NPM : 41183402220056
Analisis Laporan Keuangan Tahunan PT GUDANG GARAM Tbk. Periode 2021 - 2022
Pembahasan :
Pada akhir tahun 2022, neraca menunjukkan hampir tidak ada perubahan pada total liabilitas,
yang terdiri dari peningkatan liabilitas lancar terutama disebabkan oleh peningkatan utang usaha
dan penurunan liabilitas jangka panjang. Penurunan aset lancar disebabkan oleh PPN dibayar
dimuka yang lebih rendah sedangkan peningkatan aset tidak lancar terjadi dari penambahan aset
tetap.
Total Aset
1. Aset Lancar
Pada tahun 2022, aset lancar mengalami penurunan sebesar 6,5% dibandingkan tahun
sebelumnya, disebabkan oleh beberapa perubahan sejalan dengan kebutuhan bisnis Perseroan,
antara lain penurunan PPN dibayar dimuka menjadi Rp 828,6 miliar, peningkatan kas sebesar
5,7% menjadi Rp 4,4 triliun, sedangkan piutang usaha turun 21,4% menjadi Rp 2,2 triliun.
Persediaan sebesar Rp 47,6 triliun relatif tetap dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar
Rp 47,5 triliun.
Penambahan aset tidak lancar dari Rp 30,7 triliun menjadi Rp 33,1 triliun, terutama berasal dari
peningkatan aset tetap terkait investasi proyek Bandar Udara Dhoho ditambah pembelian
peralatan dan mesin untuk pemeliharaan rutin dalam kegiatan usaha Perseroan.
4. Total Liabilitas
Total liabilitas sebesar Rp 30,71 triliun mengalami sedikit perubahan dari tahun ke tahun (2021:
Rp 30,68 triliun) sejalan dengan kegiatan usaha rutin Perseroan. Liabilitas jangka pendek
meningkat 2,7% menjadi Rp 29,1 triliun berasal dari gabungan kenaikan utang usaha, kenaikan
utang cukai (termasuk PPN dan pajak rokok) dan liabilitas jangka pendek lainnya. Utang cukai
(termasuk PPN dan pajak rokok) sebesar Rp 16,3 triliun dan pinjaman jangka pendek sebesar Rp
10,0 triliun mengalami kenaikan 1,0% dibanding tahun sebelumnya. Liabilitas jangka panjang
turun 31,4% dari Rp 2,3 triliun menjadi Rp 1,6 triliun terutama disebabkan oleh turunnya saldo
liabilitas imbalan pasca kerja dan liabilitas pajak tangguhan.
Total pinjaman pada akhir tahun 2022 sebesar Rp 10,14 triliun, dibandingkan dengan Rp 10,10
triliun pada tahun sebelumnya. Rasio utang terhadap ekuitas sebesar 53% (2021: 52%) sejalan
dengan kegiatan usaha Perseroan dan tingkat utang beberapa tahun terakhir, dan masih dalam
kemampuan Perseroan untuk melunasinya. Pada akhir tahun 2022, kurang dari 1% dari jumlah
utang Perseroan adalah pinjaman jangka panjang. Perseroan mengambil pinjaman dari beberapa
bank terkemuka dan seluruhnya dalam mata uang Rupiah.
6. Ekuitas
Jumlah ekuitas menurun dari Rp 59,3 triliun menjadi Rp 57,9 triliun yang disebabkan oleh
penurunan laba dan pembayaran dividen kepada pemegang saham dari laba tahun 2021.
7. Struktur Permodalan
Manajemen menilai bahwa Perseroan memiliki struktur permodalan yang kuat, dengan fasilitas
pinjaman yang memadai untuk memenuhi kebutuhan pendanaan Perseroan yang didukung oleh
arus kas yang tersedia.
1) Analisis Rasio Likuiditas
Dalam rasio Likuiditas PT. Gudang Garam Tbk. untuk tahun 2021 dan 2022 bisa mengukur
kemampuan dan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek seperti dibawah ini:
b) Return On Assets
Naik Baik
Total Asset Turn 1,39 kali 1,41 kali
Over
Earning Per Share (EPS) = Laba Setelah Pajak / Jumlah Saham Beredar
Likuiditas
Quick Ratio
41,79% 26.80%
Profitabilitas
ROA
6.23% 3.14%
ROE
9.45% 4.80%
Solvabilitas
Pasar
Pembahasan :
1. Likuiditas
Current Ratio (Rasio lancar), mengevaluasi seberapa baik perusahaan dapat
menggunakan aset lancarnya untuk melunasi utang jangka pendeknya. Karena rasio yang
tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki lebih banyak aset lancar daripada
kewajiban jangka pendek, rasio ini sering dianggap positif. Dalam hal ini, jumlahnya
menurun antara tahun 2021 dan 2022. Meskipun masih dalam kisaran yang wajar,
penurunan ini dapat mengindikasikan bahwa kewajiban jangka pendek perusahaan
meningkat atau likuiditasnya menurun.
Quick Ratio (Rasio Cepat), yang mengukur kapasitas perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek tanpa menggunakan persediaan, adalah rasio likuiditas yang
lebih hati-hati. Karena persediaan tidak termasuk, rasio ini lebih kecil dari rasio lancar.
Penurunan yang mencolok dari tahun 2021 ke 2022 mungkin menunjukkan kekhawatiran
dengan kapasitas bisnis untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa menggunakan
persediaan sebagai sumber pendanaan. Mungkin ada beberapa alasan untuk hal ini,
termasuk peningkatan kewajiban atau penurunan aset lancar yang dapat dengan cepat
diubah menjadi uang tunai.
