Anda di halaman 1dari 10

JURNAL TAMBORA

JURNAL TAMBORA ISSN 2527-970X | e-ISSN 2621-542X


Vol. 3 No. 1 Februari 2019
KOLOM ILMIAH
Social Humaniora

PENGARUH ARUS KAS KEGIATAN OPERASI, SIKLUS OPERASI, UKURAN


PERUSAHAAN DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP PERSISTENSI LABA
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN JASA SUB SEKTOR KONSTRUKSI
DAN BANGUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2013-2016)

Varadika Sarah1, Ahmad Jibrail, S.E.M.A2, Sudrajat Martadinata, M.S.A3


1,2,3 Faculty of Economic and business, Sumbawa University of Tecnology

Email: varadikasarah@gmail.com, ahmad.jibrail@uts.ac.id, sudrajat.martadinata@uts.ac.id

ABSTRACT
Diterima: Earnings Persistence is earning can reflect the earnimg priod next. In fact there are
Januari 2019 still companies that do not guarantee a persistent of earning. This study wished to
examine ehe effect of operating cash flows, operating cycle, firm size, and the lever of
Diterbitkan: debt both individually and simultaneously to earning persistence in service compnies
Februari 2019 of construction and building sector listed on Indonesia Stock Exchange period 2013-
2016. The sampling technique using purposive sampling so than 9 sample companies
Keywords: were obtained. Data were analized using panel data with multiple regression then
Cash Flow, tested with the help of STATA 11 softwere.
Cycle, Firm The result of this study are: operating cash flow, operating cycle, firm size there is not
Size, Debt, significant effect on earning persistence. While the level of debt has significant effect
Earning on earning persistence in service compnies of construction and building sector listed
Persistence on Indonesia Stock Exchange period 2013-2016.

PENDAHULUAN kineja yang kurang cemerlang sepanjang tahun


2016. Laba bersih perusahaan tertekan 32,4% jika
Para pemakai laporan keuangan menilai bahwa
dibandingkan dengan laba bersih tahun 2015. Laba
tingginya laba berarti usaha atau perusahaan dalam
bersih yang tercatat sebesar Rp 313,45 miliar pada
kondisi fit tanpa berpikir bagaimana proses laba
tahun 2016, lebih rendah dari tahun sebelumnya
tersebut diperoleh dan apakah laba tersebut adalah
sebesar Rp 463,68 miliar. Laba tersebut terkuras
laba yang berkelanjutan. Banyak pemilik
karena tumbuhnya beban pokok pendapatan hingga
perusahaan terlalu fokus pada pundi-pundi hasil
18% dari Rp 8,41 triliun menjadi Rp 9,94 triliun
penjualan yang meningkat setiap periode. Akibat
dan diikuti peningkatan jumlah beban usaha
dari hanya mementingkan pada hasil lebih selisih
menjadi Rp 455,97 miliar atau naik 15,29% dari Rp
pendapatan dengan beban-beban tanpa melihat
395,49 miliar (cnnindonesia.com/ekonomi diakses
aliran kas yang berada direkening dan kualitas laba
17 Februari 2017). Selanjutnya PT Modernland
itu sendiri.
Realty Tbk (MDLN) pada tahun 2013 yang tidak
Septavita, (2016) menyatakan semakin tinggi
bisa menjamin laba yang persisten karna turun pada
laba yang dihasilkan maka semakin baik pula
tahun 2014 sebesar 70,98% atau menjadi Rp
kinerja suatu perusahaan. Para pengguna laporan
711,26 miliar dari laba bersih sebesar Rp 2,45
keuangan yang masing-masing memiliki
triliun di tahun 2013 (Sari, 2016).
kepentingan yang berbeda dalam menggunakan
Laporan laba rugi suatu perusahaan dapat saja
informasi laba mengandalkan informasi yang
memberikan gambaran bahwa perusahaan tersebut
tersaji dalam laporan keuangan sebagai sumber
mendapatkan keuntungan yang tinggi, Namun
pengambilan keputusannya sehingga dari sini dapat
laporan arus kas bisa saja memperlihatkan bahwa
dilihat kualitas dari laba tersebut terutama tingkat
perusahaan sebenarnya kekurangan uang kas.
persistensi labanya.
Laporan arus kas melaporkan penerimaan dan
Berbicara tentang persistensi laba berarti dapat
pengeluaran kas entitas selama periode tertentu dari
dikatakan laba tersebut berkualitas karena
mana kas datang dan bagaimana dibelanjakannya.
persistensi laba merupakan salah satu komponen
Perusahaan dituntut agar mampu mengelola dana
dari kualitas laba. Laba yang semakin berkualitas
yang ada untuk membiayai segala kegiatannya dan
berbanding terbalik dengan kemungkinan laba
harus hati-hati dalam menangani masalah
tersebut dimanipulasi. Faktanya PT. Adhy Karya
keuangan, khususnya dalam pengelolaan sumber
(Persero) Tbk dengan kode saham ADHI tidak
dan penggunaan kas yang baik sangat diperlukan,
menjamin laba yang persistensi karena mencatat
karena dapat memberikan informasi tentang

