Anda di halaman 1dari 3

PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk

1. Sumber Pendapatan Perusahaan


PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan perusahaan yang berbasis di Indonesia yang
utamanya bergerak dalam industri pengolahan makanan. Perusahaan ini mengklasifikasikan
bisnisnya menjadi lima segmen: produk konsumen bermerek, bogasari, agrobisnis, distribusi serta
budi daya dan pengolahan sayuran. Dapat diketahui bahwa sumber pendapatan utama dari PT
INDOFOOD SUKSES MAKMUR adalah penjualan baik dari induk perusahaan maupun anak
perusahaan yang dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasian.

2. Risiko yang mempengaruhi pendapatan utama PT Indofood Sukses Makmur


a) Fluktuasi harga bahan baku dan pangan
Harga dan biaya produksi Perusahaan dipengaruhi oleh harga bahan baku di pasar
internasional, terutama gandum, susu, dan bahan baku lainnya untuk pembuatan
kemasan. Harga output yang dihasilkan akan menyesuaikan dengan biaya produksi.
b) Meningkatnya kompetisi segmen usaha
Dapat dipastikan bahwa competitor akan mengoptimalkan upaya nya dalam berkompetisi
untuk meningkatkan pangsa pasarnya dan tidak aka nada tambahan pesaing domestic
maupun asing yang memasuki pasar dimana perseroan beroperasi
c) Suksesi dan keterampilan tenaga kerja
Pertumbuhan perseroan tidak luput dari faktor ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas
agar terus dapat memberikan hasil terbaik bagi perseroan serta mendukung budaya untuk
terus berinovasi & berkembang agar memperoleh hasil yang maksimal
d) Resiko Keamanan Pangan
Perusahaan menghadapi risiko yang berhubungan dengan keamanan produk barang jadi
yang dipasarkan.

3. Analisis Vertikal & Horizontal


Penghasilan keuangan 130,993 260,668 5% 11%
Beban keuangan (1,031,263) (436,307) 42% 19%
Pajak final atas penghasilan bunga (25,550) (16,831) 1% 1%
Bagian atas rugi neto entitas asosiasi (49,963) (44,929) 2% 2%
dan ventura bersama
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK 100% 100%
2,458,571 2,340,564
PENGHASILAN
Beban Pajak Penghasilan (653,462) 706,262 36% 43%
LABA PERIODE BERJALAN 1,805,109 1,634,302
Penghasilan (rugi) komprehensif lain
Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi setelah pajak
Rugi pengukuran kembali atas liabilitas
(4,845) (4,271)
imbalan kerja karyawan
Bagian rugi komprehensif lain dari entitas
(4,787) (4,850)
asosiasi dan ventura bersama
Pos yang dapat direklasifikasi ke laba
rugi:
Rugi yang belum terealisasi dari aset keuangan 59,685 342,151
tersedia untuk dijual
Selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan 449,771 (57,606)
Bagian penghasilan (rugi) komprehensif lain dari 101,823 (16,931)
entitas asosiasi dan ventura bersama
Penghasilan komprehensif lain periode berjalan 601,647 258,493
TOTAL LABA KOMPREHENSIF 2,406,756 1,892,795
PERIODE BERJALAN
2020 2019
Dari tabel dapat disimpulkan bahwa :
Pertumbuhan Penjualan 33% 30%
 Asumsi penjualan akan tumbuh 33% pada tahun 2021,
sama seperti tahun 2020 Margin Laba Kotor 33% 30%
 Margin laba kotor diasumsikan sebesar 33%. Besaran Beban Penjualan umum 35% 46%
margin laba kotor dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi & administrasi
dan tingkat kompetisi dalam pasar.
Beban penjualan dan 65% 83%
 Berkurangnya beban penjualan umum & administrasi
distribusi
serta Beban penjualan dan administrasi. Perseroan
berusaha mengurangi biaya yang tidak diperlukan. Beban Operasi lain 3% 3%
 Proyeksi atas beban operasional lain sebagai Beban keuangan 42% 19%
presentasi terhadap penjualan tetap konstan sebesar Beban Pajak Penghasilan 36% 43%
3%
 Proyeksi atas beban pajak sebagai presentase terhadap laba sebelum pajak berkurang di tahun
2020 pada tingkat terakhir sebesar 36%.

