ABSTRACT
The importance of liquidity ratio analysis and profitability ratios is to find out the company's ability that
comes from financial statements so that it can be seen the efficiency and effectiveness of the use of
allocations or the use of operational decision making, so that it can seek maximum profits. This study
aims to determine how the level of liquidity ratios and profitability of PT. AmanahFinance during 2014-
2016. To analyze the data in testing the correctness of the hypothesis proposed, the analytical method
used is a comparison of current financial ratios with previous years (time series analysis) or in other
words comparing the achievements of one period compared to the previous period so that there can be a
tendency during the period using liquidity ratios and profitability ratios. With the average liquidity ratio
which shows the number 57.35%, which is less than the standard of financing set by the source, which is
more than 100%, which means the current assets of the company are still less able to guarantee or pay
current liabilities of the company. The average profitability ratio shows a figure of 2.84%, this means that
the company has not been able to generate a large enough profit for the company, where the profit
generated in these 3 years brackets is only 3.94%.
keuangan yang dianggap penting dan perlu likuiditas, yaitu apabila perusahaan mampu
mendapat perhatian khusus, sehingga perlu memenuhi kewajibannya, dikatakan
dievaluasi serta dianalisis lebih lanjut. perusahaan tersebut dalam keadaan likuid.
Sebaliknya, apabila perusahaan tidak
Likuiditas mampu memenuhi kewajiban tersebut,
dikatakan perusahaan dalam keadaan illikuid.
Sebagaimana diketahui bahwa likuiditas Secara umum tujuan utama rasio keuangan
merupakan bentuk kemampuan yang dalam adalah untuk menilai kemampuan perusahaan
hal ini adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Namun, di
untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang samping itu dari rasio likuiditas dapat
harus segera dipenuhi atau kemampuan diketahui hal-hal lain yang lebih spesifik yang
perusahaan untuk memenuhi kewajiban juga masih berkaitan dengan kemampuan
keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.
mampu memenuhi kewajiban keuangannya Untuk menganalisa kondisi keuangan suatu
tepat pada waktunya berarti perusahaan perusahaan dalam menghitung tingkat
tersebut dalam keadaan “likuid”, dan likuiditas diperlukan suatu alat ukur. Dalam
perusahaan dikatakan mampu memenuhi hal ini alat ukur yang digunakan untuk menilai
kewajiban keuangan tepat pada waktunya tingkat likuiditas perusahaan adalah:
apabila perusahaan tersebut mempunyai alat a. Current ratio (rasio lancar)
pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih Rasio lancar menunjukkan sejauh mana
besar dari pada hutang lancarnya atau hutang aktiva lancar menutupi kewajiban-
jangka pendek. Sebaliknya, jika suatu kewajiban lancar[2]. Semakin besar
perusahaan tidak dapat segera memenuhi perbandingan aktiva lancar dengan utang
kewajiban keuangannya pada saat ditagih, lancar semakin tinggi kemampuan
berarti perusahaan dimaksud dalam keadaan perusahaan menutupi kewajiban jangka
“illikuid”. pendeknya. Rasio lancar (current ratio)
Banyak pakar ekonomi yang merupakan rasio untuk mengukur
mengemukakan pendapat mengenai pengertian kemampuan perusahaan dalam membayar
likuditas, antara lain: kewajiban jangka pendek atau utang yang
a. Rasio likuiditas menggambarkan segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
kemampuan perusahaan untuk keseluruhan[4]. Dengan kata lain, seberapa
menyelesaikan kewajiban jangka banyak aktiva lancar yang tersedia untuk
pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung menutupi kewajiban jangka pendek yang
melalui sumber informasi tentang modal segera jatuh tempo. Perhitungan rasio
kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar dilakukan dengan cara
lancar[2]. membandingkan antara total aktiva lancar
b. Rasio likuiditas menggambarkan dengan total utang lancar.
kemampuan perusahaan tersebut dalam b. Cash ratio (rasio kas)
memenuhi kewajiban jangka pendeknya Rasio kas menggambarkan kemampuan kas
kepada kreditur jangka pendek [3]. dan setara kas dalam memenuhi utang atau
c. Rasio likuiditas atau rasio modal kerja kewajiban-kewajiban lancar perusahaan.
merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa likuidnya suatu Rentabilitas atau Profitabilitas
perusahaan[4]. Caranya adalah dengan
membandingkan komponen yang ada di Rentabilitas atau profitabilitas
neraca, yaitu total aktiva lancar dengan merupakan bentuk kemampuan dari suatu
total pasiva lancar (utang jangka pendek). perusahaan dalam hal menghasilkan laba
Berdasarkan beberapa pengertian yang selama periode tertentu. Rentabilitas dari suatu
telah dikemukakan, maka penulis perusahaan diukur dengan kesuksesan
menyimpulkan bahwa likuiditas adalah perusahaan dan kemampuan menggunakan
kemampuan suatu perusahaan untuk aktivanya secara produktif, dengan demikian
memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau rentabilitas dari suatu perusahaan dapat
yang akan jatuh tempo melalui sumber diketahui dengan memperbandingkan antara
informasi tentang modal kerja. Terdapat dua laba yang diperoleh dalam suatu periode
hasil penilaian terhadap pengukuran rasio
Dengan nilai current ratio pada tahun yang tinggi menunjukkan adanya
2014 sebesar 105,83%, ini menandakan kelebihan aktiva lancar. Tetapi, dengan
setiap Rp 1,06 dari aktiva lancar meningkatnya persentase current ratio
perusahaan dapat membayar Rp 1,- tiap tahunnya berarti terjadi peningkatan
hutang lancar (dalam jangka pendek). kemampuan aktiva lancar dalam
Dengan menghasilkan current ratio menjamin hutang lancar perusahaan.
yang tinggi, perusahaan akan mampu Walapun current ratio sudah dikisaran
dalam membayar hutang lancarnya. normal, tetapi disini perlu diperhatikan
Current ratio yang cukup baik, dapat perputaran piutangnya, karena setiap
memberikan kepuasan bagi para tahunnya memang aktiva lancar sudah
kreditur. meningkat tetapi piutang perusahaan
juga semakin meningkat, sehingga nilai
Tahun 2015 = 309.733.402.743 / kas menjadi rendah, yang berarti
275.481.937.891 x 100% = 112,43% perusahaan perlu mengupayakan
atau Rp 1,12. piutang agar segera dapat ditagih.
Terjadi peningkatan current ratio yang
signifikan di tahun 2015, disebabkan b. Cash ratio (Rasio Kas) = Kas dan Setara
terjadi peningkatan kemampuan aktiva Kas / Hutang Lancar x 100%
lancar dalam memenuhi hutang Tahun 2014 = 6.564.910.177 /
lancarnya sebesar 6% dari tahun 143.072.663.996 x 100% = 4,59% atau
sebelumnya yang berarti dengan rasio Rp 0,05.
sebesar Rp 1,12 perusahaan memiliki Semakin tinggi rasio ini maka semakin
kemampuan dalam membayar utang besar kemampuan perusahaan dalam
lancarnya yang sebesar Rp 1,- membayar utang lancarnya. Cash ratio
Walaupun current ratio di tahun 2015 pada tahun 2014 yaitu sebesar 4,59%,
masih belum dikisaran normal. yang berarti setiap Rp 1,- hutang lancar
dijamin sebesar Rp 0,05 kas, tetapi sama
Tahun 2016 = 353.089.445.162 / halnya dengan current ratio, perputaran
301.115.750.616 x 100% = 117,26% piutang di tahun ini sangat besar,
atau Rp 1,17. sehingga nilai kas yang ada di
Tahun 2016 terjadi peningkatan current perusahaan tidak terlalu besar
ratio sebesar 4% yang disebabkan jumlahnya, hal ini dapat menjadi
karena terjadinya peningkatan kendala perusahaan untuk membayar
kemampuan aktiva lancar dalam hutang lancarnya.
memenuhi hutang lancar. Current ratio
dari tahun ke tahun semakin bagus Tahun 2015 = 8.035.757.393 /
karena persentasenya semakin naik. 275.481.937.891 x 100% = 2,92% atau
Dengan nilai current ratio sebesar Rp 0,03
117,26%, atau sebesar Rp 1,17 Terjadi penurunan cash ratio di tahun
perusahaan memiliki kemampuan dalam 2015, yang disebabkan karena
membayar hutang lancarnya sebesar peningkatan jumlah kewajiban lancar
Rp 1,-. yang tinggi tidak mengimbangi
peningkatan kas perusahaan. Dengan
Jadi rata-rata current ratio selama 3 nilai cash ratio sebesar 2,92%, berarti
tahun sebagai berikut: setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin
Rata–rata= sebesar Rp 0,03 kas.
Saran