45
JURNAL TAMBORA
JURNAL TAMBORA ISSN 2527-970X | e-ISSN 2621-542X
Vol. 3 No. 1 Februari 2019
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba mengetahui pengaruh arus kegiatan operasi, siklus
serta mengetahui kondisi likuiditas perusahaan di operasi, ukuran perusaan dan tingkat hutang dalam
masa yang akan datang (Hayati, 2011). Khususnya mempemgaruhi persistensi laba pada perusahaan
arus kas kegiatan operasi yang pada konsepnya jasa sub sektor konstrusi dan bangunan.
memiliki komponen-komponen dalam bentuk Penelitian yang dilakukan oleh Azzahra, dkk
jangka pendek seperti aset lancar dan hutang (2016) menunjukkan aliran kas operasi
jangka pendek sama halnya dengan konsep berpengaruh terhadap persistensi laba secara
perhitungan laba yaitu secara periodik. parsial. Menurut Septavita (2016) arus kas operasi,
Faktor lain yang mempengaruhi persistensi laba tingkat hutang dan ukuan perusahaan berpengaruh
yaitu siklus operasi. Berkaitan pula dengan signifikan terhadap persistensi laba. Namun
persistensi laba dalam perusahaan yang dilihat dari berbeda dengan penelitian Chowijaya, dkk (2014)
variabel siklus operasi yaitu seberapa lama bahwa arus kas operasi tidak memilki pengaruh
persediaan dibuat, kemudian dijual, dan selanjutnya secara individual terhadap persistensi laba. Hasil
pengumpulan piutang menjadi kas, sehingga siklus penelitian Armaidah (2016) bahwa siklus operasi
operasi berhubungan langsung dengan laba dan leverage tidak berpengaruh terhadap
perusahaan (Armaidah, 2016). persistensi laba sedangkan volatilitas arus kas
Ukuran perusahaan menjadi salah satu faktor yg berpengaruh terhadap persistensi laba.
mempengaruhi persistensi laba. Menurut Romasari Berdasarkan uraian masalah dan perbedaan
(2013), ukuran perusahaan dapat menentukan baik hasil penelitian sebelumnya. Maka peneliti tertarik
tidaknya kinerja perusahaan. Hal ini juga untuk meneliti pengaruh arus kas kegiatan operasi,
dikemukan oleh Dewi dan Putri (2015) bahwa siklus operasi, ukuran perusahaan, dan tingkat
semakin besarnya suatu perusahaan, maka hutang terhadap persistensi lada pada perusahaan
diharapkan pula pertumbuhan laba yang tinggi. jasa sub sektor kontruksi dan bangunan yang
Penelitian ini menggunakan salah satu instrumen terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
sebagai salah satu alat ukur ukuran perusahan, 2013-2016.
yaitu: total asset. Pemilihan total aset karena Rumusan Masalah: 1) Bagaimana pengaruh
besaran total aset mewakili tersedianya sumber arus kas kegiatan operasi, siklus operasi, ukuran
daya untuk kegiatan perusahaan dimana kegiatan perusahaan, dan tingkat hutang secara signifikan
tersebut cenderung digunakan untuk memperoleh individual terhadap persistensi laba ? 2) Bagaimana
laba. Oleh karena itu, secara tidak langsung ukuran pengaruh arus kas kegiatan operasi, siklus operasi,
perusahaan dapat digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan, dan tingkat hutang secara
kemampuan suatu perusahaan dalam simultan terhadap persistensi laba ?
mengendalikan serta menghasilkan laba (Nuraini, Tujuan Penelitian: 1) Untuk mengetahui
2014). Pandangan tersebut sejalan dengan pengaruh arus kas kegiatan operasi, siklus operasi,
penelitian Dewi dan Putri (2015) menemukan ukuran perusahaan, dan tingkat hutang secara
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif pada signifikan individual terhadap persistensi laba ? 2)
persistensi laba. Untuk mengetahui pengaruh arus kas kegiatan
Selain faktor-faktor diatas yang dapat operasi, siklus operasi, ukuran perusahaan, dan
mempengaruhi persitensi laba adalah tingkat tingkat hutang secara signifikansi simultan
hutang. Hutang merupakan salah satu cara untuk terhadap persistensi laba ?.
mendapat tambahan pendanaan dari pihak
LANDASAN TEORI
eksternal, dengan konsekuensi perusahaan akan
menjalin ikatan kontrak dengan kreditur. Ikatan 1. Persistensi Laba
kontrak berisi mengenai janji pembayaran utang Persistensi laba merupakan suatu ukuran yang
dengan nominal dan batasan waktu yang menjelaskan kemampuan perusahaan untuk
ditentukan. Pada satu sisi, hutang akan menambah mempertahankan jumlah laba yang diperoleh saat
modal dari perusahaan namun di sisi yang lain, ini sampai masa mendatang (Sulastri, 2010). Laba
utang menimbulkan konsekuensi perusahaan untuk yang persisten adalah laba yang menunjukkan
harus selalu membayar bunga dan pokok pada saat keberlanjutan laba dimasa yang akan datang yang
jatuh tempo tanpa memperhatikan kondisi ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kas
keuangan perusahaan. Tetapi pecking order theory (Chowijaya, dkk. 2014). Menurut Saputera, dkk.
menyatakan bahwa menerbitkan hutang merupakan (2017) persistensi laba merupakan salah satu
sumber pendanaan yang paling aman dibanding komponen dari kualitas laba. Penman. (2003)
dengan cara yang lain (Sukman, 2017). pengertian persistensi laba merupakan laba yang
Pengambilan objek penelitian pada perusahaan memiliki kemampuan sebagai indikator laba
jasa sub sektor konstruksi dan bangunan yang periode mendatang (future earning) yang
terdaftar Bursa Efek Indonesia (BEI) karena pada dihasilkan oleh perusahaan secara berulang-ulang
tahun 2017 dalam pemerintah presiden Joko (repetitive) dalam jangka panjang (sustainable).
Widodo terus menggenjot pembangunan
2. Arus Kas Operasi
infastruktur sehingga peneliti tertarik untuk