Presentase Rasio
Laporan Neraca Terpilih
2020 2019 2020 2019
KAS
Kas di bank 8,995,021 4,611,481 32% 22%
Setara kas - deposito berjangka 16,132,625 13,745,118 57% 66%

Piutang Usaha 125,190 125,346 0% 1%


Persediaan 290,994 246,832 1% 1%
Sewa 116,278 116,278 0% 1%
Investasi jangka panjang 2,687,677 2,087,224 9% 10%
Total Aset Lancar 28,347,785 20,932,279
Aset Tetap 696,898 671,690 2% 3%
Aset biologis 631,103 582,616 2% 2%
Intangible Asset 1,099,219 2,011,090 3% 8%
Goodwill 1,977,780 2,111,018 6% 8%
Aset tidak lancar lainnya 317,056 327,485 1% 1%
Total Aset 33,069,841 26,636,178
LIABILITAS
Utang bank jangka pendek 11,594,969 12,978,766 39% 42%
Utang trust receipts 1,175,000 1,200,000 4% 4%
Utang usaha - pihak ketiga 4,293,518 4,521,883 14% 14%
Aset biologis 631,103 582,616 2% 2%
Intangible Asset 1,099,219 2,011,090 3% 8%
Goodwill 1,977,780 2,111,018 6% 8%
Aset tidak lancar lainnya 317,056 327,485 1% 1%
Total Aset 33,069,841 26,636,178
LIABILITAS
Utang bank jangka pendek 11,594,969 12,978,766 39% 42%
Utang trust receipts 1,175,000 1,200,000 4% 4%
Utang usaha - pihak ketiga 4,293,518 4,521,883 14% 14%
Beban akrual dan liabilias imbalan 2,718,924 2,888,302 9% 9%
kerja jangka pendek
Utang pajak 1,074,941 807,465 4% 3%
Utang jangka panjang 1,994,758 1,994,153 7% 6%
Liabilitas imbalan kerja karyawan 7,006,244 6,852,215 23% 22%
Total Liabilitas 29,858,354 31,242,784
Saham biasa 250 230
Tambahan modal disetor 1,497,733 1,497,733 4.69% 5%
Laba ditahan 601,647 258,493 1.88% 1%
Ekuitas pemegang saham 2,099,630 1,756,456 6.57% 5%
Total kewajiban dan ekuitas bersih 31,957,984 32,999,240
ANALISIS HORIZONTAL
2020 2019 Presentase
Dari tabel dapat disimpulkan bahwa : Kas dan setara kas 25,127,646 18,356,599 27%
Piutang 125,190 125,346 0%
 Saldo kas mengalami peningkatan
Persediaan 290,994 246,832 15%
sebesar 27% dari tahun 2019 hingga Aset Tetap 696,898 671,690 4%
tahun 2020. Hal ini menunjukan bahwa
Utang 29,858,354 31,242,784 -5%
operasional bisnis berjalan efesien Modal 2,099,630 1,756,456 16%
sehingga tidak ada pembengkakan biaya
operasional
 Transaksi piutang masih berjalan konstan dengan total akhir piutang sebesar Rp 125,190,000 di
akhir tahun 2020
 Persediaan mengalami peningkatan sebesar 15%. Perseroan ingin meningkatkan inventory
turnover, namun perlu diperhatikan jika angka inventory turnover semakin tinggi, karena dapat
memperlambat turnover dan menghambat dana perusahaan untuk operasional
 Aset tetap mengalami peningkatan sebesar 4% seiring kenaikan produktifitas bisnis. Kenaikan
produktifitas bisnis dapat dilihat dari meningkatnya kas pada laporan neraca.
 Berkurangnya hutang sebesar 5% yang menandakan bahwa perseroan memiliki kemampuan untuk
melunasi kewajibannya dari pendapatan, inventory, maupun aset
 Meningkatnya ekuitas perseroan yang berarti bisnis berjalan efektif dan menghasilkan profit.
Perseroan mengalami laba di tahun 2020.

Sumber referensi :

https://manajemenkeuangan.net/analisis-komponen-neraca/

https://id.wikipedia.org/wiki/Indofood

Anda mungkin juga menyukai