangguhan 1,700,442 726,214 930,460 796,916 586,714
Hutang derivatif 12,637 -
Liabilitas imbalan
kerja jangka pendek 179,444 132,690 162,155 157,481 228,536
Provisi 3,546,845 17,325 268,646
Bagian lancar dari
pinjaman jangka
panjang 3,921,513 3,124,652 4,306,572 2,320,821 976,866
Liabilitas imbalan
kerja jangka
8,247 11,758
15
panjang - bagian
lancar

Liabilitas sewa
155,088 -
Obligasi bagian
lancar 1,499,419
Jumlah liabilitas 15,398,29
jangka pendek 2 7,931,046 8,739,996 8,728,212 4,563,033
Liabilitas jangka
panjang
Pinjaman jangka 19,486,90 14,696,95
panjang 2 0 9,213,417 6,906,014 7,704,157
Liabilitas sewa 1,921,033 -
Pinjaman ke
pemegang saham 6,220,000 -
Pendapatan
tangguhan 4,105,574 -
Liabilitas pajak
tangguhan 1,894,563 1,690,189 1,589,908 1,356,521 1,283,347
Hutang derivatif 31,851 52,322 58,820 105,695 142,828
Liabilitas imbalan
kerja jangka
panjang 242,704 166,914 171,030 122,858 134,721
Provisi 444,944 440,058 312,498 258,842 210,327
Jumlah liabilitas 34,347,57 17,046,43 11,345,67 10,973,17
jangka panjang 1 3 3 8,749,930 4
Ekuitas yang
dapat
diatribusikan
kepada pemilik
entitas induk
Modal saham -
modal dasar
22.650.000.000
saham biasa, modal
ditempatkan dan
disetor penuh
8.534.490.667
(31/12/2013 :
8.534.490.667)
saham biasa, dengan
nilai nominal Rp
100 per saham 853,449 853,449 852,628 851,857 850,800
Tambahan modal
disetor 5,597,344 5,479,832 5,454,351 5,414,099 5,356,332
Saldo laba

16
- Telah ditentukan
penggunaannya 700 600 500 400 300
- Belum ditentukan
penggunaannya 7,509,132 8,966,266 9,062,557 7,426,156 5,507,642
13,960,62 15,300,14 15,370,03 13,692,51 11,715,07
Jumlah ekuitas
5 7 6 2 4
Jumlah liabilitas dan 63,706,48 40,277,62 35,455,70 31,170,65 27,251,28
ekuitas 8 6 5 4 1
2.2. Laporan Laba Rugi

PT XL AXIATA Tbk DAN ENTITAS ANAK/ AND SUBSIDIARIES


LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN/CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal per saham)
NAMA AKUN 2014 2013 2012 2011 2010
Pendapatan 23,460,015 21,265,060 20,969,806 18,260,144 17,057,760
Beban
Beban Infrastruktur (8,229,219) (6,026,861) (5,206,335) (3,866,242) -4,071,998
Beban penyusutan (6,338,264) (5,643,404) (4,993,976) (4,610,551) -3,120,982
Beban interkoneksi dan beban
(3,356,261) (3,725,898) (3,097,391) (2,010,669) -1,902,883
langsung lainnya
Beban penjualan dan
(1,424,475) (1,354,517) (1,306,482) (1,237,982) -1,291,324
pemasaran
Beban gaji dan kesejahteraan
(1,159,942) (937,497) (941,119) (1,199,206) -904,408
karyawan
Beban umum dan administrasi (666,679) (560,827)
Beban perlengkapan dan
(673,153) (598,233) -551,178
overhead
Beban amortisasi (619,544) (115,109) (72,342) (72,342) -50,500
Kerugian selisih kurs - bersih (1,294,834) (1,037,329) (299,172) (143,899) 33,686
Lain-lain 57,615 (205,330) (27,373) (77,657) -213,248
-
(23,031,603) (19,606,772) (16,617,343) (13,816,781)
12,072,835
Laba usaha 428,412 1,658,288 4,352,463 4,443,363 4,984,925
Biaya keuangan (1,597,626) (998,211) (782,334) (754,786) -1,228,604
Penghasilan keuangan 201,120 705,605 181,292 176,066 111,660
Bagian atas hasil bersih
(101,692) 23,985
pengendalian bersama entitas - -
Biaya keuangan - bersih (1,498,198) (268,621) (601,042) (578,720) -1,116,944
(Rugi)/ laba sebelum pajak
(1,069,786) 1,389,667 3,751,421 3,864,643 3,867,981
penghasilan
Manfaat/ (beban) pajak
178,723 (356,850) (986,774) (1,034,542) -976,720
penghasilan
(Rugi)/ laba tahun berjalan (891,063) 1,032,817 2,764,647 2,830,101 2,891,261
(Rugi)/ laba komprehensif
lainnya

17
(Kerugian)/ keuntungan
aktuarial dari program pensiun (35,003) 30,864 (27,642) -
manfaat pasti
Manfaat/ (beban) pajak
8,751 (7,716) 6,910 - -
penghasilan terkait
(Rugi)/ laba komprehensif
lainnya tahun berjalan, setelah (26,252) 23,148 (20,732) - -
pajak
Jumlah (rugi)/ laba
2,891,261
komprehensif -917,315 1,055,965 2,743,915 2,830,101
(Rugi)/laba yang dapat
diatribusikan kepada pemilik -891,063 1,032,817 2,743,915 2,830,101 2,891,261
entitas induk
Jumlah (rugi)/ laba
komprehensif yang dapat
-917,315 1,055,965 2,743,915 2,830,101 2,891,261
diatribusikan kepada pemilik
entitas induk
(Rugi)/ laba bersih per saham
- Dasar -105 121 322 322 340
- Dilusian - - 322 322 340
2.3. Laporan Perubahan Modal