46
JURNAL TAMBORA
JURNAL TAMBORA ISSN 2527-970X | e-ISSN 2621-542X
Vol. 3 No. 1 Februari 2019
Laporan arus kas merupakan laporan yang b. Arus kas yang keluar untuk pembayaran
menyajikan informasi tentang arus kas masuk dan kepada pemasok barang dan jasa, pembayaran
arus kas keluar, dan setara kas suatu entitas untuk kepada karyawan, bunga yang dibayarkan atas
suatu periode tertentu (Martani, dkk. (2012;145). hutang perusahaan, pembayaran pajak, dan
pengeluaran operasi lainnya.
Aliran kas dari aktivitas operasi merupakan
Arus kas operasi di catat pada bagian awal laporan
aliran kas yang diperoleh dari kegiatan usaha
arus kas karena arus kas operasi merupakan sumber
perusahaan. Kegiatan utama perusahaan adalah
kas terbesar dan sangat penting untuk sebagian
menghasilkan barang atau jasa dan menjualnya.
besar perusahaan. Kegagalan operasi perusahaan
Kegiatan ini mencakupi kegiatan penerimaan kas,
untuk menghasilkan arus kas masuk yang besar
misalnya penjualan barang atau jasa tunai dan
untuk suatu periode yang panjang dapat merupakan
penerimaan piutang. Aliran kas operasi (PTCF)
tanda adanya kesulitan pada perusahaan (Hayati,
sebagai proksi komponen laba permanen
2011). Jadi dapat disimpulkan arus kas operasi
merupakan aliran kas masuk dan kas keluar dari
adalah kumpulan aliran kas yang bersumber dari
aktivitas operasi sebelum pajak (pretax cash flow)
kegiatatan utama perusahan yaitu berupa kas dari
yang dihitung sebagai total aliran kas operasi
penjualan barang atau jasa dan menerima
dikurangi aliran kas dari pos luar biasa dan
pengembalian piutang.
ditambah pajak penghasilan (Septavita, 2016).
Kieso et al. (2002:242) dalam Kusumaningtyas 3. Siklus Operasi
(2016) menyatakan bahwa arus kas aktivitas Siklus operasi adalah periode waktu rata-rata antara
operasi diperoleh dari aktivitas penghasil utama pembelian persediaan dengan pendapatan kas yang
pendapatan perusahaan. Jika kas bersih yang nantinya akan diterima penjual. Atau rangkaian
disediakan oleh aktivitas operasi tinggi, berarti seluruh transaksi dimana suatu bisnis menghasilkan
perusahaan mampu menghasilkan kas yang penerimaannya dan penerimaan kasnya dari
mencukupi secara internal dari operasi untuk pelanggan. Siklus operasi suatu perusahaan terdiri
membayar kewajiban tanpa harus meminjam dari dari transaksi-transaksi berikut:(a) pembelian
luar. Sebaliknya, jika jumlah kas bersih yang barang,(b) penjualan barang, dan (c) pengumpulan
dihasilkan oleh aktivitas operasi rendah atau piutang dari pelanggan. Siklus operasi
negatif, berarti perusahaan tidak mampu bersinggungan langsung dengan laba perusahaan,
menghasilkan kas yang memadai secara internal hal ini dikarenakan ada faktor penjualan di dalam
dari opersinya. Sumber kas ini umumnya dianggap siklus operasi (Fanani, 2010). Menurut Purwanti
sebagai ukuran terbaik dari kemampuan perusahaan (2010) siklus operasi yang hubungan dengan laba
dalam memperoleh dana yang cukup guna terus karena adanya faktor penjualan. Laba tersebut
melanjutkan usahanya. nantinya akan digunakan untuk memprediksi aliran
Arus kas dari kegiatan operasi dapat disajikan kas dimasa yang akan datang. Maka dari itu, laba
dengan dua metode, yaitu sebagai berikut (Martani, yang digunakan untuk memprediksi aliran kas
dkk. (2012;148) : dimasa yang akan datang, harus benar-benar laba
a. Metode langsung, yang menyajikan kelompok yang berkualitas. Dimana laba yang berkualitas
utama penerimaan kas bruto (gross) dan sendiri tergantung pada siklus operasi perusahaan
pembayaran kas bruto, atau itu sendiri.
b. Metode tidak langsung, dimulai dengan laba 4. Ukuran Perusahaan
atau rugi periode berjalan menyesesuaikan Ukuran perusahaan merupakan nilai yang
laba rugi tersebut dengan traksaksi nonkas, menunjukkan besar kecilnya perusahaan (Taures,
akrual, dan tangguhan dari pos yang 2011). Penelitian ini menggunakan ukuran
penghasilan atau pengeluaran dalam aktivitas perusahaan diukur berdasarkan total aset yang
investasi dan pendanaan. dimiliki oleh perusahaan. IFRS (2015)
Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 2 mendefinisikan aset sebagai sumber daya yang
(1995:2.7) untuk perusahaan dianjurkan dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa
menggunakan metode langsung karena masa lalu dan dari manfaat ekonomi masa depan
menghasilkan informasi yang berguna dalam diharapkan akan diperoleh. Total aset terdiri atas
mengestimasi arus kas masa depan yang tidak aset lancar dan aset tidak lancar. Aset lancar terdiri
dapat dihasilkan oleh metode tidak langsung. atas kas, piutang, persediaan, investasi jangka
Metode langsung dalam penyusunannya pendek, dan biaya dibayar di muka. Sedangkan,
membutuhkan waktu yang lama dan lebih sulit aset tidak lancar terdiri atas investasi jangka
dibandingkan dengan metode tidak langsung yang panjang, aset tetap, aset tak berwujud, dan aset lain
lebih muda dan sederhana. Menurut Irfan (2012) yang bersifat tidak lancar.
bahwa adapun arus kas yang masuk dan keluar dari Samisi dan Ardiana (2013) mengemukakan
kegiatan operasi mencakup antara lain: bahwa ukuran perusahaan dapat mempengaruhi
a. Arus kas yang masuk dari penjualan barang nilai perusahaan karena semakin besar ukuran
dan jasa, pendapatan dividen, pendapatan perusahaan maka akan semakin mudah perusahaan
bunga, dan penerimaan operasi lainnya. tersebut mendapatkan dana baik dari internal

