Anda di halaman 1dari 3

TB 1 ANALISA LAPORAN KEUANGAN

ADHA NURYANSYAH
43221110099

Soal 1

Berdasarkan laporan keuangan dapat disimpulkan sampai saat ini perusahaan


masih sanggup untuk membayar kewajiban liabilitas jangka pendek, meskipun utang
jangka pendek trus mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun utang tersebut
dilakukan untuk melakukan pembiayaan operasi pada perusahaan yang mana hal
tersebut akan berakibat pada peningkatan produksi dan penjualan, yang membuat profit
laba perusahaan menjadi meningkat setiap tahunnya.

Rasio Liquiditas

1. Current Ratio
‫ܽݒ ݅ݐ ݇ܣ‬ ‫ܽܿ݊ܽܮ‬
ܷ ‫ܽܿ݊ܽܮ‬
Nama Akun 2020 2021 2022
Total Aktiva Lancar 161,986 273,848 284,174
Total Utang Lancar 136,290 140,134 146,028
Current Ratio 1.18854 1.95419 1.94602

2. Quick Ratio / Ratio Cepat


‫ܽݒ ݅ݐ ݇ܣ‬ ‫ܽܿ݊ܽܮ‬ െܲ݁ ‫݊ܽܽ݅݀݁ݏ‬
ܷ ‫ܽܿ݊ܽܮ‬
Nama Akun 2020 2021 2022
Total Aktiva Lancar 161,986 273,848 284,174
Persediaan 76,911 104,492 140,919
Total Aktiva Lancar - Persediaan 85,075 169,356 143,255
Total Utang Lancar 136,290 140,134 146,028
Quick Ratio 0.62422 1.20853 0.98101

3. Cash Ratio / Kas Ratio


‫ܽܭ‬
ܷ ‫ܽܿ݊ܽܮ‬
Nama Akun 2020 2021 2022
Kas dan Surat Berharga 89 75,066 1,221
Total Utang Lancar 136,290 140,134 146,028
Cash Ratio 0.00065 0.53567 0.00836
Berdasarkan hasil analisa Rasio Liquiditas yang terdiri atas rasio lancar, rasio
cepat dan rasio kas, didapatkan jumlah rasio sebagai berikut, dimana ratio sempat
mengalami penurunan tetapi jumlahnya masih cukup tinggi sehingga perusahaan masih
memungkinkan dan memiliki kemampuan untuk membayar kewajiban jangka pendek.

Soal 2

Modal perusahaan yang dibiayai oleh liabilitas pada tahun 2020 sebesar 57,51%, 2021
sebesar 40,97% dan 2022 sebesar 42,12%.

Debt Equity Ratio


ܶ ‫݈ܽݐ‬ ܷ
‫ܽݒ‬
Nama Akun 2020 2021 2022
Total Utang 152,250 151,547 280,020
Equity 112,504 218,498 204,762
Debt Equity Ratio 1.35329 0.69359 1.36754

Berdasarkan analisa yang dilakukan dengan metode analisa Debt Equity Ratio
diperolwh data sebagai berikut, modal perusahaan yang dibiayai oleh liabilitas
mengalami pergerakan naik turun atau tidak stabil.

Hal tersebut terjadi karena adanya pembiayaan untuk menambah asset tetap yang
dibiayai menggunakan liabilitas.

Soal 3

Menurut saya issue tersebut tidak benar, karena berdasarkan data yang ada,
tingkat penjualan mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Jika
memang ingin meningkatkan laba bisa dilakukan dengan menekan angka beban
penjualan agar tidak meningkat terus menerus. Mungkin bisa dilakukan sosialisasi
kepada bagian pemasaran agar menekan angka beban penjualan.
Rasio Profitabilitas

1. Rasio Laba Kotor (Gross Profit Margin = GPM)


‫ܾܽܽܮ‬
‫ݎ ݐܭ‬
‫ͲͲͳ ݔ‬Ψ
݆ܲ݁݊
Nama Akun 2020 2021 2022
Laba Kotor 27,652 38,326 56,526
Penjualan 171,049 224,438 289,795
GPM 16.16613% 17.07643% 19.50551%

2. Rasio Laba Bersih (Net Profit Margin = NPM)


‫ܾܽܽܮ‬ ‫݄݅ݏ ݎ ݁ܤ‬
‫ͲͲͳ ݔ‬Ψ
݆ܲ݁݊
Nama Akun 2020 2021 2022
Laba Bersih 16,085 24,874 21,958
Penjualan 171,049 224,438 289,795
NPM 9.40374% 11.08279% 7.57708%

3. Rasio Basic Earning Power (BEP)


‫ܶܫ ܤܧ‬
‫ܽݒ ݅ݐ ݇ܣ‬ ‫ͲͲͳ ݔ‬Ψ
ܶ ‫݈ܽݐ‬
Nama Akun 2020 2021 2022
EBIT 16,085 24,874 21,958
Total Aktiva 263,754 370,045 484,782
BEP 6.09849% 6.72189% 4.52946%

Berdasarkan hasil analisa Rasio Profitabilitas dapat ditarik kesimpulan bahwa


laba memang mengalami penurunan pada tahun 2022 ,dimana hal itu disebabkan
karena meningkatnya beban penjualan dan beban administrasi yang mempengaruhi
besarnya laba bersih. Namun laba kotor terus mengalami peningkatan setiap tahunnya
ini jelas menandakan bahwa kinerja bagian marketing memang sudah baik namun
harus ada penekanan biaya pada beban penjualan dan beban administrasi agar adanya
peningkatan pada laba bersih.

Anda mungkin juga menyukai