PT XL AXIATA TBK DAN ENTITAS ANAK


LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
2014 2013 2012 2011 2010
Saldo 1 Januari
15,300,147 15,370,036 7,426,156 11,715,074 8,803,113
2013
Laba (rugi) tahun
(891,063) 1,032,817 2,743,915 2,830,101 2,891,261
berjalan
Laba (rugi)
komprehensif lainya, (26,252) 23 1,058
setelah pajak
Kompensasi berbasis
9,009 (19,644) (2,112) 20,700
saham
Saham tresuri 108,503
Penerbitan saham
baru terkait
45,998 43,178 59,172
kompensasi berbasis
saham
Biaya penerbitan
saham terkait
(52) (43) (1,404)
kompensasi berbasis
saham
Dividen 539,719 (1,152,156) 1,107,414 (911,487)
Pembentukan
- - -
cadangan wajib
Saldo 31 Desember
13,960,625 15,300,147 15,370,036 7,426,156 11,715,074
2013
18
2.4. Laporan Arus Kas

PT XL AXIATA TBK DAN ENTITAS ANAK


LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI
LAPORAN ARUS KAS
2014 2013 2012 2011 2010
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan
24,148,706 20,249,671 21,214,831 18,735,541 17,322,790
dan operator lain
Pembayaran kepada
(14,376,557) (11,926,416) (10,413,421) (8,208,553) (7,461,347)
pemasok dan beban lain
Pembayaran kepada
(1,043,181) (906,918) (1,145,308) (974,531) (786,700)
karyawan
Kas yang dihasilkan dari
8,728,968 7,416,337 9,656,102 9,552,457 9,074,743
operasi
Penghasilan keuangan yang
200,226 105,032 130,446 115,602 112,444
diterima
Penerimaan bersih pajak
128,686 49,863 212,959
penghasilan badan
Pembayaran pajak
penghasilan badan dan (517,764) (404,321) (801,128) (1,235,062) (605,255)
pajak penghasilan final
Arus kas bersih yang
diperoleh dari aktivitas 8,540,116 7,166,911 8,985,420 8,432,997 8,794,891
operasi

ARUS KAS DARI


AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian aset tetap (7,094,671) (7,393,694) (10,175,925) (6,521,544) (4,847,922)
Investasi pada pengendalian
(1,817)
bersama entitas
pembayaran upfront free
(513,222)
ijin pita spektrum 3G (327,627)
Realisasi/(penambahan) aset 96,067
lain-lain tidak lancar (216,351) 93,772
Penerimanaan kas bersih
80,441 7,417
dari aset lain-lain
Akuisisi entitas anak setelah
dikurangi kas yang 22,144
diperoleh
Pembayaran untuk
mengambil alih kewajiban (10,079,344)
keuangan AXIS
Penerimaan dari trasaksi
3,008
jual dan sewa-balik

19
Penerimaan dari aset tetap
yang dijual dan penggantian 93,018 33,254
klaim asuransi 79,301 54,770 24,700
Arus kas bersih yang
digunakan untuk aktivitas (16,677,612) (7981192 (10,000,557) (6,683,125) (5,057,077)
investasi

ARUS KAS DARI


AKTIVITAS
PENDANAAN
Pembayaran Obligasi (1,500,000) 578,566
Pembayaran pinjaman
(3,119,765) (2,370,754) (4,558,590) (6,622,767)
jangka panjang (4,365,838)
Penerimaan dari transaksi
5,299,200
jual dan sewa-balik
Pembayaran liabilitas sewa
dan biaya trasaksi jual dan (466045
sewa-balik
Pembayaran bunga
(1,390,029) (859,765) (612,658) (471,478) (715,034)
pinjaman jangka panjang
Biaya penerbitan saham (52) (43) (1,404)
Pembayaran Dividen (539,719) (1,152,156) (1,107,402) (911,487)
Pembayaran bunga obligasi (77,625) (155,250) (175,152)
Penerimaan pinjaman dari
5,810,000
pemegang saham
Saham Treasuri (1,222,734)
Penerimaan dari penjualan
1,317,527
saham treasuri
Penerimaan pinjaman
8,080,900 7,701,527 6,474,910 4,980,654 3,972,875
jangka panjang
Arus kas bersih yang
diperoleh dari aktivitas 13,769,335 1,323,716 806,428 (1,117,555) (4,118,644)
pendanaan
Kenaikan bersih kas dan
5,631,839 509,435 (208,709) 632,317 (38,083)
setara kas
Kas dan setara kas awal
1,317,996 791,805 998,114 366,161 747,965
tahun
Dampak perubahan selisih
kurs terhadap kas dan setara 1,481 16,756 2,400 (365) (974)
kas
Kas dan setara kas pada
6,951,316 1,317,996 998,113 336,161
akhir tahun 791,805

20

Anda mungkin juga menyukai