47
JURNAL TAMBORA
JURNAL TAMBORA ISSN 2527-970X | e-ISSN 2621-542X
Vol. 3 No. 1 Februari 2019
ataupun eksternal perusahaan. Perusahaan yang menggunakan data skunder yaitu laporan keuangan
besar cenderung memiliki sumber permodalan yang perusahaan yang telah diaudit.
lebih banyak dan memiliki kemungkinan untuk
Definisi Operasional Variabel Dan Pengukuran
bangkrut lebih kecil, sehingga mampu untuk
memenuhi kewajiban finansialnya. Persistensi Laba
Menurut perhitungan yang dianut oleh Azzahra
5. Tingkat Hutang
(2016) bahwa menghitung persistensi laba dengan
Hutang dibagi menjadi dua jenis yaitu hutang perubahan laba sebelum pajak tahun yang terdiri
jangka pendek dan hutang jangka panjang dan dari laba sebelum pajak tahun ini dikurangi laba
hutang jangka pendek. Hutang jangka pendek sebelum pajak tahun sebelumnya dibagi dengan
merupakan sumber pembiayaan yang jatuh tempo total asset.
dalam kurun waktu satu tahun atau kurang dari satu Laba sebelum pajak − Laba sebelum pajak
tahun, biasanya dialokasikan sebagai penambahan Persistensi laba =
Total aset
modal kerja pada siklus operasi normal. Sedangkan
hutang jangka panjang merupakan sumber Arus Kas Kegiatan Operasi
pembiayaan yang dialokasikan untuk ekspansi atau
perluasan usaha karena perusahaan membutuhkan Operasi menurut PSAK No. 2 metode langsung
modal yang cukup besar dan memerlukan waktu (paragraph 18(a)) adalah sebagai berikut:
yang cukup lama untuk mengembalikan modal dari AKO = Total arus kas kegiatan operasi
ekspansi (Setiana. 2012 dalam Nuraini, 2014).
Tingkat hutang didefinisikan sebagai rasio total Siklus operasi
hutang dibandingkan total aset. Kebijakan utang Fanani (2010) diukur dengan menggunakan rumus:
merupakan salah satu alternatif pendanaan
! "#%
perusahaan selain menjual saham di pasar modal Siklus operasi = $
+
& ' (
(modal ekuitas). Karakteristik modal ekuitas %)*+
mencakup pengembaliannya yang tidak pasti dan &-.&/ ! &-.&/ "#%$
tidak tentu serta tidak adanya pola pembayaran 0 - 1212 & ' ( %)*+
kembali. Berbeda dengan modal ekuitas, baik
modal utang jangka pendek maupun jangka Ukuran perusahaan
panjang harus dibayarkan kembali pada waktu
tertentu tanpa memerhatikan kondisi keuangan Adapun rumus yang dipakai dalam mengukur
perusahaan (Nuraini, 2014). Tingkat hutang ukuran perusahaan yang digunakan oleh Nuraini
mencerminkan kewajiban perusahaan yang harus (2014), adalah
dibayarkan kepada pihak ketiga saat jatuh tempo Ukuran perusahaan = Log (total aset)
tanpa mempertimbangkan kondisi perusahaan.
Semakin tinggi tingkat hutang, maka akan semakin Tingkat hutang
besar usaha manajemen untuk memperlihatkan Menurut Fahmi (2013;64) tingkat hutang
kinerja perusahaan yang baik, ditunjukkan melalui diperoleh dari perbandingan total hutang dengan
tingginya persistensi laba perusahaan (Kusuma dan total asset.
Sadjiarto. 2014).
Tingkat hutang merupakan besaran hutang yang Total hutang
Tingkat hutang =
dimiliki oleh perusahaan. Besarnya tingkat hutang Total aset
perusahaan akan menyebabkan perusahaan Penelitian diregresi menggunakan data panel
meningkatkan persistensi laba dengan tujuan untuk yaitu gabungan data time series dan data cross
mempertahankan kinerja yang baik di mata investor section. Selanjutnya diuji menggunakan bantuan
dan kreditor. Dengan kinerja yang baik tersebut softwere STATA 11. Penelitian menggunakan
maka diharapkan kreditor tetap memiliki regresi Polled Least Squares.
kepercayaan terhadap perusahaan, dan mudah
mengucurkan dana, sehingga perusahaan akan HASIL DAN PEMBAHASAN
memperoleh kemudahan dalam proses pembayaran Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan
(Fanani, 2010). informasi tentang data penelitian secara umum
METODOLOGI kepada pembaca. Dalam penelitian ini pengukuran
statistik deskriptif berupa nilai minimum (min),
Populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan nilai maksimum (max), nilai rata rata (mean), dan
jasa sub sektor konstruksi dan bangunan yang standar deviasi. Berikut tabel hasil analisis
terdaftar di BEI periode 2013-2016, berjumlah 12 deskriptif.
perusahaan. Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling sehingga
diperoleh 9 perusahaan sampel. Penelitian

48
JURNAL TAMBORA
JURNAL TAMBORA ISSN 2527-970X | e-ISSN 2621-542X
Vol. 3 No. 1 Februari 2019
Pengujian asumsi klasik
Multikolinearitas
Tabel 4.1 Statistik deskriptif Untuk mengetahui ada tidaknya
Varia Ob
ble s
Mean Std. Dev. Min Max multikolinearitas dapat dilihat dari nilai mean VIF,
jika nilai mean VIF lebih besar dari 10 maka terjadi
Kode 36 5 2.618615 1 9 multikolinearitas.
Tahun 36 2014.5 1.133893 2013 2016 Tabel 4.3 Hasil multikolinearitas
-180 x 140 x -776 x 987 x Variable VIF 1/VIF
Ako 36 109 1010 1010 109 Th 1.57 0.636811
Size 1.56 0.640865
So 36 208.9244 100.6875 84.07 552.9 So 1.28 0.77827
0.537570 Ako 1.13 0.888419
Size 36 12.72889 1 11.17 13.79 Mean VIF 1.39
0.124395 Variable VIF 1/VIF
Th 36 0.63 7 0.46 0.84 Th 1.57 0.636811
- Size 1.56 0.640865
0.006666 0.052263 So 1.28 0.77827
Pl 36 7 1 -0.25 0.07 Ako 1.13 0.888419
Sumber : Output STATA 11 yang diolah tahun Mean VIF 1.39
2018 Variable VIF 1/VIF
Th 1.57 0.636811
Size 1.56 0.640865
Pertama yaitu uji Chow. Hasil uji dengan So 1.28 0.77827
melihat nilai prob>F yang paling bawah dari hasil Ako 1.13 0.888419
output fixed effect, dengan kriteria penolakan Ho Mean VIF 1.39
Sumber : Output STATA 11 yang diolah tahun 2018
jika nilai prob>F lebih kecil dari α.
Hasil uji multikolinearitas yang terdapat pada
Tabel 4.2 Chow test dan lagrange Multiplier test
Tabel 4.5 menunjukkan nilai mean VIF kurang dari
Uji Hasil Keterangan 10 yaitu sebesar 1,39, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi multikolinearitas sehingga data
Chow Test Prob>F = Ho (pooled least
0,5116 squares), diterima
layak untuk dijadikan penelitian.
Ha (fixed effect) Heterokedastisitas dan autokorelasi
Lagrange Prob>chi2 = Ho (pooled least Tabel 4.4 hasil heterokedastisitas dan autokorelasi
Multiplier 0,2989 squares), diterima
Uji Hasil Keterangan
Test Ha (randown effect )
Sumber : Output STATA 11 yang diolah tahun 2018 Heteroked Prob>chi2 Ho: (Homokedastisitas)
astisitas = 0.0000 Ha:(Heterokedastisitas),diterima
Dari hasil output fixed effect menunjukkan hasil
nilai Prob>F = 0.5116 (α = 5%) maka hasil uji Autikorela Prob>chi2 Ho: (No autokorelasi)
chow menyatakan Ho diterima dan Ha ditolak yang si = 0.0195 Ha:(Autokorelasi), diterima
berarti model yang digunakan yaitu pooled least Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
squares. mengetahui apakah dalam suatu persamaan regresi
Pengujian selanjutnya yaitu lagrange multiplier terjadi ketidaksamaan varians antara residual.
test karena pada uji chow menunjukkan Ho Dalam uji ini diharapkan tidak terjadi
diterima, maka pooled least squares akan heteroskedastisitas.
dibandingkan dengan model randown effect untuk Berdasarkan tebel diatas, dapat lihat bahwa nilai
dipilih model estimasi yang baik digunakan dalam Prob>chi2 = 0.0000 lebih kecil dari (α = 0.05).
penelitian ini, dengan kriteria penolakan Ho jika Oleh karena itu diputuskan Ha diterima dan dapat
nilai Prob>Chi2 lebih kecil dari α. dikatakan bahwa terjadi heteroskedastisitas.
Dari hasil uji lagrange multiplier (LM) Uji autokorelasi bertujuan umtuk mengetahui
menunjukkan nilai Prob>chi2 = 0.2989 lebih besar apakah ada korelasi antara anggota serangkaian
dari (α = 0.05) berarti Ho diterima dan Ha ditolak data observasi berdasarkan waktu (time-series) atau
maka model regresi yang digunakan yaitu pooled ruang (cross section). Harapan dari uji autokorelasi
least squares. yaitu tidak terjadinya autokorelasi, dengan kriteria
Maka model regresi yang baik digunakan dalam penolakan Ho apabila Prob>chi2 lebih lecil dari α.
penelitian ini adalah pooled least squares karena Dari hasil uji autokorelasi pada tabel 4.7 dapat
telah didukung oleh 2 uji yaitu chow test dan disimpulkan bahawa terjadi autokorelasi dimana
lagrange multiplier test sehingga houseman test nilai Prob > F = 0.0195 lebih kecil dari 0.05 yang
tidak perlu dilakukan. berarti Ho diterima dan Ha ditolak.