2. Solvabilitas
Debt to Asset Ratio (Rasio utang) terhadap aset menghitung berapa banyak utang
yang digunakan bisnis untuk membiayai asetnya. Persentase total aset yang dibiayai oleh
utang ditunjukkan oleh rasio ini. Dalam hal ini, variasi yang sangat kecil antara 34,09%
dan 34,12% menunjukkan bahwa persentase utang terhadap total aset tetap sangat
konstan dari tahun 2021 dan 2022. Hal ini menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu,
beban utang perusahaan relatif konstan.
Debt to Equity Ratio (Rasio utang terhadap ekuitas), perusahaan menunjukkan
seberapa besar utang yang digunakan perusahaan dibandingkan dengan modal sendiri.
Rasio utang terhadap ekuitas meningkat dari tahun 2021 ke 2022, yang dibuktikan
dengan peningkatan dari 51,74% menjadi 53,13%. Hal ini dapat disebabkan oleh
kenaikan utang, penurunan ekuitas, atau keduanya.
3. Profitabilitas
ROE menghitung profitabilitas perusahaan berdasarkan ekuitas yang dimiliki oleh
para pemegang sahamnya. Penurunan dari 2021 ke 2022 menunjukkan bahwa bisnis tidak
dapat menggunakan ekuitasnya secara efektif untuk menghasilkan laba. Banyak
penyebab, seperti penurunan laba bersih atau peningkatan ekuitas pemegang saham, yang
bisa menjadi penyebabnya.
ROA menghitung seberapa menguntungkan sebuah bisnis dapat memanfaatkan
semua asetnya. Penurunan dari tahun 2021 ke 2022 menunjukkan bahwa bisnis tidak
dapat menghasilkan uang sebanyak yang seharusnya. Penurunan ini bisa disebabkan oleh
beberapa faktor, termasuk peningkatan total aset atau penurunan laba bersih.
Gross Profit Margin mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba
kotor dari penjualan. Penurunan margin ini dari 2021 ke 2022 bisa disebabkan oleh
beberapa hal, termasuk mungkin peningkatan biaya produksi atau penurunan harga jual.
Perubahan dalam komposisi produk atau layanan yang dijual oleh perusahaan juga dapat
mempengaruhi margin kotor.
4. Aktifitas
Inventory Turn Over (Perputaran persediaan) dapat menandakan bahwa
perusahaan mengalami kesulitan dalam menurunkan inventarisnya atau bahwa tingkat
stoknya lebih dari ideal jika menurun dari tahun 2021 ke 2022. Ada beberapa
kemungkinan alasan untuk penurunan ini, termasuk pergeseran permintaan konsumen
atau masalah dengan operasi.
Total Asset Turn Over, Pertumbuhan positif dalam perputaran aset diamati antara
tahun 2021 dan 2022. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis ini memanfaatkan sumber
dayanya untuk menghasilkan pendapatan secara lebih efektif. Peningkatan ini bisa jadi
merupakan hasil dari teknik manajemen yang lebih baik atau meningkatnya permintaan
pelanggan akan barang dan jasa bisnis.
5. Pasar
Berikut ini adalah penyebab penurunan Laba Per Saham (EPS) dari 2,913 di tahun 2021
menjadi 1,445 di tahun 2022:
1. Penurunan Laba Bersih: Faktor-faktor seperti biaya bunga, biaya produksi yang lebih
tinggi, atau penurunan penjualan dapat berdampak pada laba bersih.
2. Peningkatan Jumlah Saham Beredar: Hal ini dapat terjadi melalui penerbitan saham
tambahan atau konversi instrumen keuangan menjadi saham.
3. perubahan pada struktur permodalan : Potensi reorganisasi keuangan yang dapat
mengakibatkan laba bersih yang lebih rendah bagi pemegang saham biasa karena utang
yang lebih tinggi.
Perkiraan eps Gudang Garam untuk tahun fiskal berikutnya adalah 3.366
Perkiraan eps Gudang Garam diperkirakan mencapai rata-rata 4.787 selama 5 tahun fiskal
berikutnya.
Gudang Garam diperkirakan akan menghasilkan median perkiraan eps sebesar 3.962 selama 5
tahun fiskal berikutnya.
(Gambar bersumber dari https://finbox.com/IDX:GGRM/explorer/eps_proj/)
Grafik di atas menggambarkan distribusi perkiraan eps (finbox) untuk perusahaan yang
beroperasi di sektor Bahan Pokok Konsumen di kawasan ekonomi Berkembang. Lebih dari
1.240 perusahaan dipertimbangkan dalam analisis ini, dan 1.191 perusahaan memiliki nilai yang
berarti. Rata-rata perkiraan eps (finbox) perusahaan di sektor ini adalah 2.374 dengan deviasi
standar 4.526.
Perkiraan EPS (FINBOX) PT Gudang Garam Tbk. sebesar 3.366 berada di persentil 79,1%
untuk sektor ini. Tabel berikut ini memberikan ringkasan statistik tambahan:
Perkiraan EPS (FINBOX) Pada Sektor Bahan Pokok Konsumsi Wilayah Risiko Ekonomi
Berkembang.
Total Konstituen 1.241
Konstituen yang Termasuk 1.191
Min -4,294
Maks 35.206
Median 678,11
Rata-rata (Mean) 2.374
Standar Deviasi 4.526
Earnings Estimate Kuartal Saat ini Kuartal Tahun Saat Ini Tahun Depan
(Juni 2023) Selanjutnya (2024)
(Sept 2023)
Rata – Rata 0 0 8 7
Estimasi
Jumlah Analisis 0 0 3,449.19 3,602.52
Estimasi Rendah 0 0 3,061.43 3,152
Estimasi Tinggi 0 0 4,748.67 4,051.62
Earning Per Share 396.15 281 1,445 3,449.19
(EPS) Tahun lalu