Anda di halaman 1dari 7

Nama : Selviana Maria Anita Atok

NIM : 2223600011

UTS Akuntansi Keuangan

Jawaban Soal 1 :

1. C. Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan untuk
dijual dalam jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari.
2. B. Kesalahan menyatakan terlalu tinggi persediaan pada akhir tahun 2017 akan
menyebabkan laba bersih tahun 2017 kurang saji ---> salah, seharusnya lebih
saji karena ketika persediaan akhir tinggi, HPP nya rendah, laba bersih lebih saji.
Penerapan aturan penilaian persediaan mungkin menghasilkan nilai persediaan yang
lebih rendah dari biaya persediaan ---> benar, hal ini bisa terjadi jika harga jualnya
turun dibawah biayanya. Apabila harga meningkat, metode persediaan yang
menghasilkan nilai persediaan akhir paling rendah adalah FIFO ---> salah,
seharusnya paling tinggi. Apabila harga meningkat, metode persediaan yang
menghasilkan laba bersih terendah adalah FIFO ---> salah, metode persediaan FIFO
mengakibatkan harga pokok penjualan terendah sehingga laba tertingg
3. A. Rp200.000.000 ---> harus dibebankan sebagai beban riset dan pengembangan di
tahun 2018
Rp100.000.000 ---> beban pemasaran di tahun 2018
Rp50.000.000 ---> biaya untuk memperoleh paten, dikapitalisasi
4. B. Pembelian bersih + persediaan awal – persediaan akhir = 75.000 + 25.000 –
35.000 = 65.000
5. C. Ketika terjadi penjualan dengan ketentuan FOB shipping point, penjual
mengakui penjualan pada saat barang diserahkan kepada perusahaan pengangkutan/
ekspedisi.
6. B. SAK ETAP lebih sederhana. Contoh penyederhanaan dalam SAK ETAP adalah:
Tidak ada laporan laba rugi komprehensif. Pengaruh laba komprehensif disajikan
dalam laporan perubahan ekuitas atau komponen ekuitas dalam neraca
7. A
8. B. SAK Entitas Privat ditujukan untuk digunakan oleh entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general
purpose financial statements) bagi pengguna ekstern.
9. C
10. A

Jawaban Soal 2 :

Tampilan Laporan Laba Rugi

1. Kerugian atas operasi yang dihentikan adalah operasi entitas pelapor yang telah dijual
atau ditutup secara permanen dalam suatu periode atau sebelum tiga bulan pertama setelah
dimulainya periode berikutnya dan tanggal saat laporan keuangan disetujui
2. Alokasi Kepentingan
3. Laba Persaham

4. Keuntungan atas penjualan peralatan produksi

5. Kerugian atas penurunan nilai persediaan

6. Kerugian yang di timbulkan akibat adanya mogok kerja


7. Beban piutang tak tertagih

8. Kerugian atas pelepasan kompenen bisnis


9. Keuntungan atas penjualan saham
10. Beban Bunga

11. Beban Penyusutan

Pada tanggal 31 Desember 2021 dan 2020 tingkat penyelesaian asset ini masing-
masing sudah mencapai 82,31 % yang di harapkan selesai pada bulan Maret 2023.
12. Pendapatan bunga

Pendapatan bunga dari PT Bank Mayora, pihak berelasi, untuk tahun-tahun yang
berakhir 31 Desember 2021 dan 2020 masing-masing sebesar 27,13% dan 21,55%
dari jumlah pendapatan bunga deposito berjangka dan jasa giro.

Jawaban Soal 3 :
Kinerja Keuangan atas Laporan Keuangan PT Mayora

2021 rasio 2020 rasio


Pendapatan 27.904.55 25% 24.476.954 30%
8
Laba bruto 6.922.986 4% 7.299.123 9%
Laba usaha 1.772.316 6% 2.830.928 12%
Jumlah laba tahun berjalan 1.211.053 4% 2.098.169 9%
Total laba komprehensif 1.295.325 6% 2.044.604 9%
Laba persaham 53 5% 92 7%
Jumlah aset 19.917.65 6% 19.777.501 11%
3
Jumlah liabilitas 8.557.622 10% 8.506.032 8%
Jumlah Ekuitas 11.360.03 17% 11.271.468 175%
1
Modal kerja bersih 7.399.011 6% 9.363.405 15%
Aset lancar 12.969.78 4% 12.838.729 9%
4
Liabilitas jangka pendek 5.570.773 12% 3.475.324 12%