49
JURNAL TAMBORA
JURNAL TAMBORA ISSN 2527-970X | e-ISSN 2621-542X
Vol. 3 No. 1 Februari 2019
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan siklus
Hasil Persamaan Regresi operasi terhadap persistensi laba.
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan Nilai prob>t untuk siklus operasi (SO) sebesar
dapat diketahui data tidak BLUE (Best Linear 0.212 lebih besar dari α (0.05), maka Ho diterima
Unbiased Estimator) maka data selanjutnya diuji dan Ha ditolak sehingga siklus operasi (SO) secara
dengan Robust untuk dilayakkan. individual tidak terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap persistensi laba pada perusahaan jasa sub
Table 4.5 Hasil robust
sektor konstruksi dan bangunan yang daftar di BEI
Prob > F = 0.0000 periode 2013-2016.
R - squared = 0.1537 Ukuran Perusahaan terhadap persistensi laba
Hipotesis ukuran perusahaan diajukan sebagai
pl Coef. t P>ItI berikut :
ako 148 x 10-19 0.01 0.993 Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
ukuran perusahan terhadap persistensi laba.
so 0.0001577 -1.28 0.212
size 0.0065816 0.41 0.682 Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan ukuran
perusahan terhadap persistensi laba.
th 0.1621803 2.06 0.047
Nilai prob>t untuk ukuran perusahaan (SIZE)
_con -0.1596614 -0.73 0.470
sebesar 0.682 lebih besar dari α (0.05), maka Ho
Sumber : Output STATA 11 yang diolah tahun 2018 diterima dan Ha ditolak sehingga ukuran
perusahaan (SIZE) secara individual tidak terdapat
PL = -0.1596614 + 0.000000000000000000148AKO pengaruh yang signifikan terhadap persistensi laba
– 0.0001577SO + 0.0065816SIZE + pada perusahaan jasa sub sektor konstruksi dan
0.1621803TH +ε bangunan yang daftar di BEI periode 2013-2016.
Pengujian Hipotesis Tingkat hutang terhadap persistensi laba
Uji Signifikansi Individual (uji t) Hipotesis tingkat hutang diajukan sebagai
Uji signifikan individual menunjukkan seberapa berikut :
jauh pengaruh variabel independen terhadap Ho :Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
variabel dependen secara individual. Pengujian tingkat hutang terhadap persistensi laba.
dapat dilakukan dengan melihat perbandingan nilai Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan tingkat
prob>t dengan α. Apabila nilai prob>t lebih kecil hutang terhadap persistensi laba.
dari α (0.05) maka Ha diterima dan Ho ditolak
begitu juga sebaliknya. Pada tabel 4.7 dapat Nilai prob>t untuk tingkat hutang (TH) sebesar
disimpulkan bahwa: 0.047 lebih kecil dari α (0.05), maka Ha diterima
dan Ho ditolak sehingga tingkat hutang (TH) secara
Arus Kas Kegiatan Operasi terhadap persistensi individual terdapat pengaruh yang signifikan
laba terhadap persistensi laba pada perusahaan jasa sub
Hipotesis arus kas kegiatan operasi diajukan sektor konstruksi dan bangunan yang daftar di BEI
sebagai berikut : periode 2013-2016.
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Uji signifikansi Simultan (uji statistik F)
Arus kas kegiatan operasi terhadap persistensi laba. Hipotesis untuk arus kas kegiatan operasi,
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan Arus kas siklus operasi, ukuran perusahaan, dan tingkat
kegiatan operasi terhadap persistensi laba. hutang adalah :
Ho : Arus Kas Kegiatan Operasi (AKO), Siklus
Berdasarkan tabel 4.8 bahwa nilai prob>t untuk Operasi (SO), Ukuran Perusahaan (SIZE) dan
arus kas kegiatan operasi (AKO) sebesar 0.063 Tingkat Hutang (TH) tidak terdapat pengaruh yang
lebih besar dari α (0.05), maka Ho diterima dan Ha signifikan terhadap persistensi laba (PL)
ditolak sehingga arus kas kegiatan operasi (AKO)
secara individual tidak terdapat pengaruh yang Ha : Arus Kas Kegiatan Operasi (AKO), Siklus
signifikan terhadap persistensi laba pada Operasi (SO), Ukuran Perusahaan (SIZE) dan
perusahaan jasa sub sektor konstruksi dan Tingkat Hutang (TH) terdapat pengaruh yang
bangunan yang daftar di BEI periode 2013-2016. signifikan terhadap persistensi laba (PL)
Siklus Operasi terhadap persistensi laba Berdasarkan nilai Prob>F yang ditunjukkan
Hipotesis siklus operasi diajukan sebagai oleh tabel 4.5 sebesar 0.0000 jauh berada dibawah
berikut : 0.05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka arus
kas kegiatan operasi, arus kas akrual, ukuran
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan perusahaan, dan tingkat hutang secara bersama-
siklus operasi terhadap persistensi laba. sama berpengaruh terhadap persistensi laba pada

50
JURNAL TAMBORA
JURNAL TAMBORA ISSN 2527-970X | e-ISSN 2621-542X
Vol. 3 No. 1 Februari 2019
perusahaan jasa sub sektor konstruksi dan bahwa aliran kas operasi perusahaan sampel
bangunan yang terdaftar di BEI periode 2013-2016. mengalami lebih sering melakukan pengeluaran
daripada pemasukkan, karena perusahaan jasa
Koefisien determinasi (R²)
pendapatannya diakui dengan dua metode yaitu
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan hasil R-
metode kontrak selesai dan metode persentase
squared sebesar 0.1537. Hal ini menunjukkan arus
penyelesaian. Jadi, perusahaan konstruksi dalam
kas kegiatan operasi, siklus operasi, ukuran
mengerjakan suatu proyek akan dikerjakan terlebih
perusahaan, dan tingkat hutang dapat menjelaskan
dahulu dan setelah itu baru pencairan dana dalam
persistensi laba pada perusahaan jasa sub sektor
rentang waktu tertentu sesuai perjanjian dengan
konstruksi dan bangunan yang terdaftar di BEI
pemberi kerja.
periode 2013-2016 sebesar 15,37 % dan 84.63 %
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dilibatkan Pengaruh Siklus Operasi terhadap Persistensi
dalam penelitian ini. Laba
Nilai prob>t untuk siklus operasi (SO) sebesar
Pembahasan Hasil Estimasi dan Interpretasi
0.212 lebih besar dari α (0.05) dengan nilai
Setelah dilakukan estimasi model dan pengujian
koefisien -0.0001577. Nilai koefisien yang negatif
hipotesis maka selanjutnya hasil ditelaah secara
dan tidak signifikan tersebut berarti siklus operasi
lebih rinci untuk mengetahui pengaruh arus kas
(SO) secara individual tidak terdapat pengaruh
kegiatan operasi, siklus operasi, ukuran perusahaan
yang signifikan terhadap persistensi laba pada
dan tingkat hutang terhadap persistensi laba pada
perusahaan jasa sub sektor konstruksi dan
perusahaan jasa sub sektor konstruksi dan banguan
bangunan yang daftar di BEI periode 2013-2016
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
atau kenaikan maupun penurunan nilai siklus
2013-2016. Hasil pengujian masing-masing
operasi tidak mengakibatkan kenaikan atau
variable sebagai berikut :
penurunan nilai dari persistensi laba. Menurut
Pengaruh Arus Kas Kegiatan Operasi terhadap Susilo dan Anggraeni (2015), hal ini menunjukkan
Persistensi Laba bahwa lama tidaknya siklus operasi, tidak
ilai prob>t untuk arus kas kegiatan operasi mempengaruhi modal kerja perusahaan dan
(AKO) sebesar 0.063 dan nilai koefisiennya realisasi kas yang lebih lama sehingga kinerja
sebesar 0.0000000000000000148. nilai koefisen perusahaan juga tidak terpengaruh. Hasil penelitian
yang positif dan tidak signifikan tersebut berarti ini sejalan dengan penelitian Armaidah (2016)
tidak terdapat pengaruh yang signifikan arus kas bahwa siklus operasi tidak berpengaruh terhadap
kegiatan operasi terhadap persistensi laba pada persistensi laba.
perusahaan jasa sub sektor konstruksi dan Tidak berpengaruhnya siklus operasi terhadap
bangunan yang daftar di BEI periode 2013-2016 persistensi laba karena perusahaan sampel yang
atau kenaikan maupun penurunan nilai arus kas merupakan perusahaan jasa sub sektor konstruksi
kegiatan operasi tidak mengakibatkan kenaikan dan bangunan pendapatannya tergantung pada
atau penurunan nilai dari persistensi laba. Hasil proyek. Misalnya suatu proyek yang dikerjakan
penelitian ini sejalan dengan penelitian Chowijaya lebih dari satu periode, sehingga menyebabkan
(2014) bahwa arus kas operasi tidak memiliki pencairan dana dalam waktu yang lama, karena
pengaruh secara individual terhadap persistensi pencairan yang lama perusahaan tidak menerima
laba pada industri yang tergabung di indeks LQ-45. kas yang seharusnya merupakan laba tahun berjalan
Namun, berbeda dengan penelitian Septavita yang dapat mencerminkan laba selanjutnya. Pada
(2016) bahwa arus kas operasi mempunyai konsepnya perusahaan konstruksi mengakui
pengaruh yang signifikan terhadap persistensi laba pendapatan dengan dua metode yaitu metode
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI kontrak selesai dan metode persentase
tahun 2011-2013. penyelesaian. Jadi, apabila menggunakan metode
Arus kas operasi adalah kumpulan aliran kas kontrak selesai maka pendapatan diakui setelah
yang bersumber dari kegiatatan utama perusahan pekerjaan selesai 100%. Sedangkan metode
yaitu berupa kas dari penjualan barang atau jasa persentase penyelesaian pendapatan diakui pada
dan menerima pengembalian piutang. Sebagaimana setiap periode berdasarkan % penyelesaian
yang dijelaskan oleh Septavita (2016) bahwa pekerjaan periode tersebut.
semakin tinggi aliran kas operasi terhadap laba
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
maka akan semakin tinggi pula kualitas laba atau
Persistensi Laba
persistensi laba tersebut. Namun, yang terjadi pada
Nilai prob>t untuk ukuran perusahaan (SIZE)
perusahaan jasa sub sektor konstruksi dan
sebesar 0.682 lebih besar dari α (0.05) dengan
bangunan yaitu rendahnya aliran kas kegiatan
koefisien sebesar 0.0065816. nilai koefisien
operasi sehingga menjadi penyebab aliran kas
bertanda positif dan tidak signifikan tersebut
kegiatan operasi tidak berpengaruh terhadap
menunjukkan ukuran perusahaan (SIZE) secara
persistensi laba. Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa
individual tidak terdapat pengaruh yang signifikan
nilai rata-rata arus kas kegiatan operasi berada pada
terhadap persistensi laba pada perusahaan jasa sub
minus 180000000000. Hal ini mengindikasikan