Jenis-jenis analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas (Liquidity
Ratio) Rasio likuiditas merupakan rasio yang berguna untuk mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek saat jatuh tempo (Amanah, Atmanto, &
Azizah, 2014). Beberapa rasio likuiditas, yaitu: a) Rasio Lancar (Current Ratio) Cara untuk
mencari current ratio adalah membagi aktiva lancar dengan hutang lancar mengalikannya
dengan seratus persen. Rasio Lancar = Aktiva Lancar Utang Lancar x 100% Rasio Lancar =
Aktiva Lancar Utang Lancar x 100% b) Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset
sangat lancar tanpa menghitung nilai persediaan, digunakan rumus: Rasio Cepat = Aktiva
Lancar − Persediaan Utang Lancar x 100% 2. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan
rasio untuk mengukur kemampuan PT Mayora Indah, Tbk untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio yang digunakan dalam
artikel ini adalah total assets turn over (TATO Ratio), digunakan rumus: TATO = Penjualan
Total Aktiva x 1 kali 3. Rasio Solvabilitas a) Untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
mengukur perbandingan total utang (baik utang lancar maupun utang jangka panjang) dengan
total aktiva yang dimiliki perusahaan, digunakan rumus: 𝐷𝐴𝑅 = Total Hutang Total Aktiva x
100 % b) Untuk mengukur seberapa besar modal yang dijadikan sebagai jaminan utang,
digunakan rumus: 𝐷𝐸𝑅 = Total Hutang Modal Sendiri x 100 % 4. Rasio Profitabilitas a)
Untuk mengetahui besarnya laba bersih setelah pajak yang diperoleh perusahaan dari setiap
penjualan, digunakan rumus: 𝑁𝑃𝑀 = EAT atau laba bersih setelah pajak Penjualan x 100 %
b) Untuk mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari aset yang ada,
digunakan rumus: ROA = EBIT Total Aktiva atau Rata − Rata Total Aset x 100 %

Jenis Tahun

Likuitas 2020 2021


1. Curent ratio 3,69 2,39
2. Quick Ratio 2,89 1,74
Solvabilitas
1. DAR 0,43 0,43
2. DER 0,75 0,75
Profitbilitas
1. ROA 0,11 0,9
2. ROE 0,19 0,11

Menunjukkan bahwa PT. Mayora Indah Tbk memiliki kinerja keuangan terbaik
berdasarkan rasio keuangan pada tahun 2020 -2012 adalah pada tahun 2020. Tahun yang
memiliki kinerja keuangan terbaik kedua adalah tahun 20.

PT. Mayora Indah Tbk memiliki rasio likuiditas tertinggi pada tahun 2020. Dan
tingkat rasio likuiditas terendah adalah tahun 2021. Rasio likuiditas buruk dapat
menunjukkan bahwa perusahaan kurang bisa menjamin hutang lancarnya dengan aktiva
lancar yang dimiliki perusahaan.

PT. Mayora Indah Tbk memiliki rasio solvabilitas tertinggi pada tahun 2018 dan
2019. Dan tingkat rasio likuiditas terendah adalah tahun 2020 dan 2021.

Secara keseluruhan kinerja PT. Mayora Indah Tbk pada tahun 2020, dinilai baik
dikarenakan memiliki ROA dan ROE diatas rata-rata. Untuk nilai current ratio dan quick
ratio dikatakan baik karena dapat memenuhi nilai standar. Namun untuk nilai DAR
menunjukkan bahwa hasil pembiayaan dari hutang, dan nilai DER memiliki tingkat yang
rendah, sehingga kinerja perusahaan PT. Mayora Indah Tbk dapat dikatakan dengan baik,
dikarenakan perusahaan masih dapat melunasi hutangnya.

- Secara keseluruhan kinerja PT. Mayora Indah Tbk pada tahun 2021, dinilai baik
dikarenakan memiliki ROA dan ROE diatas rata-rata. Untuk nilai current ratio dan quick
ratio dikatakan baik karena dapat memenuhi nilai standar. Namun untuk nilai DAR
menunjukkan bahwa hasil pembiayaan dari hutang, dan nilai DER memiliki tingkat yang
rendah, sehingga kinerja perusahaan PT. Mayora Indah Tbk dapat dikatakan dengan
baik, dikarenakan perusahaan masih dapat melunasi hutangnya.

Anda mungkin juga menyukai