51
JURNAL TAMBORA
JURNAL TAMBORA ISSN 2527-970X | e-ISSN 2621-542X
Vol. 3 No. 1 Februari 2019
sektor konstruksi dan bangunan yang daftar di BEI PENUTUP
periode 2013-2016 atau kenaikan maupun
Kesimpulan
penurunan nilai ukuran perusahaan tidak
Dari hasil pembahasan dapat tarik beberapa
mengakibatkan kenaikan atau penurunan nilai dari
kesimpulan sebagai berikut:
persistensi laba. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian Nurochman dan Solikhah (2015) 1. Arus kas kegiatan operasi tidak terdapat
bahwa ukuran perusahaan tidak terdapat perngaruh pengaruh yang signifikan terhadap
yang signifikan terhadap persistensi laba. Namun persistensi laba pada perusahaan jasa sub
berbeda dengan penelitian Putri dan Dewi (2015) sektor konstruksi dan bangunan yang
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh poritif terdafdar di BEI periode 2013-2016. Hal
terhadap persistensi laba. ini disebabkan pada perusahaan sampel
Hasil penelitian didukung oleh Romasari lebih sering terjadi pengeluaran daripada
(2013), menyatakan bahwa investor menganggap pemasukkan kas dikarenakan metode
perusahaan yang besar belum tentu memberikan pengakuan pendapatan.
keuntungan yang besar. Efeknya, ukuran 2. Siklus operasi tidak terdapat pengaruh
perusahaan tidak selalu dapat mencerminkan yang signifikan terhadap persistensi laba
keadaan yang sebenarnya dari persistensi laba suatu pada perusahaan jasa sub sektor konstruksi
perusahaan. Oleh karena itu, investor lebih memilih dan bangunan yang terdafdar di BEI
melihat kondisi pasar perusahaan secara umum periode 2013-2016. Tidak adanya
daripada melihat total asetnya. Jadi, ukuran pengaruh yang signifikan dikarenakan
perusahaan tidak menjamin bahwa semakin besar perusahaan sampel mengalami pencairan
ukuran suatu perusahaan maka persistensi labanya dana dalam waktu yang lama biasa
akan semakin baik. Dalam teori stewardship disebabkan oleh proyek yang
manajer akan berperilaku sesuai kepentingan pengerjaannya lebih dari satu periode.
bersama. Sehingga besar/kecilnya suatu perusahaan 3. Ukuran perusahaan tidak terdapat
tidak akan menpengaruhi penurunan/kenaikan laba pengaruh yang signifikan terhadap
perusahaan (Nurochman dan Solikhah, 2015) persistensi laba pada perusahaan jasa sub
sektor konstruksi dan bangunan yang
Pengaruh Tingkat Hutang terhadap Persistensi
terdafdar di BEI periode 2013-2016. Hal
Laba
ini dikarenakan para investor
Nilai prob>t untuk tingkat hutang (TH) sebesar
mengasumsikan perusahaan yang besar
0.047 lebih kecil dari α (0.05) dengan nilai
belum tentu menghasilkan laba yang
koefisien sebesar 0.1186094, maka tingkat hutang
besar, mereka lebih memilih melihat nilai
(TH) secara individual terdapat pengaruh yang
pasar.
signifikan terhadap persistensi laba pada
4. Tingkat hutang terdapat pengaruh yang
perusahaan jasa sub sektor konstruksi dan
signifikan terhadap persistensi laba pada
bangunan yang daftar di BEI periode 2013-2016.
perusahaan jasa sub sektor konstruksi dan
Hal ini menunjukkan jika tingkat hutang
bangunan yang terdafdar di BEI periode
mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan
2013-2016. Tingkat hutang yang tinggi
menaikkan persistensi laba sebesar 0.1186094.
akan meningkatkan persistensi labanya
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
dengan tujuan untuk untuk
Septavita (2016), bahwa tingkat hutang secara
mempertahankan kinerja perusahaan yang
individual berpengaruh terhadap persistensi laba.
baik dimata auditor dan investor.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
5. Arus kas kegiatan operasi, siklus operasi,
semakin tinggi utang yang dimiliki perusahaan
ukuran perusahaan, dan tingkat hutang
maka akan semakin tinggi persistensi labanya atau
secara simultan terdapat pengaruh yang
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
signifikan terhadap persistensi laba pada
jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai masa
perusahaan jasa sub sektor konstruksi dan
mendatang. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.1
bangunan yang terdafdar di BEI periode
bahwa banyaknya data perusahaan sampel yang
2013-2016.
tingkat hutangnya berada diatas nilai rata-rata,
Jadi, dapat disimpulkan bahwa arus kas
yaitu sebanyak 33 data sampel. Hasil penelitian ini
kegiatan operasi, siklus operasi, ukuran perusahaan
diperkuat oleh Fanani (2010) yang menyatakan
tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
bahwa tingkat hutang perusahaan yang besar akan
persistensi laba sedangkan tingkat hutang terdapat
menyebabkan perusahaan meningkatkan persistensi
pengaruh yang signifikan terhadap persistensi laba
laba dengan tujuan untuk mempetahankan kinerja
pada perusahaan jasa sub sektor konstruksi dan
perusahaan yang baik di mata auditor dan investor.
bangunan periode 2013-2016. Hasil tersebut
sebagian dipengaruhi oleh metode pengakuan
pendapatan yang digunakan oleh khususnya

52
JURNAL TAMBORA
JURNAL TAMBORA ISSN 2527-970X | e-ISSN 2621-542X
Vol. 3 No. 1 Februari 2019
perusahaan konstruksi yaitu metode kontrak selesai Kas Operasi Terhadap Persistensi Laba”,
dan metode persentase penyelesaian. STIE Multi Data Palembang, hlm. 1-12.
cnnindonesia.com/ekonomi, 17 Februari
Saran
2017.
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan
Dewi, Ni Putu Lestari Dewi & I.G.A.M Asri Dwija
diatas, sehingga saran-saran yang dapat penulis
Putri. (2015). “Pengaruh Book-Tax
berikan yaitu:
Difference, Arus Kas Operasi, Arus Kas
1. Penelitian selanjutnya dapat mencoba
Akrual, dan Ukuran Perusahaan pada
melakukan penelitian dengan tahun
Persistensi Laba”, dalam E-Jurnal
pengamatan yang lebih lama.
Akuntansi Universitas Udayana, Vol.10,
2. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk
No.1, hlm. 244- 260.
melakukan penelitian dengan populasi
Fahmi, Irham. (2013). Analisis Laporan Keuangan.
yang lebih luas tidak hanya terbatas pada
Bandung: Alfabeta.
satu sub sektor perusahaan saja yaitu
Fanani, Z., (2010). “Analisis Faktor-Faktor
perusahaan jasa sub sektor konstruksi dan
Penentu Persistensi Laba”, Jurnal
bangunan.
Akuntansi dan Keuangan Indonesia,
3. Penelitian ini hanya tingkat hutang yang
Vol 7, No. 1, hlm. 109-123.
berpengaruh signifikan terhadap
Hayati, Nurul & Christina Riani. (2011). “Pengaruh
persistensi laba. Oleh karena itu, bagi
Arus Kas terhadap Likuiditas Pada
peneliti yang akan meneliti dengan tema
Perusahaan Telekomunikasi Yang
yang sama. Sebaiknya mengganti atau
Terdaftar Di BEI”, dalam Jurnal Spread,
menambah jumlah variabel independen
Vol.1, No.1, hlm 49-61.
agar hasil penelitian dapat lebih baik lagi.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Standar
REFERENSI Akuntansi Keuangan. Jakarta: Grha
Akuntan.
Amalina, Nur. (2013). “Analisis Rasio Keuangan
Kusuma, Briliana & Sadjiarto RA. (2014).
Dalam Memprediksi Perubahan Laba : ( “Pengaruh Volatilitas Arus Kas,
Studi Empiris Pada Perusahaan Volatilitas Penjualan, Tingkat Hutang,
Manufaktur Yang Terdaftar Pada Bursa Book-Tax Gap dan Tata Kelolah
Efek Indonesia Periode Tahun 2008- Perusahaan terhadap persistensi Laba”.
2011)”. Skripsi, Semarang, Program
Universitas Kristen Petra, Tax dan
Sarjana (S1) pada Program Sarjana
Accounting Review, Vol 4, No. 1-2014.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Kusumaningtyas, Ariyanti. (2016). “Pengaruh Arus
Universitas Diponegoro. Kas Operasi, Stuktur Kepemilikan, Dan
Anshori, M. & Sri, I. (2006). BUKU AJAR Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja
:Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Keuangan”, dalam Jurnal Ilmu dan Riset
Surabaya: Airlangga University Press.
Akuntansi, Vol 5, No. 2, hlm. 1-17.
Armaidah, Rita. (2016). “Faktor-Faktor Yang
Lestari, Ayu Zakya .(2010). “Analisis Faktor-
Mempengaruhi Persistensi Laba Pada Faktor yang Mmepengaruhi Pertumbuhan
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Ekonomi Regional di Provinsi Jawa Barat
Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015”. (Periode 1995-2018)”. Skripsi. Jakarta:
Universitas Maritim Raja Ali Haji. Program Sarjana (S1) pada Program
Bursa Efek Indonesia. (2013). “Laporan Keuangan
Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dan Tahuna”. www.idx.co.id. Diakses Universitas Islam Negeri Syarif
pada hari Jumat, 17 November 2017 jam Hidayatullah.
11:24 WIB. Martani, Dwi. dkk. (2012). Akuntansi Keuangan
Bursa Efek Indonesia. (2014).“Laporan Keuangan Menegah Berbasis PSAK. Jakarta: Salemba
Dan Tahunan”. www.idx.co.id. Diakses Empat.
pada hari Jumat, 17 November 2017 jam
Nuraini, Mety. (2014). “Analisis Faktor-Faktor
11:24 WIB. Penentu Persistensi Laba”. Skripsi.
Bursa Efek Indonesia. (2015).”Laporan Keuangan Semarang: Prograam Sarjana (S1) pada
Dan Tahunan”. www.idx.co.id. Diakses Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan
pada hari Jumat, 17 November 2017 jam Bisnis Universitas Diponegoro.
11:24 WIB.
Prayoga, Irfan Bagus Dwi. (2012). “Pengaruh
Bursa Efek Indonesia. (2016).“Laporan Keuangan
Laba Bersih Dan Komponen-Komponen
Dan Tahunan”. www.idx.co.id. Diakses Akrual Terhadap Arus Kas Aktivitas
pada hari Jumat, 17 November 2017 jam Operasi Di Masa Mendatang”. Skripsi.
11:24 WIB. Semarang: Program Sarjana (S1) pada
Chowijaya, Andriansyah, dkk.(2010).“Pengaruh Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan
Laba Akuntansi, Laba Fiskal, dan Arus
Bisnis Universitas Diponegoro .

53
JURNAL TAMBORA
JURNAL TAMBORA ISSN 2527-970X | e-ISSN 2621-542X
Vol. 3 No. 1 Februari 2019
Purwanti. (2010). “Analisis Pengaruh Volatilitas Indonesia”. Skripsi. Semarang: Gelar
arus kas, Besaran Akrual, Volatilitas Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri
penjualan, Leverage, Siklus Operasi, Semarang.
Ukuran Perusahaan,Umur Perusahaan, dan Septavita, Nurul. (2016). “Pengaruh Tax
Likuiditas Terhadap Kualitas Laba”. Differences, Arus Kas Operasi, Tingkat
Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Hutang, Ukuran Perusahaan Terhadap
Reeve, James M, dkk. Et al. (2013). Pengantar Persistensi Laba”,Vol.3, No.1, hlm 1309-
Akuntansi. Jakarta. Salemba Empat. 1323.
Romasari, Sonya. (2013). “Pengaruh Persistensi Sukman. (2017). “Pengaruh Arus Kas Operasi,
Laba, Struktur Modal, Ukuran Tingkat Utang, Dan Ukuran Perusahaan
Perusahaan dan Alokasi Pajak Antar Terhadap Persistensi Laba Dengan Book
Periode Terhadap Kualitas Laba (Studi Tax Differences Sebagai Variabel
Empiris pada Perusahaan Manufaktur Moderating”. Skripsi. Makassar: Program
yang Terdaftar di BEI).” Skripsi. Sarjana (S1) Ekonomi Jurusan Akuntansi
Padang: Universitas Negeri Padang. pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
S, Azzahra Salsabiila. (2016). “Pengaruh Book Tax UIN Alauddin Makassar.
Differences Dan Aliran Kas Operasi Sulastri, A. Desra, (2010). “Pengaruh Volatilitas
Terhadap Persistensi Laba” dalam Jurnal Arus Kas, Volatilitas Penjualan,Besaran
Akuntansi, Vol XX, No. 02, hlm. 314-329. Akrual dan Tingkat Hutang terhadap
Samisi, K., & Ardiana. (2013). Pengaruh Struktur Persistensi Laba”, Program studi
Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Negeri Padang.
Variabel Moderasi. E-Jurnal Akuntansi Susilo, Tri Pujadi & Btari Mutia Anggraeni.
Universitas Udayana, 451-469. (2015). “Analisis Pengaruh Volatilitas Arus
Saputera, Erwin Nahdi, dkk. (2017). “Pengaruh Kas, Tingkat Utang, Siklus Operasi, Dan
Book Tax Differences Dan Aliran Kas Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi
Operasi Terhadap Persistensi Laba” dalam Laba,” hlm. 4-21.
Jurnal e-Proceeding of Management, Suwanrdi, Akbar. (2011). “Tahapan dan Perntah
Vol.4, No.1, hal. 523-532. Syntax Data Panel”. Modul, Universitas
Sari, Sandhiny Permata. (2016). “Pengaruh Aliran Indonesia, Depok.
Kas, Leverage, Book Tax Difference Taures, Nazila Sofi Istna. (2011). “Analisis
Terhadap Persistensi Laba Dengan Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan
Komponen Laba Akrual Sebagai Variabel dengan Pengungkapan Risiko”. Universitas
Moderasi Pada Perusahaan Property Dan Diponegoro Semarang.
Realestate Yang Terdaftar Di Bursa Efek

54

Anda mungkin juga menyukai